NAVIGATION
549. Page
KHUTBAH SYAMIYAH
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Mukadimah Khutbah Syamiyah
Saudara-saudara sekalian yang terhormat dan tulus!
Empatpuluh tahun silam, Sa’id lama merasakan sejumlah hakikat yang tertuang dalam risalah berbahasa Arab yang saya sampaikan di Masjid Jami’ al-Umawi, Damaskus, atas desakan sejumlah ulama setempat, di hadapan jamaah besar yang berjumlah hampir mencapai sepuluh ribu orang, seratus di antaranya ahlul ilmi. Sa’id “lama” menyampaikan sejumlah berita gembira yang kepastiannya begitu sempurna. Sa’id “lama” mengira hakikat-hakikat itu sudah hampir muncul ke permukaan. Hanya saja Perang Dunia Pertama dan Kedua, serta perlakuan semena-mena mutlak yang berlangsung selama duapuluh lima tahun lamanya, menunda hakikat-hakikat yang ia rasakan akan segera muncul itu, menunda semuanya hingga empatpuluh atau limapuluh tahun.
Semua berita gembira yang disampaikan Sa’id pada waktu itu, kini mulai muncul ke permukaan di dunia Islam. Karena itu, ini merupakan pelajaran penting dan bukan sekedar khutbah yang berakhir dan terhapus oleh waktu. Ini adalah sebuah pelajaran Islam dan sosial yang hidup serta nyata yang langsung terkait sekelompok yang terdiri dari 170 juta orang di masjid dunia Islam, bukannya di masjid Jami’al-Umawi, pada tahun 1371 Hijriyah, bukan tahun 1327 Hijriyah. Saya yakin, waktu untuk menyampaikan materi khutbah itu sudah tiba.
Tibalah saatnya untuk menulis sebuah jawaban yang sangat penting sekali atas pertanyaan yang juga penting, karena empatpuluh tahun silam, Sa’id “lama” menyebutkan sejumlah pelajaran dan pengaruh luar biasa yang tertera dalam Risalah al-Nur, ia seakan-akan sudah melihatnya secara langsung melalui firasat. Karena itu, kami akan menulis kembali pertanyaan dan jawabannya sebagai berikut ini:
550. Page
Banyak orang bertanya kepada saya, mereka juga bertanya kepada sejumlah saudara-saudara saya, para murid-murid al-Nur, dan hingga kini mereka tetap bertanya:
Mengapa Risalah al-Nur tidak runtuh di hadapan mayoritas banyak sekali kalangan yang menentang, para filosof yang membandel, dan para pengikut kesesatan? Meski mereka dalam batasan tertentu melarang penyebaran kitab-kitab keimanan dan keislaman yang bermutu dan hakiki, mereka menghalangi banyak kalangan, khususnya kaum muda, untuk mengetahui banyak sekali hakikat keimanan dengan kebodohan dan beragam kenikmatan hidup. Mereka berusaha untuk menghentikan pengaruh Risalah al-Nur, meneror siapa pun yang ingin membaca Risalah al-Nur, mendorong siapa pun untuk menjauhinya dengan serangan-serangan hebat, perlakuan kasar, kebohongan keji, dan berbagai macam propaganda anti Risalah al-Nur lainnya.
Risalah al-Nur beredar begitu luas dalam jumlah yang tidak pernah dicapai buku-buku lain. Bahkan 600 ribu salinan risalah ini sebagian besar ditulis dengan tangan. Semuanya beredar dengan cepat sekali berkat kerinduan dan semangat. Ibaratnya, Risalah al-Nur meminta untuk dibaca, baik dari dalam maupun luar, dengan sepenuh kerinduan dan semangat. Apa hikmah di balik semua itu, dan apa sebabnya?
Menanggapi banyaknya pertanyaan yang disampaikan dengan inti yang sama, kami menyatakan jawaban:
Risalah al-Nur adalah tafsir hakiki al-Qur’an berkat rahasia kemukjizatan yang menjelaskan bahwa di balik kesesatan terhadap neraka maknawi dalam kehidupan dunia ini, sebagaimana juga menjelaskan bahwa di balik iman terdapat surga maknawi dalam kehidupan dunia ini. Ia menjelaskan bahwa di balik segala keburukan, kehinaan, dan kenikmatan terlarang, tersimpan begitu banyak derita maknawi yang memilukan. Ia juga menjelaskan bahwa di balik kebaikan, sifat-sifat terpuji, dan pengamalan hakikat-hakikat syariat, terdapat kenikmatan-kenikmatan maknawi seperti nikmatnya surga. Sehingga ia akan menyelamatkan orang-orang bodoh, mereka yang jatuh dalam kesesatan, dan mereka yang tidak menyadari sisi ini, mengingat pada masa sekarang ini terdapat dua kondisi yang mencekam:
551. Page
Kondisi mencekam pertama, perasaan-perasaan manusia yang tidak bisa melihat segala akibat dan lebih memilih kenikmatan sesaat yang tidak seberapa daripada kenikmatan-kenikmatan akhirat, telah menguasai akal dan fikiran. Untuk itu, satu-satunya solusi untuk menyelamatkan orang-orang bodoh dari kedunguan adalah memperlihatkan derita-derita yang mereka rasakan itu di hadapan kenikmatan yang mereka rasakan, sehingga akan mampu menguasai perasaan mereka.
Satu-satunya cara untuk menyelamatkan manusia dari bahaya lebih mementingkan potongan-potongan kaca dunia yang mudah pecah ketimbang kenikmatan-kenikmatan akhirat yang begitu bernilai dan berharga laksana emas pada zaman sekarang ini, padahal nilai kenikmatan-kenikmatan dunia tersebut bisa diketahui melalui isyarat ayat:
يَسْتَحِبُّونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا
Mereka menyukai kehidupan dunia. (Qs. Ibrahim [14]: 3)
Bahaya jika ada yang mengikuti orang-orang sesat karena kecintaan terhadap dunia meski mereka orang-orang yang beriman. Satu-satunya cara untuk menghindari bahaya ini adalah menjelaskan dan memperlihatkan siksa neraka dan deritanya di dunia juga. Dan Risalah al-Nur menggunakan metode tersebut.
Karena itu, satu-satunya jalan keluar dalam menghadapi kekafiran mutlak, kesesatan yang muncul karena sains, dan kecanduan yang muncul disebabkan oleh kedunguan pada zaman sekarang ini adalah mengalihkan semua orang dari segala kehinaan dan keburukan dengan menegaskan adanya neraka Jahanam, setelah mendorong mereka untuk mengenal Allah, juga membuat mereka takut akan siksa neraka. Namun hanya satu di antara duapuluh atau satu di antara sepuluh orang saja yang bisa memetik pelajaran dari cara seperti ini. Itu pun setelah sadar ia mengucapkan, “Allah Maha Pengampun lagi Penyayang, dan neraka Jahanam masih jauh sekali,” dan kadang terus berlaku dalam kebodohan lagi, meruntuhkan hati dan ruhani di hadapan perasaan.
Perbandingan-perbandingan yang tertera dalam Risalah al-Nur sebagian besar memperlihatkan dampak-dampak kekafiran dan kesesatan di dunia yang memilukan
552. Page
kebutuhan. Saya akhirnya merintih karena apa yang saya lihat dengan tatapan para pengikut kesesatan. Namun tiba-tiba keimanan memberikan sebuah kacamata lain kepada saya. Di sela-sela tatapan itu, saya melihat bahwa nama al-Rahim (Yang Maha Penyayang) terbit di atas menara kasih sayang, lalu mengubah alam yang memilukan dan menyedihkan itu menjadi alam yang indah menawan. Cahayanya yang lembut dan manis yang menyinari alam itu mengubah tetesan air mata saya karena merasa iba dan sedih, menjadi tetesan air mata bahagia, nikmat, dan syukur.
Selanjutnya, alam insani terlihat di hadapan saya laksana layar sinema. Saya menatapnya dengan teropong para pengikut kesesatan, lalu saya melihat alam itu amat gelap, mencekam, dan menakutkan, hingga membuat saya berteriak dan menangis dari lubuk hati paling dalam. Saya mengucapkan, “Duhai ruginya! Alangkah berdukanya!” Karena di samping memiliki banyak sekali keinginan, angan yang memanjang hingga tak mengenal batas waktu, berbagai konsep dan pemikiran yang melingkupi jagad raya ini, cita-cita dan obsesi, serta kesiapan-kesiapan bawaan yang menginginkan untuk hidup abadi dan bahagia selamanya, serta mendambakan surga, manusia juga memiliki banyak sekali kebutuhan yang mengarah pada tujuan-tujuan tak terbatas, lemah dan tiada berdaya, musibah dan musuh yang tiada terbatas yang selalu siap menyerang. Si manusia melihat ke arah kuburan yang terlihat di hadapan orang-orang lalai dalam bentuk sebuah pintu terbuka menuju kegelapan abadi, dalam kehidupan penuh goncangan, di bawah injakan resahnya kematian setiap hari dan setiap saat, dalam rentang waktu usia yang teramat pendek, juga di balik beban hidup yang amat berat, dalam derita kefanaan dan perpisahan abadi yang merupakan kondisi paling berat yang menimpa, juga derita dan ketakutan di hati dan perasaan. Saya melihat mereka akan dilemparkan ke dalam sumur kegelapan itu seorang demi seorang, sekelompok demi sekelompok.
Ketika melihat alam insani ini tenggelam dalam kegelapan, hati ruh dan akal saya nyaris menangis pilu dan berteriak, dengan disertai seluruh perasaan insani yang ada dalam diri, bahkan dengan seluruh sel dan tubuh. Tiba-tiba ada cahaya muncul dari al-Qur’an dan kekuatan iman yang meruntuhkan pandangan kesesatan ini. Al-Qur’an dan
553. Page
kekuatan iman memberikan mata bagi saya. Akhirnya saya melihat bahwa nama Allah al-Adil (Yang Maha Adil) muncul laksana mentari di balik menara al-Hakim (Yang Maha Bijaksana), dan nama al-Rahman (Yang Maha Pengasih) muncul di balik menara al-Karim (Yang Maha Mulia), nama al-Rahim (Yang Maha Penyayang) di balik menara al-Ghafur (Yang Maha Pengampun), terbit di balik maknanya, nama al-Ba’its (Yang Maha membangkitkan) terbit di balik menara al-Warits (Yang Maha mewarisi), nama al-Muhyi (Yang Maha menghidupkan) terbit di balik menara al-Muhsin (Yang Maha berbuat baik), nama Rabb terbit di balik nama al-Malik (Maha Raja, Maha memiliki). Semua nama ini menyinari alam insani yang gelap, di mana di sana terdapat banyak alam. Nama-nama itu membuat semuanya menjadi terang dan indah, melenyapkan kondisi-kondisi neraka, membuka jendela-jendela terang dari alam akhirat, menyinari alam insani yang sengsara. Saat itu saya mengucapkan, “Segala puji dan syukur hanya untuk Allah” (الحمدلله،والشكرلله) sebanyak bilangan bagian-bagian terkecil semua wujud yang ada. Saya lantas melihat dengan tatapan yang meyakinkan bahwa di balik keimanan terdapat surga maknawi, bahkan di dunia ini. Saya akhirnya tahu dengan pasti bahwa di balik kesesatan terdapat neraka maknawi, bahkan di dunia ini.
Selanjutnya, alam bumi terlihat di hadapan saya. Aturan-aturan ilmiah filsafat yang begitu gelap, yang tidak mau menurut pada agama, terlihat di hadapan saya. Alam dunia terlihat menakutkan dan mencekam di balik pengembaraan ilusi saya ini. Saat itu, terlihat di hadapan saya kondisi ras manusia yang sengsara, malang dan mengembara di padang luas tak terbatas dalam bola bumi yang sudah tua, penuh dengan goncangan di bagian dalam, dan menempuh jarak sejauh duapuluh lima ribu tahun perjalanan dalam satu tahun, berputar dengan pergerakan yang tujuhpuluh kali lebih cepat dari peluru, bumi yang siap meledak dan hancur berserakan setiap waktu. Kondisi manusia yang berkelana terlihat di hadapan saya berada di atas kapal besar yang menakutkan, di balik kegelapan bertumpuk di atas kegelapan, mengelilingi kepala saya, membuat dunia yang terpampang di hadapan mata ini terasa gelap gulita. Akhirnya saya banting dan saya hancurkan pandangan filsafat.
554. Page
Setelah itu saya menatap dengan pandangan terang yang disinari hikmah al-Qur’an. Saya melihat bahwa nama-nama sang Pencipta bumi dan langit seperti al-Qadir (Yang Maha Kuasa), al-Alim (Yang Maha mengetahui), Rabb (Yang mengatur, mengurus, memberi rizki), Allah, Rabb al-Samawati wa al-Ardh (Rabb langit dan bumi), Musakkhar al-Syams wa al-Qamar (Yang mengatur matahari dan bulan), muncul laksana mentari di atas menara cinta, kasih sayang, keagungan, dan rububiyah, lalu menyinari alam gelap lagi mencekam dan menakutkan itu, hingga saya menatap bola bumi dalam kondisi seperti itu dengan pandangan orang beriman. Bumi terlihat laksana kapal pesiar yang begitu tertata rapi, teratur, indah, bagus, dan aman. Di sana disediakan rizki untuk semua makhluk.
Bumi terlihat laksana kapal, pesawat atau kereta api yang dipersiapkan untuk berwisata dan berdagang, untuk membawa semua yang bernyawa berkeliling di sekitar mentari kerajaan Rabbani, untuk mengetam hasil-hasil panen musim panas, musim semi, dan musim gugur bagi yang menginginkan rizki bagi yang mencarinya. Akhirnya saya mengucapkan, “Segala puji bagi Allah semata atas nikmat iman,” sebanyak bilangan bagian-bagian terkecil bola bumi.
Sebagai analogi untuk penjelasan ini, banyak sekali perbandingan telah disebutkan dalam Risalah al-Nur yang menyebutkan bahwa para pengikut kebodohan dan kesesatan menderita siksa Jahanam maknawi, bahkan di dunia, sementara mereka yang beriman dan saleh dimungkinkan bisa merasakan kenikmatan-kenikmatan surga maknawi bahkan di dunia, disebabkan perwujudan-perwujudan iman di dalam lambung Islam dan kemanusiaan. Bahkan, mereka juga bisa memanfaatkan kenikmatan-kenikmatan surga maknawi itu sesuai tingkat keimanan yang dimiliki.
Hanya saja arus zaman sekarang memiliki hembusan kencang yang bisa meruntuhkan perasaan, memecah dan mencekik pandangan manusia di segala penjuru, membuat manusia malas dan bodoh karena runtuhnya perasaan. Sebab, para pengikut kesesatan sesaat tidak bisa merasakan azab maknawi secara sempurna, sementara mereka yang mengikuti petunjuk dikalahkan oleh kelalaian, tidak bisa menilai dan merasakan kenikmatan-kenikmatan maknawi-hakiki secara sempurna.
555. Page
Kondisi mencekam kedua pada masa sekarang ini:
Kesesatan-kesesatan yang muncul karena kekafiran mutlak, juga disebabkan karena ilmu pengetahuan, berbagai macam pembangkangan yang muncul karena pengingkaran dengan jumlah yang lebih banyak jika dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Karena itu, pelajaran-pelajaran yang disampaikan para ulama Islam generasi terdahulu, juga hujah-hujah mereka, sudah cukup untuk menghadapi berbagai macam kesesatan dan pembangkangan yang ada saat ini. Pelajaran dan hujah-hujah mereka bisa melenyapkan dengan cepat kekafiran yang meragukan. Mengingat keimanan kepada Allah Ta’ala menyebar pada masa itu, banyak di antara mereka mampu meninggalkan berbagai macam kebodohan dan kesesatan, karena mereka dituntun untuk mengenal Allah, dan diingatkan pada siksa neraka.
Namun sekarang, dalam satu perkampungan mungkin ada seratus orang kafir dengan kekafiran mutlak, padahal dulu hanya ada satu orang kafir dalam satu wilayah. Jumlah itu hingga kini terus meningkat berbanding lurus dengan jumlah orang-orang yang jatuh dalam kesesatan karena ilmu pengetahuan dan berbagai macam disiplin ilmu. Mereka seratus kali lipat menentang hakikat-hakikat iman jika dibandingkan dengan kekafiran yang ada pada masa silam. Para penentang dan pembangkang ini melawan hakikat-hakikat iman dengan tipu daya setingkat Fir’aun, juga setara dengan kegelapan mereka yang begitu mencengangkan. Karena itu, diperlukan adanya hakikat suci laksana bom atom yang mampu meruntuhkan fondasi-fondasi mereka, dan melenyapkannya dari dunia ini, agar penentangan dan tindakan mereka yang melampaui batas berhenti, selanjutnya menuntun sebagian dari mereka menuju keimanan.
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah dengan pujian tak terbatas, karena Risalah al-Nur dalam kapasitasnya sebagai penangkal manjur yang bisa mengobati luka-luka zaman sekarang, juga sebagai mukjizat maknawi al-Qur’an dengan penjelasan dan kilauan-kilauannya, mampu menundukkan pembangkang yang paling angkuh dan paling durhaka. Ia meruntuhkan hujah-hujah mereka dengan berbagai macam
556. Page
perbandingan, juga dengan pedang emas al-Qur’an. Ia menampakkan argumen dan hujah-hujah akan keesaan Allah, hakikat-hakikat keimanan, dan bukti-buktinya sebanyak bilangan bagian-bagian terkecil dari semua yang ada di jagad raya ini. Karena itu, Risalah al-Nur tidak terkalahkan sejak duapuluh lima tahun silam di hadapan serangan-serangan hebat. Bahkan sebaliknya, Risalah al-Nur mengalahkan semua serangan itu.
Ya, perbandingan-perbandingan antara kekafiran dan keimanan, petunjuk dan kesesatan, yang tertera dalam Risalah al-Nur, menyebutkan hakikat-hakikat di atas dengan musyahadah (pandangan mata batin). Bukti dan kilauan-kilauan yang terdapat dalam “Kalimat Keduapuluh Dua” misalnya, dan “Mauqif Pertama” dari “Kalimat Ketigapuluh Dua,” jendela-jendela “Kalimat Ketigapuluh Tiga,” sebelas hujah dalam “Rangkaian Tongkat Musa,” jika disandingkan dengan perbandingan-perbandingan lain dan dicermati secara mendalam, tentu akan terlihat jelas bahwa hakikat al-Qur’an yang muncul dalam Risalah al-Nur, itulah yang menghancurkan kekafiran mutlak, mematahkan, dan meruntuhkan pembangkangan kesesatan.
Selain itu, Risalah al-Nur yang penuh dengan mantra penting agama, mengungkap tabir penciptaan alam dan berbagai rahasia yang ada di baliknya, semuanya tertera dalam “Rangkaian Mantra.” Poin-poin ini juga akan disampaikan dalam sebuah rangkaian singkat, insya Allah, dengan merangkum sebagian penjelasan Risalah al-Nur, sama seperti risalah-risalah di atas yang menjelaskan bagaimana para pengikut kesesatan menanggung beban berat siksa neraka, bahkan di dunia, dan bagaimana mereka yang mendapat hidayah merasakan kenikmatan-kenikmatan surga, bahkan di dunia. Ia juga akan menjelaskan bagaimana iman merupakan benih surga maknawi, dan kekafiran adalah benih pohon Zaqqum, pohon neraka. Insya Allah, penjelasan ini akan segera disebar-luaskan.
557. Page
Khutbah Syamiyah
Badiuzzaman Sa’id Nursi
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Kami persembahkan hadiah-hadiah maknawi kepada Allah, seperti yang dipersembahkan oleh seluruh makhluk hidup untuk Sang Pencipta dengan bahasa kondisional kehidupan mereka, hadiah berupa pujian dengan bahasa kondisional masing-masing untuk Zat yang Wajib Ada yang berfirman:
لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ
Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.” (Qs. al-Zumar [39]: 53)
Doa shalawat teriring salam tak terbatas kami haturkan kepada Nabi kita, Muhammad al-Musthafa yang menuturkan, “Aku datang untuk menyempurnakan akhlak-akhlak mulia” (الأخلاق مكارم لأتمم جئت).[1] Artinya, hikmah utama diutusnya aku untuk seluruh umat manusia oleh Allah adalah untuk menyempurnakan budi pekerti yang baik dan sifat-sifat terpuji, serta menyelamatkan umat manusia dari akhlak yang buruk.
Setelah pujian dan doa shalawat,
Wahai saudara-saudaraku dari bangsa Arab yang mendengarkan pelajaran yang saya sampaikan di masjid Jami’al-Umawi ini, saya naik ke atas mimbar dan tempat ini bukan untuk mengajari kalian, karena itu berada di luar kapasitas saya. Di hadapan ulama dengan jumlah hampir mencapai seratus, saya laksana anak kecil yang masuk
[1] Baca, al-Sunan al-Kubra, Imam al-Baihaqi, hadits nomor 20571, al-Mustadrak, Hakim, dengan matan, “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak-akhlak yang baik,” hadits nomor 4221, al-Muwaththa`, Imam Malik, hadits nomor 1609, Musnad Imam Ahmad, hadits nomor 8939.
558. Page
sekolah pada pagi hari untuk belajar, selanjutnya pulang pada sore hari untuk menyampaikan pada ayah pelajaran yang diterimanya, hingga si anak tahu apakah ia sudah betul dalam belajar, ataukah salah, sehingga bisa mendapat arahan dan ralat dari ayahnya.
Ya, kami orang-orang Kurdi ini laksana anak-anak kecil dan murid-murid bagi kalian. Kalian adalah guru-guru kami, juga guru bagi seluruh umat Islam. Berikut saya akan menyampaikan ilmu yang telah saya pelajari di hadapan para guru seperti kalian:
Saya belajar di sebuah sekolah kehidupan sosial kemanusiaan pada masa sekarang ini. Saya pun tahu bahwa di sana terdapat enam penyakit yang membuat kita semua statis pada abad-abad pertengahan, sementara orang-orang asing dan kalangan Eropa sudah terbang dalam kemajuan menuju masa depan. Keenam penyakit itu sebagai berikut:
Pertama, munculnya keputusasaan dan kehidupan kita di sana.
Kedua, matinya kejujuran dalam kehidupan sosial-politik
Ketiga, gemar bermusuhan.
Keempat, ketidaktahuan akan ikatan-ikatan bercahaya yang mengikat orang-orang mukmin satu sama lain.
Kelima, kesewenang-wenangan menyebar laksana penyakit menular.
Keenam, fokus fikiran hanya sebatas kepentingan pribadi.
Berikut akan saya jelaskan keenam penyakit kronis ini melalui enam kalimat seperti yang saya pelajari dalam kehidupan sosial kita, bersumber dari apotik al-Qur’an. Penjelasan-penjelasan berikut tak ubahnya seperti kuliah kedokteran, dan saya yakin, semua penjelasan berikut adalah dasar-dasar pengobatan, bukan yang lain.
559. Page
Kalimat Pertama
“Harapan”
Maksudnya harapan kuat akan rahmat Ilahi.
Wahai seluruh kaum muslimin! Berdasarkan pelajaran yang saya terima, saya akan sampaikan berita gembira pada kalian, bahwa tanda-tanda fajar shadiq kebahagiaan dunia Islam saat ini, khususnya bagi keluarga Utsmani, dan lebih khusus lagi untuk seluruh bangsa Arab di mana kemajuan kaum muslimin bergantung pada kesadaran mereka, berita-berita gembira itu kini mulai terlihat. Mentari kebahagiaan itu tidak lama lagi akan terbit meski kita semua berada dalam keputusasaan.[1] Dengan sepenuh keyakinan, saya akan menyampaikan dengan teriakan kencang hingga terdengar oleh seluruh dunia:
Masa depan hanya milik Islam semata. Yang berkuasa pada masa depan hanyalah hakikat-hakikat al-Qur’an dan iman. Karena itu, kita semua harus menerima takdir Ilahi dan nasib yang Ia bagikan untuk kita dengan rela hati, karena masa depan cemerlang sudah terpampang di hadapan kita, sementara masa lalu yang suram telah dilalui orang-orang asing. Pernyataan ini saya sampaikan berdasarkan banyak sekali bukti nyata yang saya pelajari. Berikut akan saya sampaikan satu setengah bukti nyata di antara bukti-bukti yang saya dapatkan, lengkap dengan beberapa muqaddimah. Dan berikut muqaddimah-muqaddimah bukti nyata yang saya maksud:
Inilah dia hakikat-hakikat Islam yang memiliki kesiapan sempurna untuk kemajuan maknawi dan materiil secara bersamaan.
Terkait kemajuan maknawi, perlu diketahui bahwa sejarah yang mencatat berbagai peristiwa nyata adalah saksi lugas atas suatu fakta. Sejarah memperlihatkan kepada kita, seorang panglima perang tertinggi Jepang yang mampu mengalahkan Rusia
[1] Sa’id “lama” menyampaikan pada empatpuluh lima tahun silam, bahwa dunia Islam, khususnya negara-negara Arab, akan segera terlepas dari tawanan dan perlakuan sewenang-wenang negara-negara asing pada tahun 1371 Hijriyah, dan akan berubah menjadi negara-negara Islam. Saat itu tidak terfikir oleh Sa’id “lama” bahwa Perang Dunia pertama dan kedua serta perlakuan sewenang-wenang mutlak yang berlangsung hingga hampir empatpuluh tahun itu akan terjadi, dan seakan-akan berita gembira itu akan terjadi pada tahun 1327. Sa’id “lama” sama sekali tidak memperkirakan sebab kemunduran berita gembira itu.
560. Page
mengakui kebenaran Islam. Sejarah menuturkan, kaum muslimin layak maju dan memiliki peradaban karena mereka berpegang teguh dan menerapkan kekuatan hakikat Islam. Sejarah juga menuturkan, kaum muslimin terbelakang, jauh dalam kekacauan, tertimpa berbagai macam musibah dan kekalahan kala mereka lemah untuk menerapkan hakikat Islam.
Agama-agama lain justru sebaliknya. Artinya, sejarah membuktikan, agama-agama ini akan mengalami kemajuan dan mencapai tingkat peradaban kala kekuatan dan fanatisme para pemeluknya melemah. Seperti halnya mereka akan menghadapi berbagai macam goncangan dan kemunduran kala mereka kuat dan fanatik terhadap agama. Seperti itulah yang terjadi hingga saat ini.
Sejak masa-masa Islam terbaik hingga saat ini, belum pernah terjadi dalam sejarah, ada seorang muslim memeluk agama lain, dari dulu hingga kini, lalu ia nyatakan agama baru yang dipeluknya itu lebih baik dari Islam, setelah melalui renungan akal dan dalil yang meyakinkan. Sama sekali tidak ada pentingnya –terkait persoalan ini- jika kalangan awam muslim memeluk agama lain hanya karena ikut-ikutan tanpa dalil. Sementara atheisme adalah persoalan lain.
Fakta sejarah menunjukkan, para pengikut seluruh agama –selain Islam, bahkan yang paling fanatik sekalipun terhadap agamanya, seperti orang-orang Inggris dan Rusia kuno, mereka dengan sepenuh hati memeluk Islam berdasarkan renungan akal. Mereka kadang masuk ke dalam Islam secara berbondong-bondong dan berkelompok, hari demi hari, berdasarkan bukti-bukti nyata.[1]
Andai kita menampakkan kesempurnaan-kesempurnaan akhlak Islam dan hakikat iman melalui perilaku nyata, tentu para pemeluk agama-agama lain masuk Islam secara
[1] Bukti atas pernyataan ini adalah sebagian negara kecil di belahan Eropa utara, seperti Swiss, Norwegia, dan Finlandia, empatpuluh lima tahun berikutnya (setelah Khutbah Syam disampaikan oleh Syaikh Nursi, penerj.) menerima al-Qur'an untuk diajarkan dan diakui, agar menjadi benteng pertahanan melawan komunisme dan atheisme. Selain itu, sejumlah penceramah besar Inggris mendorong rakyat Inggris untuk menerima dan mengakui al-Qur'an. Negara terbesar dunia saat ini, Amerika, juga menerima hakikat-hakikat Islam dengan sepenuh kekuatan yang mereka miliki. Amerika juga mengakui bahwa Asia dan Afrika tidak akan menemukan kebahagiaan, ketenteraman, dan kedamaian selain dengan Islam. Amerika mendukung negara-negara Islam baru untuk membuat kesepakatan dengan negara-negara Islam di Asia dan Afrika. Ini semua memperkuat pernyataan di atas yang sudah disampaikan empatpuluh lima tahun sebelumnya. (Penulis)
561. Page
berbondong-bondong. Bahkan tidak menutup kemungkinan sebagian benua beserta seluruh negara yang ada di dalamnya, juga masuk Islam.
Bukti berikutnya, kini manusia sudah mulai bangun dan sadar, terlebih melalui peringatan-peringatan ilmu peradaban. Manusia mulai menyadari nilai penting sebagai manusia, sehingga tidak mungkin bisa hidup bebas dan liar tanpa agama. Manusia tidak mungkin bisa mengingkari keberadaan Tuhan, bahkan yang paling getol mengingkari sekalipun, pada akhirnya tetap akan berlindung ke dalam agama juga. Sebab, manusia di samping lemah, juga tidak memiliki sandaran apa pun saat menghadapi berbagai macam musibah, menghadapi berbagai musuh berbahaya dari luar dan dalam.
Manusia tidak memiliki titik sandaran yang bisa membantu dan menolong untuk mewujudkan cita-cita yang terbentang jauh, karena manusia amat memerlukan bantuan, di samping diuji dengan berbagai kebutuhan tak terbatas, selain mengenal Sang Pencipta alam, beriman kepada-Nya, beriman dan percaya akan keberadaan akhirat. Tidak ada jalan lain bagi mereka yang sadar itu selain dengan beriman dan mengakui keberadaan Pencipta. Jika di dalam hati tidak terdapat esensi agama, maka kiamat-kiamat riil dan maknawi pasti dialami manusia.
Kesimpulan: Pada masa ini manusia sadar dan tergugah melalui peringatan peperangan, ilmu pengetahuan, dan kejadian-kejadian yang menakutkan. Manusia kini memahami esensi sebagai manusia dan kesiapan menyeluruh yang dimiliki. Dengan kesiapan yang komplit dan luar biasa, manusia tentu tidak diciptakan untuk kehidupan dunia yang singkat dan kacau ini, namun pasti akan dibangkitkan untuk kehidupan abadi, karena di balik esensi keberadaanya, terdapat sejumlah harapan yang membentang jauh.
Setiap orang kini mulai merasa bahwa dunia yang fana dan sempit ini tidaklah cukup untuk mewujudkan harapan-harapan dan keinginan-keinginan tak terbatas itu. Bahkan andai pun jika dikatakan kepada ilusi yang menjadi salah satu kekuatan dan pelayan manusia, “Kau memiliki usia sejuta tahun dan kekuasaan dunia, tapi pada akhirnya kau akan lenyap tanpa dibangkitkan, tanpa kehidupan lagi.” Tentu ilusi dan
562. Page
angan manusia yang tidak kehilangan nilai kemanusiaan yang hakiki dan masih sadar, akan menangis karena kehilangan kebahagiaan abadi, sedih dan merintih dari lubuk hati paling dalam, bukannya senang dan bahagia.
Itulah alasan yang membuat siapa pun kini mulai cenderung mencari agama yang benar atas dorongan dari dalam hati. Namun sebelum itu semua, mereka mencari hakikat dalam agama yang benar terkait kematian, agar bisa menyelamatkan diri saat menghadapinya. Kondisi alam yang ada menjadi saksi atas hakikat ini, karena munculnya atheisme, seluruh benua di bumi ini, beserta negara-negara yang ada kini mulai merasa seperti yang dirasakan manusia. Perasaan akan kebutuhan mendesak ini setelah empatpuluh lima tahun berlalu.
Berikutnya, ayat-ayat al-Qur’an sejak awal hingga akhir menuntun manusia untuk menggunakan akal, seraya mengatakan, “Gunakan akalmu, gunakan fikiran dan hatimu, berbicaralah pada keduanya agar kau mengetahui hakikat ini.”
Sebagai contoh, pada bagian-bagian awal dan akhir sejumlah ayat al-Qur’an menyebutkan, “Tidakkah kalian berfikir, tidakkah kalian melihat, tidakkah kalian memetik pelajaran, maka ketahuilah oleh kalian, ketahuilah olehmu, tidakkah kalian merenungkan,” ayat-ayat ini bertanya.
