NAVIGATION
33. Page
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّح۪يمِ
[اللّٰهُ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ هُوَ الحَيُّ الْقَيُّومُ]
“Allah, tiada tuhan selain Dia. Dialah Yang Maha Hidup (al-Hayyu) dan Maha terus menerus mengurus (makhlukNya) (al- Qoyyum)” (Q.S. Ali Imran: 2)
[إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللّٰهِ الإِسْلٰمُ]
“Sesungguhnya al-Din disisi Allah adalah Islam” (Q.S. Ali Imran:19)
Jika engkau ingin memahami hakikat dunia ini dan roh manusia yang ada di dalamnya, dan hakikat agama yang nilai-nilainya yang ada pada manusia. Jika tiada agama yang benar, maka dunia ini akan menjadi penjara, dan manusia yang tidak beragama ini adalah makhluk yang paling malang. Bagaimana anda memahami ini? Bagaimana pula anda bisa paham bahwa kata Ya Allah dan Laa Illaha illa Allah menjadi kata yang membuka rahasia alam dan menyelamatkan roh dari kegelapan, maka renungilah hikayat berikut:
Pada zaman dahulu, dua orang bersaudara melakukan pengembaraan yang lama bersama-sama. Mereka mengambil jalan yang berbeda, di permulaan jalan mereka berjumpa dengan seorang lelaki yang budiman.
Mereka bertanya kepadanya, “Jalan manakah yang paling baik?”
Dia menjawab, “Di jalan kanan terdapat kewajiban mematuhi undang-undang dan peraturan, walau demikian disitu terdapat keamanan dan kebahagiaan. Di jalan kiri terdapat kebebasan dan kemerdekaan, tidak mempunyai peraturan apapun, namun dalam kebebasan itu terdapat bahaya dan derita , sekarang tergantung kalian untuk memilih mana yang kalian sukai!”
Setelah mendengar penjelasan itu, lelaki yang berakhlak mulia melafazkan kata-kata “tawakkaltu ‘ala Allah” lalu mengambil jalan sebelah kanan dan setuju mematuhi segala undang-undang dan peraturan, lelaki lain yang tidak berakhlak dan suka pelesiran memilih jalan sebelah kiri semata-mata demi kebebasan.
Sekarang kita akan mengikuti orang yang berjalan dalam keadaan bebas dan ringan secara lahiriah, namun sangat berat dalam arti yang sesungguhnya.
Orang ini melintasi perbukitan, naik gunung dan turun ke lembah-lembah yang penuh belukar, lama kelamaan dia memasuki padang pasir yang tandus, tiba-tiba dia mendengar suara yang sangat menakutkan. Dia melihat seekor singa yang amat garang keluar dari hutan lebat siap untuk menerkamnya, dia lari sekencang-kencangnya dan di hadapannya sudah menunggu sumur tua yang dalam yang tidak dapat dia hindari, lalu ia meloncat masuk ke dalam sumur tersebut. Ketika dia menjatuhkan diri ke dalam sumur tersebut dia dapat menggapai sebatang pohon yang tumbuh di dinding sumur tersebut. Pohon tersebut memiliki dua akar. Akar tersebut diganggu oleh dua ekor tikus, seekor putih dan seekor hitam. Tikus tersebut
34. Page
memotong akar pohon itu secara terus-menerus. Dalam keadaan demikian lelaki tersebut memandang keatas dan melihat seekor singa tadi sudah menunggu di bibir sumur. Dan dia coba memandang ke bawah, di dasar sumur itu dia melihat seekor naga yang sangat menakutkan, naga tersebut mendekatinya dan hampir menerkam kakinya, luas mulut naga tersebut hampir seluas diameter sumur tua itu. Dalam kengerian tersebut dia melihat kearah dinding sumur, di situ juga sudah ada serangga-serangga berbisa dan berkerumun di dinding sumur itu. Dalam kesulitan yang demikian dia masih sempat memperhatikan seluruh bagian pohon, anehnya pohon tersebut adalah pohon tin tetapi memiliki aneka jenis buah-buahan dan kacang-kacangan. Dia bisa melihat buah anggur, delima dan lain-lain pada pohon yang sama.
