NAVIGATION
11. Page
وَبِهِ نَسْتَعِينُ
الحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَالمِينَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ
Wahai saudaraku! Engkau meminta beberapa nasehat dariku, karena engkau seorang tentara, maka dengarlah delapan cerita pendek melalui ibarat dan kias terkait tentara serta beberapa hakikat berkenaan hawa nafsu. Aku memandang bahwa nafsuku lebih butuh nasehat dibanding hal-hal lain. Pada suatu masa, aku pernah berkata kepada nafsuku tentang delapan kalimah yang aku ambil dari ayat al-Qur’an. Sekarang aku berkata kepada nafsuku dengan bahasa ringan dan juga kepada siapapun yang mau mendengar bersama-sama.
Bismillah بِسْمِ اللّٰه adalah sumber setiap kebaikan, dalam memulai ini, kami telah menggunakannya. Ketahuilah wahai nafsuku! Kalimah yang diberkati ini telah menjadi syiar Islam, disamping itu ia merupakan wirid semua makhluk dengan cara lisanul hal (bahasa masing-masing). Jika engkau ingin memahami betapa Bismillah itu suatu kekuatan yang sangat dahsyat, dan berkah yang begitu banyak dan tidak akan pernah habis, maka renungi dan dengarlah hikayat dan ibarat yang ringkas ini:
Orang-orang yang mengembara di padang pasir Arab amat perlu menggunakan nama Ketua kabilah dan bernaung di bawah perlindungannya agar pengembara tersebut selamat dari kejahatan para penjahat dan mampu mencapai tujuannya.
Jika tidak, dia akan menghadapi kesulitan dan rintangan di hadapan musuhnya dan juga akan menghadapi kendala dalam mencapai tujuannnya yang tanpa batas.
Demikianlah. Hikayat bermula, ada dua orang laki-laki yang mengembara di padang pasir. Seorang dari mereka adalah tawaduk dan yang lain sombong. Yang bertawaduk telah mengambil nama seorang ketua, sedangkan yang sombong tidak mengambilnya. Yang mengambil, mengembara dengan selamat di semua tempat. Jika bertemu dengan perampok, dia akan berkata, “aku mengembara dengan nama ketuaku ini yaitu si Fulan” maka perampokpun berlalu dan tidak mengganggunya. Sekiranya ia masuk ke sebuah kemah atas nama ketuanya, dia akan dihormati.
Adapun pengembara yang sombong sangat banyak menghadapi rintangan sepanjang perjalanannya, sehingga tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Dia selalu menggigil dan mengemis dan menjadi bahan ejekan serta bahan hinaan.
Wahai nafsu yang sombong! Engkaulah pengembara itu. Dunia ini ibarat padang pasir, tiada batas kelemahanmu dan kefakiranmu. Musuh dan kebutuhanmu tiada ujungnya. Sebab itu ambillah nama al- Maalik al-Abadii (Yang Maha Berkuasa) selamanya dan al-Hakiim Al-Azalii Yang Maha Bijaksana) kekal tanpa permulaan, Yang berkuasa di alam ini agar engkau selamat dari mengemis kepada dunia fana ini dan dari sifat menggigil menghadapi setiap kesulitan.
12. Page
Benar, kalimah ini ialah khazanah yang sangat diberkahi, karena dengan kalimat ini, kelemahanmu, kefakiranmu yang tidak berujung itu akan terikat dengan qudrah (kekuatan) dan rahmat yang tanpa akhir serta merubah kalemahan dan kefakiran menjadi syafaat yang dapat diterima disisi al-Qadiir dan al-Rahiim.
Benar, sesungguhnya, perumpamaan orang yang bergerak dengan kalimah ini, sama seperti orang yang mendaftarkan diri untuk menjadi tentara, lalu bertindak atas nama negara, dia tidak akan takut dengan siapapun. Dia bicara atas nama negara dan atas nama undang-undang, dia melaksanakan seluruh tugas dan mampu bertahan menghadapi segala urusan.
Pada awalnya kita sudah menyebutkan bahwa semua makhluk melafazkan Bismillah dengan lisanul hal. Bukankah demikian? Tentu benar.
Seandainya engkau perhatikan seseorang datang dan memerintahkan secara paksa penduduk sebuah kota ke suatu tempat dan memaksa mereka untuk mengerjakan berbagai pekerjaan, tentu anda meyakini bahwa orang ini bertindak bukan atas nama dan kekuatan pribadinya. Sesungguhnya orang ini adalah petugas yang bertindak atas nama negara dan bersandar kepada kekuatan penguasa (sulthan).