Manusia tidak mengetahui hakikat sebenarnya, hingga mereka jatuh dalam kebodohan berlapis. Mengapa tidak mau menggunakan akal, sehingga manusia jatuh dalam kegilaan? Mengapa tidak merenung, sehingga manusia buta untuk melihat hakikat? Mengapa tidak mau memetik pelajaran, hingga manusia tidak memikirkan kejadian-kejadian di dunia sepanjang umurnya, agar bisa menemukan jalan yang lurus? Mengapa manusia tidak berfikir, memetik pelajaran dan berfikir dengan akal, sehingga mereka jatuh dalam kesesatan? Ambillah iktibar, wahai manusia. Jadikanlah generasi-generasi yang telah berlalu itu sebagai pelajaran. Berusahalah untuk melepaskan diri dari musibah-musibah maknawi yang akan menimpa. Dan masih banyak lagi makna-makna serupa yang disebutkan dalam ayat-ayat al-Qur’an yang mendorong manusia untuk menggunakan akal sehat dan berdialog dengan fikiran.
563. Page
Saudara-saudara saya sekalian yang ada di masjid besar dunia Islam seperti halnya saudara-saudara yang ada di masjid Jami’ Al-Umawi ini! Kalian juga harus memetik pelajaran dari kejadian-kejadian menakutkan yang terjadi selama empatpuluh lima tahun ke belakang. Sadarlah wahai kalian semua yang punya akal fikiran. Sadarlah kalian wahai orang-orang yang bisa memetik pelajaran dari diri sendiri, yang mendapat sinar dan ilmu di dalam hati.
Intinya, kita semua kaum muslimin, adalah murid-murid al-Qur’an. Kita mengikuti bukti nyata, menerima hakikat-hakikat iman dengan akal, fikiran dan hati. Kita tidak membiarkan suatu bukti nyata dengan bertaklid pada rahib laksana para pemeluk agama-agama lain. Karena itu, al-Qur’an yang bertumpu pada bukti logika dan menanamkan seluruh hukum-hukumnya dalam akal, harus menuntun manusia menuju masa depan yang akan memimpin dengan akal, ilmu, dan pengetahuan.
Karena itu, tabir yang menyebabkan mentari Islam mengalami gerhana, menghalangi cahayanya untuk menyebar, mencegah sinarnya menerangi manusia, kini sudah mulai tersingkap. Halangan-halangan itu kini mulai menyingkir. Tanda-tanda fajar sejak empatpuluh lima tahun yang lalu itu kini mulai muncul. Fajar shadiq mulai atau akan terlihat pada tahun 1371. Jika pun ini adalah fajar kadzib, toh nantinya akan terbit juga fajar shadiq pada tigapuluh atau empatpuluh tahun berikutnya.
Ada delapan penghalang besar untuk memahami hakikat Islam secara sempurna pada masa lalu.
Penghalang pertama, kedua, dan ketiga: Kebodohan orang asing, unsur primitif orang pada masa itu, dan fanatisme terhadap agama yang mereka anut.
Ketiga penghalang ini mulai lenyap dan tersingkir berkat kemajuan ilmu dan peradaban.
Penghalang keempat dan kelima: Kekuasaan para pendeta dan pemimpin spiritual; kesewenang-wenangan dan kendali yang mereka perankan, serta kalangan asing yang mengikuti mereka secara buta.
Kedua penghalang ini juga mulai hilang karena konsep kebebasan dan kecenderungan banyak manusia untuk mencari hakikat.
564. Page
Penghalang keenam dan ketujuh: Perlakuan sewenang-wenang yang ada di antara kita, dan buruknya akhlak yang muncul sebagai akibat menyalahi syariat. Kedua faktor ini bisa menghalangi kita untuk memahami hakikat Islam secara sempurna.
Kedua penghalang ini juga mulai menghilang seiring hilangnya kekuatan tiran yang tercermin dalam sosok seseorang. Kesewenang-wenangan kelompok, golongan, dan organisasi-organisasi juga kini mulai hilang setelah empatpuluh tiga tahun berlalu berkat kebesaran Islam yang menyebar begitu cepat, dan munculnya dampak-dampak buruk yang ditimbulkan oleh akhlak tidak baik. Kedua penghalang ini juga benar-benar mulai sirna, dan insya Allah akan lenyap secara total.
Penghalang kedelapan: Ada dugaan bahwa sejumlah permasalahan positif ilmu-ilmu pengetahuan modern berseberangan dan bertentangan dengan makna-makna lahiriah hakikat Islam.
Kondisi di atas menghentikan kekuasaan hakikat-hakikat Islam pada masa lalu dalam batas tertentu. Sebagai contoh, sebagian pemimpin spiritual yang menamakan diri sebagai “banteng”(tsaur) dan “ikan”(hout) mengklaim, mereka diperintahkan untuk mengatur bumi berdasarkan perintah Ilahi sebagai banteng dan ikan raksasa. Karena para praktisi di bidang ilmu pengetahuan dan filsafat tidak mengetahui hakikat masalah ini, mereka menolak Islam. Masih banyak lagi seratus contoh kasus yang sama. Semuanya memaksa filosof yang paling membangkang sekali pun untuk berserah diri setelah mengetahui hakikat sebenarnya. Bahkan, Risalah al-Nur dalam risalah “Mukjizat-mukjizat al-Qur’an” menjelaskan bahwa setiap ayat al-Qur’an yang berpotensi untuk menjadi bahan kritikan oleh ilmu pengetahuan, justru merupakan kilau kemukjizatan al-Qur’an itu sendiri, memperlihatkan hakikat-hakikat luhur dan tinggi melalui rangkaian kata al-Qur’an, yang tidak dapat digapai oleh ilmu pengetahuan, hingga sebagian pakar ilmu mengira ayat-ayat tersebut memiliki celah untuk dikritisi, hingga pada akhirnya memaksa yang bersangkutan, dan bahkan filosof yang paling membangkang sekali pun untuk berserah diri meski sebatas bidang yang ia kuasai. Bagi yang ingin mengetahui penjelasan ini lebih jauh, silahkan merujuknya, yang bersangkutan juga harus membacanya, agar mengetahui bagaimana penghalang
565. Page
ini lenyap dan runtuh di hadapan penjelasan yang sudah disampaikan sejak empatpuluh lima tahun silam.
Ya, di luar sana banyak buku yang ditulis para muhaqqiq (peneliti dan pengkaji) muslim di bidang ini. Ada beberapa pertanda yang menunjukkan bahwa penghalang kedelapan ini akan lenyap dan sirna.
Pengetahuan hakiki, ilmu, dan peradaban selaku tiga kekuatan, kini telah mempersiapkan kecenderungan untuk mencari hakikat, keadilan, cinta yang manusiawi secara sempurna –jika tidak sekarang, berarti tigapuluh atau empatpuluh tahun ke depan. Kesiapan ini selanjutnya dikirim dalam delapan barisan pasukan untuk menghadapi delapan musuh penghalang tersebut, dan mengalahkannya.
Kini kekuatan itu benar-benar mulai mengusir kedelapan penghalang itu, dan insya Allah akan melenyapkan semuanya dalam jangka waktu setengah abad.
Ya, “Keutamaan Yang Disaksikan Para Musuh” ( به الأعداء الفضل ماشهدت) adalah sebuah artikel masyhur. Berikut kami sebutkan dua di antara ratusan contoh sebagai bukti kebenaran pengakuan itu di masa kita:
Contoh pertama, Carlyle, filosof Amerika abad ke-19 yang paling tenar, menyatakan dengan teriakan dan tulisan yang ia sebarkan untuk kalangan filosof dan dunia Nasrani tanpa terkecuali:
“Islam terlahir laksana api yang bersinar terang, menelan agama-agama lain layaknya melahap ranting-ranting pepohonan kering. Islam memang patut untuk itu, karena agama-agama lain tidak mendapatkan kepercayaan dari para pemeluknya seperti yang didapatkan al-Qur’an, dan tingkat kepercayaan ini sama sekali tidak bisa dibandingkan.”
Carlyle juga menyatakan, “Kata-kata paling utama yang patut didengarkan adalah kata-kata Muhammad, karena kata-kata yang hakiki adalah sabdanya.”
Ia juga menyatakan, “Jika Anda meragukan hakikat Islam, berarti Anda telah meragukan hal-hal yang bersifat aksiomatis dan pasti, karena Islam sendiri merupakan hakikat paling aksiomatis dan dogmatis.”
Filosof terkenal ini menulis kesaksian tersebut di sejumlah tempat dalam buku-bukunya.
566. Page
Contoh kedua, Bismarck, filosof Eropa terkenal pada abad ke-20, yang menyatakan:
“Saya telah mempelajari seluruh kitab samawi. Ternyata saya tidak menemukan hikmah hakiki yang saya cari demi kebahagiaan umat manusia, karena adanya distorsi pada kitab-kitab tersebut, dan saya mendapati al-Qur’an Muhammad berada di atas seluruh kitab. Saya menemukan hikmah di balik setiap kalimatnya. Mustahil jika kata-kata yang begitu menyentuh itu adalah tutur kata manusia. Siapa pun yang menyatakan bahwa al-Qur’an adalah kata-kata Muhammad, berarti ia telah mengingkari aksioma-aksioma ilmiah. Dengan kata lain, al-Qur’an kalam Allah adalah sesuatu yang bersifat aksioma.”
Ladang kecerdasan Amerika dan Eropa telah menghasilkan sosok-sosok seperti Carlyle dan Bismarck dari kalangan peneliti jenius. Berdasarkan pernyataan di atas, dengan yakin saya sampaikan, “Amerika dan Eropa tengah mengandung Islam, dan suatu hari nanti akan melahirkan Daulah Islam, seperti halnya Daulah Utsmaniyah yang dikandung oleh Eropa, dan melahirkan Daulah Eropa.
Karena itu, wahai saudara-saudara saya sekalian di masjid Jami’ Umawi, dan saudara-saudara saya di masjid dunia Islamsetelah berlalu setengah abad!
Bukankah muqaddimah-muqaddimah yang telah kami sampaikan sejak awal hingga sekarang ini terbukti, bahwa yang akan menguasai masa depan seluruh benua dunia secara hakiki dan maknawi, yang akan menuntun manusia menuju kebahagiaan dunia-akhirat, tidak lain adalah Islam semata, agama hakiki untuk bangsa Asia yang telah melepaskan diri dari khurafat dan penyimpangan, untuk selanjutnya mengikuti dan selaras dengan al-Qur’an?
Aspek kedua, faktor-faktor kekuatan untuk kemajuan Islam secara nyata mengisyaratkan bahwa Islam pada masa mendatang akan memimpin secara nyata pula. Seperti halnya aspek pertama yang membuktikan kemajuan Islam secara maknawi, aspek kedua juga mengisyaratkan secara materiil kuat bahwa kemajuan nyata Islam, kekuasaannya, akan memimpin pada suatu hari nanti. Sebab, ada lima kekuatan telah menyatu, kekuatan yang tidak mungkin terkalahkan di balik jantung sosok maknawi dunia Islam. Kekuatan-kekuatan itu telah menyatu dan mendarah-daging.
567. Page
Kekuatan pertama, hakikat Islam yang mempersiapkan suatu peradaban hakiki dan ilmu-ilmu riil serta nyata yang menjadi guru bagi seluruh kesempurnaan, yang akan menjadikan 370 juta kaum muslimin menyatu laksana satu jiwa, yang tidak akan bisa dikalahkan oleh kekuatan mana pun.[1]
Kekuatan kedua, kebutuhan mendesak mempersiapkan segala peralatan dan prinsip yang merupakan guru hakiki bagi peradaban dan perindustrian, juga kemiskinan yang sangat membebani punggung kita. Keduanya adalah kekuatan yang tidak bisa ditundukkan dan dikalahkan.
Kekuatan ketiga, kekuatan yang menuntun umat manusia menuju keluhuran-keluhuran dengan memperebutkan hal-hal luhur pula, mendorong mereka untuk bekerja keras demi tujuan ini, menghancurkan perlakuan semena-mena, menggerakkan perasaan-perasaan luhur, yang berpotensi menjadi rebutan, persaingan, perhatian sempurna, dan kerinduan untuk berlomba menggapainya, kencenderungan untuk selalu mencari yang baru dan berperadaban. Kekuatan yang dimaksud tidak lain adalah kebebasan syar’i. Artinya, menghiasi diri dengan keinginan dan hasrat menggapai kesempurnaan-kesempurnaan luhur yang patut bagi umat manusia.
Kekuatan keempat, wibawa iman yang dilengkapi dengan kasih sayang. Artinya tidak bersikap merendah atau tunduk di hadapan orang-orang zalim dan para penguasa tiran, tidak menghinakan orang-orang yang teraniaya, maksudnya tidak mencari muka di hadapan para penguasa lalim; tidak semena-mena dan
[1] Ya. Melalui arahan dan isyarat yang disampaikan al-Qur'an, kita memahami bahwa mukjizat-mukjizat para nabi yang tertera dalam al-Qur'an mengajarkan kepada seluruh umat manusia, bahwa mereka akan meraih kemajuan pada masa yang akan datang. Mukjizat-mukjizat serupa akan muncul seiring dengan perkembangan dan kemajuan yang dicapai, mendorong mereka untuk membuat mukjizat-mukjizat serupa dengan mengatakan, “Mari bekerjalah dan perlihatkan contoh dari mukjizat-mukjizat ini. Tempuhlah perjalanan dua bulan dalam waktu satu hari seperti halnya nabi Sulaiman, berusahalah untuk mengobati penyakit-penyakit kronis seperti Isa, keluarkan pancaran mata air dari balik batu sebagai penopang kehidupan seperti halnya tongkat Musa, carilah bahan-bahan anti api seperti halnya Ibrahim, dan kenakan pakaian seperti itu, dengarkan suara dari jarak jauh, lihatlah obyek dari jarak jauh di belahan timur dan barat bumi seperti halnya para nabi, lunakkan besi laksana adonan seperti halnya Dawud, jadikan besi seperti lilin agar bisa dijadikan alat untuk seluruh produk manusia, seperti adanya kapal dan jam yang keduanya merupakan mukjizat Yusuf dan Nuh, manfaatkan pula mukjizat-mukjizat yang diajarkan oleh para nabi kepada kalian, dan ikutilah. Sebagai analogi untuk semua itu, al-Qur'an menuntun umat manusia kemajuan nyata dan maknawi dari segala sisinya, serta membuktikan bahwa al-Qur'an adalah guru bagi semua (Penulis).
568. Page
takaburterhadap orang-orang miskin. Kedua unsur ini merupakan bagian dari asas kebebasan syar’i.
Kekuatan kelima, kemuliaan Islam yang mengumandangkan semangat menjunjung tinggi kalimat Allah.
Menjunjung tinggi kalimat Allah pada masa sekarang ini bergantung pada kemajuan nyata, dan hanya bisa terwujud melalui jalur peradaban hakiki. Tidak perlu diragukan, kepribadian maknawi dunia Islam pada masa mendatang akan melaksanakan perintah untuk beriman seperti yang diinstruksikan oleh kemuliaan Islam secara sempurna.
Memang, kemajuan Islam pada masa lalu, hancurnya fanatisme musuh, dan penangkalan sikap-sikap permusuhan lawan, dicapai dengan menggunakan pedang dan senjata. Namun pada masa yang akan datang, pedang maknawi untuk peradaban hakiki, kemajuan nyata, dan kebenaran, itulah yang akan mengalahkan dan menghancurkan musuh, bukan lagi dengan pedang dan senjata.
Perlu diketahui, peradaban yang kami maksud adalah segala sisi keindahan, kebaikan, dan manfaatnya untuk umat manusia, bukan dosa dan sisi-sisi buruknya. Namun orang-orang bodoh mengira keburukan-keburukan dan kenikmatan-kenikmatan tolol tersebut memiliki kebaikan, hingga akhirnya mereka ikuti. Mereka bahkan menghabiskan dan meruntuhkan harta benda kita, menggadaikan agama sebagai suapnya. Namun mereka tidak berhasil meraih dunia.
Karena sisi-sisi buruk peradaban lebih mendominasi sisi-sisi kebaikannya, dan sisi-sisi keburukannya mengalahkan sisi-sisi kebaikannya, umat manusia menerima dua tamparan keras berupa Perang Dunia pertama dan kedua, hingga meruntuhkan peradaban penuh dosa itu. Peradaban tersebut memuntahkan darah ke tanah. Suatu hari nanti, kekuatan Islam dan sisi-sisi baik peradaban Islam akan berkuasa, insya Allah. Peradaban Islam akan membersihkan wajah dunia dari segala kotoran dan noda, serta akan mewujudkan kedamaian untuk semua umat manusia.
Peradaban Eropa tidak didirikan di atas akhlak mulia dan petunjuk, tapi di atas prinsip kecenderungan, hasrat keinginan, kepentingan, persaingan dan kekuasaan. Itulah mengapa hingga saat ini, sisi keburukan peradaban ini selalu mendominasi sisi-
569. Page
sisi kebaikannya. Peradaban ini berubah laksana pohon yang penuh dengan cacing-cacing organisasi pergolakan. Inilah faktor sekaligus bukti kuat akan kemenangan peradaban Asia dalam waktu yang tidak lama lagi. Peradaban inilah yang kelak akan mendominasi.
Jika sudah ada faktor-faktor kemajuan nyata dan maknawi, juga berbagai faktor kekuatan masa depan yang tak tergoyahkan yang dimiliki oleh mereka yang beriman dan berpegang teguh pada Islam. Jika jalan menuju kebahagiaan masa depan telah terpampang di hadapan mata laksana rel kereta api, lalu mengapa kalian musti berputus asa dan mematahkan kekuatan maknawi yang dimiliki dunia Islam, selanjutnya karena putus asa, kalian mengira bahwa dunia adalah negeri kemajuan untuk semua orang dan juga orang asing, sekaligus negeri kehinaan dan keterbelakangan bagi kaum muslimin malang semata, sehingga dengan persepsi itu kalian melakukan sebuah kesalahan besar?
Mengingat kecenderungan untuk mencapai kesempurnaan telah diselipkan ke dalam fitrah manusia, maka kebenaran dan hakikat pasti akan muncul di dunia Islam, insya Allah, sebagai sebuah kebahagiaan dunia, sekaligus untuk menghapus kesalahan-kesalahan bangsa manusia pada masa lalu, jika kiamat tidak menimpa mereka disebabkan karena kezaliman dan dosa-dosa yang mereka lakukan.
Perhatikan! Waktu tidak bergerak lurus hingga lama-kelamaan prinsip dan tujuan puncaknya kian menjauh, tapi bergerak memutar dalam suatu lingkaran, seperti halnya perputaran bola bumi, menampakkan musim panas dan semi pada awalnya, selanjutnya musim dingin dan gugur yang penuh dengan terpaan angin kencang pada akhirnya.
Seperti halnya musim semi muncul setelah musim dingin, pagi hari datang setelah malam berlalu. Seperti itu juga dengan manusia. Pagi hari dan musim semi pasti akan tiba, insya Allah. Dengan mengharapkan rahmat Ilahi, kalian akan bisa melihat peradaban hakiki yang terbalut dalam lingkup kesejahteraan menyeluruh di sela mentari Islam yang hakiki.
570. Page
Seperti telah kami sampaikan di bagian awal bahwa kami akan memperkuat pernyataan kami ini dengan satu setengah bukti nyata. Satu bukti itu sudah kami sampaikan secara garis besar.
Dan berikut ini separuh bukti nyata atas pernyataan kami:
Terbukti melalui serangkaian penelitian dan riset berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang bergerak laksana mata-mata, juga berdasarkan eksperimen tak terbatas, semuanya membuktikan bahwa aturan mutlak yang berlaku dalam hukum alam, bahwa esensi yang menjadi tujuan, serta maksud-maksud hakiki Sang Pencipta yang memiliki keluhuran adalah kebaikan, keindahan, dan kesempurnaan. Sebab, setiap disiplin ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan jagad raya, memperlihatkan keselarasan dan kesempurnaan untuk semuanya berdasarkan kaidah yang menyeluruh, bahkan akal tidak bisa menemukan adanya keselarasan lain yang lebih indah. Sebagai contoh, setiap disiplin ilmu pengetahuan, seperti ilmu bedah khusus di bidang kedokteran, ilmu tata surya khusus di bidang astronomi, atau disiplin-disiplin ilmu khusus di bidang tumbuh-tumbuhan dan hewan, serta berbagai disiplin ilmu lain, secara tegas memperlihatkan kaidah-kaidah menyeluruh, menunjukkan mukjizat-mukjizat kuasa Sang Pencipta yang memiliki keluhuran, hikmah, dan hakikat di balik hukum yang Ia berlakukan pada apa saja yang Ia ciptakan:
الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ
Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya. (Qs. al-Sajdah [32]: 7) .
Melalui penelitian sempurna dan eksperimen menyeluruh, terlihat bahwa kejahatan, keburukan, kebatilan, dan kerusakan adalah bagian-bagian dalam penciptaan alam semesta, bukan inti yang dimaksudkan, tapi hanya sebagai tambahan. Karena itu, keburukan tidak dimasukkan ke dalam semesta ini karena keburukan itu sendiri, tapi sebagai satuan analogis, agar satu hakikat keindahan berubah menjadi banyak. Bahkan untuk kejahatan dan setan, keduanya dikuasakan terhadap manusia agar menjadi media untuk mencapai kemajuan tak terbatas bagi manusia. Kejahatan dan keburukan parsial diciptakan agar menjadi media untuk meraih kebaikan dan keindahan menyeluruh di jagad raya.
571. Page
Demikian halnya tujuan hakiki penciptaan makhluk di jagad raya ini, berdasarkan pengamatan sempurna, menunjukkan bahwa kebaikan dan kesempurnaan adalah asas di jagad raya. Kebaikan dan kesempurnaan itulah yang dimaksudkan secara hakiki. Karena itu, manusia yang mengotori dan merusak wajah bumi dengan kekafiran, mereka jelas tidak akan bisa lari meninggalkan dunia menuju ketiadaan tanpa mendapatkan balasan, tanpa mendapatkan tujuan hakiki keberadaan mereka di jagad raya. Mereka pasti akan masuk penjara neraka.
Melalui pengamatan sempurna dan penelitian berbagai disiplin ilmu pengetahuan juga terbukti bahwa makhluk paling sempurna dan paling utama adalah manusia. Sebab, dengan akal yang dimiliki, manusia bisa mengungkap tingkatan-tingkatan di antara berbagai sebab-sebab lahiriah, dan tujuan penciptaan alam semesta, mengungkap kaitan-kaitan antara sebab dan akibat yang saling terangkai. Dengan neraca, analogi, dan segala instrumen yang dimiliki, manusia bisa mengetahui perbuatan-perbuatan Sang Pencipta yang memiliki keluhuran, mengetahui sifat-sifat-Nya yang menyeluruh dan meliputi segala sesuatu, agar bisa meniru untuk membuat sesuatu yang sederhana dengan menyontoh ciptaan Ilahi yang begitu indah dan bijak, memahami perbuatan-perbuatan Ilahi, mengetahui dan memahami ciptaan Ilahi melalui hasil kreasi sederhana yang mereka buat, sehingga mereka membuktikan bahwa mereka adalah ciptaan paling luhur dan makhluk paling mulia.
Selanjutnya, berdasarkan kesaksian hakikat-hakikat Islam terkait alam semesta dan manusia, terbukti bahwa manusia terbaik dan paling mulia di antara seluruh manusia adalah kaum muslimin. Mereka adalah pengikut kebenaran dan hakikat. Berdasarkan kesaksian pengamatan sempurna dan sejarah, terbukti bahwa manusia terbaik dan paling mulia di antara para pengikut kebenaran yang merupakan manusia paling terhormat adalah Muhammad S.a.w, berdasarkan kesaksian ribuan mukjizat dan akhlak beliau yang luhur dan tinggi, juga kesaksian hakikat-hakikat Islam dan al-Qur’an.
Mengingat tiga hakikat di atas untuk separuh bukti memberitahukan fakta ini, maka mungkinkah manusia bisa menolak kesaksian begitu banyak disiplin ilmu
572. Page
pengetahuan, mengkritik pengamatan sempurna di atas, menyimpang dari kehendak Ilahi dan hikmah azali yang meliputi jagad raya, untuk selanjutnya terus-menerus hidup liar, ingkar, dan merusak, seperti yang lazim dilakukan hingga saat ini? Mungkinkah kondisi seperti ini terus berlangsung melawan Islam?
Dengan sepenuh kekuatan saya bersumpah, bahkan andai pun saya memiliki banyak sekali lisan tak terbatas, tentu semuanya saya gunakan untuk bersumpah: Demi Yang Maha Bijaksana yang memiliki keluhuran, demi Pencipta yang memiliki keindahan yang telah menciptakan alam dengan hukum yang amat sempurna dan menawan di puncak kebijaksanaan dan keteraturan, dimulai dari makhluk paling kecil hingga bintang-bintang yang berotasi, dari sayap lalat hingga pelita-pelita langit, sungguh manusia sama sekali tidak akan mampu menyalahi aturan yang berlaku di alam ini dengan seluruh kejahatan yang mereka punya, berbeda dengan seluruh jenis makhluk yang ada di alam semesta ini dan semua yang ada, yang sama-sama kerdil, sehingga kejahatan bisa mengalahkan kebaikan selama ribuan tahun, dan pada akhirnya mereka akan memakan dan menelan buah pohon Zaqqum.
Dengan sekedar berasumsi, hal tersebut tetap mustahil. Mustahil manusia yang merupakan makhluk kecil, paling sengsara, lemah, berbahaya dan tiada guna, bisa menyusup ke dalam alam semesta ini, kemudian berbuat onar di sana. Padahal manusia menempati tingkatan amanat terbesar, sebagai khalifah di bumi, sebagai saudara tua dan paling mulia bagi semua wujud yang ada. Ini mustahil, dan tidak bisa diterima, bahkan hanya sekedar asumsi pun sama sekali tidak bisa diterima.
Berdasarkan separuh bukti nyata yang melahirkan sebuah hakikat ini, tidak dapat diragukan bahwa kebaikan dan agama yang benar niscaya akan berkuasa secara sempurna pada masa yang akan datang, seperti keniscayaan adanya surga dan neraka yang pasti ada di akhirat. Kebaikan dan budi pekerti luhur secara absolut akan mendominasi di tengah-tengah umat manusia, seperti halnya di alam lain selain manusia, hingga manusia sama seperti semua yang ada di jagad raya ini, dan agar dinyatakan bahwa rahasia hikmah azali berlaku untuk ras manusia pula.
573. Page
Kesimpulan:
Mengingat kesimpulan terbaik dan makhluk paling utama di jagad raya dalam pandangan Sang Pencipta adalah manusia sesuai hakikat-hakikat pasti di atas, maka segala kezaliman yang dilakukan manusia hingga saat ini, mengharuskan adanya neraka dalam kehidupan kekal abadi. Sebaliknya, adanya kesiapan-kesiapan sempurna menyeluruh yang terpendam dalam fitrah manusia dan juga hakikat-hakikat iman yang bersinggungan dan berkenaan dengan jagad raya, mengharuskan adanya surga dalam kehidupan abadi pula secara aksioma.
Karena itu tidak perlu diragukan, kejahatan-kejahatan yang dilakukan manusia dalam Perang Dunia pertama dan kedua, hingga membuat jagad raya menangis, memuntahkan zaqqum yang mereka telan karena tidak bisa mereka cerna, hingga mengotori wajah dunia secara keseluruhan, memaksa umat manusia berada dalam kondisi paling sulit, menghancurkan kemajuan yang telah mereka capai selama seribu tahun, semua kejahatan ini tentu saja tidak bisa diterima.
Dengan memohon dan mendambakan rahmat Yang Maha Pengasih lagi Penyayang –jika kiamat tidak terjadi dalam waktu dekat- semoga hakikat-hakikat Islam menjadi sarana untuk menyelamatkan umat manusia agar tidak jatuh dalam tingkatan neraka paling bawah, membersihkan wajah bumi, dan mewujudkan kedamaian untuk semuanya.
Kalimat Kedua
Putus Asa
Melalui serangkaian pengalaman yang saya lalui sepanjang hidup, saya sampai pada suatu pemikiran bahwa putus asa adalah penyakit paling berbahaya yang merasuk ke jantung dunia Islam. Putus asa seakan-akan telah membunuh kita, karena sebuah negara kecil di Barat yang jumlah penduduknya hanya satu atau dua juta jiwa, mampu menjadikan duapuluh juta kaum muslimin di belahan timur bumi sebagai pelayan mereka, dan menjajah negeri mereka.
574. Page
Putus asa inilah yang telah membunuh akhlak-akhlak mulia kita, membuat kita meninggalkan kepentingan bersama, dan membatasi pandangan kita pada kepentingan pribadi. Putus asa telah mematahkan kekuatan maknawi kita yang begitu luar biasa. Meski kekuatan maknawi yang muncul dari keimanan ini mampu untuk menguasai seluruh dunia, dari belahan timur bumi hingga barat dengan kekuatan yang tidak seberapa, nyatanya kekuatan ini telah dipatahkan oleh keputusasaan itu, hingga orang-orang asing yang zalim mampu membuat 300 juta kaum muslimin sebagai tawanan sejak 400 tahun silam. Bahkan ada yang mengira karena keputusasaan yang menimpa, bahwa ketidakperdulian dan kelemahan orang lain merupakan alasan yang bisa dibenarkan untuk bermalas-malasan, dan mengatakan, “Apa urusan saya dengan semua itu. Semua orang sengsara, celaka, dan malang seperti saya,” sehingga ia meninggalkan wibawa iman dan enggan berbuat sesuatu untuk Islam.
Karena penyakit yang satu ini telah menzalimi kita hingga sedemikian rupa, juga telah membunuh kita, maka kita akan menerapkan hukum qisas terhadap orang yang telah membunuh kita, kita akan membunuhnya, memenggal kepalanya keputusasaan dengan pedang
لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ
Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. (Qs. Az-Zumar: 53)
Kita, Insya Allah, akan mematahkan punggungnya dengan hakikat hadis:
ما لا يدرك كله لا يترك كله
“Sesuatu yang tidak bisa diketahui secara keseluruhan, bukan berarti ditinggalkan semuanya.”
Putus asa adalah penyakit paling berbahaya bagi seluruh umat dan bangsa, laksana kanker, menghalangi segala kesempurnaan, dan menyalahi hakikat, “Aku sesuai yang disangka hamba-Ku terhadap-Ku (بي عبدي ظن عند أنا) (Aku mampu memperlakukan hamba-Ku seperti yang ia sangka untuk Aku perlakuan).”[1]
[1] Bagian dari sebuah hadits riwayat al-Bukhari, nomor 6970, dan Muslim, nomor 2675.
575. Page
Putus asa adalah sifat orang-orang pengecut, hina, dan lemah, bukan sifat kewibawaan Islam. Secara khusus, tidak mungkin menjadi sifat suatu kaum seperti bangsa Arab yang memiliki keistimewaan sifat-sifat luhur yang menjadi kebanggaan umat manusia. Seluruh bangsa dunia Islam mendapatkan banyak sekali pelajaran di balik keteguhan dan ketegaran bangsa Arab. Bangsa Arab, atas izin Allah, akan meninggalkan keputusasaan untuk sekali lagi, dan selanjutnya akan saling bahu-membahu, seia sekata, dan bersama-sama dengan orang-orang Turki yang merupakan pasukan Islam yang gagah berani, akan mengangkat panji al-Qur’an di segala penjuru alam ini, insya Allah.
Kalimat Ketiga
Kejujuran
Kesimpulan yang saya petik dari pengamatan sepanjang hidup, beragam guncangan kehidupan sosial yang pernah saya lalui mengajarkan kepada saya secara pasti, bahwa kejujuran merupakan asas utama Islam, tali pengikat karakter-karakternya yang luhur, dan watak perasaan yang agung. Karena itu, kita perlu menghidupkan kejujuran dalam diri yang menjadi asas kehidupan sosial, untuk kita jadikan sebagai terapi mengobati penyakit-penyakit maknawikita.
Ya, kejujuran merupakan tali pengikat dalam kehidupan sosial Islam, riya’ adalah bagian dari kebohongan nyata, mencari muka dan berpura-pura adalah kebohongan kelas teri, kemunafikan adalah kebohongan berbahaya.
