Surat Ketiga Puluh Tiga

415. Page

SURAT KETIGA PULUH TIGA

 

Terdiri dari 33 jendela, (yang dilihat) dari satu sudut merupakan “Surat Ketigapuluh Tiga,” dan dari satu sudut yang lain merupakan “Kalimah Ketigapuluh Tiga”

 

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الْآفَاقِ وَفِي أَنفُسِهِمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ . أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa al-Qur’an itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (Qs. Fushshilat [41]: 53)

 

Pertanyaan:

Kami berharap, tolong Anda jelaskan maksud ayat yang menyeluruh ini secara garis besar dan singkat dilihat dari sudut konteks manusia (yang merupakan alam kecil) dan jagad raya (yang merupakan alam besar) sebagai petunjuk tentang keharusan adanya Zat yang Wajib Ada, keesaan, sifat-sifat, dan seluruh kondisi rabbani-Nya. Sebab, para pengingkar sudah melampaui batas, dan terus-menerus berada dalam atheisme dengan mengatakan, “Sampai kapan kita harus mengangkat tangan dan mengucapkan:


وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Qs. al-Mulk [67]: 1)

 

Jawab:

Keseluruh tigapuluh tiga kalimat yang ditulis tidak lain hanya merupakan tigapuluh tiga tetes dari lautan ayat ini dan juga samudera hakikat yang diluapkan ayat ini. Kalau saja engkau mencermati ayat ini dengan jeli, pasti kau akan menemukan jawaban untuk 

416. Page

pertanyaanmu. Namun sekarang ini, sebagai bentuk isyarat, berikut kami cukup menyampaikan beberapa butir dari satu tetesan air samudera di atas. Berikut jelasnya:

Sebagai contoh: Umpama seseorang yang memiliki keahlian tinggi ingin membangun sebuah istana besar. Dia terlebih dahulu harus membuat dasar dan fondasi dengan teratur dan bijak. Kemudian ia menatanya dengan baik agar sesuai dengan hasil dan tujuan yang diinginkan. Kemudian, dengan penuh keahlian ia membagi dan memisahkan bangunan menjadi beberapa ruangan dan bagian. Kemudian ia menata ruangan-ruangan tersebut dengan baik. Kemudian ia menghiasinya dengan ukiran-ukiran. Lalu ia meneranginya dengan lampu-lampu listrik. Kemudian ia membuat inovasi-inovasi di setiap tingkat. Ia membuat beberapa perubahan dan penyesuaian baru di dalam istana yang indah dan besar ini. Kemudian, setiap ruangan dihubungkannya dengan telepon sesuai tingkatnya. Setiap ruangan diberinya jendela agar posisinya terlihat.

Seumpama itu juga Allah –pemilik perumpamaan paling tinggi. Sebab, Sang Pencipta yang tak satu pun setara dengan-Nya, Hakim Yang Maha Bijaksana, Maha Adil dan Bijak, yang disebut dengan 1001 nama suci, ingin menciptakan istana jagad raya yang merupakan alam terbesar, dan pohon ciptaan, lalu dalam enam masa, Ia meletakkan dasar-dasar istana dan pohon tersebut dengan undang-undang hikmah-Nya, aturan-aturan pengetahuan azali-Nya, lalu Ia bagi keduanya menjadi beberapa tingkat dan cabang, dari yang atas hingga yang bawah, Ia pisahkan dan Ia bentuk keduanya dengan aturan-aturan qadha dan qadar. Kemudian Ia mengatur setiap kelompok seluruh makhluk hidup dan setiap tingkatannya dengan aturan-aturan penciptaan dan perhatian. Lalu Ia menghiasi setiap alam dengan riasan yang sesuai, seperti halnya Ia menghiasi langit dengan bintang, dan bumi dengan bunga-bunga. Setelah itu Ia menjadikan nama-nama-Nya yang indah memantul di semua ruang aturan dan ketetapan menyeluruh itu serta menyinarinya dengan terang. Selanjutnya Ia menolong mereka yang berteriak di bawah naungan aturan menyeluruh, berteriak menyebut nama-nama-Nya, seperti al-Rahman (Maha Pengasih) dan al-Rahim (Maha Penyayang) dalam bentuk tersendiri. Yakni, Ia memiliki kebaikan-kebaikan tersendiri, 

417. Page

pertolongan-pertolongan tersendiri, dan manifestasi-manifestasi tersendiri dalam lingkup aturan-Nya yang menyeluruh, di mana masing-masing makhluk bisa memohon pertolongan dan mengarah kepada-Nya kapan pun juga untuk setiap kebutuhannya.