Walau bagaimanapun, karena salah memahami aturan dan tidak berpikir dengan baik, maka ia tersesat, dia tidak menyadari bahwa semua ini bukanlah sesuatu kebetulan. Dalam perkara ajaib ini terdapat rahasia-rahasia yaang aneh. Dia tidak mengerti pelaku Yang Maha Besar yang sesungguhnya. Sekarang walaupun hati, rohnya dan akalnya merintih dan menjerit dan dapat dia sembunyikan, seakan tidak ada apapun yang terjadi. Nafsu amarahnya berpura-pura tidak sadar lalu menutup telinganya dari tangisan roh dan hatinya. Lantas sambil menipu dirinya dia mulai makan buah-buahan yang ada di pohon tersebut, seolah-olah dia sedang berada di taman, sedangkan sebagian buah-buahan itu beracun dan merusak tubuhnya.
Dalam sebuah hadith qudsi, Allah SWT berfirman “Inna ‘inda zannii ‘abdii bii” maksudnya; “Aku memperlakukan hambaKu sebagaimana dia mengenalKu”
Demikianlah orang yang malang ini, dengan prasangka dan kebodohannya, dia menerima apa yang dilihatnya sebagai sesuatu yang biasa. Begitu juga tingkah lakunya yang telah dan sedang ia alami. Dia tidak mati untuk memperoleh kebahagiaan dan juga tidak hidup tetapi dia merasakan kehidupan yang tidak menentu dan merasakan azab yang berat.
Untuk mengetahui perjalanan seorang lelaki yang berakhlak mulia mari kita ikuti kisahnya dan kita tinggalkan kisah lelaki malang tadi, dan pada waktunya kita ikuti kembali.
Sesungguhnya yang diberkati, bijak dan berakhlak mulia itu berjalan di jalan yang memiliki berbagai aturan, tetapi dia tidak mengalami kesusahan seperti saudaranya yang malang. Karena dia berakhlak mulia, maka senantiasa memikirkan perkara yang baik dan menghayalkan perkara yang indah. Dia selalu menghibur dirinya walau dia merasakan kepayahan dan kesusahan seperti saudaranya. Hal ini disebabkan dia mengerti dengan peraturan dan mematuhi aturan mainnya sehingga ia memperoleh kesenangan. Dia bebas berjalan dalam keadaan selamat dan aman.
Sampailah dia berjumpa dengan sebuah taman. Di dalamnya terdapat berbagai jenis bunga-bungaan yang begitu cantik, juga ada buah-buahan. Dia juga menjumpai hal-hal yang menjijikan, tetapi ia tidak terpengaruh. Berbeda dengan temannya yang malang dia sibuk memperhatikan hal-hal yang menjijikan, tapi terperdaya. Adapun dia karena jijiknya, dia berlalu dan perutnya merasa mual, maka selamatlah dia.
35. Page
Orang baik selalu beramal dengan kaedah “lihatlah kebaikan segala sesuatu” dia tidak mau melihat kepada benda-benda yang menjijikan dia hanya mengambil sesuatu yang baik dari kebaikan yang ada, dia melakukan perjalanan dengan baik setelah badannya bugar dan tenang.
Dalam perjalanannya dia juga memasuki padang pasir yang luas, dia juga mendengar ngauman suara seekor singa yang siap menerkam, tetapi dia tidak takut seperti temannya yang malang karena dia bersangka baik dan berpikiran jernih. Dia mengerti bahwa padang pasir itu ada penguasanya dan kemungkinan singa itu adalah sebagai pembantu, dan pasti ia memiliki tuannya, sebab itu dia tidak kaget mendengar ngauman singa.