Dusta adalah membuat kebohongan terhadap kuasa Sang Pencipta yang memiliki keluhuran. Kafir adalah kebohongan dalam berbagai jenisnya. Sementara iman adalah kejujuran.
Berdasarkan rahasia ini, tentu terdapat perbedaan mencolok antara jujur dan dusta. Keduanya pasti berbeda dan saling menjauhi satu sama lain, sejauh timur dan barat, juga tidak saling merasuk, laksana api dan cahaya, meski politik tiran dan propaganda-
576. Page
propaganda lalim mencampur-aduk keduanya, hingga merusak kesempurnaan manusia.[1]
Jujur dan dusta adalah dua hal yang bertolak belakang dan menjauh, seperti jauhnya iman dari kekafiran. Berdasarkan rahasia di balik mi’raj Muhammad S.a.w pada masa bahagia ke tingkat kejujuran tertinggi, kala simpanan hakikat-hakikat keimanan dan alam semesta terbuka dengan kunci kejujuran. Kejujuran menjadi komoditi paling laris di pasar kehidupan sosial kemanusiaan, sekaligus barang paling mahal. Orang-orang seperti Musailamah al-Kadzdzab jatuh ke tingkatan neraka paling bawah tidak lain disebabkan karena kebohongan.
Mengingat revolusi besar itu telah memperlihatkan bahwa kebohongan adalah kunci segala bentuk kekafiran dan khurafat, maka tidaklah diragukan bahwa para sahabat yang berada di garis depan revolusi besar ini, yang secara tabiat dan fitrah menjadi
[1] Saudara-saudara sekalian! Melalui pelajaran yang disampaikan Sa’id “lama” empatpuluh lima tahun silam ini jelas, bahwa Sa’id “lama” memiliki hubungan erat dengan politik dan kehidupan sosial Islam. Namun jangan ada yang mengira bahwa Sa’id “lama” menjadikan agama sebagai kendaraan politik. Sama sekali tidak. Justru menjadikan politik sebagai kendaraan agama dengan segenap kekuatan yang ia miliki. Ia pernah mengatakan, “Saya lebih menyukai satu hakikat agama, dari pada seribu persoalan politik.” Ya, ketika itu, sekitar limapuluh tahun lalu - ia merasa bahwa kaum zindik dan munafik telah berusaha menjadikan agama sebagai sarana politik. Maka dengan segala kekuatan, ia juga berusaha menghadapi berbagai keinginan dan upaya pemikiran mereka untuk menjadikan politik sebagai salah satu sarana merealisasikan hakekat Islam.
Hanya saja, duapuluh tahun kemudian, ia melihat sejumlah polisi eligius mengerahkan upaya menjadikan agama sebagai sarana politik Islam dalam rangka menghadapi kaum zindik dan munafik yang menjadikan agama sebagai alat politik dengan alasan mengikuti Barat. Sebenarnya, matahari Islam tidak akan pernah mengikuti cahaya bumi dan menjadi alat baginya. Upaya menjadikan Islam sebagai alat politik berarti merendahkan kemuliaan Islam. Ia merupakan bentuk kejahatan besar atasnya. Bahkan Said lama melihat dampak dari kecenderungan tersebut, yaitu adanya seorang ulama saleh yang memuji seorang munafik yang berpandangan politik sama dengannya, seraya mengkritik ulama saleh lainnya yang tidak memiliki pandangan politik yang sama, bahkan sampai menyebutnya sebagai orang fasik. Said lama berkata padanya, "Seandainya setan mendukung pandangan politiknya, kau akan melaknatnya sekalipun ia malaikat." Karena itu, sejak tigapuluh lima tahun lalu Said lama berkata, "Aku berlindung kepada Allah dari setan dan politik."
Maka, karena Said baru telah meninggalkan politik sepenuhnya dan sama sekali berpaling darinya, maka Khutbah Syamiyah karya Said lama yang terkait dengan politik ini diterjemahkan.
Selanjutnya, ada bukti baru bahwa beliau mengeksploitasi agama sebagai sarana politik sepanjang hidupnya selama lebih seperempat abad. Dalam berbagai tulisan dan risalahnya sebanyak 130 risalah dan diteliti dengan cermat oleh sejumlah pakar di ratusan pengadilan, bahkan dalam kondisi paling sulit sekalipun di mana beliau terpaksa memasuki kancah politik karena tekanan begitu hebar dari orang-orang zalim, murtad, dan munafik. serta ketika ada perintah rahasia melenyapkan beliau, tidak satu pun dari mereka yang menemukan satu bukti tentang aksi beliau yang mengeksploitasi agama demi politik.
Kami sebagai murid-murid Nur mengamati kehidupan beliau dari dekat dan kami mengetahui seluk-beluknya. Kami tidak mampu menahan rasa kagum melihat kondisi tersebut. Menurut kami, itu merupakan bukti keikhlasan hakiki beliau dalam lingkup Risalah Nur. (Murid-murid Nur)
577. Page
komoditi paling laris dan menjadi kebanggaan, sekaligus barang paling mahal, tentu saja mereka tidak akan coba-coba berdusta yang merupakan komoditi paling rusak dan buruk, barang yang dibenci oleh siapa pun di pasar jagad raya, juga tidak akan ada yang mau membeli barang seperti itu.
Para sahabat tidak sama seperti Musailamah al-Kadzdzab. Bahkan dengan sepenuh kekuatan dan kecenderungan fitrah, mereka laksana pelanggan kejujuran yang merupakan komoditi paling lahir sekaligus paling mahal harganya, di samping sebagai kunci segala hakikat, dan tingkatan yang membuat Muhammad S.a.w mencapai tingkatan ‘illiyyin paling atas.
Hakikat ini merupakan hujah nyata yang menunjukkan bahwa seluruh sahabat jujur dan adil, riwayat-riwayat mereka tidak perlu diperkuat dengan rekomendasi apa pun, dan semua yang mereka riwayatkan shahih, seperti yang telah dijelaskan oleh ulama hadits, ulama syariat, dan menjadi kesepakatan di antara mereka.
Kejujuran dan dusta saling menjauh satu sama lain sejauh antara iman dan kekafiran dalam revolusi besar yang terjadi pada masa-masa bahagia. Namun seiring perjalanan waktu, keduanya mulia saling mendekat satu sama lain. Berbagai propaganda dusta yang disebarkan politik secara luas, kerusakan dan dusta akhirnya menyebar hingga sampai batas tertentu. Karena alasan inilah, siapa pun tidak akan bisa mencapai tingkatan “sahabat.”
Cukup sampai di sini penjelasan yang bisa kami sampaikan, berikutnya kita akan beralih menuju risalah “Tambahan Kalimat Keduapuluh Tujuh” yang secara khusus membahas tentang sahabat.
Saudara-saudara sekalian yang ada di masjid Jami’ al-Umawi, dan 400 juta saudara-saudara beriman yang ada di masjid dunia Islam setelah berlalu kurang lebih limapuluh tahun, pertolongan itu tidak akan terwujud tanpa kejujuran, dan tali yang kuat itu adalah kejujuran. Dengan kata lain, tali paling kuat untuk dijadikan pegangan adalah kejujuran.
Kebohongan demi suatu kepentingan sudah dihapus oleh zaman. Fatwa sebagian ulama yang membolehkan berdusta untuk suatu maslahat dan kepentingan, tentu tidak
578. Page
bisa disampaikan pada zaman sekarang ini, karena fatwa seperti ini tentu akan dieksploitasi secara tidak baik, hingga hanya menyisakan satu maslahat saja yang bisa dicapai, dan mengandung seratus bahaya. Dengan demikian, hukum tidak bisa dibangun berdasarkan maslahat. Contoh:
Mengqashar shalat dalam perjalanan dilakukan karena adanya beban berat. Namun beban berat itu sendiri tidak mungkin menjadi alasan mengqashar, karena tidak ada batasan pastinya, dan kadang bisa dimanfaatkan secara tidak baik. Dengan demikian, yang menjadi alasan mengqashar shalat tidak lain adalah perjalanan itu sendiri.
Demikian pula dengan maslahat yang tidak bisa dijadikan alasan untuk berdusta, karena tidak ada ukuran pastinya. Maslahat bisa dijadikan alasan tepat untuk dimanfaatkan secara tidak baik, sehingga tidak bisa menjadi landasan fatwa.
Karena itu, hanya ada dua cara: berkata jujur, atau diam, tidak ada cara lainnya. Maksudnya tidak ada pilihan jujur, dusta, atau diam.
Pada masa kita sekarang ini, kebohongan telah menghancurkan rasa aman bersama, menghancurkan perdamaian dunia, dengan dalih maslahat yang dieksploitasi secara tidak baik. Karena itu, manusia harus menutup rapat-rapat jalan ini. Jika tidak, Perang Dunia yang pernah disaksikan oleh manusia selama setengah abad, berbagai macam gerakan revolusi, kehancuran yang menakutkan dan mengerikan, akan menimbulkan kiamat untuk mereka semua.
Ya, apa pun yang Anda ucapkan harus jujur dan benar. Namun tentu tidak bijak jika semua yang Anda katakan jujur. Jika berkata jujur bisa menimbulkan bahaya, saat itu harus diam, dan tetap tidak boleh berkata dusta untuk selamanya. Apa pun yang Anda ucapkan harus benar. Namun tentu tidak bijak jika semua yang Anda katakan benar. Jika menyampaikan kebenaran tidak tulus ikhlas, pasti itu akan menimbulkan dampak tidak baik. Kebenaran harus dipakai dalam kezaliman.
579. Page
Kalimat Keempat
Cinta
Saya mempelajari secara pasti dari kehidupan sosial manusia selama hidup, seluruh pengamatan saya sampai pada suatu kesimpulan, bahwa cinta yang paling layak dicintai adalah cinta itu sendiri, dan permusuhan yang paling patut dimusuhi adalah permusuhan itu sendiri. Artinya, karakter cinta dan kasih sayang yang memberikan rasa aman dalam kehidupan sosial kemanusiaan, dan mendorong insan menuju kebahagiaan, itulah karakter cinta yang paling patut untuk dicintai dan disayangi. Permusuhan dan kebencian yang menghancurkan kehidupan sosial kemanusiaan adalah sifat berbahaya dan buruk yang patut untuk dibenci, dimusuhi, dan harus lebih diwaspadai daripada bahaya lain.
Hakikat ini sudah dijelaskan dalam “Tulisan Keduapuluh Dua” dari Risalah al-Nur dengan jelas. Karena itu perlu kami isyaratkan secara singkat sebagai berikut:
Era permusuhan telah berakhir. Perang Dunia pertama dan kedua memperlihatkan sejauh mana permusuhan amat menghancurkan, keji, dan zalim. Terlihat jelas bahwa permusuhan sama sekali tidak ada gunanya. Dengan demikian, jangan sampai keburukan-keburukan musuh membuat kalian memusuhi, dengan catatan musuh tidak berbuat semena-mena terhadap kita. Neraka dan siksa Ilahi sudah cukup bagi mereka.
Kadang sikap terpedaya dan kecintaan terhadap diri sendiri mendorong orang untuk memusuhi ahli keimanan secara tidak benar, dan tanpa disadari, mengira dirinya yang benar. Sesungguhnya, permusuhan itulah yang merendahkan iman, Islam, nasionalisme, dan faktor-faktor kuat lain yang menjadi media untuk mencintai para pemilik keimanan. Permusuhan meruntuhkan kedudukan cinta, di samping sebagai suatu tindakan bodoh, seperti kebodohan lebih memilih faktor-faktor permusuhan yang hanya sepele daripada faktor-faktor cinta agung sebesar gunung.
Karena cinta adalah kebalikan dari permusuhan, maka keduanya tidak mungkin menyatu secara nyata laksana cahaya dan kegelapan. Mana yang faktor-faktornya
580. Page
mendominasi di hati, itulah hakikat yang berkuasa di hati. Namun kebalikannya tidak muncul dalam bentuknya yang hakiki. Jelasnya melalui contoh berikut:
Ketika cinta telah tertanam kuat di dalam hati, permusuhan saat itu berubah menjadi kasih sayang. Inilah kondisi yang lazim dilakukan orang terhadap pemilik keimanan. Atau ketika permusuhan telah tertanam kuat di dalam hati secara hakiki, cinta saat itu berubah menjadi basa-basi, mencari muka, dan persahabatan formalitas. Kondisi ini lazim dilakukan orang terhadap para pengikut kesesatan yang tidak melampaui batas.
Ya, faktor-faktor pemicu cinta merupakan rantai cahaya yang kuat dan benteng kokoh maknawi, seperti iman, Islam, kebangsaan, kemanusiaan, dan lainnya. Sementara faktor-faktor pemicu permusuhan hanya bersifat parsial khusus, laksana kerikil-kerikil kecil yang dilakukan terhadap pemilik keimanan. Karena itu, salah besar jika dikatakan permusuhan terhadap orang muslim adalah permusuhan hakiki. Ini laksana meremehkan faktor-faktor cinta yang begitu besar sebesar gunung.
Kesimpulan:
Cinta, persaudaraan, dan kasih sayang, merupakan salah satu tanda dan ikatan Islam. Para musuh tidak ubahnya seperti anak kecil dengan tabiat tidak baik, ingin menangis, kemudian mencari sebab agar bisa menangis. Dan menjadi sesuatu yang sangat lemat selemah sayap layap dengan alasan untuk menangis. Mereka juga ibarat orang yang selalu merasa sial dan lalim, tidak pernah berbaik sangka selama masih dimungkinkan untuk berburuk sangka. Satu kebaikan ia tutupi dengan sepuluh keburukan. Kondisi seperti ini tentu saja tertolak oleh keadilan dan sikap berbaik sangka yang merupakan bagian dari watak Islami.
Kalimat Kelima
Di antara yang saya pelajari dari musyawarah syariat, satu keburukan seorang manusia tidak terus bertahan sebagai satu keburukan pada zaman sekarang, tapi kadang kian membesar, dan menyebar luas, hingga menjadi seratus keburukan. Seperti itu juga kebaikan yang kadang tidak terus bertahan sebagai satu kebaikan, tapi akan
581. Page
berlipat ganda hingga ribuan kali. Rahasia dan hikmah di balik semua itu adalah: kebebasan dan saran syar’i telah menampakkan kepemimpinan umat kita yang sebenarnya. Asas ruh umat kita yang sebenarnya adalah Islam.
Mengingat khilafah Utsmani dan pasukan Turki mengangkat tinggi panji umat ini, maka Arab dan Turki adalah dua saudara hakiki laksana benteng dan penjaga umat Islam. Melalui ikatan suci umat ini, seluruh kaum muslimin laksana satu keluarga. Kelompok-kelompok Islam saling terkait satu sama lain layaknya anggota keluarga. Saling membantu satu sama lain secara maknawi dan nyata jika diperlukan. Sehingga seluruh kelompok Islam saling terkait satu sama lain oleh rangkaian cahaya.
Seperti halnya jika ada salah satu anggota keluarga melakukan suatu kejahatan, maka seluruh anggota keluarga akan tertuduh melakukan kejahatan tersebut di mata keluarga lain. Keluarga lain akan memusuhi keluarga tersebut, seakan-akan seluruh anggota keluarga yang bersangkutan melakukan kejahatan. Dan satu kejahatan tersebut berubah seakan-akan menjadi seribu kejahatan. Sebaliknya, ketika salah satu anggota keluarga melakukan satu hal besar yang berkenaan dengan esensi keluarga, maka prestasi tersebut akan menjadi kebanggaan seluruh anggota keluarga, seakan-akan seluruh anggota keluarga melakukan hal besar tersebut.
Mengacu pada hakikat di atas, keburukan pada zaman sekarang ini, khususnya yang terjadi setelah limapuluh tahun silam, bukan hanya berlaku bagi si pelakunya saja, tapi juga merembet pada hak-hak jutaan kaum muslimin. Contoh-contoh hal serupa akan terlihat dengan jelas setelah limapuluh tahun kedelapan.
Saudara-saudara saya yang mendengarkan kata-kata saya ini di masjid Jami’ al-Umawi, dan saudara-saudara kaum muslimin di masjid Jami’ dunia Islam setelah empatpuluh tahun atau limapuluh tahun, jangan lagi kalian beralasan, “Kami tidak merugikan siapa pun. Namun kami juga tidak bisa berbuat apa-apa untuk orang lain. Berarti kami juga bisa dimaklumi.” Alasan kalian seperti ini tidak bisa diterima, karena kemalasan, enggan bekerja karena menyepelekan, tidak peduli, tidak mendorong dan tidak bersemangat untuk mewujudkan persatuan Islam dan nasionalisme Islam hakiki, itulah bahaya fatal dan kezaliman besar yang kalian lakukan.
582. Page
Seperti halnya satu keburukan akan meningkat hingga ribuan kali lipat, seperti itu juga dengan satu kebaikan. Satu kebaikan terkait dengan kesucian Islam tidak akan terbatas bagi pelakunya saja pada zaman sekarang ini. Kebaikan tersebut akan bermanfaat secara maknawi untuk jutaan orang yang beriman, memberikan kekuatan yang mengikat antara kehidupan maknawi dengan kehidupan nyata. Karena itu, sekarang ini bukanlah zamannya berlena ria dalam kasur kemalasan tanpa peduli.
Untuk itu, wahai saudara-saudaraku di masjid Jami’ ini, dan saudara-saudaraku di masjid besar dunia Islam setelah empatpuluh atau limapuluh tahun berlalu. Jangan mengira saya akan naik ke atas mimbar ini untuk menyampaikan nasehat pada kalian. Saya naik ke atas mimbar ini tidak lain adalah untuk menuntut hak kami dari kalian, karena kemaslahatan kelompok-kelompok Islam kecil seperti kaum Kurdi, dan kebahagiaan mereka dunia-akhirat, amat tergantung pada guru-guru besar seperti bangsa Arab dan orang-orang Turki yang merupakan kelompok-kelompok besar seperti kalian. Kemalasan dan kelemahan kalian akan membahayakan kelompok-kelompok Islam yang mereka adalah saudara-saudara kecil kalian, saudara-saudara malang seperti kami ini.
Saya sampaikan pesan terlebih dulu untuk bangsa Arab secara khusus, bangsa besar dan mulia yang dulu pernah sadar secara sempurna dan akan kembali sadar lagi. Sungguh, kalian adalah para guru dan imam kami, juga untuk seluruh kelompok-kelompok Islam, dulu kalian adalah para mujahid Islam, selanjutnya bangsa Turki membantu kalian untuk menunaikan tugas suci itu secara sempurna. Karena itu, bermalas-malasan adalah dosa besar bagi kalian.
Kami sangat mengharapkan rahmat Ilahi agar kelompok-kelompok Arab mengambil sikap dan posisi luhur setelah empatpuluh atau limapuluh tahun, seperti rakyat Amerika Serikat. Semoga mereka semua bisa menyelamatkan hukum Islam yang hingga kini masih saja menjadi tawanan, sehingga bisa memberikan kemenangan bagi kalian dalam menegakkan hukum Islam di separuh bumi, bahkan di sebagian besar belahan bumi, seperti yang dulu pernah ada. Generasi berikutnya akan melihat hal itu, atas izin Allah, jika memang tidak didahului kiamat.
583. Page
Saudara-saudara saya sekalian, jangan pernah kalian mengira atau membayangkan kalau kata-kata saya ini bermaksud untuk membangkitkan semangat dan cita-cita kalian agar memanfaatkan politik. Sama sekali tidak seperti itu, karena hakikat Islam berada di atas semua politik. Seluruh politik dengan berbagai jenis dan bentuknya justru harus menjadi pelayan hakikat Islam. Politik mana pun tidak akan mampu menjadikan Islam sebagai tunggangan.
Dengan pemahaman saya yang terbatas, saya membayangkan kondisi masyarakat Islam pada masa sekarang ini ibarat sebuah pabrik yang memiliki banyak sekali gear dan roda. Ketika ada satu gear terlepas, atau selip pada gear lain, tentu mesin pabrik rusak. Karena itu sudah tiba waktu yang tepat untuk mewujudkan persatuan Islam. Kalian harus mulai saling toleran dan mengalihkan pandangan pada aib pribadi sebagian saudara yang lain.
Dengan menyesal saya sampaikan, setiap kali orang-orang asing menguasai harta benda kita yang berharga dan merampas tanah air dari tangan kita, mereka hanya memberikan imbalan tidak seberapa, karena mereka juga telah merampas akhlak-akhlak luhur dan sebagian karakter yang bersumber dari akhlak mulia. Mereka mengusik kehidupan sosial kita lalu mereka jadikan sebagai sarana untuk kemajuan mereka. Sebagai imbalannya, mereka justru memberikan akhlak buruk milik mereka pada kita, karakter dan watak mereka yang tercela dan tolol.
Sebagai contoh, salah seorang di antara mereka bilang dengan meniru karakter nasionalisme milik kita, “Jika aku mati nanti, maka jayalah umatku, karena aku akan tetap hidup di tengah-tengah umatku.” Mereka mencuri kata-kata kita itu, karena asas yang paling kuat dan mengakar dalam-dalam di balik kemajuan mereka adalah makna kata-kata kita yang mereka curi ini. Kata-kata ini muncul dari agama yang benar dan bersumber dari hakikat-hakikat iman. Itulah barang dagangan milik kita, orang-orang yang beriman. Berbeda dengan salah seorang egois di antara kita, karena terpengaruh oleh akhlak orang asing yang rusak dan buruk, ia bilang, “Jika aku mati karena kehausan, mudah-mudahan hujan tidak akan pernah turun ke bumi untuk selamanya. Jika aku tidak menemukan kebahagiaan, maka silahkan dunia ini berbuat onar
584. Page
semaunya.” Kata-kata bodoh seperti ini bersumber dari atheisme dan kekafiran, timbul karena tidak mengenal akhirat, menyusup dan meracuni diri kita.
Berikutnya, salah seorang asing meraih sebuah nilai berharga seperti nilai umat, karena pemikiran umat yang mereka curi dari tangan kita. Nilai seseorang tentu berdasarkan cita-citanya. Jika yang menjadi fokus pemikiran seseorang adalah umat, berarti dia adalah miniatur umat itu sendiri. Namun karena tidak adanya kesadaran dan perhatian bagi sebagian dari kita, di samping kita meniru watak dan karakter berbahaya dari orang asing, kita semua akhirnya mengatakan, “Diriku, diriku (nafsi, nafsi).” Padahal kita memiliki nasionalisme Islam yang suci dan kuat. Sebagian di antara kita hanya memikirkan kepentingan pribadi, tanpa mau memikirkan kepentingan umat, hingga seribu orang gugur berbanding satu orang. Siapa yang fokus memikirkan diri sendiri, ia bukan bagian dari manusia, karena ia hanya memiliki peradaban berdasarkan watak pribadi (بالطبع مدني لأنه الانسان من فليس نفسه همته كان من) .Suatu hari, ia pasti terpaksa memikirkan sesamanya, karena kehidupan pribadi tidak akan bertahan lama tanpa kehidupan sosial. Sebagai contoh:
Hitunglah berapa jari tangan yang diperlukan orang untuk memakan roti, ukurlah seberapa besar kebutuhan orang untuk mencium jari-jari tangan itu secara makna sebagai imbalan karena bisa digunakan untuk makan. Perkirakan berapa banyak pabrik yang bekerja sama untuk membuat baju yang ia kenakan. Karena seseorang tidak memiliki ikatan dengan sesamanya, ia harus membayar mahal secara maknawi untuk mereka, dan tentu saja tidak bisa hidup telanjang tanpa pakaian layaknya hewan. Ia tetap merindukan peradaban berdasarkan watak yang ia miliki.
Orang yang hanya sebatas memikirkan kepentingan pribadi adalah orang yang terlepas dari makna insani, dan berubah menjadi makhluk liar dan buas, kecuali jika memang tidak bisa berbuat apa pun. Saat itu ia memang memiliki alasan hakiki.
585. Page
Kalimat Keenam
Kunci kebahagiaan kaum muslimin dalam kehidupan sosial Islam adalah musyawarah syar’i.
وَأَمْرُهُمْ شُورَىٰ بَيْنَهُمْ
Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka. (Qs. al-Syura [42]: 38)
Ayat ini memerintahkan musyawarah untuk urusan-urusan mendasar.
Ya, sebagaimana musyawarah antara masa dan zaman satu dengan yang lain melalui sejarah bangsa manusia atas nama kesamaan pemikiran menjadi faktor penentu kemajuan manusia dan fondasi ilmu pengetahuan, seperti itu juga salah satu faktor kemunduran benua Asia yang merupakan benua terbesar sekaligus terbelakang jika dibandingkan dengan benua-benua lain, disebabkan karena tidak menerapkan prinsip musyawarah secara hakiki.
Masa depan dan kunci benua Asia adalah musyawarah. Sebagaimana orang bermusyawarah, seperti itu juga kelompok dan benua, juga harus bermusyawarah.
Faktor yang mampu melepas dan menghancurkan belenggu serta rantai berbagai tindak kesewenang-wenangan di kaki tigaratus juta bahkan empatratus juta kaum muslimin tidak lain adalah kebebasan syar’i yang muncul dari musyawarah, wibawa, dan kasih sayang berbasis iman. Kebebasan syar’i, maksudnya, menghiasi diri dengan etika-etika syar’i, membuang keburukan-keburukan peradaban Barat yang rusak.
Kebebasan syar’i yang muncul dari keimanan memerintahkan dua hal mendasar:
Pertama, jangan pernah merendahkan siapa pun atau merasa rendah diri (يتذلل ولا المرء يذل ألا).
Kedua, siapa yang menjadi hamba Allah, ia bukan hamba sesama manusia, jangan saling menjadikan tuhan-tuhan selain Allah (للعباد ا عبد لايكون لله عبدا كان من ) (لايجعل بعضكم بعضا أربابا من دون الله), dan kebebasan syar’i adalah karunia Allah Yang Maha Pemurah (الرحمن عطية الشرعية الحرية).
586. Page
Dengan kata lain, iman mengharuskan mukmin untuk tidak merendahkan orang lain dengan perlakuan sewenang-wenang dan berkuasa secara tiran, juga tidak merendah di hadapan orang-orang zalim. Siapa yang beribadah kepada Allah dengan sebenarnya, tidak mungkin menjadi budak sesama manusia. Siapa yang tidak mengenal Allah, ia pasti mengira apa pun dan siapa pun yang memiliki tinggi yang sama mempunyai rububiyah maknawi dan berkuasa terhadap dirinya.
Tepat sekali, kebebasan syar’i adalah karunia Allah Yang Maha Pemurah. Kebebasan syar’i adalah hadiah Allah karena nama al-Rahman al-Rahim (Maha Pemurah lagi Penyayang) tampak di sana. Ini merupakan salah satu karakteristik iman.
Karena itu, “hidupkan kejujuran, matikan keputusasaan, pertahankan cinta, takwa dan musyawarah” (والشورى والتقوى المحبة فلتدم ، اليأس ولاعاش ، الصدق فليحي).
“Celaan tertuju bagi mereka yang mengikuti hawa nafsu, dan kesejahteraan terlimpah bagi siapa pun yang mengikuti petunjuk” (الهدى اتبع من على والسلام الهوى اتبع من على الملام إن).
Jika ada yang bertanya:
Mengapa Anda menaruh perhatian terhadap musyawarah hingga sedemikian rupa? Dan bagaimana cara memajukan kehidupan umat manusia melalui musyawarah, khususnya di Asia, dan lebih khusus lagi Islam?
Jawaban:
Seperti yang telah dijelaskan dalam kilauan “Keikhlasan,” tepatnya di bagian “Kilauan Keduapuluh Satu”Risalah al-Nur, musyawarah hakiki akan memunculkan keikhlasan dan perasaan memerlukan sandaran, sehingga tiga alif akan berubah menjadi angka 111 (seratus sebelas). Tiga orang dimungkinkan bisa membawa guna untuk umat secara keseluruhan berdasarkan keikhlasan dan sandaran hakiki, hingga terasa seperti seratus orang. Banyak sekali kejadian bersejarah menuturkan kepada kita, karena keikhlasan, bersandar, dan musyawarah hakiki, sepuluh orang bisa melakukan pekerjaan seribu orang.
587. Page
Mengingat kebutuhan manusia begitu banyak dan tidak terbatas, jumlah musuhnya juga tidak terbatas, sementara kekuatan dan modal yang dimiliki sangat kecil sekali, terlebih jumlah pembuat onar dan perusak kian banyak karena atheisme menyebar, maka tidak perlu diragukan lagi bahwa kehidupan sosial manusia tidak akan bisa berjalan dengan lurus, musuh-musuh tidak akan pernah berhenti mengancam, kebutuhan-kebutuhan manusia tidak akan terpenuhi atau dijamin aman, kecuali dengan musyawarah syar’i yang muncul dari hakikat iman. Seperti halnya kehidupan pribadi seseorang tidak akan mampu tegak menghadapi berbagai macam musuh yang tidak terbatas jumlahnya, juga kebutuhan-kebutuhan tak terbatas, selain dengan bersandar dan rasa memohon pertolongan yang bersumber dari keimanan.
Tambahan
Tambahan Khutbah Syam menyebutkan sebuah contoh lembut yang muncul dari keimanan, contoh sikap kewiraan maknawi yang tak terkalahkan. Berikut akan kami jelaskan secara ringkas terkait poin yang kita bicarakan:
Suatu ketika saya menemani Sultan Rasyad pada awal era kebebasan (Konstutusi Kedua, 1908-1918),[1] dalam sebuah perjalanan menuju provinsi Rumelia, mewakili wilayah bagian Timur Turki. Terjadilah sebuah dialog antara saya dengan dua teman di dalam kereta. Keduanya adalah ahli di bidang ilmu-ilmu modern. Mereka bertanya kepada saya:
Mana yang lebih kuat, atau mana yang lebih kita butuhkan: fanatisme agama, atau fanatisme nasionalisme?
Saya jawab saat itu:
Kita adalah kaum muslimin. Agama dan nasionalisme bagi kita adalah satu kesatuan, tidak ada bedanya, selain perbedaan persepsi dan unsur luar saja, karena agama adalah kehidupan sekaligus ruh bagi nasionalisme. Bagi yang menilai keduanya berbeda, berarti ia menilai bahwa fanatisme agama mencakup kalangan awam dan
[1] Istilah yang diberikan oleh kaum yang mengusung persatuan di masa mereka.
588. Page
terpelajar, sementara fanatisme nasionalisme hanya berlaku bagi satu di antara seratus orang. Artinya, orang rela mengorbankan kepentingan pribadi demi kaumnya.
Karena itu, fanatisme agama harus menjadi hal mendasar dalam hak-hak bersama, sementara fanatisme nasionalisme harus menjadi pelayan, kekuatan, dan benteng bagi fanatisme agama.
Kita orang-orang Timur tidak sama seperti orang-orang Barat. Yang berkuasa dalam hati kita adalah perasaan keagamaan. Sebab, diutusnya sebagian besar nabi di kawasan Timur oleh takdir azali mengisyaratkan bawah faktor yang menyadarkan manusia di belahan Timur bumi adalah perasaan tersebut semata. Perasaan ini menuntun menuju kemajuan. Masa bahagia (zaman Nabi Muhammad S.a.w) dan masa para tabi’in adalah bukti nyata terkait hal itu.
Dengan demikian, wahai teman-temanku di sekolah bergerak bernama kereta api, wahai kalian yang bertanya tentang fanatisme agama dan nasionalisme, mana di antara keduanya yang patut lebih diperhatikan. Wahai murid-murid di berbagai sekolah modern yang ikut pergi bersama kami menuju masa depan dengan mengendarai kereta api waktu, saya sampaikan pada kalian semua:
Fanatisme agama dan nasionalisme Islam telah menyatu dalam diri orang-orang Turki dan Arab secara sempurna, di mana keduanya tidak bisa dipisahkan. Fanatisme Islam adalah rangkaian cahaya paling kuat dan kokoh yang turun dari ‘Arsy yang agung. Itulah ikatan kuat (‘urwah al-wutsqa) yang tidak akan pernah terputus. Ia adalah benteng suci yang tidak akan pernah runtuh dan roboh.
Saat saya sampaikan kata-kata ini kepada dua guru itu, keduanya bilang pada saya:
Apa dalilnya? Klaim besar seperti ini tentu memerlukan hujah dan dalil kuat.