Di setiap tempat, tingkatan, alam, kelompok, individu, dan di setiap apa pun juga, Ia membuka jendela-jendela yang memperlihatkan keberadaan-Nya. Maksudnya memberitahukan keberadaan dan keesaan-Nya, dan menyelipkan telepon di setiap hati yang menghubungkan kepada-Nya.

Untuk saat ini, kami tidak bisa membahas terlalu jauh jendela-jendela tak terbatas itu, karena pembahasan ini jauh berada di atas kemampuan kami tentu saja. Kami alihkan penjelasan ini pada ilmu Ilahi yang meliputi segalanya. Meski demikian, berikut akan kami isyaratkan secara garis besar dan singkat “tigapuluh tiga jendela” yang merupakan kilauan ayat-ayat al-Qur’an, agar sesuai dengan jumlah “Catatan Ketigapuluh Tiga” dari “Kalimat Ketigapuluh Tiga,” juga sesuai dengan jumlah zikir selepas shalat yang berjumlah tigapuluh tiga. Penjelasan rincinya kami berikan ke seluruh bagian “al-Kalimat.”

 

Jendela Pertama

Melalui musyahadah, kami melihat bahwa segala sesuatu, khususnya makhluk hidup memiliki kebutuhan-kebutuhan yang beragam dan keinginan-keinginan yang bervariasi. Semua keinginan dan kebutuhan tersebut diberikan pada waktu yang tepat, melalui arah yang tidak diduga-duga, melalui cara yang tidak ia ketahui, dan dengan cara yang tak tergapai tangan. Padahal, kemampuan makhluk-makhluk yang memerlukan bantuan ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan paling kecil sekali pun di antara sekian banyak kebutuhan tak terbatas, meski tangan mereka tak menjangkau.

Perhatikan dirimu, niscaya kau tahu bahwa kau memerlukan banyak hal yang tak mampu tergapai oleh tanganmu sendiri, seperti kebutuhan akan adanya indera lahir 

418. Page

dan batin, juga segala keperluannya. Silahkan engkau analogikan seluruh makhluk hidup dengan dirimu.

Seperti halnya seluruh makhluk hidup satu persatu bersaksi akan keberadaan Zat yang Wajib Ada dan mengisyaratkan keesaan-Nya, kondisi dan esensi ini secara keseluruhan memperlihatkan keberadaan Zat yang Wajib Ada, Maha Esa dan Tunggal, kepada akal dari balik tirai gaib di balik nama-nama-Nya; al-Karim (Maha Mulia), al-Rahim (Maha Penyayang), al-Murabbi (Maha merawat), al-Mudabbir (Maha mengatur), laksana cahaya matahari menunjukkan keberadaan matahari.

Wahai pengingkar yang bodoh, fasik dan lalai, bagaimana kau bisa menjelaskan perbuatan yang berlaku berdasarkan kebijaksanaan, pengetahuan, dan rahmat?! Apakah semua ini terjadi karena faktor alam yang tuli, kekuatan yang buta, ataukah karena faktor kebetulan yang simpang-siur, ataukah karena sebab-sebab yang lemah dan kaku?!

 

Jendela Kedua

Semula wujud dan bentuk segala sesuatu tidak jelas, membingungkan, dan tidak punya bentuk tersendiri di balik kemungkinan-kemungkinan tak terbatas, namun kemudian wujud segala sesuatu ini diberi wajah yang amat sempurna dan bijak. Sebagai contoh, di wajah setiap manusia –yang merupakan wajah kecil- terdapat tanda yang membedakan manusia satu sama lain, dilengkapi berbagai indera lahir dan batin dengan kebijakan yang sempurna. Ini memastikan bahwa wajah manusia merupakan stempel terang keesaan yang nyata.

