Kalimah Keenam

24. Page

KALIMAH KEENAM

 

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّح۪يمِ

[إِنَّ اللّٰهَ اشْتَرَىٰ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوٰلَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الجَنَّةَ]

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka”

 (Q.S. al-Taubah, 111)

 

Jika Engkau memahami betapa tingginya nilai menjual jiwa dan hartamu kepada Allah dan merupakan perdagangan yang sangat menguntungkan. Dan dirimu menjadi hamba dan tentaraNya serta martabatmu menjadi mulia, maka simaklah hikayat yang pendek ini.


Pada suatu masa, seorang raja telah memberi ladang kepada dua orang, masing-masing mendapatkan satu ladang, ia memberikan kepada mereka sebagai suatu amanah. Di dalam ladang itu tersedia berbagai macam fasilitas seperti pabrik, berbagai jenis mesin, kuda dan senjata. Namun pada waktu itu peperangan sedang berkecamuk maka kemungkinan peralatan itu akan berpindah tempat dan ada pula yang akan musnah.


Karena Rajanya memiliki kepedulian dan kasih sayang yang tinggi, beliau mengirim seorang utusan kepada dua orang tersebut. Dalam titahnya beliau berkata “juallah amanah beta tersebut kepada beta. Biarlah beta yang menjaganya untuk kepentingan kalian supaya tidak hilang secara sia-sia. Nantinya setelah selesai peperangan beta akan menyerahkan kembali kepada kalian dalam keadaan lebih baik. Seolah harta amanah ini adalah kepunyaan kalian, maka beta akan membayar kepada kalian dengan harga yang tinggi. Mesin-mesin dan alat-alat yang ada di pabrik akan beta gunakan di tempat kerja beta. Harga dan bayarannya nanti akan meningkat seribu kali lipat. Beta akan menyerahkan seluruh keuntungan itu untuk kalian, beta tahu kalian adalah lemah dan fakir sebab itu kalian tidak akan dapat membiayai pekerjaan besar demikian, sebab itu beta akan menanggung semua kos terkait pengelolaan aset tersebut. Beta akan membiarkan peralatan yang sudah bagus itu berada di tangan kalian sampai tugas kalian berakhir. Inilah lima tingkat keuntungan dari keuntungan.


Sekiranya kalian tidak menjualnya kepada beta, kalian akan melihat bahwa tiada seorangpun mampu menjaga apapun yang ada di tangannya, ia akan terlepas dari genggaman kalian, dan dia akan hilang secara sia-sia dan kalian tidak akan pernah mendapatkan harga yang tinggi itu. Malahan alat-alat dan neraca-neraca yang sensitif yang bernilai tinggi akan hilang harganya secara keseluruhan karena tidak memiliki kemampuan memeliharanya. Dan yang paling berat, kalian akan menerima hukuman karena mengkhianati amanah. Inilah yang disebut lima peringkat kerugian dalam kerugian.

Seandainya kalian menjual kepada beta, kalian akan menjadi tentara beta dan bertindak atas nama beta, kalian juga akan menjadi tentara istimewa dan bebas berada bersama Raja yang agung dibanding menjadi tawanan dan pemberontak yang hina.


25. Page

Setelah mereka mendengar nasehat dan titah raja tersebut, salah seorang yang bijak dari mereka berkata, “Melaksanakan perintah, saya akan menjualnya dengan penuh kebanggaan bahkan saya mengucapkan ribuan terimakasih” bagaikan dia mau kekal di ladang tersebut. Adapun seorang lagi yang sombong, bernafsu kefiraunan, egois, mabuk dan tidak mengerti tentang huru hara kedunian berkata, “tidak! Raja itu siapa? Saya tidak kenal dia dan saya tidak akan menjual kepunyaan saya. Saya tidak akan menyia-nyiakan kesenangan saya”


Tidak lama berselang orang yang pertama tadi naik pangkat yang sangat tinggi sehingga orang lain cemburu kepadanya. Dia telah menerima anugerah dari Raja, dia hidup dengan bahagia dalam istana istimewa baginda, manakala yang seorang lagi hidup menderita sehingga setiap orang bukannya bersimpati kepadanya bahkan mengatakan bahwa dia memang patut menerima nasib jelek tersebut karena harta miliknya hilang disebabkan karena kesalahan dan kelalaiannya dan sudah sepatutnya ia menerima hukuman dan menanggung penderitaan.


Justru itu, wahai nafsu yang sangat banyak keinginan! Lihatlah hakikat yang sebenarnya melalui ibarat ini. Sesunguhnya Raja itu adalah Rabb al-Khaaliq yang menciptakan makhluk yang merupakan penguasa yang Maha Agung dan Abadi. Semua ladang, pabrik, mesin-mesin dan peralatan perang adalah harta yang engkau miliki termasuk apa yang ada dalam dirimu seperti tubuh, roh, hati, panca indramu sepeti mata, tangan, telinga, lidah akal dan lain-lain. Utusan yang mulia itu adalah Rasulullah SAW yang amat mulia. Titah yang sangat bijaksana itu ialah al-Qur’an al Kariim yang telah menyatakan perniagaan yang besar dan berharga melalui ayat:


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّح۪يمِ

[إِنَّ اللّٰهَ اشْتَرَىٰ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوٰلَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الجَنَّةَ]

 (Sesungguhnya Allah telah membeli dariorang-orang mukmin diri dan harta merekadengan memberikan surga untuk mereka).