Kereta yang kami tumpangi saat itu rupanya sudah keluar dari terowongan. Kami kemudian melongok keluar. Kami melihat seorang anak kecil yang belum genap enam tahun usia berdiri di sisi rel yang dilalui kereta kami. Saya kemudian bilang kepada dua kawan saya itu, “Anak kecil itulah yang menjawab pertanyaan kalian dengan bahasa kondisionalnya. Mari kita jadikan anak kecil itu sebagai guru di sekolahan kita
589. Page
yang bergerak ini sebagai pengganti saya. Bahasa kondisional anak kecil menuturkan hakikat berikut:
Perhatikan anak kecil itu! Ia berdiri tepat di sebelah rel kereta dalam radius hanya satu meter saat kereta muncul dari terowongan dengan serangannya yang menakutkan, dan suara gaduhnya yang mencekam. Kereta ini dengan teriakan keras mengancam melalui serangannya, “Celaka siapa pun yang menghadangku!” namun anak kecil yang tidak bersalah itu berdiri di dekat jalanan yang dilalui kereta, tidak memperdulikan ancaman itu, ia berada dalam kebebasan sempurna dan keberanian puncak, meremehkan serangan kereta ini. Dengan keberaniannya, si anak itu mengatakan, “Kau tidak mungkin menakutiku dengan teriakanmu laksana petir itu.” Dengan bahasa kekuatan dan keteguhan yang dimiliki, si anak seakan-akan mengatakan, “Wahai kereta! Kamu ini tunduk pada aturan, kendali dan tali kekangmu berada di tangan orang yang menjalankanmu, kau tidak mungkin bisa berbuat semena-mena terhadapku, kau pun tidak akan mampu membuatku menjadi sasaran perlakuan lalimmu. Silahkan teruskan perjalananmu atas izin pemimpinmu.”
Karena itu, wahai dua temanku dalam kereta ini, dan wahai saudara-saudaraku yang mempelajari ilmu-ilmu modern limapuluh tahun setelah kejadian ini, andai saja Rustum penguasa Persia dan Heraklius raja Romawi, dengan keberaniannya yang luar biasa, melipat waktu dan berdiri di tempat si anak kecil yang tidak bersalah itu, mengingat masa zaman mereka kereta api belum ada, keduanya pasti mengira bahwa kereta ini bergerak tidak berdasarkan ketentuan dan aturan. Saat kereta keluar dari terowongan dengan bagian depan mengeluarkan percikan api, nafas terengah layaknya petir, mata bersinar terang oleh sorotan lampu, maka tidak dapat diragukan, meski amat pemberani, keduanya pasti ketakutan terhadap wujud kereta api yang bergerak ke arahnya seakan menyerang dan mengancam. Keduanya pasti lari menjauh ketakutan dalam radius lebih dari seribu meter.
Lihatlah! Bagaimana kebebasan dan keberanian mereka berdua lenyap dan sirna kala menghadapi ancaman sebuah kendaraan. Keduanya tidak punya pilihan apa pun selain melarikan diri, karena keduanya tidak yakin adanya masinis dan orang yang mengatur
590. Page
perjalanan kereta api itu. Keduanya mengira kereta bukanlah kendaraan yang tunduk pada aturan, tapi mengiranya seakan-akan singa berbahaya yang siap menerkam, dan di belakangnya terdapat duapuluh singa lainnya dalam bentuk gerbong kereta.
Wahai saudara-saudara dan teman-teman saya yang mendengar kata-kata ini setelah limapuluh tahun berlalu, faktor yang membuat anak kecil yang belum genap enam tahun itu lebih memiliki keberanian dan kebebasan melebihi yang dimiliki Rustum dan Heraklius adalah adanya benih hakikat yang terdapat di dalam hati si anak. Benih itu adalah keyakinan, kepastian, dan keimanan bahwa kereta memiliki aturan dan kendalinya berada di tangan sang masinis, pergerakan kereta mengacu pada aturan tertentu dan ada seseorang yang menjalankan kereta tersebut. Dan faktor yang membuat dua pahlawan tersebut ketakutan, serta membuat perasaan mereka berdua ditawan oleh dugaan, adalah ketidak-yakinan mereka terhadap sistemnya, juga ketidak-percayaanpada sistemnya.
Seperti halnya sikap patriotisme anak kecil yang muncul dari keimanan dalam contoh di atas, kelompok-kelompok Islam seperti bangsa Turki dan golongan lain yang bergabung, memerankan aksi-aksi patriotisme maknawi luar biasa kala mengangkat tinggi panji Islam dan kesempurnaan-kesempurnaan maknawi di muka bumi selama seribu tahun di Asia, Afrika, dan separuh Eropa. Mereka menyonsong panji itu dengan penuh keberanian yang muncul dari keimanan dan keyakinan yang tersimpan di dalam hati melawan negara-negara dan bangsa yang jauh lebih unggul seratus kali lipat.
Seluruh bangsa Islam, khususnya Turki dan Arab, bangsa yang menghadapi kematian dengan senyuman dan kebahagiaan seraya mengatakan, “Biar pun kami mati, toh kami mati syahid. Jika kami membunuh musuh, kami adalah mujahid,” bangsa yang menghadapi berbagai permusuhan tanpa henti di dunia, bahkan ancaman-ancaman yang dilancarkan oleh kereta-kereta api yang mencekam dan menakutkan, dimulai dari bakteri dan berakhir pada komet yang bersikap memusuhi seluruh kesiapan yang dimiliki manusia. Mereka tak gentar menghadapinya dengan keberanian berasas iman. Bukannya takut dan gentar, mereka justru menghadapi qadha dan qadar Ilahi dengan penyerahan diri yang muncul dari keimanan. Mereka memetik hikmah,
591. Page
pelajaran, dan kebahagiaan dunia dalam batasan tertentu. Mereka menunjukkan aksi-aksi patriotisme luar biasa seperti anak kecil itu.
Ini semua menunjukkan bahwa penguasa mutlak masa depan dunia adalah nasionalisme Islam, seperti halnya yang akan terjadi di akhirat.
Faktor yang membuat Rustum dan Heraklius ketakutan, resah dan menderita tidak lain disebabkan tidak adanya keyakinan, kebodohan, dan kesesatan mereka berdua. Risalah al-Nur telah menyebut ratusan hujah hakiki di antara sekian banyak hujah lain yang tertera dalam muqaddimah risalah ini. Permasalahannya adalah:
Kekafiran dan kesesatan memperlihatkan jagad raya di mata orang-orang sesat penuh dengan ribuan kelompok musuh yang menakutkan, dan ribuan kelompok musuh dimulai dari rangkaian bintang hingga penyakit TBC hati menyerang bangsa manusia dengan kekuatan buta dan acak.
Kekafiran dan kesesatan adalah Zaqqum neraka, karena keduanya memunculkan rasa takut, derita, dan resah berkepanjangan terhadap esensi manusia, seluruh kesiapan yang dimiliki, kebutuhan-kebutuhan tak terbatas, keinginan dan angan-angan tiada akhir.
Kekafiran dan kesesatan melemparkan manusia ke dalam neraka Jahanam, bahkan di dunia.
Ribuan ilmu pengetahuan dan kemajuan insani yang terlepas dari iman dan agama, sama sekali tidak membawa guna. Sama seperti keberanian Rustum dan Heraklius yang tidak berguna. Menyuntikkan kemaksiatan dan kemabukan kepada manusia hingga mereka tidak merasakan ancaman-ancaman yang memilukan pada saat itu, sehingga perasaan dan kesadaran yang dimiliki tidak berfungsi.
Seperti halnya membandingkan antara kekafiran dan keimanan bisa membuahkan banyak hasil baik, seperti surga dan neraka di akhirat, demikian pula iman. Iman mewujudkan surga maknawi, bahkan di dunia, mengubah kematian menjadi tiket untuk berwisata, dan pensiun dari tugas. Sementara kekafiran menimbulkan neraka maknawi, bahkan di dunia, menghancurkan kebahagiaan hakiki manusia, mengubah kematian menjadi sesuatu yang melenyapkan secara abadi.
592. Page
Penjelasan poin ini akan kami alihkan pada ratusan hujah nyata berdasarkan fakta dan kesaksian Risalah al-Nur yang akan kami ringkas di sini.
Jika kalian ingin melihat hakikat contoh ini, tegakkan kepala dan lihatlah jagad raya di sekitar, lihatlah balon panas, mobil, pesawat, kapal laut yang mirip kereta api. Lihatlah bintang, galaksi, rangkaian kejadian-kejadian yang terus berulang secara teratur yang diciptakan oleh kuasa azali dengan aturan dan hikmah, baik yang ada di darat, laut maupun udara. Siapa pun yang punya akal pasti mengakui bahwa kuasa azali memiliki ciptaan-ciptaan serupa yang jauh lebih menakjubkan lagi di alam spiritual dan maknawi, sama seperti adanya benda-benda di alam nyata ini. Siapa yang punya mata, pasti bisa melihat sebagian besar di antaranya.
Seluruh kejadian berantai baik yang bersifat materi atau maknawi di jagad raya ini, menyerang para pengikut kesesatan yang tidak memiliki iman, mengancam, meneror, dan meruntuhkan kekuatan maknawi yang mereka miliki.
Sebaliknya, semua kejadian tersebut tidak mengancam atau meneror mereka yang memiliki iman. Justru memberikan kesenangan, kebahagiaan, harapan dan kekuatan, karena melalui iman, orang-orang beriman mengetahui bahwa Sang Pencipta Yang Maha Bijaksana menuntun serangkaian kejadian, kereta-kereta apimateri dan maknawi, dan jagad raya dengan aturan dan hikmah yang amat sempurna dan fungsi-fungsi tersendiri. Dialah yang menundukkan semua itu, tidak ada satu pun yang menyimpang dari fungsinya, meski sebatas lekukan jari pun tidak. Tidak ada yang menerjang bagian lain. Melalui iman pula, mereka melihat ciptaan sempurna di jagad raya, makhluk-makhluk menampakkan keindahan Allah. Allah memberi mereka kekuatan maknawi sempurna, memperlihatkan satu di antara sekian contoh kebahagiaan abadi.
Ilmu dan peradaban mana pun tidak akan mampu memberikan hiburan atas berbagai duka derita yang dirasakan orang-orang sesat dan rasa takut yang amat mencekam disebabkan tidak adanya iman. Tidak mampu memberikan kekuatan maknawi pada mereka, sehingga keberanian yang mereka miliki runtuh. Hanya saja kelalaian singkat menghalangi mereka untuk bisa merasakan hal itu, hingga mereka terpedaya.
593. Page
Berbeda dengan orang beriman. Karena iman yang dimiliki, mereka tidak takut, ruh maknawi mereka tidak hancur, dan justru mereka melihat serangkaian kejadian di jagad raya ini dengan ruh maknawi yang tinggi, kuat, kokoh, dan hakikat keimanan, sama seperti anak kecil dalam contoh sebelumnya. Mereka menyaksikan pengaturan Sang Pencipta Yang Maha Bijaksana, menyaksikan kehendak-Nya di balik lingkup hikmah-Nya, terlepas dari prasangka dan ketakutan. Mereka mengetahui bahwa semua wujud yang bergerak ini tidak akan menimpa siapa pun tanpa perintah dan izin Sang Pencipta. Mereka meraih kebahagiaan dalam kehidupan dunia, meraih rasa aman dan tentram secara sempurna. Masing-masing berdasarkan tingkat iman yang dimiliki.
Mereka yang tidak memiliki benih hakikat yang bersumber dari iman dan agama yang benar di dalam hati dan perasaannya, ia tidak memiliki sandaran. Keberanian dan ruh maknawinya lenyap, seperti runtuhnya keberanian Rustum dan Heraklius. Nuraninya akan hancur dan menjadi tawanan bagi kejadian-kejadian di jagad raya, berubah laksana pengemis pengecut kala menghadapi apa pun.
Karena Risalah al-Nur telah menyebutkan ratusan hujah nyata rahasia hakikat iman, rahasia kesengsaraan dunia karena kesesatan, berikut akan kami sampaikan hakikat tersebut secara singkat:
Saat ini, manusia merasa perlu memiliki kekuatan maknawi, kesabaran, tekad, dan kekuatan, khususnya kaum muslimin yang mulai sadar, dan dalam waktu dekat mereka akan merasa bahwa bersandar pada kesesatan dan propaganda-propaganda dusta politik yang menghancurkan keteguhan dan kekuatan, meruntuhkan kekuatan maknawi secara total, atas nama kebarat-baratan meninggalkan hakikat-hakikat iman yang mewujudkan kekuatan maknawi, kesabaran, dan kebahagiaan pada masa sekarang ini, juga merupakan sandaran dalam Islam dan iman. Untuk itu saya sampaikan, mereka akan merasakan bahwa bersandar pada kesesatan dan propaganda-propaganda dusta politik, bukannya bersandar pada nasionalisme Islam, adalah tindakan yang jauh dari kepentingan dan manfaat insani. Kelak mereka pasti berpegang teguh pada hakikat-hakikat al-Qur’an, jika memang dunia masih ada.
594. Page
Sejumlah dewan perwakilan pada masa lalu, di awal-awal masa kebebasan, berkata pada Sa’id “lama” seperti tertera dalam contoh di atas:
“Anda menjadikan politik sebagai alat untuk agama dan syariat dalam segala hal. Anda jadikan politik sebagai pelayan agama, Anda tidak menerima kebebasan selain demi kepentingan syariat, tidak tertarik dengan undang-undang masyrutiyyah pun selain dalam format yang legal secara syar’i. Maksudnya, kebebasan dan masyrutiyyah tidak akan ada tanpa syariat. Karena itu pemerintah mencantumkan nama Anda pada tanggal 31 Maret dalam daftar nama orang-orang yang menuntut syariat ditegakkan.”
Sa’id “lama” kemudian bilang pada mereka:
“Tepat sekali, kebahagiaan umat Islam tidak akan terwujud tanpa hakikat-hakikat Islam. Kehidupan sosial dan kebahagiaan dunia mereka tidak akan tegak tanpa syariat Islam. Jika bukan demikian, keadilan akan lenyap, rasa aman berubah menjadi kekacauan dan kerusakan, sifat-sifat tercela menyebar, akhlak dan budi pekerti bobrok akan berkuasa, hingga urusan berada di tangan para pendusta dan penjilat.
Perhatikan kisah berikut yang menunjukkan hakikat di atas sebagai salah satu contoh kecil di antara ribuan hujah:
Suatu ketika, seseorang bertamu di kediaman salah seorang ahli hakikat pedalaman di tengah-tengah padang pasir. Ia melihat penduduk setempat tidak menjaga harta benda, bahkan tuan rumah membiarkan uang-uangnya tergeletak begitu saja di salah satu sudut rumah tanpa ditutup dan disimpan. Tamu kemudian bilang pada tuan rumah:
“Apa kalian tidak khawatir terjadi pencurian hingga kalian membiarkan harta kalian begitu saja di sudut-sudut rumah?”
“Tidak ada pencurian di tempat kami,” jawab tuan rumah.
“Kami meletakkan uang-uang kami di dalam peti terkunci rapat, tapi masih saya sering terjadi pencurian,” kata si tamu itu.
“Kami memotong tangan pencuri atas nama perintah Ilahi dan keadilan syariat,” kata tuan rumah.
595. Page
“Berarti banyak di antara kalian yang kehilangan salah satu tangannya!” kata tamu itu.
“Usiaku sudah mencapai limapuluh tahun, dan sepanjang hidup, belum pernah aku menyaksikan pemotongan tangan, kecuali hanya sekali,” kata tuan rumah.
Si tamu merasa heran lalu bilang, “Di tempat kami, kami setiap hari memasukkan limapuluh orang ke dalam terali besi karena kasus pencurian. Namun hukuman ini sama sekali tidak membawa guna jika dibandingkan dengan keadilan kalian di sini, selain satu berbanding seratus.”
Tuan rumah itu kemudian bilang padanya, “Kalian telah melalaikan dan meninggalkan sebuah hakikat agung dan rahasia luar biasa, hingga kalian kehilangan hakikat keadilan, karena niat-niat buruk dan arus-arus lalim dan menyimpang menyusup di balik tirai keadilan, bukannya demi kepentingan bersama, sehingga mengalahkan pengaruh hukum. Rahasia hakikat ini sebagai berikut:
Saat seseorang berniat mencuri harta milik orang lain, ia teringat eksekusi hukum syar’i dan perintah yang turun dari ‘Arsy Ilahi. Ia segera sadar, iman dan keyakinannya kembali muncul, perasaan-perasaan luhurnya tergerak seakan merasakan dan mendengar ayat mulia dengan keimanan dan telinga hati,
وَالسَّارِقُ وَالسَّارِقَةُ فَاقْطَعُوا أَيْدِيَهُمَا جَزَاءً بِمَا كَسَبَا نَكَالًا مِّنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Qs. al-Ma’idah [5]: 38)
Ayat ini memutuskan untuk melenyapkan tangan pencuri, sehingga kala mendengar ayat ini, terjadi suatu kondisi spiritual yang mirip seperti serangan ke segenap penjuru ruhani atas niat untuk mencuri, juga ke dalam sanubari. Meruntuhkan kecenderungan yang muncul dari jiwa dan hawa nafsu, untuk selanjutnya menarik kembali niat jahat itu, memutuskan sedikit demi sedikit, hingga memadamkan secara total, karena niat jahat tidak hanya menyerang perasaan, keinginan, dan fikiran semata, namun juga menyerang kekuatan maknawi, seperti akal, hati, dan perasaan secara bersamaan.
596. Page
Dengan mengingat hukuman syar’i, akan muncul penghalang perasaan di hadapan niat tersebut, sehingga akan menundukkannya.
Ya, iman menanamkan benteng penghalang maknawi di dalam hati dan akal. Karena itu, setiap kali muncul niat jahat dari perasaan dan jiwa, benteng penghalang berkata padanya, “Tidak boleh!” lalu mengusir niat tersebut.
Tingkah laku manusia muncul dari kecenderungan perasaan dan hati. Kecenderungan-kecenderungan ini muncul dari perasaan dan kebutuhan-kebutuhan ruhani. Sementara ruh bergerak berdasarkan ruh iman. Jika kencenderungan yang muncul baik, ruh mendorong untuk melakukannya. Dan jika buruk, ruh berusaha mengalihkan dan menjauhkan orang dari kecenderungan itu, sehingga perasaan buta tidak akan mampu menggiring ruh untuk menyimpang dari jalan yang lurus, juga tidak akan bisa mengalahkannya.
Kesimpulan:
Ketika had dan hukuman ditegakkan atas nama perintah Ilahi dan keadilan rabbani, maka ruh, akal, perasaan, dan kelembutan-kelembutan yang ada dalam esensi manusia akan terpengaruh serta terkait. Karena makna ini, satu hukuman sepanjang limapuluh tahun lamanya jauh lebih berguna bagi kami daripada penjara kalian yang selalu terulang setiap hari. Hukuman yang kalian terapkan atas nama keadilan sama sekali tidak berpengaruh terhadap apa pun selain dugaan kalian semata, karena ketika seseorang di antara kalian berniat untuk mencuri, muncul dugaan dalam fikirannya bahwa ia akan dihukum atas nama kepentingan rakyat dan negara, atau orang-orang akan menatapnya dengan sinis kala mereka mengetahuinya mencuri, atau teringat kemungkinan dipenjara pemerintah ketika pencuriannya tidak terbukti. Saat itulah hukuman tersebut hanya mempengaruhi kekuatan dugaan semata yang bersifat parsial, sementara kencenderungan kuat yang muncul dari jiwa dan perasaan mampu mengalahkan kekuatan tersebut, terlebih ketika memang ia punya alasan dan kebutuhan untuk mencuri. Karena itu hukuman kalian tidak berguna untuk membuat jera kejahatan tersebut.
597. Page
Di samping itu, karena hukuman tersebut bukan berasal dari perintah Ilahi, berarti tidak adil, tapi batil dan rusak. Sama halnya shalat tanpa wudhu dan tidak menghadap kiblat. Maka, keadilan sejati dan hukuman yang benar-benar membuat jera adalah hukuman yang ditegakkan atas nama perintah Ilahi. Tanpa itu, pengaruhnya akan menurun drastis, dari seratus menjadi satu.
Silahkan Anda analogikan kasus pencurian ini dengan seluruh hukum Ilahi, hingga Anda mengerti bahwa kebahagiaan manusia di dunia tidak akan terwujud tanpa adanya keadilan. Keadilan tidak akan terwujud tanpa menempuh jalan yang telah dijelaskan al-Qur’an.
Sampai di sini intisari ceritanya.
Terlintas di benak saya, jika manusia tidak segera sadar, tidak menggelar peradilan umum atas nama keadilan Ilahi di balik lingkup hakikat Islam, berbagai macam kiamat riil dan maknawi pasti menimpa. Mereka pasti menyerah pada para teroris dan orang-orang seperti Ya’juj dan Ma’juj.
Inilah penuturan yang disampaikan Sa’id “lama” pada sebagian anggota dewan perwakilan pada waktu itu. Penuturan ini sudah diselipkan dalam tambahan “Khutbah Syamiyah”berbahasa Arab empatpuluh lima tahun silam, dan sudah dicetak sebanyak dua kali. [1]
[1] Kami berharap ustadz mengajar kami, selama beberapa hari, risalah Khutbah Syamiyah yang dicetak dalam bahasa Arab karena ketidak-tahuan kami bahasa Arab, sehingga kami dapat mencatat apa yang diajarkannya pada kami. Ustadz di tengah-tengah penyampaian pelajaran mengulang-ulang sejumlah kalimat agar tertanam di otak kami.
Alasan ditampilkannya perumpamaan dan kisah yang disebutkan di akhir dalam pandangan pelajar dan wakil rakyat terpelajar karena kami mendapatkan keduanya jelas dan memperjelas: Ketika ustadz mulai menyampaikan pelajaran, beliau berkata: Saya membayangkan kalian sebagai pengganti dua orang terpelajar di kereta masa lalu, dan saya membayangkan wakil terpelajar sekarang sebagai pengganti para wakil rakyat yang bertanya pada saya tentang syariah hampir limapuluh tahun lalu. Inilah apa yang saya bayangkan, dan yang saya katakan di tengah-tengahnya; karena itu kami menjelaskan pelajaran ini bagi peminat pengetahuan dan ilmu serta para wakil rakyat disebabkan mereka mengetahui tentang itu. Jika mereka suka, kami akan menjelaskan pelajaran ini dari Khutbah Syamiyah, dan kami siarkan jika sesuai dengan pendapat mereka.
Kami ingin memperoleh pelajaran tentang politik Islam yang berkembang di dunia Islam. Setelah ustadz meninggalkan panggung politik sejak duapuluh lima tahun ini, maka Khutbah Syamiyah yang terkait politik ini menjadi salah satu pelajaran Sa’id Lama.
Jailan, Songhur, Abdullah, Husni, Dhiya’, Shaleh, Shadiq, Hamzah
598. Page
Kisah dan contoh pertama di atas merupakan dua pelajaran yang lebih tepat dan lebih sesuai untuk zaman sekarang jika di bandingkan dengan waktu itu. Keduanya kami jelaskan di hadapan para anggota dewan yang mencari informasi-informasi hakiki, agar menjadi pelajaran bagi mereka.
Badiuzzaman Sa’id Nursi
599. Page
Tambahan Lanjutan
untuk Khutbah Syam
Artikel-artikel Sa’id yang diangkat di koran al-Diniyah, 42 tahun silam.
Maret 1909
Koran al-Diniyah, Edisi 73.
Semoga Syariat Mulia Tetap Hidup!
Para anggota dewan sekalian!
Saya akan menyampaikan satu rangkaian kata singkat meski sebenarnya perlu disampaikan secara panjang lebar. Dengarkan dengan baik, karena kata-kata singkat tentu ada di balik penjelasan yang panjang lebar:
Apabila kalian menampakkan keadilan dan musyawarah yang kalian sebut sebagai aturan dan hukum asas, dan jika kalian menyatukan kekuatan di dalam hukum atas nama syariat yang mulia dalam kapasitasnya sebagai:
1. Pemilik hakiki asli, dan pemilik nama agung.
2. Pemberi pengaruh dan pencakup keadilan murni.
3. Mewujudkan titik sandaran kita.
4. Hukum masyrutiyyahdisandarkan pada asas yang kuat.
5. Menyelamatkan orang-orang ragu dari kegamangan.
6. Menjamin masa depan dan akhirat kita.
7. Kalian melepaskan diri dari tingkah laku tanpa izin terkait hak-hak Allah yang merupakan kepentingan bersama.
8. Menjaga kehidupan bangsa kita.
9. Menyelamatkan orang yang waham dan ragu-ragu dari perangkap kebingungan.
600. Page
10. Memperlihatkan kekuatan, kesempurnaan dan eksistensi kita di hadapan asing.
11. Menyelamatkan kalian dari hukuman dunia-akhirat.
12. Menciptakan kesatuan bersama dalam menggapai tujuan dan hasil.
13. Melahirkan pemikiran bersama yang menjadi spirit persatuan.
14. Mencegah sisi-sisi buruk peradaban rusak menyusup ke dalam batasan-batasan kebebasan dan peradaban kita.
15. Menyelamatkan kita untuk meminta-minta pada masyarakat Eropa.
16. Melesakkan kita menuju kemajuan yang kita tinggalkan dalam rentang waktu singkat berdasarkan rahasia di balik mukjizat.
17. Mempersatukan bangsa Arab, Turki, Iran, Sam,[1] sehingga bisa memberikan nilai dan kepentingan besar pada kita dalam waktu singkat.
18. Menampakkan Islam sebagai kepribadian maknawi pemerintahan.
19. Menyelamatkan kalian agar tidak melanggar sumpah, dengan menjaga ruh peraturan utama dan undang-undang nomor sebelas.
20. Tidak mempercayai dugaan-dugaan tidak benar kalangan Eropa kuno.
21. Mendorong untuk mempercayai bahwa Muhammad S.a.w adalah penutup para nabi, dan syariat Islam tetap abadi selamanya.
22. Mendirikan sekat di hadapan atheisme yang menghancurkan peradaban.
23. Melenyapkan kegelapan dengan lembaran-lembaran yang bercahaya terang, dan menjauhi pemikiran-pemikiran yang bisa mencerai-beraikan pandangan.
24. Menjadikan seluruh ulama dan penasehat sebagai pelayan-pelayan demi persatuan umat, juga untuk kebahagiaan umat, dan memberlakukan hukum-hukum pemerintahan sesuai syariat.
25. Menundukkan hati kalangan nonmuslim dan mengikat mereka dengan syariat yang terang, karena di balik keadilan murni syariat terdapat kasih sayang.
[1] Sam adalah nisbat untuk Sam, anak sulung nabi Nuh. Istilah ini berlaku untuk sekelompok suku bangsa yang hidup di belah bumi yang bersebelahan Jazirah Arab, Syam, dan Rafidi. Mereka menggunakan sejumlah bahasa yang hampir sama. Dari sisi utama, mereka saat ini terwakili oleh bangsa Arab.
601. Page
26. Membangkitkan semangat pengorbanan dan cinta tanah air di dalam diri orang paling penakut dan yang memiliki perasaan hakiki untuk maju paling rendah, hingga menjadi seakan-akan orang paling berani dan paling spesial.
27. Menyelamatkan kita dari kefasikan, pemborosan, dan kebutuhan-kebutuhan tidak penting yang meruntuhkan peradaban.
28. Membangkitkan semangat dalam diri kita untuk berusaha maju di dunia, memakmurkan bumi, dengan tetap menjaga akhirat.
29. Mengajarkan aturan-aturan akhlak baik dan perasaan-perasaan luhur yang merupakan inti kehidupan peradaban.
30. Membebaskan kalian semua –wahai para anggota dewan- dari tuntutan hak-hak limapuluh ribu para pemilih kalian.
31. Memperlihatkan kalian sebagai contoh kecil dan syar’i untuk persatuan umat.
32. Menjadikan seluruh usaha dan tindakan kalian sebagai ibadah berdasarkan niat baik.
33. Menyelamatkan kalian dari niat tidak baik dan berbuat jahat terhadap kehidupan maknawi 300 juta muslim.
Kami nyatakan, “Apa lagi yang kalian cari, jika kalian telah memperlihatkan undang-undang atas nama syariat yang terang, dengan berbagai macam manfaatnya yang begitu banyak sedemikian ini, untuk kalian jadikan sumber hukum dan kalian terapkan aturan-aturannya?”
Wassalam.
Hidup syariat yang terang!
Sa’id Nursi
602. Page
Hidup Syariat Muhammad S.a.w!
Koran al-Diniyah, Edisi 77
18 Maret 1909
Syariat mulia berasal dari kalam abadi, dan akan terus berlaku untuk selamanya. Kita tidak akan terhindar dari perlakuan semena-mena jiwa hina, selain dengan bersandar pada Islam, berpegang teguh pada tali yang kokoh ini. Kebebasan sejati tidak akan bisa dimanfaatkan dengan baik dan hakiki, kecuali dengan mengacu pada keimanan, karena manusia yang merupakan hamba Sang Pencipta Yang Maha mengetahui, juga pelayan-Nya, sepatutnya untuk melenyapkan penyembahan terhadap sesama.
Karena masing-masing dari kita adalah pemimpin di alamnya tersendiri, untuk itu kita dibebankan untuk melakukan jihad terbesar di alam kita yang paling kecil, ditugaskan untuk meniru akhlak Rasulullah S.a.w dan menghidupkan sunnah nabawi.
Wahai para penguasa! Jika kalian menginginkan taufiq, maka bergeraklah sesuai hukum dan sunnatullah. Jika tidak, kalian akan tertolak dan tidak mendapatkan taufiq, karena munculnya seluruh para nabi dari negara-negara Islam dan Daulah Utsmani tidak lain adalah sebagai isyarat dan pertanda takdir Ilahi bahwa lokomotif kesempurnaan bangsa negara-negara Islam hanyalah berpedoman pada agama.
Bunga ladang-ladang Asia, Afrika, dan kebun-kebun Romawi tidak akan tumbuh berkembang tanpa sinar Islam. Jangan pernah mengorbankan agama demi dunia, jangan pernah masalah-masalah syariat dijadikan suap demi menjaga perlakuan semena-mena yang binasa. Apa manfaat yang bisa didapatkan dengan meninggalkan masalah-masalah agama atau mengorbankan syariat?
Penyakit hati umat ini adalah lemahnya berpegang teguh pada agama. Umat tidak akan sembuh tanpa memperkuat sisi ini.
Manhaj jamaah kita adalah mencintai cinta dan memusuhi permusuhan. Dengan kata lain, memberikan cinta di antara kaum muslimin dan memporak-porandakan pasukan permusuhan.
603. Page
Jalan kita adalah meniru akhlak Nabi S.a.w dan menghidupkan sunnah, guru kita adalah syariat yang terang, pedang kita adalah bukti-bukti nyata, tujuan kita adalah menjunjung tinggi kalimat Allah. Siapa pun orang mukmin secara makna bisa bergabung dengan jamaah kita. Namun untuk bergabung secara formal, harus dengan tekad kuat untuk menghidupkan sunnah nabawi dalam kehidupan pribadi.
Terlebih dahulu, kami mengajak kepada semua pihak untuk bersatu atas nama ulama, syaikh, dan murid-murid syariat yang menjadi guru bagi semuanya.
Perhatian utama:
Para penceramah umum yang disebut sebagai wartawan membuat masyarakat luas jatuh dalam kubangan karena dua analogi keliru:
Pertama, menganalogikan provinsi-provinsi lain dengan Istanbul. Sebenarnya, mengajarkan filsafat untuk anak-anak yang belum mempelajari huruf-huruf hijaiyah tetap akan menjadi sebuah pengetahuan dangkal.
Kedua, mereka menganalogikan Istanbul dengan Eropa. Sebenarnya, ketika lelaki mengenakan pakaian wanita yang menurutnya bagus, tentu akan menjadi sasaran cemoohan dan hinaan.
Sa’id Nursi
604. Page
Sebuah Hakikat
Harian al-Diniyah, Edisi 70,
Maret 1909
Kami bergabung dengan kelompok Muhammad S.a.w sejak saat seluruh ruh mengakui rububiyah Allah. Titik temu kami dalam persatuan adalah tauhid, janji dan sumpah kami adalah iman. Karena kami sebuah ahli tauhid dan bersatu padu, maka setiap mukmin memiliki tugas untuk menjunjung tinggi kalimat Allah.