Seperti halnya setiap wajah bersaksi akan keberadaan Sang Pencipta Maha Bijaksana, dan mengisyaratkan keesaan-Nya melalui ratusan alasan, maka stempel yang diperlihatkan oleh seluruh alasan ini menyatu, menunjukkan di hadapan mata akal bahwa stempel tersebut adalah stempel khusus milik Sang Pencipta segala sesuatu.

Wahai pengingkar! Pabrik mana yang mampu mengirimkan stempel-stempel yang tak bisa ditiru dengan alasan apa pun ini, serta stempel shamadani yang bersinar terang yang tampak di seluruh makhluk ini?


419. Page

 

Jendela Ketiga

Mengatur dan merawat pasukan seluruh jenis hewan dan tanaman yang jumlahnya mencapai 4.000 spesies[1] beragam di muka bumi lengkap dengan seluruh rizki, bentuk, persenjataan, pakaian, latihan dan pembebasan tugas yang beragam dengan keseimbangan dan keteraturan yang sempurna tanpa melupakan satu pun di antaranya, tanpa adanya kesimpang-siuran atau kekeliruan berdasarkan musyahadah, ini benar-benar menunjukkan stempel milik Yang Maha Esa lagi Tunggal secara jelas, sejelas matahari yang tidak menerima syubhat apa pun.

Siapa gerangan yang mampu mengintervensi pengaturan yang luar biasa tak terbatas ini selain Pemilik kuasa tak terbatas, pengetahuan yang meliputi segalanya, dan hikmah tanpa ujung?

Ketika ada sesuatu yang tidak mampu mengatur dan merawat seluruh jenis dan golongan makhluk hidup yang saling merasuk dan membaur satu sama lain ini ikut campur dalam mengurus salah satu di antaranya, pasti akan merusak. Nyatanya, tidak ada satu pun kerusakan atau kekeliruan berdasarkan rahasia ayat:


فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَىٰ مِن فُطُورٍ

Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? (Qs. al-Mulk [67]: 3)

Dengan demikian, tidak ada jari-jari lain yang mengintervensi di sana.

 

Jendela Keempat

Diterimanya doa-doa yang diangkat dari seluruh biji-bijian melalui bahasa kemampuan, dari seluruh hewan dengan bahasa fitrah, dan dari seluruh manusia yang terdesak melalui bahasa kondisi yang mendesak.

Seperti halnya penerimaan dan pengabulan masing-masing dari seluruh doa tak terbatas ini mengisyaratkan keberadaan Zat yang Wajib Ada sekaligus menunjukkan

[1] Bahkan jumlah individu sebagian spesies makhluk ini dalam satu tahun lebih banyak dari jumlah umat manusia yang lahir sejak zaman Adam hingga kiamat.




420. Page

keesaan-Nya, demikian pula halnya keseluruhan makhluk dalam skala besar secara pasti menunjukkan keberadaan Sang Pencipta Maha Kasih, Maha Mulia, Pengabul doa, dan mengalihkan seluruh perhatian kepada-Nya.

 

Jendela Kelima

Kita mengetahui bahwa segala sesuatu –khususnya makhluk hidup- muncul ke alam nyata ini seketika itu juga, seakan muncul sekaligus. Hanya saja, segala sesuatu yang muncul seketika dari materi sederhana, memiliki bentuk sederhana sekali dan tidak menawan. Namun demikian, makhluk-makhluk ini diciptakan dalam bentuk yang memerlukan banyak sekali keahlian, memerlukan banyak sekali bahan dan ukiran yang mengisyaratkan adanya perhatian sempurna, memerlukan waktu yang lama, dihias dengan beragam keindahan dan seni luar biasa yang memerlukan banyak sekali alat dan perangkat.

Seperti halnya penciptaan yang luar biasa dan bentuk yang indah ini muncul seketika sekaligus, di mana masing-masing dari keduanya menunjukkan keberadaan Zat yang Wajib Ada, Sang Pencipta yang Maha Bijaksana, dan mengisyaratkan keesaan rububiyah-Nya, maka secara keseluruhan, keduanya menunjukkan dengan jelas keberadaan Zat yang Wajib Ada yang kuasa-Nya dan hikmah-Nya tak memiliki ujung.