Walau begitu dia juga mneghindar dari singa tersebut dan berjumpa dengan sumur tua yang kering tersebut. Dari pinggir sumur itu dia juga melonjat dan bergantung pada pohon yang tumbuh didinding sumur tersebut. Ketika dia melihat keatas dia juga melihat singa tersebut berada di pinggir sumur itu dan ketika dia melihat ke bawah dia juga melihat naga yang menakutkan tersebut. Dalam keadaan demikian dia juga takut apalagi di dinding sumur tersebut ada binatang-biunatang berbisa yang berkerumun. Seperti temannya dia berada dalam keadaan yang menakutkan dan tentu ada rasa ketakutan di dalam dirinya. Tetapi ketakutan itu jauh lebih ringan dibanding apa yang dialami temannya. Karena akhlak mulianya menginspirasinya dan muncullah pikiran-pikiran positif, pikiran ini membawanya ke sudut yang benar. Pikran yang muncul seperti ini; “perkara ajaib ini pasti berkaitan antara satu dengan yang lain, malahan semuanya seperti bergerak di bawah satu perintah. Jadi terdapat suatu rahasia dalam kejadian ini. Benar semua bergerak di bawah satu perintah dibawah seorang komando yang tidak dapat dililihat. Jadi aku tidak sendirian, Penguasa yang tidak kelihatan itu sedang memandangku, Dia sedang mengujiku, Dia mengarahkan dan mengundangku kesuatu tempat untuk satu tujuan. Dari pikiran yang positif itu muncullah rasa ingin tahu dan berkatalah dia; “siapakah gerangan yang mengujiku dan ingin memperkenalkan diriNya kepadaku lalu menujukan aku tujuan yang kuinginkan dengan cara yang menakjubkan ini?” kemudian, dai rasa ingin mengenal muncullah rasa cinta kepada Pemilik Rahasia ini. Dari cinta muncullah keinginan untuk menyingkap rahasia tersebut. Keinginan tersebut melahirkan kemauan untuk mencapai kedudukan yang baik yang diredhai dan menyenangkan Pemilik Rahasia tersebut.
Kemudian dia memandang ke bagian seluruh pohon tin dan ditangkainya terdapat ribuan buah-buahan, ketika itu ketakutannya hilang sama sekali karena dia memahami betul bahwa pohon Tin itu adalah satu intisari dan pameran. Barangkali pemerintah ghaib itu telah meletakkan di pohon itu contoh buah-buahan yang terdapat di kebun dan tamannya suatu rahasia dan satu mukjizat dan menghias pohon tersebut. Setiap buah itu sebagai isyarat untuk makanan yang disediakan untuk tamunya.
Kemudian mulailah ia memohon, sehingga anak kunci rahasia itu diilhamkan kepadanya, dan dia berkata:”Wahai Penguasa tempat ini! Aku telah jatuh ke dalam taqdirMu, aku berlindung kepadaMu, aku adalah hambaMu, aku ingin keredhaanMu dan aku mencariMu”
Sesudah doa itu disampaikan, tiba-tiba dinding sumur terbelah dan terbukalah pintu ke sebuah taman yang luar biasa indahnya, bahkan mulut naga yang menakutkan berubah menjadi pintu indah tersebut. Singa dan naga itu berubah menjadi pelayan dan mempersilakan lelaki tadi
36. Page
masuk ke dalam dan ada pula singa lain yang berubah menjadi seekor kuda yang patuh kepadanya.
Wahai nafsuku yang malas! Wahai sahabat-sahabat hayalanku! Marilah kita bandingkan keadaan dua bersaudara itu supaya kita bisa melihat dan mengetahui bagaimana suatu kebaikan itu akan dibalas dengan kebaikan dan bagaimana pula bahwa setiap kemungkaran itu akan dibalas juga dengan kemungkaran.
Perhatikanlah! Pengembara yang mengambil jalan sebelah kiri tadi dia sedang menunggu untuk masuk ke dalam mulut naga sambil menggigil, makala yang shaleh tadi diundang untuk masuk ke dalam sebuah taman yang indah dan luas. Si Malang itu hancur luluh hatinya dalam ketakutan, adapun lelaki baik tadi dapat menonton dan memperhatikan perkara-perkara aneh dan dijadikannya pelajaran yang berharga, rasa takutnya tetap ada, tetapi dalam ketenangan dan dia mencapai ma’rifat yang indah.
Si Malang menanggung azab dalam ketakutan, terisolir dan putus asa; lelaki baik itu sedang menikmati ketenangan, harapan, dan kerinduan. Si Malang memandang dirinya sebagai tahanan yang sedang menghadapi serangan-serangan binatang ganas sedangkan sahabatnya yang baik itu sedang menjadi tamu yang dimuliakan. Dia bersenang-senang dan berbahagia bersama hamba-hamba ajaib Tuan rumah yang Mulia yang mengundangnya bertamu.