Dan media terbesar untuk mewujudkan tujuan itu adalah kemajuan materi, karena orang-orang asing memperlakukan kita secara semena-mena dengan senjata ilmu pengetahuan dan industri. Kita dengan peran yang kita miliki akan memerangi kebodohan, kemiskinan, perbedaan pemikiran yang merupakan musuh bebuyutan untuk menegakkan kalimat Allah dengan senjata ilmu dan industri.
Sementara jihad ekstern kita alihkan pada pedang-pedang emas bukti-bukti nyata syariat yang terang, karena mengalahkan masyarakat yang berperadaban hanya bisa dicapai dengan cara memuaskan, bukan dengan paksaan seperti masyarakat primitif yang tidak memahami penjelasan kata-kata.
Kita adalah para pasukan berani mati demi cinta, kita tidak punya waktu untuk bermusuhan.
Republik[1] adalah representasi dari keadilan dan musyawarah, membatasi kekuatan pada aturan yang berlaku. Kala syariat telah dibangun pada 13 abad silam, meminta-minta menurut hukum masyarakat Eropa adalah sebuah kejahatan besar, ibarat shalat menghadap utara jika menurut hukum Islam.[2]
Kekuatan harus berada dalam ikatan hukum. Jika tidak, perlakuan semena-mena akan menjadi leluasa.
[1] Istilah republik sekarang digunakan menggantikan istilah konstitusi kala itu. (Penulis)
[2] Itu dinisbahkan bagi orang yang mengarahkan muka ke selatan untuk menghadap Kiblat.
605. Page
إِنَّ اللَّهَ هُوَالرَّزَّاقُ ذُوالْقُوَّةِ الْمَتِينُ
“Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh” (Qs. al-Dzariyat [51]: 58)
Ayat ini harus menguasai nurani sekaligus sebagai pengendalinya. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan adanya pengetahuan sempurna, peradaban umum atau atas nama agama Islam. Jika tidak, kesewenang-wenangan akan selalu berkuasa.
Diperlukan adanya kesepakatan karena Allah, bukan demi hawa nafsu dan kepentingan. Seluruh manusia telah merdeka, namun mereka tetap sebagai hamba-hamba Allah. Segala sesuatu memang merdeka, bahkan syariat pun demikian, seperti itu juga dengan konstitusi masyruthiyah. Kita tidak akan menjadikan masalah-masalah syariat sebagai suapan, dan tidak mungkin jika kelalaian seseorang menjadi alasan bagi orang lain.
Putus asa adalah penghalang segala kemuliaan. Kata-kata “Apa urusannya dengan saya, biar orang lain saja yang memikirkan”mengingatkan pada kesewenang-wenangan. Mengingat saya tidak bisa berbahasa Turki dengan baik, maka muqaddimah-muqaddimah yang saling mengaitkan satu sama lain saya serahkan kepada pemikiran-pemikiran para pembaca.
Sa’id Nursi
606. Page
Artikel Sa’id An-Nursi yang Diterbitkan Empatpuluh Tiga Tahun Silam
“Gema Hakikat”
27 Maret 1909
Mengingat jalan Muhammad S.a.w jauh dari syubhat dan tipu daya, jalan itu tidak perlu lagi untuk disembunyikan sehingga memerlukan petunjuk. Hakikat agung dan besar yang melingkupi hingga batas ini, sama sekali tidak boleh disembunyikan, terlebih untuk orang-orang zaman sekarang. Mana mungkin samudera luas bisa disembunyikan di dalam kendi?!
Sekali lagi saya sampaikan, titik temu persatuan Muhammad (kaum Muslimin) yang merupakan hakikat persatuan Islam adalah tauhid Ilahi, janji dan sumpah persatuan Islam adalah iman, tempat perkumpulan Islam adalah masjid, sekolahan, dan sudut-sudut setiap tempat. Mereka yang tergabung dalam persatuan ini adalah seluruh kaum mukminin. Simbol intern-nya adalah sunnah nabawi, undang-undangnya adalah seluruh perintah dan larangan syar’i. Persatuan ini bukanlah tradisi, tapi ibadah.
Sikap menutup-nutupi dan rasa takut muncul karena riya’, dan dalam amalan-amalan fardhu, riya’ tidak berlaku di sana. Kewajiban terbesar pada zaman sekarang ini berusaha menuju persatuan Islam. Tujuan persatuan ini adalah menggetarkan rangkaian terang yang panjang, dan menyebar, di mana pusat-pusat pertemuan dan tempat-tempat ibadah Islam saling memiliki keterkaitan satu sama lain, selanjutnya membangkitkan dan mendorong siapa pun yang terikat di sana untuk meniti jalan kemajuan dengan suka rela, dan dengan perintah nurani.
Manhaj persatuan ini adalah cinta. Permusuhan hanya ditujukan pada kebodohan, kemiskinan dan kemunafikan. Untuk itu, bagi kaum nonmuslim silahkan merasa senang, karena persatuan kami ini hanya menyerang ketiga hal tersebut. Manhaj kami terhadap kaum nonmuslim adalah memberikan penjelasan memuaskan, karena menurut kami mereka adalah orang-orang berperadaban. Misi terhadap mereka adalah
607. Page
menampakkan Islam dalam bentuk yang disukai dan luhur. Sebab, kami mengira mereka adalah orang-orang yang bersikap obyektif.
Selanjutnya perlu diketahui oleh mereka yang bertindak serampangan dan tidak peduli, mereka tidak bisa menarik simpati satu orang asing pun dengan menampakkan pandangan atau praktek-praktek atheisme, karena mereka telah memperlihatkan bahwa mereka tidak punya pemikiran atau manhaj. Tidak bermanhaj dan kekacauan adalah dua hal yang tidak disukai. Siapa pun yang bergabung dalam persatuan ini dengan benar, tidak bisa keluar dari lingkup persatuan untuk mengikuti orang-orang seperti itu.
Kami sampaikan konsep persatuan Islam ini pada opini publik, yang merupakan persatuan nabawi, di mana Islam menjadi manhaj dan hakikatnya. Bagi yang ingin menentang silahkan saja, kami siap untuk memberikan tanggapan.
Mungkinkah seekor musang licik bisa memutuskan rantai yang mengikat seluruh singa di dunia?!
Sebuah Alenia yang Saya Tinggal
(dari Indeks Tujuan)
Ilmu dan pengetahuan asing yang datang kepada kita dari luar melalui sebagian sekolahan berbasis keagamaan harus dicermati, agar sikap kebencian dan tipuan yang terselip di baliknya bisa dibersihkan, karena ilmu-ilmu pengetahuan tersebut datang dalam keadaan busuk dari sumber mata air keruh. Air berbau busuk ini menimbulkan reaksi penangkal yang berlawanan terhadap pemikiran yang muncul dari kubangan ketiadaan fungsi dan mengeluarkan uap perilaku semena-mena beracun, yang pada akhirnya lenyap karena tekanan-tekanan kezaliman. Karena itu, ilmu pengetahuan asing perlu disaring dengan filter syariat. Tugas ini berada di pundak para praktisi pendidikan agama.
Semoga kesejahteraan terlimpah kepada siapa pun yang mengikuti petunjuk.
Sa’id Nursi
608. Page
Menangkal Prasangka
31 Maret 1909
Berikut tanggapan saya atas sembilan prasangka tidak benar yang dikait-kaitkan dengan kelompok persatuan Islam:
Prasangka pertama, tidak tepat pada masa sekarang yang sangat sensitif ini untuk mengutarakan masalah agama.
Tanggapan:
Pertama, kita mencintai agama, kita juga mencintai dunia demi agama. Dunia tanpa agama sama sekali tidak ada baiknya.
Kedua, dalam konstitusi masyruthiyah, kedaulatan berada di tangan rakyat, maka perlu memperlihatkan eksistensi rakyat. Nasionalisme kita adalah Islam semata, bukan yang lain. Sebab, tidak ada ikatan nasionalisme yang kuat dan hakiki selain Islam di antarabangsa Arab, Turki, Kurdi, Albania, Cerkez, Laz. Sendi-sendi kerajaan-kerajaan kecil akan menguat akibatpengabaian kecil (terhadap agama), dan menyulut pemberontakan akibat dihidupkannya fanatisme jahiliyah yang sudah mati sejak 13 abad silam. Kejadian itu benar-benar pernah kita saksikan.
Prasangka kedua, penamaan“persatuan muhammadi”(ittihad muhammadi) yang disebut secara khusus membuat kalangan yang tidak bergabung merasa cemas dan gelisah.
Tanggapan:Bagian ini telah saya sampaikan di awal. Orang yang menyatakan seperti itu mungkin tidak membaca penjelasan saya, atau mungkin salah faham. Untuk itu terpaksa saya jelaskan lagi sebagai berikut:
Saat membahas tentang persatuan muhammadi yang merupakan persatuan Islam, yang kami maksudkan adalah persatuan kuat antara seluruh kaum mukminin baik untuk saat ini, atau untuk masa depan. Yang kami maksudkan bukanlah kelompok
609. Page
yang ada di Istanbul atau di tempat tertentu lainnya. Tetesan air di mana pun intinya tetap air. Nama ini bukan berarti khusus untuk golongan tertentu.
Definisi hakikinya sebagai berikut:
Asas persatuan ini terbentang dari belahan bumi bagian timur hingga ke barat, dari selatan ke utara, pusatnya di kedua Tanah Suci (Mekah dan Madinah), orientasi persatuan ini adalah tauhid Ilahi, janji dan sumpahnya adalah iman, simbol internalnya adalah sunnah Muhammad yang mulia, undang-undangnya adalah seluruh perintah dan larangan syariat, tempat pertemuannya adalah seluruh sekolah, masjid dan pojok-pojok tempat mana pun, konsep-konsep persatuan ini disebarkan oleh seluruh kitab-kitab Islam kapan pun juga hingga selamanya, khususnya al-Qur’an dan tafsir, di mana salah satu penafsiran al-Qur’an yang ada pada zaman sekarang ini adalah Risalah al-Nur. Juga disebarkan oleh seluruh majalah, dan koran harian keagamaan yang konsisten berada di jalan lurus yang bertujuan untuk menjunjung tinggi kalimat Allah, anggotanya adalah seluruh kaum mukminin, pemimpinnya adalah sosok kebanggaan dunia, Nabi S.a.w.
Poin yang ingin kami tekankan di sini adalah mengarahkan seluruh kaum mukminin menuju persatuan muhammadi, membangkitkan kesadaran dan perhatian mereka, tanpa mengingkari adanya usaha mempengaruhi pengarahan dan penerimaan publik atasnya.
Tujuan dan sasaran persatuan ini adalah untuk menjunjung tinggi kalimat Allah, manhajnya adalah jihad terbesar, yaitu jihad melawan nafsu diri, dan membimbing orang lain. Fokus organisasi ini 99 persen bukan politik, ruang lingkupnya berada di luar politik, seperti akhlak yang baik, istiqamah, dan tujuan-tujuan syariat lainnya, karena tidak banyak organisasi yang menjalankan tugas-tugas semacam ini. Fungsi utama dan paling penting dari organisasi ini sama sekali tidak berkenaan dengan fungsi-fungsi politik, kecuali hanya satu persen saja, melalui bimbingan yang disampaikan kepada para politisi.
610. Page
Senjata organisasi ini adalah bukti nyata (burhan), manhajnya adalah cinta dan menumbuhkan cinta di balik benih-benih ukhuwah yang ada di antara kaum mukminin hingga menjadi pohon seperti pohon Thuba yang ada di surga.
Prasangka ketiga, organisasi ini hanya memecah belah dan membuat kalangan lain berputus asa! Apa faedah yang ada?
Tanggapan: organisasi ini mempersatukan, bukan memecah belah, memberikan harapan, bukan putus asa. Hakikat agung ini merupakan obor baru yang muncul dengan menyingkap salah satu sudutnya, laksana akar emas yang tersimpan di dalam bumi yang muncul di salah satu sudutnya.
Seperti halnya kendi tidak muat untuk samudera luas, seperti itu juga harian al-Burkan[1] atau kota Istanbul juga tidak muat untuk mewadahi persatuan muhammadi. Bahkan salah satu bagian dari persatuan muhammadi --persatuan yang muncul dari lingkup potensi ke dalam wilayah aksi-- adalah sebagai pengingat laksana tongkat dokter, mendorong seluruh kaum mukminin yang tersusun dalam rangkaian cahaya panjang, rangkaian yang mengikat pusat-pusat Islam satu sama lain, mendorong semuanya dengan penuh semangat dan dorongan nurani menuju kemajuan materi maupun maknawi yang menjadi media terbesar untuk menjunjung tinggi kalimat Allah pada zaman sekarang ini.
Sebab, untuk melepaskan diri dari perlakuan semena-mena penguasa hanya bisa dicapai dengan semangat dan kerinduan nurani, meski hanya ada satu di antara seribu orang yang memiliki pemikiran terang yang memiliki nurani. Melepaskan diri dari perlakuan semena-mena penguasa dengan perasaan dan slogan-slogan agama, hanya dilakukan oleh kalangan khusus di antara para terpelajar. Manakala orang awam paling rendah tingkatannya tidak berbeda dengan mereka yang memiliki pemikiran cemerlang dalam menempuh jalan menuju kemajuan dengan perasaan dan syiar-syiar agama.
[1] Harian politik di Istanbul yang terbit pada tahun 1908 dan 1909. Harian ini menjadi corong sekaligus membela organisasi persatuan Islam.
611. Page
Karena pengetahuan atau peradaban sempurna tidak kita miliki, di mana keduanya merupakan faktor kecemerlangan fikiran, maka kita harus menjadikan agama Islam –yang merupakan cahayanya cahaya– sebagai menara bagi kita, agar bangunan kokoh perkembangan dan kemajuan tidak runtuh.
Prasangka keempat, kalangan nonmuslim akan merasa takut dan menghindarkan diri dari persatuan ini, atau bisa jadi organisasi ini akan menjadi alat untuk kepentingan tertentu.
Tanggapan: Menjadikan persatuan Islam sebagai alat untuk kepentingan tertentu adalah sikap kekanak-kanakan dan pengkhianatan. Takut dan menghindarkan diri dari persatuan ini adalah kebodohan atau sikap pura-pura tidak tahu.
Saat kaum nonmuslim berada dalam kondisi primitif pada abad-abad pertengahan, saat itu berbagai kaum dengan agama yang berbeda berada dalam perlindungan peradaban Islam secara sempurna berdasarkan perintah Ilahi “Tidak ada paksaan dalam agama” (الدين فى لاإكراه). Karena itulah keluhuran akhlak Islam muncul laksana matahari, dan ketakutan-ketakutan yang dicemaskan kalangan nonmuslim sirna.
Di samping itu, keselamatan kaum nonmuslim hanya terjadi ketika negara aman dan sentosa. Keberlangsungan dan spirit konstitusi masyruthiyah, titik sandaran dan tuntunannya, hanya ada pada syariat dan Islam, di mana keduanya merupakan nasionalisme kita. Karena itu, kalangan nonmuslim tidak perlu takut atau waspada terhadap persatuan ini, justru mereka harus menghormati dan merasa senang dengan keberadaannya.
Prasangka kelima, kadang orang-orang asing takut dan enggan terhadap persatuan ini.
Tanggapan:Orang-orang yang menerima kemungkinan seperti ini adalah diri mereka sendiri yang penakut dan merasa enggan, karena diskusi-diskusi mereka
612. Page
tentang keagungan[1] dan kesucian Islam di sejumlah markas fanatisme mereka menyangkal kemungkinan seperti ini.
Di samping itu, musuh-musuh kita bukanlah orang asing. Musuh-musuh kita sebenarnya adalah orang-orang yang membuat kita jatuh seperti ini dan menghalangi kita untuk menjunjung tinggi kalimat Allah yang tidak lain disebabkan oleh sikap kita sendiri yang melanggar syariat dan akibat kebodohan kita. Musuh kita lainnya adalah kondisi darurat dan buahnya berupa akhlak buruk dan perilaku buruk, serta perselisihan dan akibat yang ditimbulkannya berupa sifat mementingkan diri dan kemunafikan.
Persatuan kita menyerang ketiga musuh jahat tersebut di atas.
Pada abad-abad pertengahan, kala orang-orang asing berada dalam kondisi primitif, saat itu Islam telah menjaga keadilan, meski sebenarnya Islam terpaksa harus memusuhi dan bersifat fanatik melawan kondisi primitif pada masa itu. Namun setelah orang-orang asing mulai mengenal peradaban dan menjadi kuat, permusuhan dan fanatisme tersebut hilang, karena untuk mengalahkan orang yang berperadaban menurut sisi pandangan agama adalah dengan memberikan penjelasan yang memuaskan, bukan dengan paksaan, menampakkan Islam kepada mereka dalam bentuk yang menarik dan luhur, melalui perilaku, akhlak, menjalankan perintah. Sementara paksaan dan permusuhan hanya bisa diterapkan terhadap orang-orang primitif.
Prasangka keenam, sebagian orang menyatakan, persatuan Islam (ittihad islami) yang menjadikan sunnah sebagai tujuan, membatasi kebebasan. Ini berseberangan dengan tuntutan-tuntutan peradaban.
Tanggapan:
Pertama, yang memiliki kebebasan hakiki adalah orang mukmin. Siapa yang menjadi hamba dan pelayan Pencipta alam, maka ia harus menjauh untuk
[1] Maksudnya ceramah-ceramah Mr. Carlyle, Bismark, dan lainnya.
613. Page
merendahkan diri terhadap sesama makhluk. Dengan kata lain, semakin kuat keimanan, maka semakin kuat pula kebebasan.
Sementara kebebasan mutlak sejatinya adalah primitif mutlak, bahkan bersifat layaknya hewan. Karena itu, membatasi kebebasan adalah suatu hal yang dibutuhkan dari sisi kemanusiaan.
Kedua, dosa-dosa yang memperdaya dan keburukan-keburukan peradaban –karena dorongan watak kekanak-kanakan, keinginan dan hawa nafsu- dikiranya sebagai kebaikan dan keindahan. Sebenarnya, apa pun kebaikan yang memiliki nilai hakiki bagi peradaban, pastilah Islam memiliki kebaikan yang seperti itu, atau bahkan lebih baik lagi, entah secara eksplisit atau ada dalam kandungannya.
Ketiga, sebagian orang fasik dan mereka yang menganggap enteng, tidak menginginkan untuk hidup bebas. Karena itulah mereka ingin berada di bawah tawanan dan penguasaan jiwa yang senantiasa memerintahkan keburukan.
Kesimpulan:
Kebebasan yang menyimpang dari lingkup syariat ada kalanya berupa perlakuan semena-mena, penawanan jiwa, sikap bimbang dan perilaku liar, atau memang perilaku liar itu sendiri. Karena itu, mereka yang menganggap enteng dan juga kalangan atheis harus tahu dengan pasti bahwa mereka tidak akan mampu membuat orang asing yang memiliki nurani merasa senang dengan memperlihatkan kekafiran dan kefasikan. Mereka juga tidak akan bisa mengubah diri menyerupai orang-orang asing, karena orang fasik dan siapa pun yang tidak punya fikiran atau manhaj, pasti diikuti orang-orang yang tidak disukai orang lain. Ketika seorang lelaki menganggap bagus pakaian wanita lalu ia kenakan, ia akan menjadi sasaran hinaan dan cemoohan.
Prasangka ketujuh, organisasi persatuan Islam di mata organisasi-organisasi keagamaan lain dinilai memecah belah persatuan, sehingga memunculkan persaingan dan kebencian.
614. Page
Tanggapan:
Pertama, dengki dan persaingan tidak berlaku untuk masalah-masalah akhirat. Organisasi mana pun yang berusaha untuk bersaing dan berlomba, ia seakan-akan berbuat riya’ dalam ibadah dan bersikap munafik.
Kedua, kami mengucapkan selamat untuk semua organisasi yang dibentuk dengan motif mencintai agama, kami bersatu bersama semuanya dengan dua syarat:
Syarat pertama, menjaga kebebasan syariat dan ketentraman bersama.
Syarat kedua, bekerja atas dasar cinta, tidak berusaha untuk meraih nama dan ketenaran dengan cara mencibir organisasi-organisasi lain. Jika terdapat kekeliruan pada sebagian organisasi, harus mengacu pada majelis ulama yang menjadi mufti umat.
Tanggapan ketiga, organisasi yang bertujuan untuk menjunjung tinggi kalimat Allah tidak mungkin menjadi alat untuk niat tidak baik apa pun, bahkan meski punya niatan untuk itu, tetap tidak akan berjaya, karena ini namanya kemunafikan. Posisi kebenaran itu luhur dan tinggi, sehingga kebenaran tidak bisa dikorbankan untuk kepentingan apa pun. Mungkinkah bintang-bintang Kartika bisa menjadi penyapu atau dimakan layaknya tandan anggur? Orang yang meniup matahari agar padam, sejatinya ia memberitahukan kebodohan dan kegilaannya pada semua orang.
Untuk itu wahai seluruh koran keagamaan, tujuan kami adalah agar seluruh organisasi keagamaan bersatu untuk mencapai tujuan, karena bersatu dari sisi manhaj dan cara tentu tidak mungkin, karena kondisi seperti itu akan menimbulkan taqlid dan membuat orang mengatakan, “Mengapa harus saya, fikirkan saja orang lain.”
Prasangka kedelapan, sebagian besar orang yang bergabung dengan organisasi ini baik secara resmi atau hanya sebagai simpatisan, adalah kalangan awam, sebagian di antara mereka tidak dikenali seperti apa kondisinya. Ini bisa memicu fitnah dan perselisihan.
Tanggapan: justru itulah organisasi ini tidak menolelir adanya kepentingan-kepentingan pribadi.
615. Page
Karena tujuan organisasi ini adalah persatuan dan menjunjung tinggi kalimat Allah, maka semua usaha dan gerakan yang dilakukan bernilai ibadah. Di masjid tempat beribadah, raja dan pengemis sama, prinsipnya adalah persamaan hakiki, tidak ada keistimewaan, karena yang paling mulia di antara mereka adalah yang paling bertakwa. Orang yang lebih bertakwa tentu lebih tawadhu.
Berdasarkan hal itu, orang pada dasarnya merasa terhormat karena secara maknawi bergabung dengan persatuan ini, dan bergabung secara formal dengan organisasi keagamaan dan akhirat ini. Namun meski demikian, ia tidak membuat organisasi ini lebih mulia, karena satu tetesan air tidak bisa menambah volume air lautan.
Selain itu, seperti halnya seseorang tidak keluar dari keimanan karena melakukan suatu dosa besar, toh pintu taubat tetap terbuka karena matahari belum terbit dari barat. Seperti halnya teko najis tidak bisa membuat air laut najis, tapi justru membuat teko tersebut bersih, seperti juga halnya dengan orang yang tidak diketahui kondisinya yang bergabung dalam organisasi ini dengan penuh tekad kuat, mereka sama sekali tidak mengotori hakikat luhur organisasi ini, karena mereka bisa menjalankan persyaratan yang kami ajukan bagi siapa pun yang mau bergabung dengan persatuan ini, yaitu menghidupkan sunnah nabawi, menjalankan segala perintah, menjauhi semua larangan, tidak mengganggu keamanan, bahkan jika pun yang bersangkutan punya sejarah tidak baik, keimanannya tetap suci.
Ikatan ini adalah ikatan keimanan. Melemparkan kotoran apa pun ke dalam nama suci ini dengan hujah-hujah lemah, adalah sebuah ketidaktahuan akan nilai dan keluhuran Islam, juga memberitahukan pada orang lain bahwa ia adalah orang yang paling dungu.
Kami menolak sepenuh kekuatan yang kami miliki atas hinaan dan pencorengan nama baik terhadap organisasi kami, organisasi yang menjadi percontohan persatuan Islam. Jika mereka memang memiliki bantahan dengan maksud untuk meminta penjelasan, kami siap untuk memberikan jawaban, sekaligus saya menantang mereka. Organisasi yang saya ikuti ini, persatuan Islam, dan yang saya bahas secara rinci ini, bukanlah organisasi khayalan yang dikiranya batil oleh mereka yang tidak setuju. Kami
616. Page
seluruh anggota organisasi keagamaan ini bersatu padu, bahkan meski pun mereka berada di belahan timur, barat, selatan, atau utara bumi.
Prasangka kesembilan, apa motif di balik menampakkan rahasia-rahasia persatuan muhammadi, mengingat setiap organisasi pada umumnya memiliki rencana-rencana terselubung?
Tanggapan: Islam sudah jelas sekali. Jika Islam dipersempit oleh suatu kekuatan, Islam pasti akan mengguncang dunia. Rencana terselubung umumnya menyeret pada tipu daya dan syubhat, sementara hakikat tidak seperti itu. Hakikat tidak perlu disembunyi-sembunyikan.
Satu-satunya muslihat yang sebenarnya adalah bersikap jujur dan menjauhi tipu daya. Persatuan muhammadi tidak bisa dibandingkan dengan organisasi-organisasi lain, karena organisasi-organisasi lain baru mulai berdiri, sementara persatuan muhammadi sudah terlihat jelas dalam sebagian sisinya. Organisasi ini sudah sejak dulu berdiri. Saat jumlah kaum muslimin mencapai empatpuluh orang pada masa awal Islam, mereka tidak lagi bersembunyi-sembunyi. Lantas bagaimana halnya jika jumlah kaum muslimin telah mencapai 300 juta jiwa?!
Kadang akal menilai sesuatu selanjutnya difikirkan, kemudian diterima. Hakikat menolak tirai penghalang. Untuk itu, atas nama seluruh kaum muslimin, kami mengatakan sebanyak seribu kali, “Hidup syariat yang terang!”
Pertanyaan:
Anda kadang membubuhkan tanda tangan dengan nama “Badiuzzaman,” julukan ini mengindikasikan pujian.
Jawaban: Bukan sebagai pujian, tapi semata memperlihatkan kekurangan saya, dan saya menyampaikan alasan dan permintaan maaf melalui nama ini, karena Badi’ artinya gharib (aneh, asing). Akhlak saya aneh sama seperti penampilan saya. Metode penjelasan saya juga aneh sama seperti pakaian yang saya kenakan, tidak sama dengan orang lain pada umumnya.
617. Page
Melalui bahasa kondisional nama ini, juga melalui media tulisan dan pemikiran, saya berharap agar pemikiran dan tulisan-tulisan saya tidak menyebar karena faktor taqlid atau meniru orang lain. Selanjutnya, yang saya maksud Badi’ adalah aneh atau asing.
Ungkapan berikut tepat bagi saya:
إليَّ لعَمري قصدُ كل عجيبةٍ
كأنِّي عجيبٌ في عيُون العجائبِ
“Sungguh, aku menjadi sasaran semua yang aneh.
Aku seakan-akan orang aneh di mata orang-orang aneh.”
Salah satu contohnya: suatu ketika saya datang ke Istanbul, tepatnya tahun kemarin, saya menyaksikan begitu banyak revolusi dan perubahan yang mungkin terjadi selama seratus tahun.
والسلام على من اتبع الهدى
Semoga kesejahteraan terlimpah pada siapa pun yang mengikuti petunjuk.
Atas nama seluruh kaum muslimin, kami mengucapkan, “Hidup syariat Muhammad S.a.w!”
Badiuzzaman Sa’id Nursi
Untuk Saudaraku, Pemimpin Redaksi
Sastrawan haruslah menjadi orang yang beradab, harus mengenakan etika Islam. Tuangkan rangkaian perasaan-perasaan agama yang ada di dalam nurani dan perasaan ke dalam lembaran-lembaran buku dan selebaran. Revolusi syariat ini menunjukkan bahwa yang berkuasa terhadap perasaan adalah gairah Islam yang merupakan cahayanya cahaya. Terbukti bahwa persatuan Islam mencakup seluruh prajurit dan semua orang mukmin, siapa pun tidak terlepas dari persatuan ini.
Sa’id Nursi.
618. Page
Bagian-bagian Terakhir
dari TambahannyaTambahan Pertama Khutbah Syamiyah
Dua pelajaran yang membuat delapan batalion yang berlaku sewenang-wenang dalam peristiwa 31 Maret, kembali patuh, menurunkan tingkat musibah dari seratus menjadi satu. Kedua pelajaran ini diangkat di koran harian al-Diniyah tahun 1325 H./ 1909 M.
Untuk para Prajurit Kami yang Pemberani
Wahai seluruh prajurit ahli tauhid dan mulia, wahai para pahlawan besar yang telah dua kali menyelamatkan bangsa yang teraniaya dan menyelamatkan Islam suci dari posisi sulit. Keindahan dan kesempurnaan dalam kedisiplinan benar-benar telah kalian perlihatkan di saat-saat paling gawat. Kehidupan dan kekuatan kalian ada dalam kepatuhan. Maka perlihatkanlah keistimewaan suci kalian ini, bahkan untuk pemimpin kalian pada tingkat paling bawah sekalipun, karena harga diri (muruah) 30 juta orang-orang Utsmani dan 300 juta kaum muslimin bergantung pada kepatuhan kalian setelah ini. Panji dan tauhid Ilahi berada di tangan keberanian kalian. Kekuatan tangan kalian yang diberkati adalah kepatuhan, pemimpin kalian adalah ayah-ayah kalian yang penuh kasih sayang.
Disebutkan dalam al-Qur’an, hadits, hikmah, dan pengalaman, bahwa taat pada pemimpin adalah suatu kewajiban. Kalian mengetahui, 33 juta orang tidak mampu melakukan dua kali revolusi dalam jangka waktu seratus tahun. Kekuatan hakiki kalian yang muncul dari kepatuhan, telah membuat seluruh bangsa Islam berhutang kepada kalian dengan terima kasih. Kemuliaan ini bertahan dengan kokoh karena kepatuhan kalian kepada para pemimpin, kemuliaan Islam juga berada di balik kepatuhan.
Saya tahu, kalian tidak melibatkan para pemimpin kalian yang merupakan ayah-ayah kalian yang penuh kasih sayang dalam masalah ini, agar mereka tidak ikut menanggung beban berat tanggung jawab. Kini masalah itu telah usai, maka
619. Page
kembalilah kalian semua ke barak pemimpin kalian, karena syariat memerintahkan seperti itu, karena pemimpin adalah ulil amri. Taat pada ulil amri demi kebaikan negara dan rakyat –khususnya menurut aturan keprajuritan- adalah suatu kewajiban. Menjaga syariat Islam hanya bisa dilakukan dengan kepatuhan.
Pesan untuk Para Prajurit
Harian al-Diniyah, edisi 110, 31 April 1909 M.
Wahai seluruh prajurit ahli tauhid! Saya akan menyampaikan perintah kebanggaan seluruh dunia, Nabi S.a.w, kepada kalian, “Patuh terhadap ulil amri (pemerintah) di dalam batasan syariat hukumnya wajib.” Para pemimpin dan guru kalian adalah para pegawai atasan tentara kalian.
Barak militer ibarat sebuah pabrik besar yang teratur rapi. Jika ada satu gear saja selip, seluruh pabrik akan mengalami kerusakan. Pabrik keprajuritan kalian yang disiplin dan kuat terletak pada titik sandaran dan sumber bantuan bagi 30 juta orang-orang Utsmani dan 300 juta kaum muslimin.
Langkah kalian dalam menumpas dua aksi lalim sekaligus tanpa pertumpahan darah, adalah hal luar biasa. Dengan dua mukjizat ini, kalian telah membela syariat Islam, sehingga kalian pun memperlihatkan fanatisme dan semangat Islam, serta kesucian syariat Islam melalui dua bukti nyata itu di hadapan orang-orang lemah akidah. Andai ada ribuan syuhada di antara kita yang berguguran dalam dua revolusi ini, masih kami anggap sebagai harga yang murah. Namun jika kalian mengorbankan satu saja di antara seribu bagian kepatuhan kalian, tentu itu sebagai sebuah harga yang sangat mahal, karena ketika kepatuhan kalian menurun, artinya akan berujung pada kematian, seperti halnya simpul ikatan kehidupan atau semangat naluri menurun, pasti akan berujung pada hal yang sama.
Sejarah dunia mulai dari awal hingga akhir menunjukkan, campur tangan prajurit di bidang politik akan menimbulkan bahaya besar bagi negara dan rakyat. Untuk itu,
620. Page
semangat Islam kalian harus bisa mencegah melakukan tindakan yang bisa membahayakan kehidupan Islam yang dipercayakan pada kalian.