Wahai pengingkar yang hina, bagaimana kau bisa menjelaskan fenomena ini? Apakah berdasarkan faktor alam yang serampangan, lemah dan bodoh sepertimu? Ataukah kau melakukan kesalahan tak terbatas, lalu kau sebut Sang Pencipta Maha Suci itu dengan sebutan alam, lalu kau kaitkan kuasa-Nya yang luar biasa dengan alam dengan dalih nama tersebut, lalu kau melakukan seribu satu kemustahilan?

 


421. Page

Jendela Keenam

 

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِن مَّاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. (Qs. al-Baqarah [2]: 164)

Selain menjelaskan keberadaan Zat yang Wajib Ada dan keesaan-Nya, ayat ini juga merupakan jendela yang amat besar yang memperlihatkan nama paling agung. Kesimpulan inti ayat ini sebagai berikut:

Seluruh alam di tingkat bawah dan atas melalui berbagai lisan mengisyaratkan satu kesimpulan yang sama: rububiyah Sang Pencipta Maha Bijaksana lagi Maha Esa. Jelasnya:

Seperti halnya pergerakan-pergerakan rapi yang amat teratur dan sempurna di langit menunjukkan hasil-hasil yang begitu besar sekali berdasarkan pengakuan ilmu astronomi, bersaksi akan keberadaan Yang Maha Kuasa, keesaan dan kesempurnaan rububiyah-Nya, demikian juga dengan perubahan-perubahan yang rapi dan amat teratur yang terlihat di bumi, berdasarkan pengakuan ilmu geografi seperti yang ada di musim-musim, menunjukkan keberadaan Zat Yang Maha Kuasa, menunjukkan keesaan dan rububiyah-Nya yang sempurna.

Seperti halnya seluruh hewan yang diberi rizki di darat dan laut dengan sepenuh rahmat, diberi berbagai macam bentuk dengan sepenuh hikmah, dilengkapi berbagai indera dan perasaan dengan sepenuh rububiyah, semuanya satu persatu bersaksi akan keberadaan Zat yang Wajib Ada, mengisyaratkan keesaan-Nya, dan secara keseluruhan 

422. Page

dengan skala yang amat luas menunjukkan keagungan uluhiyah dan kesempurnaan rububiyah-Nya, seperti itu juga dunia tumbuh-tumbuhan yang tertata begitu sempurna di taman dan kebun-kebun, bunga-bunga indah yang diperlihatkan tumbuh-tumbuhan, buah-buahan yang diperlihatkan oleh bunga-bunga, ukiran-ukiran indah yang diperlihatkan buah-buahan, masing-masing dari semua ini bersaksi akan keberadaan Zat yang Wajib Ada, mengisyaratkan keesaan-Nya, dan secara keseluruhan menunjukkan keindahan rahmat dan kesempurnaan rububiyah-Nya dalam bentuk yang paling bercahaya terang dan indah.

Seperti halnya tetesan-tetesan embun atau air yang ditugaskan demi beragam hikmah, tujuan, dan manfaat penting, yang dikirim dari awan di udara, menunjukkan sebanyak bilangan tetesan air atau embun keberadaan Sang Pencipta Maha Bijaksana, menunjukkan keesaan dan kesempurnaan rububiyah-Nya, seperti itu juga dengan penugasan gunung yang ada di tanah dan simpanan barang tambang di perut bumi demi berbagai macam kepentingan dan dengan karakteristik yang berbeda-beda juga menunjukkan sekuat gunung keberadaan Sang Pencipta Maha Bijaksana, menunjukkan kewajipan keesaan dan kesempurnaan rububiyah-Nya.

Seperti halnya anak bukit di tengah padang luas dan pegunungan penuh beragam bunga yang sempurna dan indah satu persatu di antara semua ini bersaksi akan keberadaan Sang Pencipta Maha Bijaksana, mengisyaratkan keesaan-Nya, dan secara keseluruhan menunjukkan keagungan kuasa-Nya dan kesempurnaan rububiyah-Nya, seperti itu juga dengan berbagai macam bentuk dan rupa berbagai macam dedaunan menawan, sempurna dan beragam di seluruh jenis rerumputan dan pepohonan. Wujudnya yang beragam dan pergerakan-pergerakannya yang menarik dan seimbang, menunjukkan sebanyak bilangan dedaunan keberadaan Sang Pencipta Maha Bijaksana, menunjukkan kewajiban keberadaan keesaan dan kesempurnaan rububiyah-Nya