Medan perang yang bergelombang itu ialah wajah dunia yang selalu ribut dan tidak pernah berhenti, dia terus berputar tanpa henti lalu ia menginspirasi akal manusia, seakan berkata, “seandainya semua benda terleps dari tangan kita lalu menghilang, pakah tidak ada cara merubahnya kepada keabadian?” Ketika dia sedang berpikir begitu tiba-tiba seakan-akan ia mendengar suara wahyu Allah lalu berkata “memang ada satu cara yang bagus dan gampang mempunyai lima tingkat keuntungan.


Pertanyaan: Bagaimana caranya?

Jawaban: menjual amanah itu kembali kepada pemiliknya. Dari hasil penjualan itu terdapat lima tingkatan keuntungan berganda.


Keuntungan Pertama: Harta yang fana akan berubah menjadi kekal, sebab kehidupan sementara ditukarkan kembali kepada pemiliknya yang Maha Kuat (al-Qayyuum) dan Maha Tinggi (zil Jalaal) akan berubah dengan kehidupan yang abadi dan menghasilkan buah yang abadi. Ketika itu detik demi detik umur umpama benih dan bijian yang hilang secara lahir, tetapi 

26. Page

memunculkan bunga-bunga kebahagian yang bertunas di alam baqa. Semuanya akan menjadi pemandangan yang penuh cahaya dan mendamaikan di alam barzakh.


Keuntungan Kedua: Dianugerahkan imbalan yaitu surga


Keuntungan Ketiga: Nilai setiap anggota tubuh akan meningkat dari satu menjadi seribu. Seandainya akal itu sejenis alat, jika tidak dijual kepada Allah dan tidak engkau gunakan untuk bermuhasabah kepada Allah, maka jadilah ketika itu ia menjadi alat yang tercela, mengganggu dan lemah.seakan dia alat yang tecela dan memudharatkan dan membebankan fikiranmu yang lemah dengan kesakitan masa lalu yang menyedihkan dan ketakutan menghadapi masa depan yang tidak menentu. Karena hal diatas tadi, biasanya orang-orang fasik melarikan dengan mabuk-mabukan dan mencari hiburan yang sia-sia. Seandainya akal itu dijual kepada Sang Pemilik dan digunakan atas namaNya maka sudah pasti akan menjadi anak kunci yang sakti sehingga bisa membuka segala khazanah rahmat dan perbendaharaan hikmah yang tidak berujung yang terdapat di alam semesta ini dan ia akan meningkat ke derjat terpuji yang diredhai Rabb yang akan mempersiapkan manusia pemilik akal itu untuk menuju kebahagian abadi.


Contoh lain, mata adalah indra yang bisa menyebabkan roh menyaksikan alam melalui jendela tersebut. Seandainya engkau tidak menjualnya kepada Allah dan justru engkau gunakan untuk mengikuti kehendak nafsu dan engkau gunakan untuk menyaksikan keindahan pemandangan yang fana yang pasti terbatas tentu saja dia akan menjadi budak syahwat dan hawa nafsu dan dekat dengan maksiat.


Jika engkau menjual kepada al-Shaani’ al- Bashiir dan menggunakannya karena Dia semata dan dalam batas-batas yang diizinkanNya, pada waktu itu mata akan meningkat martabatnya menjadi peneliti kitab besar alam semesta. Dan mata itu akan menyaksikan mukjizat ciptaan Allah yang terdapat di alam ini, dan terdapat juga tanda mukjizat itu pada penciptaan lebah yang diberkati menjadi bunga rahmat dalam taman dunia ini.


Contoh lain, seandainya engkau tidak menjual indra rasa yang ada di lidah pada Allah, al Faatirul Hakiim, dan hanya menggunakannya untuk kepentingan hawa nafsu dan perut, ketika itu ia akan turun derjahnya, ia akan jatuh sebagai penjaga rongga perut dan pencernaannya. Kalau engkau menjualnya kepada al-Razaaqul Kariim, ketika itu indra rasa yang ada di lidah derjatnya akan naik menjadi pemantau khazanah rahamat Ilahi yang hebat dan akan menjadi peneliti-peneliti dapur qudrat Samadaniyyah yang selalu bersyukur.


Maka berhati-hatilah wahai akal! Apakah ada alat yang tercela? Dan apakah anak kunci alam semesta? Wahai mata, lihatlah baik-baik! Diamanakah para pemimpin yang hina dan dimanakah para peneliti perpustakaan Ilahi yang pakar? Wahai lidah rasalah baik-baik!