Bagian yang memikirkan politik adalah para penguasa dan pemimpin kalian, di mana mereka sebagai kekuatan pemikiran kalian. Kadang ada sesuatu yang kalian kira berbahaya, justru menjadi inti maslahat dari sisi politik, karena menghindari hal tersebut bisa menimbulkan bahaya besar. Para perwira kalian bisa melihat maslahat-maslahat seperti itu karena pengalaman yang mereka lalui, selanjutnya mereka mengeluarkan sejumlah perintah pada kalian. Kalian tidak boleh ragu untuk melaksanakan perintah-perintah itu.
Tindakan-tindakan tertentu di luar aturan tidaklah menafikan keahlian dan kemahiran dalam profesi dan produksi, juga tidak membuat hasil produksi dibenci. Seperti halnya tindakan seorang dokter ahli atau arsitek ulung di luar aturan tidaklah menghalangi hasil kreasi yang diciptakan untuk bisa dimanfaatkan. Seperti itu pula sebagian perwira kalian yang memiliki pengalaman dan keahlian dalam seni peperangan, punya pemikiran cemerlang dengan semangat Islam, kala mereka melakukan tindakan-tindakan tertentu di luar ketentuan, tidak perlu mengurangi kepatuhan kalian, karena seni peperangan adalah seni yang penting.
Menjalankan syariat yang mulia seperti yang kalian lakukan telah menelan, laksana tangan putih nabi Musa a.s., sejumlah perhimpunan yang menjadi sebab perpecahan dan perbedaan pemikiran, sertamemaksa para tukang sihir untuk sujud. Tindakan yang kalian ambil dalam revolusi ini laksana obat. Namun jika diberikan dalam takaran dan dosis lebih, tentu akan berubah menjadi racun, dan menjadikan kehidupan Islam sebagai sasaran penyakit kronis.
Karena semangat kalian, kesewenang-wenangan yang menimpa kami hilang untuk sesaat. Namun untuk menuju ke arah perkembangan dan kemajuan, kami masih berada di bawah kesewenang-wenangan maknawi Eropa. Kerena itu waspadalah dan bersikaplah proporsional tingkat tinggi.
Semoga syariat yang mulia selalu hidup! Semoga para prajurit tetap hidup!
621. Page
Peringatan Penting untuk Seluruh Organisasi
Organisasi kita adalah pemerintahan yang resmi dan legal. Dan seperti yang kita ketahui, berbahaya jika ada pemerintah di dalam pemerintah. Permusuhan antarkelompok memicu fanatisme dan golongan, karena perbedaan tingkatan ilmu dan pengetahuan. Fanatisme dan golongan jelas akan menjadi ladang subur bagi para pendengki yang akan masuk dalam dunia politik dengan menggunakan kekuatan tersebut, untuk selanjutnya berbuat sewenang-wenang yang menjadi kegemaran para penguasa negara.
Dengan demikian, terus berpecah-belah seperti yang terjadi saat ini, jelas sangat membahayakan. Memang kadang diperlukan adanya kritikan terhadap menajemen suatu perusahaan, kritikan di antara para pemilik pemikiran cemerlang yang bersikap netral, atau nasehat dan arahan di antara para ahlul ilmi. Pemerintahan resmi kita sekarang ini adalah organisasi besar yang hakiki ini.
Gema Nurani
Persatuan muhammadi kini mendominasi. Ini hak semua orang, dan tidak ada pengkhususan untuk pihak tertentu di sana. Nama ini tidak menerima sesuatu yang bersifat canda atau senda-gurau. Persatuan ini mengguncang seluruh kaum muslimin, mengguncang seluruh dunia dengan munculnya sebagian dari inti agung hakikat ini. Watak kesewenang-wenangan dunia saat ini tidak mungkin diperlihatkan secara keseluruhan. Harus diperlihatkan secara bertahap. Kewajiban kita sekarang ini adalah menjaga inti yang mahal dan luhur di tempat suci. Sebagian kelompok tertentu bisa mengemban tugas ini sebagai pelayan syariat sebagai pendahuluannya.
Anggota organisasi Persatuan Islam,
Sa’id Nursi
622. Page
Berikut adalah sebagian isi khutbah yang disampaikan Badiuzzaman Sa’id Nursi tanpa persiapan, pada hari ketiga setelah pengumuman kebebasan, selanjutnya beliau ulangi lagi di lapangan kemerdekaan di bandar Salonika[1] dan diangkat di sejumlah Koran harian setempat.
Buah-buahan pegunungan adalah obat, bahkan meski pahit rasanya, tetapi berat untuk dicerna.
Permintaan maaf:
Karena khutbah pertama di atas adalah pengalaman pertama, kata-kata dan khutbah pertama tentu saja terasa tidak sempurna dan tidak jelas. Saya sampaikan ucapan terimakasih pada kalian jika bisa menerima permintaan maaf saya. Jika tidak mau memaafkan, kalian bisa dimaklumi, karena ada kebebasan di sana.
Metode penyampaian saya berbeda dengan metode umum yang ada saat ini, seperti halnya pakaian yang saya kenakan juga berbeda,menyerupai kulit harimau, karena saya tidak bisa menjahit ala Utsmani-Turki. Bahkan saya mengenakan pakaian yang tidak lazim ini pun untuk makna tersebut, dan saya menjahit kancing-kancingnya.Meski demikian, semoga kalian tidak menghalangi kata-kata saya untuk masuk ke rumah khayalan kalian. Bukakan pintu khayalan untuk orang seperti saya, agar kata-kata yang saya sampaikan bisa sampai ke dalam hati. Ada beberapa hal yang akan saya sampaikan dalam khutbah ini, seiring semangat keagamaan dan kebahagiaan kalian. Cahaya akan menyala di sudut-sudut hati yang gelap.
Pesan untuk Kemerdekaan
Wahai kemerdekaan syar’i (hurriyyah syar’iyyah)! Kau memanggil dengan gema yang mencengangkan, namun terasa indah dan menggembirakan, hingga membangunkan orang Kurdi seperti saya ini yang terlelap dalam kelalaian. Tanpamu, tentu saja saya
[1]Sebuah kota di Yunani.
623. Page
dan umat secara keseluruhan berada dalam penjara tawanan. Saya akan menyampaikan berita gembira padamu; usia abadi. Bergembiralah bahwa umat yang berada dalam kegelapan ini akan maju dan berkembang seribu kali lipat jika dibandingkan dengan masa lalu, jika kau menjadikan syariat yang merupakan sumber air kehidupan, mata air hidup, berkibar, dan tumbuh di surga itu. Jika umat benar-benar menjadikanmu sebagai pembimbing (mursyid), tidak mengotorimu dengan kedengkian pribadi dan fikiran balas dendam, kau akan mengeluarkan kami dari sepinya kubur dan perlakuan semena-mena, kau mengajak kami menuju surga persatuan dan cinta umat. Segala keagungan hanya milik Allah, segala karunia hanya milik-Nya (لله العظمة).
Ya Rabb! Begitu membahagiakannya kiamat, begitu indahnya pengumpulan seluruh makhluk karena menjadikan zaman sekarang ini sebagai contoh kecil akan hakikat kebangkitan setelah kematian, karena:
Peradaban kuno yang terpendam di berbagai penjuru Asia dan Rumelia kini mulai hidup kembali, dan mereka yang menginginkan kemaslahatan mereka tapi membahayakan kepentingan umum serta hendak bertindak sewenang-wenang, mulai mengatakan, “Alangkah baiknya sekiranya dahulu aku adalah tanah” (ترابا كنت ليتني يا).
Pemerintahan kita yang baru dan legal telah memunculkan suatu mukjizat. Insya Allah dalam rentang waktu satu tahun ke depan, pemerintahan kita akan menjadi bukti kebenaran ayat, “Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian” (صبيا المهد في تكلم).
Puasa diam disertai tawakal dan sabar selama tigapuluh tahun lamanya, kini dibalas dengan dibukanya pintu-pintu surga kemajuan dan peradaban tanpa azab. Hukum syar’i yang merupakan puncak hukum umat, menyeru kita semua sebagai para penjaga pintu surga untuk masuk ke sana.
Saudara-saudara setanah air yang teraniaya! Mari kita memasuki surga itu.
Pintu pertamanya adalah persatuan hati di dalam lingkup syariat.
Pintu yang kedua adalah mencintai umat.
Pintu ketiga adalah ilmu pengetahuan.
624. Page
Pintu keempat adalah menolong sesama.
Pintu kelima adalah meninggalkan kefasikan dan hawa nafsu.
Pintu selanjutnya silahkan kalian fikirkan sendiri, karena mendatangi undangan wajib hukumnya. Permulaan revolusi besar ini merupakan mukjizat.Kita semua optimis, ujung akhir revolusi ini adalah kebaikan, karena:
Seperti halnya revolusi ini telah meruntuhkan belenggu-belenggu berat yang mengikat pemikiran manusia, menghancurkan tembok penghalang di hadapan kesewenang-wenangan kemajuan hingga ke akar-akarnya, melepaskan pemerintahan dari cengkeraman kematian, menampakkan esensi manusia yang tersembunyi di dalam umat yang teraniaya ini, lalu diutus menuju Ka’bah kesempurnaan dengan bebas secara mutlak, seperti itu pula dengan harapan kebaikan yang menyampaikan berita gembira kepada kami bahwa revolusi ini juga akan berakhir dengan baik. Itulah alasan mengapa keburukan-keburukan peradaban yang berkilau, seperti kefasikan, kerusakan, pemborosan, keinginan-keinginan jiwa, berbagai macam kenikmatan yang berseberangan dengan hukum syar’i, hanya bertahan selama tigapuluh tahun. Hal-hal yang mendorong negara berperadaban menuju kepunahan seperti pemerintah yang berlaku semena-mena, pasti akan merasakan dampaknya secara nyata, karena awan hitam pasti berlalu atas keinginan semua orang. Karena itulah matahari syariat dan bulan peradaban yang merupakan tempat pantulannya akan terlihat jernih, pasti akan menerangi Asia dan Rumali, pasti akan tumbuh berkembang, serta menghiasi Asia dan Rumali dengan warna-warna menawan.
Adalah sebuah mukjizat nabawi, perhatian Ilahi untuk umat yang teraniaya ini, juga bagian dari karamah niat tulus untuk umat, karena kita telah menyatukan hati dan mencintai umat tanpa imbalan apa pun, dalam koridor syariat yang menjadi sumber kebahagiaan dan kebebasan. Namun bangsa lain tidak akan bisa meraih kebahagiaan dan kebebasan tanpa pengorbanan jutaan jiwa.
Gema kebebasan dan keadilan yang mengiang di telinga bumi, seakan-akan maulawi yang tertarik oleh gairah zikir, mengguncang seluruh umat dengan penuh kegembiraan, menghidupkan perasaan, harapan, dan keinginan luhur kita untuk umat,
625. Page
menghidupkan akhlak-akhlak Islami yang sudah mati, laksana tiupan sangkakala Israfil.
Untuk itu, wahai saudara-saudara setanah air sekalian. Jangan sampai kalian bunuh lagi perasaan itu dengan kefasikan, senda-gurau, dan menyepelekan agama, juga tidak menimbulkan kerusakan. Undang-undang dasar sebagai fondasi syariat Islam laksana malaikat maut, Izrail, membunuh seluruh pemikiran rusak, akhlak-akhlak hina, bisikan setan, sikap mencari muka, menjilat, dan lain sebagainya. Jangan kalian hidupkan lagi akhlak dan perilaku tercela itu dengan tindakan-tindakan pemborosan, menyalahi aturan syariat, dan kenikmatan-kenikmatan yang melanggar syariat.
Dari dulu hingga kini, kita hancur di dalam kubur. Kita telah beralih dari rahim ibu melalui persatuan Islam ini, juga melalui hukum ini. Kita akan tumbuh berkembang, dan insya Allah kita akan melampaui kemajuan seratus tahun lebih yang membuat kita ketinggalan jauh. Kita akan mengendarai kereta api hukum asas syariat sebagai aksi nyata, dan mengendarai Burak musyawarah syariat dalam pemikiran, sebagai salah satu mukjizat Rasul S.a.w.
Dalam waktu dekat, kita insya Allah akan melipat jauhnya jarak padang pasir luas dan sepi untuk menyempurnakan prinsip-prinsip. Kita akan bersaing dengan bangsa-bangsa lain yang sudah maju, karena mereka kadang naik kereta kencana dan menempuh jalan pintas. Tapi kita akan naik di atas prinsip-prinsip, selanjutnya maju laksana kereta api atau balon udara. Bahkan kita akan mengalahkan mereka. Berkat hakikat Islam yang menghimpunkan akhlak baik, kesiapan fitrah, luapan iman, juga meningkatkan rasa lapar agar pencernaan bekerja semakin baik, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Wahai saudara-saudara setanah air! Saya mengingatkan kalian pada tugas yang dibebankan kepada saya, juga berdasarkan ijazah yang diberikan kebebasan kepada saya: jangan menafsirkan kebebasan secara keliru, agar kalian tidak melarikan diri dari kami, agar kami tidak menenggak cawan tawanan dari wadah orang lain sehingga kita
626. Page
tenggelam di sana[1], karena kebebasan hanya bisa terwujud, tumbuh dan berkembang dengan menjaga hukum, etika syariat, dan akhlak baik.
Kebebasan, keadilan dan persamaan generasi Islam pertama –para sahabat- meski dikuasai oleh kondisi primitif, paksaan, dan kesewenang-wenangan dunia saat itu, menjadi bukti nyata atas pernyataan kami di atas. Jika tidak seperti itu, kebebasan akan diartikan sebagai tindakan bodoh, kenikmatan-kenikmatan melanggar syariat, pemborosan, tindakan-tindakan melampaui batas, mengikuti hawa nafsu. Dengan kata lain, keluar dari tawanan seorang penguasa dan beralih tunduk pada perlakuan sewenang-wenang orang-orang rendahan, tunduk di bawah tawanan mereka yang menghinakan. Ini menunjukkan, rakyat memiliki kesiapan kekanak-kanakan, memiliki sikap bodoh, sekaligus menunjukkan bahwa seluruh anggota masyarakat memang berhak menjadi tawanan, tidak patut meraih kemerdekaan dan kebebasan, karena orang bodoh harus disingkirkan.
Kondisi yang membuat umat ini tidak berhak meraih kebebasan baru yang luas berbasis syariat –karena kebebasan memang tidak patut diberikan kepada anak kecil- akan membuat umat menjadi sasaran penyakit tidak baik karena timbulnya kondisi-kondisi rusak, karena penafsiran kebebasan oleh orang-orang yang bertakwa dan memiliki nurani tidak seperti itu. Pandangan mereka juga tidak sama.
Kita bangsa Utsmani ini adalah para lelaki. Tentu tidak patut jika senda-gurau, hawa nafsu, pemborosan yang dihias sedemikian rupa laksana pakaian wanita bagi kesiapan-kesiapan kita. Karena itu, kita tidak boleh tertipu. Kita harus menerapkan kaidah “ambillah yang bersih, dan tinggalkan yang kotor” ( كدر ما دع صفا خد ما ) sebagai undang-undang perilaku. Jelasnya:
Kita akan mengambil bagian-bagian milik orang lain dengan penuh kerelaan hati yang bisa membuat peradaban kita maju, seperti ilmu pengetahuan dan industri. Sementara sejumlah tradisi dan akhlak tidak baik yang merupakan dosa dan sisi-sisi buruk peradaban, harus kita buang jauh-jauh, karena kita sudah memiliki bagian itu
[1] Ya, mereka telah membuat kami begitu berani melalui sikap kewenang-wenangan, tahanan yang sangat berat, pahit, dan beracun. (Penulis)
627. Page
dalam sisi-sisi baik peradaban kita. Karena itulah sisi-sisi buruk peradaban asing tidak terlalu terlihat. Hanya saja ketika kita mengambil bagian dari sisi-sisi peradaban mereka, kita meninggalkan sisi-sisi kebaikan peradaban kita sendiri yang sulit untuk didapatkan, karena watak yang tidak baik dan tidak pandai memilih. Yang kita dapatkan hanya sisi-sisi peradaban sesuai dengan keinginan hawa nafsu dan kecenderungan saja, yaitu sisi-sisi dosa peradaban, layaknya anak kecil yang selalu menginginkan apa saja sesuai kecenderungan. Karena itulah kita menjadi seperti orang banci. Ketika wanita mengenakan pakaian lelaki, jelas akan menjadi sasaran ejekan. Seperti itu juga ketika lelaki mengenakan hiasan seperti wanita, sehingga dia kebancian, tentu tidak patut. Lelaki berwibawa dan memiliki idealisme tinggi tentu tidak ingin seperti wanita yang dimanjakan dan mengenakan berbagai macam perhiasan palsu.
Kesimpulan:
Dengan pedang syariat, kita akan mencegah dosa-dosa dan sisi-sisi buruk peradaban asing menyusup ke dalam batasan-batasan kebebasan dan peradaban kita, agar masa muda peradaban kita terjaga oleh syariat yang merupakan air tawar bagi kehidupan.
Untuk mencapai suatu peradaban, kita perlu meniru orang-orang Jepang. Mereka mengambil sisi-sisi baik peradaban Eropa, namun mereka tetap menjaga adat dan tradisi yang menjadi ragi eksistensi seluruh bangsa. Karena tradisi bangsa kita tumbuh berkembang di dalam Islam, berarti penting bagi kita untuk kita jadikan pegangan dari dua sisi.
Wahai saudara-saudara setanah air yang simpatik dan berwibawa! Umat telah mengorbankan banyak nyawa, membentangkan jalan demi kebahagiaan kita, maka mari kita membantu mereka dengan meninggalkan sebagian kenikmatan, karena kita sama-sama duduk di meja makan kenikmatan itu.
Saya ingin membuat besi pembatas kokoh antara masa lalu dan masa sekarang yang tidak bisa ditembus dengan penjelasan sejarah kehidupan kebebasan, agar para pemilik pemikiran rusak, maksudnya mereka yang ingin berbuat semena-mena dan lalim atas
628. Page
nama kebebasan, tidak bisa menyaksikan lagi tindakan semena-mena yang tertimpa kematian abadi dan dikubur di lubang masa lalu, atau kezaliman-kezaliman yang menggelinding bersama aliran air deras zaman. Jelasnya:
Jika kebebasan yang dilahirkan revolusi untuk mendidik musyawarah syar’i ini selamat, maka kekuatan wibawa lama umat ini akan hidup kembali. Namun jika terkena penyakit kedengkian pribadi yang buruk, maka kebebasan akan berubah menjadi perlakuan semena-mena secara mutlak. Bayi kecil itu pasti mati.
Kebebasan lahir pada saat yang tepat sekali, karena kondisi dan tuntutan zaman menuntut pelayanan agar ia terawat dengan baik. Kebebasan tidak dibuat-buat atau dipilih, hingga memerlukan tenaga yang besar.
Fanatisme Islam yang tidak mengenal putus asa apalagi hancur di bawah tekanan-tekanan apa pun sejak dulu kala. Justru bangkit, hingga seakan-akan kebebasan yang dimunculkan mencapai usia kesempurnaan dalam rahim ibu. Ibu yang mengandung kebebasan ini memiliki sifat yang sabar, menjejakkan kedua kaki di medan wujud, sehingga kelak akan memberitahukan kekuasaannya, dan singgasana seperti milik ratu Balqis atau bendungan kokoh akan terbangun di atas lima hakikat berikut yang tidak akan terguncang atau tembus oleh hantaman apa pun juga:
Hakikat Pertama:
Kekuatan ada di balik jemaah, dan kekuatan ini tidak dimiliki satu persatu individu. Kekuatan ini laksana kekuatan tali yang kuat, atau seperti pemerintahan baru kita yang mengakomodir pemikiran bersama, juga seperti pemerintahan lama kita.
Wahai kaum setanah air! Kita adalah hukum yang kokoh saat ini. Siapa pun yang memperlemah hukum ini dengan melakukan pelanggaran, penentangan, takabur, atau bersikap mengikuti kepala sendiri, bisa dibilang sebagai kejahatan yang tak terampuni atas hak bersama.
629. Page
Hakikat Kedua:
Yang berkuasa di dunia pada masa lalu, maksudnya pada saat primitif berkuasa, kala itu kekuatan dan kesewenang-wenangan berkuasa, di mana keduanya merupakan hasil dari situasi primitif, yang dihukum hina dan runtuh.
Negara mana pun yang masih saja mempertahankan kekuasaan dan kesewenang-wenangan dalam perannya yang berdarah, seakan lembaran-lembaran sejarahnya merupakan tempat menyimpan bom, yang permukaannya memberitahukan akan segera hancur.
Sementara ketika dunia dikuasai peradaban yang ditopang ilmu pengetahuan, peradaban akan semakin mengalami peningkatan, dan usianya akan tetap abadi. Maka, negara mana pun yang menjadikan ilmu pengetahuan sebagai kehidupan sekaligus yang memegang kendali, negara tersebut akan terhindar dari batasan usia normal dan kepunahan, memberikan kesiapan untuk tetap ada selama bumi masih ada. Lembaran-lembaran buku Eropa memperlihatkan fakta tersebut secara jelas.
Pertanyaan: orang-orang biasa tentu mampu memegang kendali pemerintahan lemah seperti itu sampai saat ini. Sementara pemerintahan baru yang kita harapkan kuat, atau sangat kuat sekali, memerlukan banyak sekali orang jenius dan kuat yang mampu menanggung beban berat pemerintahan seperti itu. Gerangan bisakah kebun Asia dan Rumelia menghasilkan orang-orang seperti itu?
Saya jawab: Ya bisa, jika tidak terjadi revolusi-revolusi lagi.
Hakikat Ketiga:
Perhatikan hakikat ini!
Meski manusia memiliki kesiapan-kesiapan tak terbatas, namun tetap saja bergerak dalam lingkup yang sempit dan terbatas pada masa lalu. Ia seakan-akan hidup seperti hewan padahal ia manusia, sehingga pemikiran dan akhlaknya hina dilihat dari sisi sempitnya ruang lingkup tersebut, dan menjadi terbatas.
Jika kebebasan yang adil dan syar’i ini hidup dan tidak rusak, ia akan mampu meruntuhkan rantai-rantai berat yang merasuk ke dalam pemikiran manusia,
630. Page
menghancurkan batas-batas yang menghalangi tanpa memiliki persiapan untuk maju dan berkembang.
Karena itu, ruang lingkup tersebut bisa diperlebar dengan luasnya dunia, hingga orang kampungan seperti saya ini akan mengurus negara secara umum dan tinggi setinggi bintang Kartika, menggantungkan cita-cita di sana. Semua tindakan dan kondisinya akan mengguncang dunia, dan akan masuk ke dalam ruang lingkup tersebut. Sehingga cita-citanya akan tinggi setinggi bintang, akhlaknya akan menjadi sempurna, fikirannya akan terbentang luas seluas kekuasaan Utsmani, dan akan mengalahkan orang-orang sekelas Plato, Ibnu Sina, Bismarck, Descrates, al-Tafazani, insya Allah.
Saya sangat berharap agar taman Asia dan Rumelia yang subur ini menghasilkan banyak sekali pemuda negarawan, khususnya di negeri Utsmani ini, negeri tempat munculnya para nabi, bisa membentuk negara-negara berperadaban seperti dulu, tempat terbitnya matahari Islam.
Karena itu, kesiapan tiga kesempurnaan yang ditanam manusia di dalam fitrah mereka ini, jika bisa tumbuh berkembang karena hujan kebebasan, akan memberikan kesiapan insani, dahan dan ranting pemikiran cemerlang yang menyebar ke segala penjuru layaknya pohon Thuba, akan mendekatkan jarak timur dan barat sedekat waktu antara sahur hingga terbenamanya matahari, jika memang pohon ini tidak mengering karena kemalasan, kelambanan, atau racun niat-niat buruk.
Hakikat Keempat:
Syariat yang terang ini muncul dari kalam azali, dan akan tetap bertahan hingga selamanya.
Ya, manusia adalah dahan pohon kecenderungan untuk kesempurnaan dunia. kesiapan-kesiapannya adalah buah dari kecenderungan untuk maju yang tersimpan di dalamnya. Sementara hasil dari kesiapan-kesiapan itu dihasilkan oleh pemikiran-pemikiran tiada henti, karena syariat akan terus meluas dan akan diterapkan layaknya makhluk hidup yang bisa berkembang karena makan dan minum. Inilah bukti nyata
631. Page
yang menunjukkan bahwa syariat muncul dari kalam azali, dan akan tetap bertahan hingga selamanya.
Kebebasan, keadilan, dan persamaan pada masa Islam pertama, yaitu masa bahagia (zaman Nabi Muhammad S.a.w), merupakan bukti nyata –khususnya pada masa itu- bahwa syariat mencakup persamaan, keadilan, dan kebebasan hakiki dengan seluruh ikatan dan konsekwensinya. Kisah-kisah Imam Umar, Imam Ali, dan Shalahuddin al-Ayyubi al-Kurdi, merupakan bukti nyata kebenaran pernyataan kami ini.
Berdasarkan hal itu, secara pasti saya nyatakan, bahwa kekurangan, keterbelakangan, dan kondisi kita yang tidak baik hingga saat ini disebabkan empat hal:
Pertama, tidak menjaga hukum-hukum syariat.
Kedua, menafsirkan syarat secara tidak baik sesuai hawa nafsu seperti yang dilakukan sebagian orang yang mencari muka.
Ketiga, fanatisme ulama-ulama bodoh yang amat menyukai sisi lahiriah, atau fanatisme ulama-ulama bodoh untuk hal-hal yang tidak penting.
Keempat, karena tidak bisa mengamati dengan baik, juga tidak bisa memilih dengan baik, kita meninggalkan sisi-sisi baik peradaban Eropa yang sulit untuk didapatkan, dan kita ikuti mereka seperti burung beo, juga seperti anak kecil. Kita ikuti dosa-dosa dan segala keburukan peradaban Barat yang memang selaras dengan hawa nafsu dan kecenderungan diri. Karena itu dampak buruk muncul sebagai akibatnya.
Jika para karyawan menjalankan tugas dengan baik, jika yang bukan karyawan berusaha dengan baik sesuai tuntutan zaman, mereka tidak akan memiliki waktu untuk bermain-main atau berbuat kefasikan. Siapa pun yang sibukdengan permainan dan kefasikan dari dua golongan tersebut, ia menjadi seperti kuman yang membahayakan masyarakat.
Hakikat Kelima:
Hubungan sosial, kebutuhan hidup, dan fungsi-fungsi peradaban belum begitu banyak dan bercabang pada masa lalu, sehingga pemikiran sebagian orang hampir
632. Page
dikatakan cukup untuk mengatur sebuah negara. Namun pada saat sekarang ini, ikatan-ikatan sosial dan kebutuhan hidup kian banyak, hasil-hasil peradaban juga bermacam-macam, hingga negara hanya bisa diemban dan diatur oleh majelis perwakilan laksana jantung bagi seluruh rakyat.
Musyawarah syar’i kedudukannya laksana pemikiran umat secara keseluruhan, dan kebebasan berfikir kedudukannya seperti pedang dan kekuatan peradaban. Contoh hakikat ini adalah pemerintahan tiran sebelumnya dan pemerintahan baru yang diikat oleh hukum.
Saya ingin mengingatkan tiga hal penting terkait tugas yang dibebankan “hakikat ketiga” kepada saya, dan atas izin tertulis dari kebebasan saya sampaikan:
Pertama, mustahil jika sel-sel tubuh menyusup seketika dan membentuk kembali jaringan baru dari sel-sel baru. Karena itu, memecat para pekerja negara seketika lalu mengangkat sejumlah pekerja baru adalah hal sulit, jika bukan mustahil. Karena itu, negara akan mengeluarkan orang-orang yang punya kesiapan buruk dan tidak bisa diperbaiki secara alami dari dalam tubuh. Sementara mereka yang bisa diperbaiki, pintu taubat tetap terbuka lebar di depan mata, karena matahari belum terbit dari barat. Pengalaman yang sudah-sudah harus mereka jadikan pelajaran. Menutupi celah yang ada memerlukan waktu selama empatpuluh tahun. Jika tidak, cemoohan yang mereka lontarkan akan membuat persatuan umat ini terserang penyakit, karena pemikiran dan akhlak rusak yang ada dalam diri mereka.
Kedua, saya tumbuh besar di pegunungan Kurdistan. Saat itu, saya membayangkan pusat Khilafah indah dan menawan. Namun saat saya datang ke Istanbul pada tujuh atau delapan bulan yang lalu, saya melihat kota ini seperti orang liar dan primitif yang mengenakan pakaian orang beradab, karena hatinya yang liar dan menakutkan. Namun sekarang kondisi sudah berubah. Istanbul berubah menjadi seperti orang yang mengenakan pakaian orang kaya karena persatuan umat. Hanya saja separuh sosok beradab dan separuhnya lagi sosok primitif.
633. Page
Sebelumnya saya mengira, bahwa keburukan-keburukan yang ada di Kurdistan itulah penyebab sakitnya bagian tubuh ini. Namun saat saya melihat Istanbul yang sakit, saya memeriksa detak jantungnya, saya bedah, dan saya mengetahui bahwa penyakit yang tersimpan di dalam jantungnya, itulah yang menyebar ke seluruh tubuh. Saya berusaha untuk mengobatinya, namun orang-orang menuduh saya gila.
Saya juga melihat, Islam yang membentuk peradaban hakiki telah terbelakang, tertinggal dari peradaban yang ada dari sisi kemajuan materi. Islam seakan-akan meninggalkan kita karena akhlak kita yang tidak baik, dan kembali ke masa lalu, dan mengadukan kita kepada masa-masa bahagia (zaman Nabi). Penyebab terbesarnya adalah perbedaan pemikiran tiga suku bangsa besar yang menjadi guru untuk semuanya, manhaj dan kecenderungan mereka berbeda satu sama lain. Mereka adalah para pemilik sekolahan agama, sekolahan modern, serta penuntut tasawuf. Kata-kata berikut tepat untuk mereka, “Maksud semua orang sama, tapi riwayatnya berbeda-beda” (مختلفة الروايات ولكن واحد الجملة مقصود). Atau seperti bait syair:
عبارتنا شتى وحسنك واحد وكلٌّ إلى ذاك الجمال يشير
Kata-kata kami berbeda, namun kebaikanmu satu
Semuanya mengisyaratkan pada keindahan itu
Perbedaan pemikiran ini mengguncang fondasi asas-asas akhlak Islam, memecah persatuan umat, dan membuat kita terbelakang jauh dari kemajuan peradaban, karena sebagian berlebihan memikirkan yang lain dan menuduhnya sesat, yang satunya lagi melebih-lebihkan menuduh kalangan lain bodoh dan menganggapnya tidak bisa dipercaya.
Obat penyakit ini adalah berdamai berdasarkan tauhid, bersatu padu, dan menyamakan pemikiran, hingga semuanya sepakat untuk saling memaafkan, sehingga tidak mengabaikan keseimbangan kemajuan dan perkembangan.
Ketiga, saya mendengar nasehat yang disampaikan para penceramah, namun sama sekali tidak membekas di hati. Setelah saya cermati, penyebabnya ada tiga, di samping kerasnya hati saya:
634. Page
Pertama: Mereka menyamakan zaman sekarang dengan masa lalu, berlebihan dalam mempersepsikan sosok terdakwa, padahal sebenarnya mereka berkewajiban untuk membuktikan dan memberikan penjelasan memuaskan bagi orang yang mencari kebenaran, agar bisa berpengaruh. Mereka mengabaikan sisi ini.
Kedua: Mereka berlebihan dalam memberikan anjuran dan peringatan untuk hal penting, namun mengabaikan hal lain yang lebih penting, sehingga tidak bisa menjaga keseimbangan syariat.
Ketiga: Mereka berbicara tidak sesuai dengan kondisi yang ada, padahal kata-kata fasih mengharuskan kesesuaian dengan kondisi. Dengan kata lain, tidak sesuai dengan diagnosa penyakit yang ada. Mereka seakan-akan menarik semua orang menuju salah satu sudut masa lalu, setelah itu berbicara kepada mereka.