Seperti halnya gerakan-gerakan tertata rapi dari seluruh raga saat tumbuh berkembang, dilengkapi berbagai macam peralatan dan perangkat, diarahkan untuk berbagai macam manfaat dan hasil seakan semuanya memiliki kesadaran dan perasaan, satu persatu dari semua ini menunjukkan keberadaan Sang Pencipta Bijaksana, 

423. Page

mengisyaratkan akan keesaan-Nya, dan secara keseluruhan dalam skala yang amat besar menunjukkan kuasa dan hikmah-Nya yang menyeluruh, menunjukkan keindahan ciptaan dan kesempurnaan rububiyah-Nya, seperti itu juga penyematan ruh sepenuh kebijaksanaan di dalam tubuh seluruh makhluk hidup, dilengkapi dengan berbagai peralatan dengan sepenuh keteraturan dan kesempurnaan, lantas semuanya dikirim dengan sepenuh kebijaksanaan untuk serangkaian pelayanan dan tugas, sebanyak bilangan hewan, bahkan sebanyak bilangan bagian-bagian tubuh setiap hewan menunjukkan keberadaan Sang Pencipta Maha Bijaksana, mengisyaratkan akan keesaan-Nya, dan secara keseluruhan menunjukkan keindahan rahmat-Nya, dan kesempurnaan rububiyah-Nya dalam bentuk yang terang.

Seperti halnya seluruh ilham gaib yang mengajarkan berbagai macam pengetahuan dan hakikat kepada seluruh hati –jika memang manusia memiliki hati, mengajarkan berbagai macam kebutuhan kepada seluruh hewan –jika memang hewan memiliki kemampuan untuk itu, mengisyaratkan keberadaan Rabb Yang Maha Penyayang, dan mengisyaratkan rububiyah-Nya, seperti itu juga dengan setiap indera lahir dan batin merupakan kunci berbagai alam laksana obor-obor visual yang menyatu di hadapan mata bunga-bunga maknawi di taman jagad raya, sejelas matahari menunjukkan keberadaan Sang Pencipta Maha Bijaksana, Maha Mengetahui, Maha Penyayang, Maha Pemberi rizki, Maha Mulia, juga menunjukkan keesaan dan kesatuan-Nya, serta kesempurnaan rububiyah-Nya.

Melalui duabelas jendela beragam ini, ada sebuah jendela agung terbuka dari duabelas sisi yang memperlihatkan keesaan, kesatuan, dan kesempurnaan rububiyah Allah melalui cahaya hakikat dengan duabelas warna.

Wahai pengingkar yang sengsara dan celaka, dengan apa kau mampu menutup jendela yang luas seluas lingkup bumi ini, bahkan seluas radius rotasi tahunan bumi? Dengan apa kau bisa memadamkan sumber cahaya yang bersinar seterang matahari ini? Dengan tirai kelalaian apa kau mampu menyembunyikan cahaya ini?


424. Page

Jendela Ketujuh

Seperti halnya kesempurnaan aturan seluruh ciptaan yang tersebar di muka jagad raya ini, kesempurnaan keseimbangan dan hiasannya, kemudahan penciptaannya, keserupaannya dan kemunculannya sesuai fitrah itu sendiri, menunjukkan keberadaan Sang Pencipta Maha Bijaksana, kesempurnaan kuasa dan keesaan-Nya dalam skala yang amat luas, seperti itu juga penciptaan rangkaian berbagai unsur padat dan sederhana yang teratur, sempurna, berbeda-beda, tak terbatas, juga sebanyak bilangan rangkaian unsur tersebut bersaksi akan keberadaan Sang Pencipta yang Maha Bijaksana, mengisyaratkan keesaan-Nya, dan secara keseluruhan secara terang menunjukkan kesempurnaan kuasa dan kesatuan-Nya.