Si Malang itu menyegerakan azabnya dengan memakan buah-buahan yang pada lahirnya lezat, namun sebenarnya ia beracun. Manakala sahabatnya yang baik dia mampu menahan seleranya dan ia bertahan sampai suatu masa yang ditentukan dan dia merasa tenang dalam penantian itu.
Si Zalim itu telah menzalimi dirinya sendiri, dengan ketiadaan mata hati (basirah) dia telah mengubah hakikat yang indah dan keadaan yang terang benderang kepada persangkaan yang salah dan neraka yang gelap. Dia tidak berhak mendapat simpati dan juga tidak berhak megadu kepada siapapun.
Contoh: bila seseorang bermabuk-mabukan dengan narkoba yang menjijikan dan dia menghayal seakan dia berada dalam musim dingin bersama-sama dengan binatang-binatang buas. Dia merasakan bahwa dia sedang kedinginan dan lapar tanpa pakaian, dia menangis dan menjerit karena sakit hati, karena suasana teman-temannya yang sedang menikmati kebahagian dalam pesta jamuan makan malam. Dia memandang sahabatnya laksana binatang buas yang selalu menghinanya. Adapaun temannya yang baik mampu melihat hakikat yang benat. Hakikat itu adalah sesuatu yang indah. Dengan memahami keindahan hakikat, dia sangat menghormati Pemilik Hakikat itu. Sebab itu dia layak mendapatkan RahmatNya, dari sana dia merasakan rahasia al-Qur’an:”Ketahuilah bahwa keburukan itu dari dirimu sendiri dan kebaikan itu dari Allah”,
Jika engkau membandingkan perbedaan-perbedaan begini engkau akan memahami bahwa nafsu amarah yang pertama tadi akan selalu menyediakan untuknya neraka. Adapun niat baik, sangkaan yang baik, sikap baik dan fikiran baik pada yang seorang lagi membuat dia berhak
37. Page
mendapatkan ihsan dan kebahagian yang besar, serta kelebihan dan berbagai anugrah yang berharga.
Wahai nafsuku dan wahai orang yang mendengar hikayat ini! Jika engkau tidak mau menjadi saudara yang malang ini dan mau menjadi saudara yang berakhlak mulia, dengarlah al-Qur’an dan patuhilah hukum-hukumnya. Berpeganglah kepadanya dan beramallah dengan hukum-hukumnya. Seandaiunya engkau telah memahami hakikat yang terdapat dalam hikayat ini, maka engkau bisa melaksanakan hakikat agama, Beriman kepada Allah panduannya ada di dalamnya. Aku akan menyampaikan kepadamu yang penting-penting dan engkau carilah rinciannya.
Maka lihatlah! Sesungguhnya dua saudara itu, satunya adalah roh dan hati orang mukmin dan lainnya adalah roh dan hati orang kafir dan fasiq. Jalan kanan dari dua jalan itu adalah jalan al-Qur’an dan iman sedangkan jalan sebelah kiri adalah jalan kedurhakaan dan kekufuran. Taman di jalan itu adalah kehidupan bermasyarakat. Dalam masyarakat itu dijumpailah berbagai macam kehidupan, kejahatan, kebaikan, kejujuran kecurangan yang bersih dan kotor, semua ada disana. Orang yang bijak selalu beramal dengan kaidah “mengambil mana yang bersih dan meninggalkan mana yang bejat” lalu berjalan dengan jiwa yang tenang.
Padang pasir itu adalah bumi ini, singa dalah kematian dan ajal, sumur tua adalah tubuh manusia dan usia kehidupan. Sumur yang dalamnya sedalam enam puluh hasta adalah isyarat tentang kebiasaan usia manusia. Pohon itu adalah fasilitas kehidupan manusia, dua ekor tikus hitam itu adalah siang dan malam, naga itu adalah jalan menuju barzakh dan kamar menunggu akhirat dan mulutnya adalah kubur. Bagi orang mukmin, mulut itu adalah pintu yang dibuka dari penjara menuju taman. Serangga-serangga yang berbahaya itu adalah musibah duniawi, bagi orang mukmin ia merupakan peringatan Allah yang indah agar tidak tenggelam dalam kelalaian. Buah-buahan yang terdapat pada pohon tersebut adalah kenikmatan duniawi. Tetapi Allah Zat al Kariimu al Mutlaq telah menjadikan buah-buahan itu sebagai contoh-contoh untuk kenikmatan akhirat yang membuat selera pembeli tergoda kepadanya.