Kesimpulan pembicaraan:
Yang sepatutnya menjadi penceramah adalah ulama muhaqqiq, agar penjelasan yang disampaikan bisa memuaskan, atau orang-orang bijak yang menguasai permasalahan secara mendalam, agar tidak merusak keseimbangan syariat, atau orang-orang fasih yang dapat memuaskan, agar berbicara sesuai tuntutan kondisi dan zaman, kemudian ditakar dengan neraca syariat. Para penceramah seharusnya seperti itu.
Hiduplah syariat yang mulia! Hidup keadilan Ilahi! Hidup persatuan umat! Matilah perselisihan! Hidup cinta umat! Matilah kepentingan, kedengkian pribadi, dan pemikiran dendam! Hidup para prajurit yang merupakan keberanian nyata! Hidup pasukan yang merupakan kekuatan nyata! Hidup persatuan orang-orang merdeka dan beradab yang merupakan akal dan pengatur yang nyata! Hidup seluruh murid Risalah al-Nur![1]
Sa’id Nursi
[1] Penting disebut dengan takjub bahwa Sa’id Lama berhadapan dengan ribuan politisi di Istanbul pada hari ketiga Kebebasan, empapuluh tiga tahun silam, di Lapangan Kebebasan Selanika. Dia menuntut dijalankannya syariat dengan sekuat tenaga, menjadikan kebebasan dan konstitusi sebagai pelayan bagi syariat. Lalu, tentara menuduh gerakan yang menuntut syariat berada di balik peristiwa tigapuuluh satu Maret. Namun dia memperoleh kebebasan murni di pengadilan karena pidatonya yang berani. Hanya saja mereka yang pernah menyiksanya dengan amat keras tetap membencinya, padahal dia sudah meninggalkan politik selama tigapuluh tahun dan tak pernah terlibat politik kecuali sedikit, membandingkannya dengan pidatonya yang lama itu; hal itu menegaskan bahwa mereka menzaliminya demi agama, dan bahwa mereka lebih kejam dari mahkamah pemeriksaan. (Penulis)
635. Page
Tambahan Kedua Khutbah Syam
Kata-kata singkat dikutip dari risalah berjudul “Benih Hakikat,” yang dicetak 35 tahun silam
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام عل ىسيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
Segala puji hanya bagi Allah, Rabb seluruh alam. Shalawat teriring salam semoga terlimpah kepada junjungan kita, Muhammad, keluarga dan para sahabatsemua.
1. Resep obat untuk penyakit zaman sekarang, komponen yang lemah, dan bagian tubuh yang sakit adalah mengikuti al-Qur’an.
2. Resep obat untuk sebuah benua besar yang bernasib tidak baik, untuk negara mulia tidak bertuah, untuk kaum terdepan yang tidak punya pembela, adalah persatuan Islam.
3. Orang yang tidak punya tangan kuat untuk mengangkat bumi, seluruh bintang, matahari, dan memutar semua benda-benda besar ini seperti biji-biji tasbih, tentu tidak bisa mengklaim bisa menciptakan apa pun di jagad raya ini, karena segala sesuatu terkait dengan segala sesuatu lainnya.
4. Menghidupkan semua yang bernyawa pada saat penghimpunan, tidaklah lebih berat dibanding kuasa Ilahi untuk menghidupkan seekor lalat yang tidur pada musim dingin layaknya mati suri, kemudian dibangkitkan lagi pada musim semi, karena kuasa azali bersifat Dzatiyah (esensi) dan tidak berubah, juga tidak mungkin lemah, terhalang oleh apa pun, dan tidak mungkin pula ada tingkatannya, karena segala sesuatu bagi-Nya sama.
5. Zat yang menciptakan mata nyamuk, Dialah yang menciptakan matahari.
6. Zat yang mengatur lambung kutu, Dialah yang mengatur rangkaian matahari.
636. Page
7. Di balik penciptaan jagad raya ini tersimpan suatu mukjizat, yang seandainya semua sebab-sebab alami berjalan dengan kekuatan sendiri –dengan asumsi sesuatu mustahil bisa terjadi- tentu semuanya akan sujud sepenuh kelemahan di hadapan mukjizat luar biasa itu, seraya mengatakan, “Maha Suci Engkau, tiada kuasa bagi kami, sesungguhnya Engkau Maha Perkasa lagi Bijaksana” (العزيز الحكيم أنت إنك لنا قدرة لا سبحانك).
8. Faktor-faktor yang ada tidak memberikan pengaruh hakiki, mengingat keesaan dan keagungan mengharuskan seperti itu, hanya saja faktor-faktor kekuasaan menjadi tirai penutup tangan kuasa Ilahi, mengingat keagungan menuntut seperti itu, agar tangan kekuasaan-Nya tidak terlihat secara lahiriah dan secara langsung terkait hal-hal biasa menurut kekuasaan Ilahi (mulk).
9. Sisi malakut–dalam segala sesuatunya- yang menjadi tempat kuasa bergantung, bersifat transparan dan suci.
10. Alam nyata adalah tirai terbuka dengan lubang-lubang bagi alam gaib.
11. Diperlukan adanya kuasa tak terbatas untuk menciptakan suatu titik pada posisinya yang tepat yang mampu menciptakan jagad raya secara keseluruhan, karena setiap huruf kitab semesta yang begitu besar, khususnya setiap huruf seluruh makhluk hidup, memiliki wajah yang menghadap dan mata yang menatap pada setiap kalimat dari rangkaian kalimatnya.
12. Ada sebuah kisah masyhur. Sejumlah orang mengamati hilal ‘id pada suatu hari, tapi tidak seorang pun di antara mereka yang melihat adanya hilal. Kemudian ada orang tua bilang seraya bersumpah, “Sungguh, aku melihat hilal,” padahal yang ia lihat itu bukan hilal, tapi bulu mata melengkung putih di matanya. Bisakah dibandingkan antara bulu mata dan hilal?! Bisakah dibandingkan antara gerakan-gerakan benda terkecil dengan Pencipta segala macam?!
13. Alam adalah percetakan terbaik namun bukan yang mencetak, ukiran namun bukan yang mengukir, obyek dan bukan pelaku, garis namun bukan sumber, aturan namun bukan yang mengatur, hukum namun bukan kuasa, syariat kehendak namun bukan hakikat eksternal.
637. Page
14. Apa pun yang ada di dalam batin yang merupakan fitrah yang memiliki perasaan-perasaan tertarik dan menarik, hanya menarik hakekat yang memiliki daya tarikan.
15. Fitrah tidak berdusta, karena kecenderungan pertumbuhan yang tersimpan di balik biji-bijian mengatakan, “Aku akan berubah menjadi bulir dan mengeluarkan buah,” kata-katanya benar. Kecenderungan kehidupan yang ada di dalam telur mengatakan, “Aku akan menjadi anak ayam,” telur pun berubah menjadi anak ayam atas izin Allah, dan kata-katanya itu benar. Dengan kecenderungannya membeku,air yang ada di dalam gayung mengatakan, “Aku akan menempati tempat yang lebih luas.” Air tidak dapat dibohongi besi kuat sehingga air bisa mempercayai kata-kata besi itu. Kecenderungan-kecenderungan ini adalah wujud perintah-perintah kauniyah yang datang dari kehendak Ilahi.
16. Kuasa azali tidak membiarkan semut tanpa pemimpin, lebah tanpa ratu, dan manusia tanpa nabi sama sekali. Sebagaimana terbelahnya bulan merupakan mukjizat Nabi S.a.w di alam nyata untuk manusia, seperti itu juga mi’raj beliau juga mukjizat besar di alam malaikat untuk para malaikat dan ruh-ruh, ketika kewalian nubuwah beliau dikuatkan dengan karamah nyata tersebut. Rasul mulia yang diberi cahaya terang ini menjadi sosok yang menyebarkan cahaya dan sinar laksana bulan dan kilat di alam para malaikat.
17. Masing-masing dari dua kalimat syahadat adalah kesaksian bagi yang lain. Yang satu adalah bukti lummi (adanya efek karena adanya pengaruh) untuk yang kedua, dan yang kedua adalah bukti inni (adanya pengaruh karena adanya efek) bagi yang pertama.
18. Kehidupan adalah semacam petampakan kesatuan untuk sesuatu yang banyak. Karena itu kehidupan mengarah pada persatuan. Kehidupan memberikan segala sesuatu untuk sesuatu yang satu.
19. Ruh adalah hukum yang memiliki wujud eksternal, aturan yang memiliki perasaan dan kesadaran. Ruh laksana aturan-aturan fitrah yang bersifat konstan dan abadi yang bersumber dari sifat kehendak dari alam perintah, yang diberi wujud secara
638. Page
riil oleh kuasa Ilahi. Ruh dijadikan wujud yang mengalir dengan lembut dan serasi dengan materi tersebut. Ruh yang ada merupakan kaitan bagi hukum yang masuk akal, masing-masing dari keduanya bersifat abadi dan berasal dari alam perintah. Andaikan kuasa azali memberikan wujud eksternal untuk semua hukum dan peraturan dalam segala sesuatu, tentu seluruh peraturan tersebut menjadi ruh. Andai ruh mengeluarkan perasaan dan kesadaran dari kepala, tentu hukum akan kekal dan tidak mati.
20. Dengan cahaya, semua yang ada kelihatan dan dengan kehidupan, wujud seluruh makhluk bisa dikenali. Masing-masing dari keduanya menampakkan sesuatu yang tersembunyi dan tidak terlihat.
21. Agama nasrani kemungkinan harus padam atau membersihkan diri lalu mendapatkan senjata dan bergabung bersama Islam. Nasrani sudah berkali-kali koyak, hingga terpecah menjadi Protestan. Protestan juga terkoyak dan mendekati faham monotheisme. Nasrani bersiap-siap untuk terkoyak sekali lagi. Kemungkinan agama ini harus padam, atau menerima hakikat-hakikat Islam yang menyeluruh untuk dijadikan sebagai landasan-landasan hakiki agama Nasrani, sehingga menemukan senjata. Nabi S.a.w telah mengisyaratkan rahasia besar ini melalui sabdanya, “Isa putra Maryam akan turun, ia akan menjadi bagian dari umatku, dan mengamalkan syariatku.”[1]
22. Faktor yang lebih mampu mendorong kalangan awam menjalankan perintah melebihi dorongan bukti kuat, adalah kesucian sumber.
23. Masalah-masalah utama agama yang bersifat aksiomatis mencapai 90 persen syariat, masing-masingnya merupakan tiang emas, sementara masalah-masalah ijtihad dan khilafiyah hanya menempati sepuluh persen. Sembilanpuluh tiang emas tentu tidak bisa ditinggalkan hanya demi menjaga sepuluh potongan emas. Dengan demikian, kitab-kitab madzhab dan hasil-hasil ijtihad harus menjadi kacamata dan
[1] Bukhari no 2222 dan Muslim no 551 meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a yang berkata: Rasulullah S.a.w bersabda: “Demi jiwaku yang berada dalam kekuasaan-Nya, hampir-hampir diturunkan di antara kalian Putera Maryam dengan membawa hukum yang adil, maka dia menghancurkan salib, membunuh babi, mengenakan jiznah, dan harta pun banjir meimpah sehingga tak ada seorang pun yang menerimanya.”
Al-‘Iraqi di dalam Tharh al-Tatsrib 7/552 berkata: “Yang dimaksud dengan dia menurunkan seorang hakim (penguasa) dengan membawa syariat ini, bukan seorang nabi dengan membawa suatu risalah tersendiri dan syariat penghapus, karena syariat ini akan kekal hingga hari kiamat, tak akan pernah terhapuskan.”
639. Page
cermin bagi al-Qur’an, tidak boleh menjadi naungan penutup al-Qur’an atau perwakilannya.
24. Siapa pun yang punya kemampuan ijtihad bisa berijtihad untuk dirinya sendiri, namun tidak boleh membuat syariat.
25. Seruan menuju pemikiran tertentu harus didasarkan pada penerimaan mayoritas ulama. Jika tidak, berarti bid’ah yang tertolak.
26. Karena secara fitrah mulia, manusia selalu mencari kebenaran. Namun kadang ada kebatilan jatuh di tangannya lalu dikiranya kebenaran, kemudian ia jaga di dalam dada. Di tengah perjalanan mendalami hakikat, terkadang manusia juga jatuh dalam kesesatan tanpa disadari, lalu dikiranya itu kebenaran hakiki dan dikenakannya di kepala.
27. Kuasa memiliki banyak sekali cermin, masing-masing lebih transparan dan lembut dari yang lain. Semuanya berbeda dan beragam, dimulai dari air dan berakhir menjadi udara, dari udara menjadi ether, dari ether menjadi alam perumpamaan, dari alam perumpamaan menjadi alam ruhani, selanjutnya menjadi waktu dan pemikiran. Di balik cermin udara, satu kalimat saja terdiri dari jutaan rangkaian kata. Pena takdir menulis perkembang-biakan ini secara luar biasa. Manifestasi hanya sekedar menahan kepribadian atau esensi dengan kepribadian secara bersamaan. Benda-benda pantulan yang begitu banyak tidak lain adalah mayat-mayat bergerak, sementara pantulan-pantulan ruh bercahaya di depan kaca esensi, semuanya hidup dan terkait. Jika bukan dirinya, berarti bukan yang lain.
28. Ketika matahari bergerak dengan gerakan memutar, maka buahnya tidak akan jatuh. Sementara jika tidak bergerak, maka buahnya berupa galaksi yang beredar akan jatuh dan bertebaran.
29. Ketika cahaya fikiran tidak bersinar dengan cahaya hati dan tidak membaur, berarti fikiran berada di dalam kegelapan, dan mengeluarkan kegelapan. Seperti halnya putih mata yang bercahaya[1] ketika tidak bercampur dengan bagian hitam yang gelap,
[1] Maknanya, putih mata yang menyerupai siang hari, jika tidak bercampur dengan bagian hitamnya yang menyerupai malam, membuat mata tidak bisa disebut mata (Penulis).
640. Page
mata tidak bisa melihat, seperti itu pula ketika tidak ada titik-titik hitam hati di dalam putihnya pemikiran, berarti mata hatinya buta.
30. Ketika di dalam ilmu tidak ada ketundukan hati, berarti ia bodoh, karena komitmen dan keyakinan adalah dua hal yang berbeda.
31. Menyebutkan hal-hal batil secara mendetail menyesatkan fikiran-fikiran yang jernih.
32. Ahlul ilmi sekaligus pembimbing harus menjadi seperti kambing, bukan seperti burung, karena kambing memberi makan anaknya dengan susu, sementara burung memberi makan anaknya dengan muntahan.
33. Keberadaan sesuatu bergantung pada keberadaan seluruh bagian-bagiannya, dan sesuatu menjadi tiada ketika ada salah satu bagiannya lenyap. Orang lemah lebih cenderung merusak untuk memperlihatkan kuasanya, dan bertindak secara negatif, bukannya yang positif.
34. Ketika dustur hikmah tidak menyatu dengan hukum pemerintah, ketika hukum kebenaran tidak menyatu dengan ikatan kekuatan, tidak akan mendatangkan buah bagi mayoritas awam.
35. Topi keadilan dikenakan di kepala kezaliman, khianat mengenakan pakaian fanatisme, jihad disebut dengan nama agresi, tawanan disebut sebagai kebebasan. Seperti itulah semuanya terjungkir balik.
36. Politik yang hanya berkutat pada kepentingan adalah keliaran yang merusak.
37. Menampakkan kasih sayang di hadapan orang liar yang lapar sama sekali tidak bisa menarik simpatinya, justru akan semakin meningkatkan selera makannya, setelah itu meminta upah untuk seluruh gigi dan kukunya yang tajam.
38. Zaman menunjukkan, bahwa surga tidaklah murah, dan neraka juga bukannya tidak penting.
39. Ketika keistimewaan orang yang dianggap sebagai kalangan terpelajar dari sisi dunia menjadi sebab tawadhu dan kerendahan hati, maka itu menjadi sebab mereka sombong. Ketika kelemahan orang-orang fakir dari kalangan awam menjadi sebab
641. Page
mendapatkan rahmat dan kebaikan, maka itu menjadi sebab mereka tertawan dan berada dalam kesulitan hidup.
40. Setiap kali kebaikan dan kemuliaan dalam suatu hal diraih, mereka persembahkan capaian itu kepada kalangan terpelajar secara tidak benar, sementara keburukan justru mereka bagi-bagikan untuk kalangan awam.
41. Tanpa contoh tertinggi, melupakan atau pura-pura melupakan contoh tersebut, seluruh fikiran tertuju kepada “aku” dan berputar di sekitarnya.
42. Sumber seluruh ketidakseimbangan dan tambang segala kerusakan, serta penggerak dan sumber seluruh kerendahan akhlak adalah dua hal berikut:
Pertama, jika saya sudah kenyang, tidak perduli jika orang lain mati karena kelaparan.
Kedua, silahkan Anda bersusah payah demi kenyamanan saya, dan silahkan Anda bekerja agar saya bisa makan.
Untuk itu, satu-satunya obat untuk mencabut penyakit pertama adalah kewajiban zakat, dan obat untuk penyakit kedua adalah larangan riba.
Keadilan al-Qur’an berdiri di depan pintu dunia dan mengatakan kepada riba, “Kau tidak patut masuk.” Hanya saja manusia tidak mendengar kata-kata ini, hingga menerima tamparan keras. Untuk itu, manusia harus mendengar kata-kata ini sebelum menerima tamparan lain yang jauh lebih kuat dan keras.
43. Peperangan berbagai negara dan bangsa menyisakan tempat bagi terjadinya peperangan tingkatan-tingkatan sosial manusia, karena di samping tidak mau menjadi tawanan, manusia juga tidak mau menjadi buruh upah bagi orang lain.
44. Orang yang mencapai tujuan tertentu dengan cara melanggar syariat, pada umumnya justru mendapat sebaliknya sebagai hukuman yang diterima. Cinta yang melanggar syariat, seperti mencintai Eropa, akan diganjar dengan permusuhan yang meninggalkan kecintaan.
45. Melihat masa lalu dan musibah harus dengan pandangan takdir, sementara melihat masa depan dan kemaksiatan dari sela-sela taklif, faham Jabriyah dan Mu’tazilah berdamai pada poin ini.
642. Page
46. Tidak boleh beralasan pada kelemahan selama masa ada jalan keluar yang bisa ditempuh, dan tidak boleh beralasan pada keluh kesah untuk hal-hal yang tidak ada jalan keluarganya.
47. Luka kehidupan bisa sembuh, namun luka pada kemuliaan Islam, harga diri, dan kemuliaan nasionalisme amat dalam.
48. Akan datang suatu masa, di mana satu kata dapatmembinasakan seluruh pasukan, satu bom menyebabkan 30 juta orang meninggal dunia.[1] Kadang satu tindakan sederhana bisa mengangkat derajat seseorang ke tingkatan paling tinggi (illiyyin), dan kadang tindakan tidak seberapa membuat orang jatuh ke tingkatan paling rendah.
49. Satu benih kejujuran akan membakar satu dataran kebohongan, dan satu benih hakikat lebih kuat dari satu dataran khayalan. “Keharusan untuk jujur dalam setiap perkataan tidak mengharuskan mengatakan semua kejujuran” (صدقٍ كل قول قولٍ كل صدق لزوم من لايلزم). Semua perkataan Anda harus benar, namun bukan termasuk benar jika Anda mengatakan semua kejujuran.
50. Barangsiapa pandangannya baik, baik pula pemikirannya. Dan barang siapa pemikirannya baik, ia bisa menikmati kehidupannya.
51. Harapan menghidupkan manusia, dan yang mematikan manusia adalah putus asa.
52. Inilah daulah Islam yang sejak dulu memikul beban untuk menjunjung tinggi kalimat Allah, menjaga kemerdekaan dunia Islam, menunaikan jihad sebagai kewajiban kifayah demi Islam, dan yang menilai dirinya bertanggung jawab harus berkorban demi dunia Islam yang bersatu, kelak akan mengganti apa yang menimpanya berupa kerusakan dengan kebahagiaan dunia Islam dan kebebasan pada masa depan, karena musibah ini mempercepat munculnya ukhuwah Islam yang menjadi ragi bagi kehidupan kita.
[1] Satu pembunuhan yang dilakukan seorang tentara Serbia terhadap putra mahkota Austria telah menyebabkan terjadinya Perang Dunia I, yang mengakibatkan terbunuhnya tigapuluh juta korban. (Penulis)
643. Page
53. Mengaitkan sisi-sisi kebaikan peradaban pada kaum Nasrani padahal bukan milik mereka, dan mengaitkan keterbelakangan dengan Islam padahal sebenarnya keterbelakangan adalah musuh bagi Islam, menunjukkan betapa segala sesuatunya pada zaman sekarang ini terjungkir balik.
54. Permata unik meski lusuh lebih baik dari kaca yang banyak tersedia.
55. Orang yang mencari segala sesuatu di alam materi, akal mereka berada di mata, sementara mata tidak mampu melihat hal-hal yang bersifat maknawi.
56. Ketika kata kiasan jatuh dari tangan ilmu ke tangan kebodohan, ia berubah menjadi hakikat, dan membuka jalan menuju khurafat.
57. Kebaikan yang dibilang lebih banyak dari kebaikan Allah bukanlah kebaikan. Segala sesuatu harus disebut apa adanya.
58. Ketenaran memberi manusia sesuatu yang bukan miliknya.
59. Hadits nabawi adalah sumber kehidupan dan inspirasi hakikat.
60. Menghidupkan agama artinya menghidupkan umat, dan kehidupan agama adalah cahaya kehidupan.
61. Al-Qur’an yang menjadi rahmat bagi seluruh manusia, tidak mengakui peradaban tertentu, kecuali jika menjamin kebahagiaan untuk semua, atau minimal untuk kalangan mayoritas. Sementara peradaban yang ada saat ini dibangun di atas lima fondasi negatif:
Titik sandarannya adalah kekuasaan, dan kekuasaan umumnya melampaui batas.
Tujuan dan sasarannya adalah kepentingan, dan kepentingan umumnya menjadi desak-desakan.
Aturan hidupnya adalah persaingan, dan persaingan pada umumnya menimbulkan pertikaian.
Ikatannya di antara masyarakat adalah rasialisme dan nasionalisme yang mendapat asupan dengan memakan orang lain. Kondisi seperti ini umumnya menimbulkan benturan mengerikan.
644. Page
Layanannya yang menarik adalah mendorong hawa nafsu, kencenderungan jiwa, dan memuaskan keinginan. Kondisi semacam ini umumnya merubah wujud manusia secara maknawi.
Sementara peradaban yang mengacu pada syariat Nabi S.a.w dan memerintahkan untuk menerapkannya, titik sandaran peradaban ini adalah kebenaran, bukan kekuatan. Kebenaran akan mewujudkan keadilan dan keseimbangan.
Tujuannya adalah keutamaan, bukan kepentingan. Keutamaan akan mewujudkan cinta dan ketertarikan.
Arah persatuannya adalah ikatan agama dan negara, bukan rasialisme dan nasionalisme. Ikatan ini akan menimbulkan persaudaraan dan perdamaian tulus, serta pembelaan melawan musuh-musuh dari luar.
Undang-undangnya dalam kehidupan adalah saling bekerja sama, bukan persaingan. Kerja sama adalah persatuan dan saling bahu-membahu.
Layanannya yang menarik adalah petunjuk, bukan hawa nafsu. Petunjuk akan menuntun menuju kemajuan insani dan kesempurnaan spiritual.
Jangan longgarkan tangan dari Islam yang menjadi penjaga eksistensi kita, peganglah Islam kuat-kuat dengan empat tangan. Jika tidak, Anda akan binasa.
62. Musibah merata disebabkan oleh dosa-dosa kalangan mayoritas. Dengan kata lain, sebagai akibat kejahatan dan awal ganjaran.
63. Orang yang mati syahid mengira dirinya masih hidup karena ia tidak merasakan sakaratul maut. Ia yakin bahwa kehidupan yang ia korbankan itu terus bertahan dan tidak terhenti, justru ia rasakan lebih suci dan bersih.
64. Keadilan al-Qur’an tidak menyia-nyiakan nyawa dan darah orang tidak bersalah, meski dilakukan demi seluruh umat manusia. Keduanya sama di mata keadilan, seperti halnya sama pula di mata kuasa. Namun karena sifat egois, manusia kadang memiliki kecenderungan untuk mengharuskan apa saja, dan mencegah obsesi serta cita-citanya terwujud. Bahkan berkeinginan untuk menghancurkan dunia dan membantai umat manusia, jika bisa.
65. Ketakutan dan kelemahan mendorong munculnya pengaruh-pengaruh luar.
645. Page
66. Maslahat yang sudah terlihat nyata tidak boleh dikorbankan demi menghindari bahaya yang masih bersifat kemungkinan.
67. Politik Istanbul dewasa ini sakit, seperti penyakit Spanyol (Influenza Spanyol).
68. Tidak jarang orang gila sembuh ketika dikatakan padanya, “Kau orang baik dan sehat.” Sebaliknya, orang baik akan menjadi rusak jika sering dibilang, “Kau orang rusak dan gila.”
69. Musuhnya musuh adalah teman, selama ia tetap memusuhi musuh kita. Temannya musuh adalah musuh, selama ia tetap berteman dengan musuh kita.
70. Dalam kondisi keras kepala, ketika setan membantu seseorang, ia bilang tentang orang itu, “Dia itu malaikat,” lalu mendoakan rahmat padanya. Sementara ketika melihat seorang malaikat yang menentangnya, ia bilang, “Dia itu setan yang berubah pakaian,” ia pun mengutuknya.
71. Obat penyakit tertentu bisa jadi racun bagi penyakit lain. Obat yang melebihi dosis akan menimbulkan penyakit.
72. Organisasi yang di dalamnya terdapat backing adalah alat yang diciptakan untuk menggerakkan sesuatu, dan perkumpulan yang di dalamnya terdapat sikap saling dengki adalah alat yang diciptakan untuk menghentikan gerakan
(الحركات لتسكين خلقت آلة التحسد فيها التي والجماعة السكنات لتحريك خلقت آلة التساند فيها التي الجمعية).
73. Jika dalam suatu jamaah tidak ada satupun orang yang benar, maka perkalian dan penambahan justru memperkecil bilangan, sama seperti perkalian silang.[1] Contoh (4x4=16 tetapi ¼ x ¼ = 1/16 )
74. Orang kadang tidak bisa membedakan antara “tidak mau menerima”( القبول عدم ) dengan “menerima ketiadaan”( العدم قبول). Dalil “tidak mau menerima” adalah tidak adanya dalil, sementara “menerima ketiadaan” mengharuskan dalil ketiadaan. Yang pertama adalah keraguan, dan yang kedua adalah pengingkaran.
[1] Dalam Ilmu Hitung diketahui bahwa perkalian dan penjumlahan itu menghasilkan tambahan. Empat kali empat sama dengan enambelas. Namun perkalian dan penjumlahan dalam pembagian menghasilan pengecilan. Tiga dibagi tiga sama dengan sepersembilan, yakni satu dalam sembilan. Demikian pula halnya jika di antara manusia tak terjalin persatuan secara sehat dan konsisten, malah akan mengecilkannya setiap kali ada tambahan, akan menjadi hancur tak berharga. (Penulis)
646. Page
75. Syubhat dalam masalah-masalah iman meski menggugurkan satu dalil, atau bahkan seratus dalil, tetap tidak membahayakan sesuatu yang ditunjukkan, karena masih ada ribuan dalil lain yang memperkuat.
76. Wajib mengikuti mayoritas terbesar (الأعظم السواد), karena ketika keluarga besar Umawiyah yang lalai itu bertumpu pada mayoritas terbesar, pada akhirnya mereka masuk ke dalam jamaah Ahlus Sunnah, sementara Alawiyah (keluarga besar Ali) yang teguh dan jumlahnya tidak banyak justru bertumpu pada sebagian anggotanya saja, sehingga pada akhirnya mereka mengikuti Syiah Rafidhah.
77. Di dalam kebenaran terdapat kesepakatan namun di dalam sesuatu yang lebih benar, terdapat perbedaan pendapat. Karena itu kebenaran kadang lebih benar dari sesuatu yang lebih benar, dan kebaikan lebih baik dari sesuatu yang lebih baik. Siapa pun boleh bilang terkait kecenderungan dan manhaj yang diikuti, “Ia benar dan baik” (هوحق،هوحسن), namun tidak mengatakan, “Ia adalah kebenaran dan kebaikan” (هوالحق وهوالحسن).
78. Andai bukan karena surga, tentu neraka tidak menyiksa.
79. Semakin tua zaman, semakin muda al-Qur’an, dan isyarat-isyaratnya semakin jelas, sehingga sisi kefasihannya kadang terlihat sangat menonjol dan sempurna, seperti cahaya terlihat laksana api.
80. Panas memiliki tingkatan ketika suhu dingin merasuk, dan kebaikan ada tingkatannya ketika keburukan merasuk. Kuasa azali bersifat dzatiyah (esensial), tidak mungkin ada tingkatannya. Segala sesuatu sama saja di hadapan kuasa azali.
81. Gambar matahari, yang merupakan limpahan cahaya dari manifestasinya, menampilkan identitas yang sama di permukaan laut dan di alirannya.
82. Kehidupan adalah konsekwensi tauhid, dan kehidupan akan berakhir dengan keesaan.
83. Karena wali di tengah-tengah manusia tidak bisa diketahui, seperti itu juga dengan saat-saat mustajab pada hari Jum’at, malam Qadar di bulan Ramadhan, nama terbesar di antara al-Asma’al-Husna, serta usia pada ajal, tidak akan diketahui, maka semuanya memiliki nilai, dan memberikan urgensi. Usia duapuluh tahun namun tidak
647. Page
diketahui, pada akhirnya akan lebih baik dari usia seribu tahun yang diketahui batas akhirnya.
84. Hukuman atas berbagai kemaksiatan di dunia menunjukkan adanya siksaan di alam akhirat.
85. Rizki dalam pandangan kodrat Ilahi penting, sama seperti kehidupan. Kodrat mengeluarkan rizki, takdir yang mengenakannya, dan perhatian Ilahi yang memberikannya. Kehidupan terlihat seperti hasil dari sesuatu, sementara rizki bukanlah hasil sesuatu. Rizki disebarkan secara bertahap, sehingga mendorong orang untuk memikirkannya.
Tidak ada kematian karena kelaparan, karena orang yang mati kelaparan hanya mati sebelum ia menghabiskan makanan yang tersimpan di badan dalam bentuk lemak dan bahan-bahan lainnya. Karena itu, penyakit yang timbul karena meninggalkan suatu kebiasaan tertentu, itulah yang membunuh orang, bukan karena tidak adanya rizki.
86. Rizki halal untuk hewan-hewan buas pemakan daging adalah bangkai-bangkai hewan yang tidak terbatas. Hewan-hewan seperti ini membersihkan wajah bumi, dan dalam saat yang bersamaan, mereka menemukan rizki mereka.
87. Suatu makanan senilai 40 dinar dan makanan lain senilai 10 pound sama saja sebelum masuk ke dalam mulut dan setelah melalui tenggorokan. Perbedaannya hanyalah selama beberapa detik saja di mulut, juga peningkatan dari satu menjadi sepuluh kali lipat harga makanan, itu semata untuk memanjakan indera perasa saja yang berfungsi sebagai pengawas dan penjaga pintu. Ini adalah jenis pemborosan yang paling bodoh.
88. Setiap kali kenikmatan-kenikmatan memanggil, harus dikatakan, “Sepertinya aku sudah makan.” Orang yang menjadikan “Sepertinya aku sudah makan” sebagai aturan, ia bisa memakan masjid yang disebut “Sepertinya aku sudah makan,” padahal belum makan.[1]
[1] Di Istanbul, tepatnya di sebuah distrik Sultan Fatih, ada sebuah masjid bernama “Ka`anni akaltu,” (sepertinya aku sudah makan). Masjid ini dibangun oleh seseorang yang setiap kali menginginkan makanan lezat, ia tidak memakannya dan mengatakan, “Ka`anni akaltu,” (sepertinya aku sudah makan). Ia kemudian menyisihkan uang dan membangun masjid tersebut dari hasil uang yang ia kumpulkan.
648. Page
89. Pada masa lalu, sebagian besar kaum muslimin tidak kelaparan, dan hidup mewah saat itu sah-sah saja. Namun sekarang, sebagian besar di antara mereka kelaparan, sehingga tidak ada pilihan untuk bernikmat-ria.