Dimanakah penjaga rongga perut dan pengawal pencerna perut dan dimana pula pemantau khazanah rahmat yang istimewa? Jika engkau merenungkan banyak lagi anggota lain yang perlu menerima permintaan Allah, pada waktu itu engkau akan memahami bahwa sesungguhnya orang mukmin senantiasa mendapat tempat yang layak yaitu surga dan sebaliknya yang layak buat orang kafir adalah tempat yang sesuai dengan keperibadiannya yaitu neraka. Kenapa mereka mendapatkan nilai demikian? Karena orang mukmin dengan keimanannya 

27. Page

menggunakan amanah al-Khaliq nya atas nama dan dalam batas-batas yang diizinkanNya. Adapun orang kafir mengkhianatinya dan menggunakannya atas nama nafsu amarah.


Keuntungan keempat: sesungguhnya insan itu lemah sedangkan cobaan dan tantangannya banyak. Dia fakir sedangkan kebutuhannya tidak terhingga. Dia lemah sedangkan beban hidupnya amat berat. Jika dia tidak bersandar kepada Al-Qadiir Zul Jalal dan tidak bertawakal kepadaNya, tidak meyakini dan tidak berserah diri kepadaNya niscaya sanubarinya akan kekal dalam penderitaan tanpa ujung. Seluruh kesusahan, kesakitan dan penyesalan yang tidak berguna akan melemaskannya, sehingga ia akan menjadi mabuk atau berubah menjadi bianatang yang ganas.


Keuntungan Kelima: para ahli dzauq, kasyaf ikhtishas dan musyahadah telah sepakat bahwa semua zikir anggota badan mendapatkan ganjaran- ganjaran yang tinggi dan akan dikembalikan kepadamu dalam bentuk buah-buahan surga ketika kamu sangat memerlukannya. Justru itu, sekiranya kamu tidak menjalankan perdagangan yang mempunyai keuntungan berlipat ganda seperti ini, kamu akan rugi, kehilangan laba yang besar dan akan jatuh ke dalam lima tingkat kerugian berganda.


Kerugian Pertama: Harta dan anak cucu yang sangat engkau cintai, nafsu dan keinginannya yang engkau puja, usia muda dan kesenangan yang menggila akan hilang begitu saja dan akan terlepas dari gemgamanmu. Semuanya akan meninggalkan dosa-dosa dan kesakitan untukmu dan pada akhirnya dia akan memikulkan semua itu ke pundakmu.


Kerugian Kedua: Engkau akan menerima hukuman sebagai pengkhianat amanah, karena engkau telah menggunakan fasilitas dan inderamu yang paling berharga itu kepada hal-hal yang tidak berguna sama sekali dan pada akhirnya hanya akan menzalimi dirimu.

Kerugian Ketiga: Engkau menjatuhkan derjat dan martabat anggota tubuh kemanusiaanmu yang bernilai tinggi itu kepada derjat yang rendah dan bahkan lebih hina dari hewan lalu engkau menfitnah dan menzalimi hikmah Ilahi.


Kerugian Keempat: seiring dengan kelemahan dan kefakiranmu, engkau akan memikul beban kehidupan yang amat berat di pinggulmu yang lemah dan engkau akan selalu meratap dalam kesedihan dan derita perpisahan.


Kerugian Kelima: Engkau merubah hadiah indah al-Rahmaan. Akal, hati, mata dan lidah yang Allah anugerahkan untukmu sebagai alat untuk memperoleh esensi kehidupan abadi dan untuk kepentingan kehidupan ukhrawi, semua itu engkau sia-siakan dan engkau jadikan sebagai pembuka pintu-pintu neraka


Sekarang marilah kita perhatikan masalah penjualan. Kemungkinan penjualan ini sesuatu yang berat sehingga kebanyakan manusia enggan menjualnya. Sebenarnya tidak ada yang berat, sama sekali tidak berat! Karena area halal itu sangat luas dan cukup untuk menyenangkan diri, tanpa perlu memasuki daerah haram. Fardhu-fardhu yang ditetapkan Ilahi itu ringan dan tidak banyak. Menjadi hamba dan tentara Allah adalah kemuliaan yang begitu lezat sehingga amat susah untuk dijelaskan dengan kata-kata. Tugas sebagai hamba Allah perlu dikerjakan dan 

28. Page

dimulai semata-mata karena Allah. Seperti seorang tentara; memberi dan mengambil atas nama Allah, harus bergerak dan mencapai ketenangan di daerah yang diizinkan Allah dan dalam kerangka undang-undang yang ditetapkanNya. Jika bersalah mestilah beristighfar. Memohon kepadaNya Ya Rabb! Ampunilah kekurangan kami, terimalah kami sebagai hambaMu, jadikanlah kami insan yang jujur yang menjalankan amanahMu, sampai Engkau mengambilnya kembali!.