Demikian juga kalau segala sesuatu bertindak atas nama Allah (Bismillah) sehingga benih yang kecilpun dapat menjadi pohon yang besar dan memikul beban-beban yang berat, seakan seperti bukit yang berada diatas kepala mereka. Demikianlah, ketika pohon-pohon mengucapkan Bismillah ia akan memenuhkan cabang dan rantingnya dengan buah-buahan sebagai khazanah rahmat yang dipersembahkannya untuk kita, seakan ia hamparan keindahan barang dagangan yang dipamerkan di tengah pasar oleh para penjual.
Setiap kebun mengucapkan Bismillah, seakan ia sebuah dapur dan ia akan memasak berbagai makanan sesuai kemampuannya. Ia akan memasak berbagai jenis makanan sangat banyak, lezat dan berbeda-beda di dalamnya.
Dan semua hewan-hewan yang penuh berkah seperti sapi, unta, biri-biri dan kambing melafazakan ucapan Bismillah, hewan-hewan ini mengeluarkan mata air susu karena limpahan rahmat dan mereka mempersembahkannya untuk kita sebagai makanan yang paling bersih dan paling baik seperti air kehidupan atas nama al-Razaak. (Yang Selalu Memberi rezki)
Setiap akar tunjang, akar serabut, pohon-pohon dan rerumputan yang lembut bagaikan sutera melafazkan kalimah Bismillah, ia mampu menembus bebatuan dan tanah yang keras. Dan dengan berkata Bismillah dan Bismi al Rahmaan maka jadilah segala sesuatu tunduk kepadanya.
Benar! Akar-akar kayu yang menjalar penuh kemudahan di antara bebatuan dan tanah yang keras dan produksi buah yang ada di dalam tanah, demikian juga cabang-cabang dan ranting-ranting yang menghasilkan buah di udara serta bertahannya kelembaban daun-daun yang lembut dan menghijau selama berbulan-bulan walaupun selalu terkena cahaya matahari yang sangat terik. Hal ini menampar muka para ahli filsafat natutaslime dengan keras dan bahkan sampai menusukkan jarinya ke matanya sampai buta sambil berkata, “kekerasan dan
13. Page
kepanasan yang paling kamu percayai juga bergerak di bawah perintah, bahkan akar-akar lembut seperti sutera itu seakan menjadi tongkat nabi Musa Alaihi al-Salaam, bisa membelah batu, dengan patuh. [اِضْرِبْ بِعَصَاكَ الحَجَرَ] (Pukullah dengan tongkatmu itu batu-batu itu). Dedaunan yang tipis bagaikan kertas pembalut rokok seakan menjadi anggota tubuh Ibrahim Alaihi Salaam menghadapi panas api yang bergejolak, tetapi tetap dingin [يٰنَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلاَمًا] (Wahai Api jadilah kamu dingin dan selamatkan (Ibrahim).
Memperhatikan semua benda dialam ini melafazkan Bismillah secara lisanul haal, lalu mereka mempersembahkan nikmat-nikmat Allah kepada kita atas nama Allah, tentu semestinya kita melafazkan Bismillah. Mestilah kita memberi atas nama Allah dan mengambil juga atas nama Allah, kalau demikian kita jangan pernah mengambil sesuatu dari insan-insan yang lalai dimana mereka memberi bukan atas nama Allah.
Pertanyaannya: ketika kita membayar suatu harga kepada pedagang sebagai penjaja, apakah harga tersebut adalah harga yang diinginkan oleh Allah sebagai Pemilik Sesungguhnya harta tersebut?
Jawabannya: sesungguhnya harga yang dituntut dari kita oleh Allah sebagai Pemilik hakiki nikmat tersebut, sebagai balasan atas nikmat-nikmat yang berharga itu ialah tiga perkara; pertama zikir, kedua adalah bersyukur dan ketiga adalah fikir.
Ketika mengawali suatu pekerjaan dimulai dengan Bismillah dan diakhiri dengan ucapan alhamdulillah dan ditengah-tengahnya berfikir, memikirkan dan menyadari bahwa nikmat-nikmat yang maha hebat itu merupakan penciptaan yang berharga dan merupakan mu’jizat kekuasaan Allah sebagai hadiah dan rahmat dari al-Ahadus Samad.
Sebagaimana, kemungkinan, kamu akan mencium kaki seorang miskin, utusan raja yang membawa hadiah yang sangat berharga untukmu, seandainya anda tidak mengenali pemberi hadiah itu, maka itu adalah kebodohan. Maka sesungguhnya memuji pemberi kenikmatan secara lahiriah lalu mencintai mereka, sedangkan kamu melupakan siapa pemberi nikmat sebenarnya al-mun’imul Haqiqii, tentu saja ini merupakan kebodohan beribu kali lipat.
Wahai nafsu! Jika kamu tidak mau menjadi bodoh seperti ini, memberilah atas nama Allah, mengambillah atas nama Allah, mulailah segala sesuatu dengan nama Allah dan berbuatlah atas nama Allah. Wassalaam.