90. Senyumlah di hadapan wajah derita sesaat dan sambutlah kedatangannya, lebih dari senyuman dan sambutan Anda di hadapan wajah kenikmatan sesaat, karena kenikmatan-kenikmatan masa lalu akan membuat orang mengucapkan kata-kata rugi dan celaka. “Aduh,” kata terjemah untuk derita yang terpendam. Sementara derita-derita masa lalu akan membuat orang mengucapkan kata-kata senang, kata-kata ini mengungkapkan kenikmatan yang tersimpan.
91. Lupa itu nikmat, membuat orang hanya merasakan derita-derita hari ini, dan melupakan tumpukan derita sebelumnya.
92. Di setiap musibah terdapat tingkat kenikmatan, sama seperti tingkat panas. Untuk itu, manusia harus bersyukur kepada Allah seraya merenungkan sesuatu yang lebih besar lagi, menatap tingkatan nikmat yang ada di bawahnya. Jika tidak, andai kenikmatan ditiup dengan anggapan besar, tentu akan membuncit dan membesar, selanjutnya ketika keresahan muncul, kenikmatan pun berubah, obsesi luhur yang ada di dalam hati berubah menjadi kenyataan, namun menusuk hati juga.
93. Setiap orang memiliki jendela di tengah-tengah masyarakat yang disebut maqam. Melalui maqam, ia bisa melihat dan terlihat. Jika jendela tersebut lebih tinggi dari nilainya, ia pasti bersikap sombong, namun jika lebih rendah dari tinggi nilainya, ia akan membungkuk dengan tawadhu, hingga bisa melihat dirinya pada tingkatan itu, juga terlihat orang lain. Karena itu, ukuran keagungan dalam diri manusia adalah tawadhu, dan neraca tawadhu adalah kesombongan.
94. Kemuliaan jiwa bagi orang lemah di hadapan orang kuat menjadi arogansi bagi si kuat; sedangkan sikap tawadhu orang kuat di hadapan orang lemah menjadi hinaan bagi si lemah.
Keseriusan seorang pemimpin di tengah kedudukannya adalah wibawa, dan sikap lembeknya adalah kehinaan, sementara keseriusan di tengah keluarga adalah sikap sombong, dan sikap lembutnya adalah tawadhu.
649. Page
Ketika seseorang berbicara atas nama diri sendiri, lalu memaafkan dan berkorban, itu namanya amal shalih, sementara jika berbicara atas nama orang lain, itu namanya pengkhianatan dan amal buruk.
Ketika seseorang bertindak atas nama pribadi, ia boleh merendahkan hati, dan tidak boleh berbangga diri, sementara jika bertindak atas nama umat, ia boleh berbangga diri dan tidak boleh merendahkan diri.
95. Menyerahkan urusan kepada Allah pada tingkat pendahuluan adalah sebuah kemalasan, sementara menyerahkan urusan kepada Allah terkait hasil yang akan dicapai adalah tawakal. Karena itu, menerima hasil kerja dan rizki yang dibagikan adalah qana’ah yang memperkuat kecenderungan untuk bekerja. Namun merasa cukup dengan apa yang ada, ini meruntuhkan cita-cita.
96. Seperti halnya ada ketaatan dan kemaksiatan dalam perintah-perintah syar’i, seperti itu juga dalam perintah-perintah kauniyah. Sebagian besar pahala dan siksa untuk perintah-perintah syar’i berlaku di akhirat, sementara balasan untuk perintah-perintah kauniyah berlaku di dunia. Contoh: balasan kesabaran adalah kemenangan, balasan untuk kemalasan adalah kesengsaraan hidup, balasan bekerja adalah kekayaan, balasan keteguhan adalah kemenangan. Keadilan tanpa persamaan bukanlah keadilan.
97. Persamaan menimbulkan perbedaan, dan keselarasan adalah fondasi solidaritas. Jiwa yang kerdil adalah sumber kesombongan, kelemahan adalah pemicu kebanggaan, ketidakberdayaan adalah sumber penentangan, dan rasa ingin tahu adalah gurunya ilmu.
98. Kekuasaan Sang Pencipta mengendalikan semua makhluk melalui kebutuhan dalam diri makhluk itu, khususnya manusia dan khususnya kebutuhan makan karena lapar. Kuasa ini menempatkan seluruh makhluk hidup berada di bawah aturan. Dan dalam saat yang bersamaan menyelamatkan dunia dari kekacauan, juga menjadikan kebutuhan sebagai guru peradaban, sehingga kemajuan bisa terwujud.
99. Sempit jiwa adalah guru kebodohan, putus asa adalah sumber kesesatan pemikiran, kegelapan hati adalah pemicu keresahan ruhani.
650. Page
100. Jika lelaki bersikap seperti wanita karena hawa nafsu, maka wanita akan bersikap seperti lelaki karena sikap tidak tahu malu (بالوقاحة النساء ترجلت بالأهواء الرجال تأنث إذا). Setiap kali wanita-wanita cantik masuk ke dalam salah satu majlis di antara majlis-majlis sahabat, saraf riya’, persaingan, dan dengki bergelora. Karena itu, ketika wanita tidak mengenakan hijab, saat itu akhlak-akhlak buruk tersingkap bagi orang-orang berperadaban.
101. Gambar yang merupakan janazah kecil tersenyum di dalam jiwa manusia yang sesat dan tercemar kejahatan, memiliki peran penting.
102. Patung yang terlarang secara syar’i adalah kezaliman yang membatu, hawa nafsu yang memiliki wujud, atau riya’ yang memiliki jasad.
103. Kecenderungan untuk memperluas kemampuan diri bagi yang masuk ke dalam lingkup Islam dengan sebenarnya dengan menerapkan ajaran-ajaran Islam yang bersifat aksiomatis, adalah kecenderungan untuk menjadi sempurna. Sementara kecenderungan untuk memperluas kemampuan diri bagi yang berada di luar Islam karena faktor ketidakperdulian adalah kecenderungan untuk merusak dan menghancurkan. Menutup jendela pada saat-saat sulit atau guncangan adalah suatu maslahat. Lalu untuk apa membuka pintu-pintu ijtihad pada saat itu?!
Mereka yang menganggap enteng masalah agama tidak mungkin diperlakukan lemah lembut atau diberi rukhsah. Mereka harus diingatkan dengan keteguhan ‘azimah (kebalikan rukhsah).
104. Duhai hakikat-hakikat yang malang, kau tetap menjadi tiada berharga di tangan orang-orang yang tidak berharga.
105. Bola bumi kita ini mirip hewan karena memperlihatkan jejak-jejak kehidupan. Misalkan bumi ini sekecil nyamuk, bukankah sama seperti hewan? atau misalkan ada kuman sebesar bumi, bukankah kuman tersebut sama seperti bumi? Jika bola bumi kita ini memiliki kehidupan, berarti memiliki ruh juga, selanjutnya jika dunia ini sekecil manusia, bintang-bintang yang ada berubah seperti partikel-partikel dan substansi-substansi wujudnya, bukankah bintang-bintang tersebut memiliki kesadaran dan pemahaman? Allah memiliki banyak sekali hewan-hewan seperti ini.
651. Page
106. Syariat ada dua. Yang pertama adalah syariat yang kita kenal ini, yang mengatur segala tindakan dan kondisi manusia, yang merupakan alam paling kecil dan berasal dari sifat kalam. Yang kedua adalah syariat fitrah yang mengatur seluruh gerakan dan penduduk alam, yang adalah manusia akbar (makroantropos), yang bersumber dari sifat kehendak, yang kadang disebut sebagai hukum alam dan istilah ini keliru. Malaikat adalah sekelompok umat yang agung, mereka adalah para pengemban perintah-perintah kauniyah Allah yang disebut syariat fitrah yang berasal dari sifat kehendak. Mereka menjalankan sekaligus mewakili syariat ini.
107. Jika Anda membandingkan antara organisme mikroskopik dengan indera manusia, Anda akan melihat sebuah rahasia luar biasa. Manusia memiliki wujud seperti Yasin, surah Yasin tertulis di sana (يس سورة فيها كتبت يس كصورة الانسان إن , عجبيا سرا فسترى الانسان حواس وبين مجهرية خلية حواس بين وازنت ا إذ).
108. Filsafat materialisme adalah wabah penyakit maknawi, karena menimbulkan wabah demam yang menakutkan bagi umat manusia, membuat mereka terkena murka Ilahi. Semakin luas penerimaan untuk menyebarkan dan mengkritik, semakin luas pula wabah penyakit yang menyebar.
109. Manusia paling sengsara, paling banyak berkeluh kesah dan tertimpa kesulitan adalah orang yang tidak bekerja, karena kemalasan adalah sepupu ketiadaan. Sementara bekerja adalah kehidupan dan membangunkan kehidupan.
110. Bank-bank yang merupakan wadah dan pintu-pintu riba, hanya berguna bagi orang-orang kafir selaku manusia-manusia paling jahat, juga bagi orang-orang kafir yang paling lalim, dan orang-orang lalim paling bodoh. Bank-bank semacam ini murni membahayakan dunia Islam, sama sekali tidak memperdulikan kesejahteraan seluruh manusia, karena orang kafir tidak berhak memiliki respek atau rasa hormat, jika berstatus harbi (memerangi kaum muslimin) dan agresif.
111. Khutbah Jum’at hanyalah untuk mengingatkan akan hal-hal penting yang bersifat aksiomatis, bukan untuk mengajarkan teori-teori. Bahasa Arab mengingatkan hal itu dengan bentuk yang lebih luhur dan tinggi. Jika ayat al-Qur’an dan hadits nabawi dibandingkan, tentu terlihat jelas bahwa siapa pun manusia, bahkan yang
652. Page
paling fasih sekali pun, tidak akan mampu mencapai tingkat kefasihan ayat al-Qur’an, atau menyamai tingkat bahasanya.
Sa’id Nursi
653. Page
Bagian Kedua dari Tambahan Kedua Khutbah Syam
Benih-benih Hakikat
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
الحمدلله رب العالمين والصلاة والسلام على محمد سيد المرسلين
Segala puji hanya bagi Allah, Rabb seluruh alam . Shalawat teriring salam semoga terlimpah kepada Muhammad, pemimpin para rasul.
Salah Satu Isyarat Surah Al-Ikhlash
“Katakanlah, ‘Dia-lah”( هو قل). Allah disebut secara spesifik dalam ayat ini, sebagai isyarat akan tauhid kesaksian (syuhud), yaitu tidak ada yang disaksikan dengan pandangan hakikat selain-Nya (هو إلا الحقيقة بنظر مشهود لا).
“Allah, yang Maha Esa”( أحد الله) secara tegas menyebutkan tauhid uluhiyah, yaitu tidak ada yang disembah (dengan sebenarnya) selain-Nya (هو إلا لامعبود)
“Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu” (الصمد الله), mengisyaratkan tauhid rububiyah, yaitu tiada Pencipta atau Rabb selain-Nya (إلاهو رب ولا لاخلق). Juga mengisyaratkan tauhid kekuasaan, maksudnya tidak ada yang mengurus dan tidak ada yang tidak memerlukan apa pun secara mutlak, selain-Nya (إلاهو الاطلاق على ولاغني لاقيوم).
“Dia tiada beranak” (يلد لم), mengisyaratkan tauhid keluhuran (jalal), menolak semua jenis kesyirikan. Maksudnya, sesuatu yang berubah, terbagi, atau berketurunan tidak mungkin menjadi Tuhan. Isyarat ini juga menolak berbagai macam kesyirikan yang mempertuhankan akal, malaikat, Isa putra Maryam atau Uzair.
“Dan tidak pula diperanakkan” (يولد ولم),tauhid dengan menegaskan keazalian, menolak kesyirikan para penyembah sebab-akibat, para penyembah bintang, patung, alam, yaitu diyakini bahwa hal baru atau yang terpisah dari asal-usul tertentu, atau muncul dari suatu materi, tidak mungkin menjadi Tuhan.
654. Page
“Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia” (أحد كفوا له يكن ولم), adalah tauhid yang menyeluruh. Yaitu tidak ada sekutu, banding, atau tanding pada Zat, sifat-sifat atau perbuatan-Nya.
. لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَالسَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan Melihat. (Qs. al-Syura [42]: 11)
Surah al-Ikhlas ini menolak semua jenis kesyirikan. Setiap kalimat dari rangkaian kalimatnya yang mengandung tujuh tingkatan tauhid, masing-masing merupakan kesimpulan natijah dari yang lain, juga sebagai dalilnya.
Jagad raya yang merupakan pemersatu dan bukti terbesar tauhid, bukan hanya sendi-sendi dan bagian-bagiannya saja yang menuturkan tauhid, namun seluruh sel, bahkan setiap partikelnya juga lisan yang menuturkan tauhid. Semua ikut serta menggemakan bukti besar ini, semuanya beredar seraya menyebut “La ilaha illallah” (الله إلا لا إله ) layaknya seorang maulawi.
Saat Anda menempelkan telinga di dada al-Qur’an yang merupakan bukti nyata yang menuturkan tauhid, Anda akan mendengar gema samawi yang begitu luhur dan tinggi di dalam hati Anda, memiliki tingkatan puncak kesungguhan dan kesempurnaan, puncak ketulusan dan keikhlasan, ramah dan memberi kepuasan, menampakkan bukti nyata dan selalu menyebut zikir “La ilaha illallah” (الله إلا لا إله ).
Ya, keenam bukti nyata di atas amat transparan. Di atasnya terdapat tanda kemukjizatan, di dalamnya terdapat cahaya petunjuk, di bawahnya terdapat logika dan dalil, di sebelah kanannya terdapat ajakan bagi akal untuk berbicara, sebelah kirinya terdapat seruan bagi perasaan untuk bersaksi, di hadapannya terdapat kebaikan, arah tujuannya adalah kebahagiaan dunia-akhirat, titik sandarannya adalah wahyu semata. Lantas dari mana dugaan dan prasangka bisa masuk ke dalamnya?!Kehendak, akal fikiran, perasaan, dan kelembutan rabbani yang merupakan empat unsur perasaan dan empat karakter ruhani, masing-masing memiliki puncak tujuan.
Puncak tujuan kehendak adalah ibadah kepada Allah,
puncak tujuan akal fikiran adalah mengenal Allah,
655. Page
puncak tujuan perasaan adalah mencintai Allah,
dan puncak tujuan kelembutan rabbani adalah melihat Allah dengan mata batin (musyahadah).
Ibadah sempurna yang disebut sebagai ketakwaan, mencakup empat unsur ini, untuk selanjutnya dikembangkan, diperbaiki dan dituntun oleh syariat menuju puncak-puncak semua tujuan tersebut.
Andaikan perantara dalam penciptaan terlihat nyata dan diberi pengaruh nyata, tentu diberi pemahaman dan perasaan menyeluruh. Pada saat yang sama, kesempurnaan pelengkap ciptaan di balik jejaknya memiliki sisi perbedaan, meski kesempurnaan ciptaan ada pada makhluk paling sederhana hingga yang paling tinggi, dari yang paling kecil hingga yang paling besar pada tingkat awal kesempurnaan itu sendiri jika dibandingkan dengan esensi ciptaan. Dengan kata lain, sebagian makhluk tidak lebih dekat pada pengaruh hakiki sementara yang lain jauh, atau ada sebagian di antaranya yang muncul tanpa perantara, sementara yang lain muncul dengan perantara.
Pilihan manusia dan tidak sempurnanya jejak yang ditinggalkan, menafikan jika manusia dipaksa, sekaligus menegaskan manusia memiliki hak pilih.
Satu hal yang menarik perhatian, sebuah kota yang dibangun manusia dengan akalnya, dan dengan perantara kehendak parsial, tidak mencapai tingkat kecermatan dan kedisiplinan sekelompok lebah yang ada di sarangnya yang merupakan hasil dari ilham. Kota sel-sel sarang lebah yang menampakkan keindahannya, tingkat kecermatan dan keteraturannya masih lebih rendah jika dibandingkan dengan delima dan bunganya. Artinya, jenis-jenis gravitasi kecil pada bagian terkecil yang tidak terbagi lagi, adalah titik-titik pena yang darinya mengalir gravitasi secara keseluruhan di jagad raya ini.
Islam mengatakan, “Tidak ada Pencipta selain-Nya” (إلاهو لاخالق),tidak menerima adanya perantara atau sebab sebagai stimulan hakiki. Yang diperhatikan Islam adalah perantara dalam arti harfiah.Seperti itulah yang diharuskan oleh akidah tauhid, dan tugas penyerahan diri.
656. Page
Namun kalangan Nasrani saat ini memiliki keyakinan karena distorsi yang ada dalam kitab suci mereka, bahwa seluruh sebab dan perantara adalah stimulan hakiki, dan memandangnya dengan makna kata benda, karena seperti itulah yang diharuskan oleh akidah bunuwwah (keyakinan bahwa Isa sebagai anak Allah) dan kependetaan, serta kepadanya umat digiring. Semua satu dari santo-santo mereka mereka adalah sumber yang mengalir, bagi mereka, dengan makna benda (ma’naismi). Mereka menganggap diri mereka sebagai sumber cahaya hakiki layaknya cahaya lampu yang mengubah sebagian dari cahaya matahari berdasarkan pandangan tertentu.
Berbeda halnya dengan kita. Kita melihat para wali dengan makna harfiah. Maksudnya, kita melihat mereka semua sebagai manifestasi nama-nama Allah, laksana cermin yang membelokkan sinar matahari.
Berdasarkan hal tersebut, maka perjalanan kita dimulai dari sikap tawadhu, melewati titik pengingkaran diri (tidak membanggakan diri atau bersikap sombong), menilai perjalanan ruhani sebagai maqam kefanaan karena Allah.
Ya, perjalanan menempuh maqam-maqam tiada batas, memadamkan “aku” dan jiwa yang selalu memerintahkan keburukan, beserta kesombongan dan sikap terpedaya dalam diri.
Namun kalangan Nasrani yang terguncang karena distorsi dan filsafat, bukan Nasrani hakiki, sisi “aku”-nya dengan segala kelazimannya lebih kuat. Orang yang sisi “aku”-nya lebih kuat, jika ia seorang Nasrani, ia akan menjadi orang fanatik, sementara jika diaseorang muslim, ia akan menjadi kurang perhatian dan lalai.
Kelezatan kuat yang beragam di dalam tindakan, yang merupakan peralihan dari konsep menuju aksi, merupakan ragi yang akan mengubah dunia, benih hukum paripurna, keluar dari penjara menuju taman, berubah dari benih menjadi bulir, semua itu merupakan inti kenikmatan. Dan kenikmatan ini akan semakin meningkat dan meluap ketika tindakan mencakup sesuatu yang terasa mustahil dilakukan.
Faktor yang mendorong orang mampu memikul beban berat dalam menjalankan tugas adalah kenikmatan ini. Aksi perbuatan itu sendiri pada dasarnya merupakan gravitasi bagi makhluk-makhluk yang tidak punya kesadaran, dalam batas gravitasi
657. Page
kesempurnaan bagi mereka yang memiliki kesadaran dan pemahaman, mendorong untuk bekerja. Karena rahasia ini, kenyamanan adalah kesengsaraan, dan kesengsaraan adalah kenyamanan.
Tergesa-gesa karena sifat tamak akan menimbulkan kegagalan, karena orang tamak lazimnya tidak bertindak sesuai urutan yang ada dalam fitrah laksana tangga, sehingga ia pun menemui kegagalan. Bahkan andai pun ia berhasil dalam usahanya, ia akan merasa putus asa karena tingkatannya lebih rendah satu tingkatan dari perjalanan fitrah. Pintu baru terbuka setelah ia tertutup oleh kelalaian.
Allah menciptakan bagian dalam hati, agar manusia beriman kepada-Nya, mengenal dan mencintai-Nya. Sementara bagian luarnya Allah ciptakan untuk memahami segala sesuatu.
Sifat tamak yang jahat membakar hati, memasukkan berhala dan patung ke dalamnya, sehingga menimbulkan murka Allah, dan hasil yang didapatkan justru terbalik dari apa yang ia inginkan, sebagai balasan yang diberikan.
Para budak yang menghubungkan pemikiran-pemikiran politik dengan segala hal, bahkan dengan masalah-masalah akidah Islam karena ketamakan, mereka tidak akan meraih kemuliaan, tapi justru akan tertimpa aib dan kebencian. Berbagai macam kehancuran dan keruntuhan dalam jiwa tidak lain disebabkan karena rahasia ini. Seluruh buku berisi orang-orang tamak semacam ini, semuanya berisi teriakan dan keluhan.
Anda berusaha tidur pada malam hari, dan di luar itu Anda tetap terjaga. Ketika ada dua orang pengemis, salah satunya dengan tamak meminta kepada Anda, sementara yang lain merasa cukup dan menahan diri, keinginan untuk bersedekah pada diri Anda tentu lebih tertuju pada pengemis yang menahan diri tersebut daripada pengemis yang tamak. Hal yang sama berlaku dalam aturan secara umum.
Penyakit dan musibah kita yang paling besar adalah kritikan yang bertumpu pada tipuan dan kecurangan. Ketika kritikan digunakan secara obyektif, maka akan membenarkan hakikat. Namun jika dimanfaatkan untukkecurangan, maka akan merusak dan menghancurkan. Ketika kritikan sudah mengarah pada masalah-masalah
658. Page
akidah keimanan dan agama, petaka yang akan ditimbulkan akan jauh lebih banyak, karena akan merusak ketundukan hati untuk melaksanakan perintah dan kepatuhan, serta abstain untuk beriman, padahal iman adalah kepercayaan, kepatuhan, pelaksanaan perintah, penyerahan diri secara maknawi.
Di tengah zaman penuh keraguan ini, kita perlu memandang berdasarkan prinsip berbaik sangka pada pemikiran-pemikiran positif dan penjelasan-penjelasan yang muncul dari hati yang bercahaya terang, menumbuhkan dan memperkuat kepatuhan dan ketundukan. Apa yang mereka sebut sebagai pemikiran yang tidak berpihak, tidak lain adalah sebagai atheisme temporer, dan hanya dikatakan oleh mereka yang baru mendapat hidayah, atau yang berfikir untuk masuk ke dalam lingkup hidayah.
Ajaran-ajaran sosialisme tidak mampu merusak fondasi-fondasi Islam. Justru peradaban rusak inilah yang bisa merusaknya, dan memberi beban harga terlalu tinggi karena peradaban yang tumbuh dan besar oleh ragi filsafat materialisme dan mahkamah-mahkamah pemeriksaan seperti yang ada saat ini mampu menarik dengan kuat sekali, dipersiapkan dengan berbagai alat yang sangat memperdaya dan menipu. Peradaban ini adalah sihir yang menjual diri dengan mengorbankan agama, harga diri, dan akhlak mulia. Karena menampakkan diri dalam wujud kemajuan hidup, peradaban ini menerima agama dan harga diri sebagai suapnya.
Sementara sosialisme hanya memberikan kehidupan yang amat sederhana sekali, tidak memaksa siapa pun untuk mengorbankan agama, iman, dan harga diri dalam skala besar sebagai imbalannya, di samping tak seorang pun yang merasa dipaksa.
Padahal manusia memiliki kebutuhan untuk bersenang-senang, seperti halnya manusia butuh makan. Karena kebutuhan untuk kesenangan ini tidak terpenuhi dari sisi jiwa dan hawa nafsu, akhirnya manusia mencari kesenangan dari isi ruhani dan pentunjuk.
Ada dua orang, salah satunya mengundang Anda untuk menghadiri jamuan makan besar, menarik, dan menyenangkan, sementara yang lain mengundang Anda untuk sekedar minum minuman sederhana di tempat sederhana. Undangan pertama Anda hadiri dengan meninggalkan jamaah dan sunnah, bahkan dengan meninggalkan shalat
659. Page
pula, sementara untuk undangan kedua anda tidak meninggalkan shalat bahkan sunnahnya. Undangan pertama itu adalah peradaban yang ada saat ini, dan undangan kedua itu adalah sosialisme yang tunduk dan memuliakan agama.
والذي علم القرآن المعجز هو أن نظر البشير النذير و بصيرته النقادة أدق و أجل و أجلى و أنفذ من أن يلتبس أو تشتبه عليه الحقيقة بالخيال و أن مسلكه الحق أغنى و أنزه و أرفع من أن يدلس أو يغالط على الناس
Faktor yang memberitahu bahwa al-Qur’an mukjizat adalah tatapan Nabi S.a.w selaku penyampai berita gembira dan peringatan, juga pandangan mata batinnya yang menembus, itu terlalu rumit, mulia, dan terlalu jelas jika beliau tidak bisa membedakan antara hakikat dengan khayalan. Jalan hidup beliau yang benar itu terlalu suci dan luhur untuk mengotori atau bersikap kasar terhadap sesama manusia; karena mata yang bisa melihat hakikat tidak akan tertipu, dan hati yang merindukan hakikat tidak akan menipu.
Al-Qur’an menuturkan tentang buruknya ghibah,
أيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ
Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya? (Qs. al-Hujurat [49]: 12)
Ayat ini mencela ghibah dengan enam kalimat dan enam tingkatan kata-kata keras. Dengan dimulai dari huruf hamzah (versi bahasa Arab), Allah berfirman:
1. Kembalilah kepada akalmu, apakah hati membolehkan tindakan seperti itu?
2. Jika kau tidak memiliki akal yang lurus, maka kembalilah kepada hatimu, apakah hati menyukai perbuatan seperti itu?
3. Jika kau tidak memiliki hati yang bersih, maka kembalilah kepada nuranimu, apakah nurani merelakan jika kehidupan sosial ini rusak, seperti gigi-gigimu mengoyak jari-jari tangan sendiri?
4. Jika kau tidak punya nurani sosial, maka kembalilah pada sisi kemanusiaanmu, apakah kau suka menerkam seperti binatang buas?
5. Jika kau tidak punya sisi kemanusiaan, maka kembalilah kepada sifat belas kasih pada sesama umat manusia dan kerabat dekatmu, apakah kau suka melakukan tindakan yang justru akan merusak dirimu?
660. Page
6. Jika kau tidak memiliki sifat belas kasih terhadap sesama umat manusia, atau kau tidak memiliki fitrah yang lurus, sampaikah kau mengoyak bangkai dengan gigi-gigimu?
Dengan demikian, ghibah tertolak dalam pandangan akal, hati, nurani, kemanusiaan, dan sifat belas kasih terhadap sesama manusia, juga tertolak oleh syariat dan fitrah.
إن الانسان الذي لا يدرك سر التعاون هو أجمد من الحجر، إذ من الحجر ما ما يتقوس لمعانة أخيه، إذ الحجر مع حجريته إذا خرج من يد المعقد البانى فى السقف المحدب يميل و يخضع رأسه ليتماسكا عن السقوط
Manusia yang tidak mengetahui rahasia kerja-sama, ia lebih keras dari batu, karena sebagian batu sendiri ada yang melengkung untuk membantu saudaranya. Meski berupa batu, batu pada atap melengkung membungkukkan kepala agar bersentuhan dengan kepala saudaranya, sehingga keduanya saling memperkuat agar tidak jatuh.
Materi yang berada di tengah rangkaian berbentuk kerucut, dimulai dari bagian terkecil yang tidak terbagi, hingga bermuara pada wujud manusia, selanjutnya dari wujud manusia hingga ke wujud matahari bagi seluruh matahari (Nabi S.a.w), dialah manusia mulia.
Manusia memiliki indera lain selain indera yang sudah dikenal. Ia memiliki kekuatan penuntun dan kekuatan haus, sama seperti kekuatan perasa. Dan masih banyak lagi indera-indera lain yang tidak disadari.
Keinginan kadang mengenakan wujud seperti fikiran, sehingga orang tamak mengira keinginan-keinginan jiwanya sebagai pemikiran.
Anehnya, sebagian orang jatuh ke dalam kubangan air. Agar bisa menipu diri sendiri, ia mengotori diri seakan-akan mengoleskan minyak kasturi atau ambar.
Syahid adalah wali. Jihad berubah menjadi fardhu ain setelah sebelumnya hanya fardhu kifayah, bahkan menjadi fardhu ain berlipat kali.
Niat dalam jihad, seperti halnya dalam haji dan zakat, tidak begitu penting. Bahkan tidak adanya niat bisa disebut niat dengan mengacu pada hukum asal. Artinya, jihad akan membuahkan mati syahid secara hakiki, selama tidak terbukti adanya niat sebaliknya, karena ketika kewajiban menumpuk, saat itu berubah menjadi wajib ain,
661. Page
sehingga pengaruh niat sedikit berkurang. Jika di tengah-tengah umat pendosa ini tiba-tiba muncul ribuan wali, berarti ini bukanlah balasan yang sedikit.
Ketika seseorang di antara kita berubah menjadi fasik, umumnya disebabkan karena buruknya akhlak dan tidak adanya nurani, karena keinginan berbuat maksiat hanya muncul ketika gema iman di dalam hati dibekap. Maksudnya, ia tidak akan melakukan keburukan sepenuh kehendak dan keinginan tanpa mengguncang nurani dan maknawi-maknawi yang ada di dalam diri, serta menganggapnya enteng.
Itulah mengapa Islam menganggap orang fasik sebagai pengkhianat, dan menolak kesaksiannya. Islam menilai orang murtad sebagai racun yang harus dilenyapkan, sementara orang kafir dzimmi dan mu’ahid tetap diberi hak hidup.
Penerapan keadilan harus dilakukan atas nama agama, agar berpengaruh bagi akal, hati dan ruhani, sehingga bisa dipraktekkan. Jika tidak, hanya sebatas teori dan dugaan belaka, sehingga orang hanya merasa takut pada hukuman pemerintah. Dengan catatan, kejadiannya hanya bersifat kemungkinan, dan hanya dikhawatirkan dari kelompok orang tidak baik melalui kemungkinan konfirmasinya.
Kapal yang ditumpangi orang-orang tidak bersalah tidak akan tenggelam hanya karena adanya seorang pendosa. Seorang mukmin yang memiliki banyak sifat baik tidak patut dimusuhi hanya karena satu sifat jahat yang dimiliki, karena iman dan tauhid yang menjadi penyebab datangnya cinta itu laksana gunung Uhud, sementara hal-hal yang memicu permusuhan ibarat kerikil-kerikil.
Seperti halnya menganggap kerikil-kerikil lebih berat dari gunung Uhud adalah sebuah kedunguan, seperti itu juga memusuhi sesama mukmin menunjukkan tidak adanya hati. Tidak mungkin orang-orang mukmin memiliki sikap permusuhan, selain dalam bentuk kasih sayang dan kelembutan hati.
Kesimpulan: iman mengharuskan adanya cinta, dan Islam mengharuskan adanya ukhuwah.
Tidak ubahnya seperti harta, tidak boleh boros dalam menggunakan kata-kata (الاسراف فيه لايجوز كالمال الكلام).
Selesai.
Sa’id Nursi.
662. Page
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
يا الله يا رحمن يا رحيم يا فرد ياحي ياقيوم يا حكم يا عدل يا قدوس
Ya Allah! Yang Paha Pemurah, Maha Penyayang, Maha Esa, Maha Hidup, tiada pernah berhenti mengutus makhluk, Maha Hakim, Maha Adil, Maha Suci!
Dengan hak nama paling agung, dengan kesucian al-Qur’an al-mu’jiz al-bayan, dengan karamah dan kemuliaan Rasul mulia S.a.w, masukkanlah Husrau yang menulis limaratus salinan (Risalah al-Nur) dengan satu pena, masukkanlah para pembantunya yang diberkahi, para rekan dan teman-temanya sesama murid-murid al-Nur, ke dalam kebahagiaan abadi di surga-surga Firdaus, amin.
Berilah mereka taufiq untuk senantiasa memberikan pengabdian iman al-Qur’an, amin.
Catatlah seribu kebaikan untuk setiap huruf-huruf kitab ini dalam catatan amal baik mereka, amin.
Berilah mereka keteguhan, istiqamah, dan keikhlasan dalam menyebarkan cahaya-cahaya (Risalah al-Nur), amin.
Wahai Yang Maha Penyayang di antara para penyayang, bahagiakanlah seluruh murid al-Nur di dunia dan akhirat, amin.
Jaga dan lindungilah mereka dari kejahatan setan-setan manusia dan jin, amin.
Maafkan segala kelalaian orang lemah dan malang ini, Sa’id, amin.
Atas nama seluruh murid-murid al-Nur,
Sa’id Nursi