Buah yang terdapat pada pohon itu beraneka ragam, walaupun pohonnya adalah pohon tin, ini merupakan isyarat atas kekuasaan Allah Samadaniyyah. Ia melambangkan bahwa semua tumbuh-tumbuhan berasal dari tanah. Dia menciptakan semua hewan dari hewan dan menciptakan semua makhluk bernyawa dari makanan yang simpel dan menjadikan semua benda dari benda yang satu, semua ciptaanNya ini mempunyai keistimewaan masing-masing dan memilih makanannya yang berbeda antara satu dengan lainnya. Itulah keistimewaan yang tidak bisa ditiru dari Zat Al-Ahadus Samad yang merupakan Raja keabadian dan azali.
Rahasia itu adalah rahasia himah penciptaan yang dimulai dari rahasia iman, kunci itu ialah “Allah tidaka ada tuhan kecuali Al-Hayyu dan al-Qayyum dan tidak ada tuhan kecuali Allah”.
Perubahan mulut naga menjadi suatu taman ialah isyarat bagi orang yang beriman dan ahli al-Qur’an itu adalah pintu yang dibuka taman abadi, dari medan ujian ke Raudhah Jannah dari kesusahan hidup kepada rahmat al-Rahmaan.
38. Page
Perubahan singa ganas menjadi seorang hamba sahaya yang lembut dan menjadi kuda yang mau mengikuti kemauan tuannya merupakan isyarat bagi orang-orang yang sesat dan orang beriman. Bagi orang yang sesat maut adalah perpisahan abadi yang menyakitkan, pengusiran dari surga duniawi yang menipu dan menjadi kurungan dan penjara kubur yang sangat menakutkan. Bagi ahli Hidayah dan ahli al-Qur’an maut adalah jalan untuk berjumpa dengan sahabat-sahabat lama dan insan-insan tersayang yang telah pergi lebih dahulu ke alam lain dan jalan untuk masuk ke tanah air yang sebenarnya dan menjadi maqam kebahagian abadi. Ia juga merupakan undangan dari penjara dunia ke taman surga, penantian giliran untuk mendapatkan ganjaran sebagai balasan pengabdiaan mereka kepada Al-Rahmaan Al-Rahiim.
Kesimpulan: Jika seseorang itu menjadikan kehidupan yang fana sebagai tujuan utama, maka sebenarnya dia telah memilih neraka, walaupun dia menikmati surga duniawi.
Jika seseorang itu benar-benar menuju dan memilih kehidupaan yang kekal (baqa’) dia akan mendapatkan Sa’adatud Darain (kebahagian dunia dan akhirat).
Walaupun dunia yang dia lewati seakan penjara dan banyak menyakitkannya, namun karena dia melihat dunia sebagai ruangan untuk menunggu surga, dia akan tetap melihatnya indah, dia akan selalu dan dan bersyukur terhadap apapun yang dialaminya.
اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ السَّعَادَةِ وَالسَّلاَمَةِ وَالقُرْآنِ وَالإِيمَانِ آمين.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ بِعَدَدِ جَمِيعِ الحُرُوفِ المُتَشَكِّلَةِ فِي جَمِيعِ الكَلِمَاتِ المُتَمَثِّلَةِ بِإِذْنِ الرَّحْمَنِ فِي مَرَايَا تَمَوُّجَاتِ الهَوَاءِ عِنْدَ قِرَاءَةِ كُلِّ كَلِمَةٍ مِنْ القُرْآنِ مِنْ كُلِّ قَارِئٍ مِنْ أَوَّلِ النُّزُولِ إِلىَ آخِرِ الزَّمَانِ، وَارْحَمْنَا وَوَالِدَيْنَا وَارْحَمِ المُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِعَدَدِهَا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ آمِين. وَالْحَمْدُ للّٰهِ رَبِّ العَالَمِينَ.