Seperti itu juga dengan puncak pemisahan di dalam puncak percampuran dan pembaruan di sela-sela penyusunan dan pemilahan yang disebut sebagai tatanan wujud. Sebagai contoh, pemisahan bulir biji, akar, dan dahan di dalam tanah tanpa adanya kesalahan, meski semuanya bercampur menjadi satu, selanjutnya pemisahan bagian-bagian pohon dari berbagai bahan yang bercampur menjadi dedaunan, bunga, dan buah-buahan, pemisahan bahan-bahan makanan yang masuk melalui sel-sel tubuh yang bercampur sepenuh kebijaksanaan dan keseimbangan, menunjukkan keberadaan Zat Yang Maha Bijaksana secara mutlak, Maha mengetahui secara mutlak, Maha Kuasa secara mutlak, juga menunjukkan kewajiban kewujudan-Nya dan kuasa dan keesaan-Nya yang sempurna.

Seperti halnya menjadikan alam atom laksana ladang yang luas terbentang tak terbatas, untuk selanjutnya ditanami, dan dipanennya wujud-wujud baru sepenuh kebijaksanaan setiap saat, menggunakan atom-atom yang mati, lemah, dan tidak tahu apa-apa itu untuk menjalankan berbagai macam tugas sempurna yang begitu rapi tak terbatas, seakan atom-atom itu memiliki kesadaran, kebijaksanaan dan kuasa sempurna, juga menunjukkan keberadaan Zat Yang Maha Kuasa, menunjukkan kesempurnaan kuasa-Nya, keagungan dan kesempurnaan rububiyah serta keesaan-Nya.


425. Page

Melalui empat jalur ini, sebuah jendela besar terbuka mengarah kepada makrifatullah, memperlihatkan kepada akal keberadaan Sang Pencipta Maha Bijaksana dalam skala yang amat besar sekali.

Wahai orang lalai lagi sengsara! Kalau kau tidak ingin melihat dan mengenal-Nya setelah semua bukti-bukti dan penjelasan ini, maka buang saja akalmu, dan jadilah hewan saja. Beres!

 

Jendela Kedelapan

Kesaksian para nabi –para pemilik ruh yang bersinar terang di antara seluruh umat manusia- berdasarkan pada mukjizat-mukjizat yang terang dan nyata, kesaksian para wali yang merupakan kutub-kutub hati yang bersinar dengan bertumpu pada mukasyafah dan karamah, kesaksian orang-orang pilihan yang memiliki akal-akal bercahaya terang dengan bersandar pada pembuktian-pembuktian akan keberadaan Yang Maha Esa, Tunggal, Zat yang Wajib Ada, Pencipta segala sesuatu, menunjukkan keesaan dan kesempurnaan rububiyah-Nya, ini semua merupakan jendela besar dan amat terang bercahaya, yang setiap saat menampakkan maqam rububiyah.

Wahai pengingkar yang malang! Apa gerangan yang kau jadikan tumpuan sampai-sampai tak mau mendengarkan hakikat ini? Apa kau mengira kegelapan menutupi dunia lantaran kau menutup kedua mata di siang bolong?!

 

Jendela Kesembilan

Ibadah umum di seluruh jagad raya secara pasti menunjukkan keberadaan sembahan mutlak.

Ubudiyah seluruh ruhani dan malaikat yang ditunaikan dengan sempurna yang tetap berlaku berdasarkan kesaksian mereka yang pernah pergi ke alam ruhani dan batin, bertemu dengan para makhluk ruhani dan malaikat, peran semacam ibadah yang ditunaikan seluruh makhluk hidup dengan sangat sempurna dan teratur rapi berdasarkan musyahadah, pengabdian-pengabdian semacam ibadah yang dilaksanakan seluruh benda mati seperti unsur-unsur dengan sepenuh ketaatan seperti 

426. Page

yang terlihat nyata, menunjukkan keberadaan sembahan dengan sebenarnya, dan menunjukkan keesaan-Nya.

Pengetahuan tentang hakikat yang dimiliki semua yang telah mencapai tingkatan makrifat, di mana setiap kelompok memiliki kekuatan ijma’ dan kabar mutawatir, syukur yang membuahkan hasil yang dimiliki oleh kelompok-kelompok pandai bersyukur, zikir penuh luapan cinta yang dilakukan oleh siapa pun yang berzikir, pujian daripara pemuji yang bisa menambah nikmat, tauhid dan deskripsi yang dilakukan siapa pun yang mengesakan Allah, rasa cinta siapa pun yang memiliki cinta hakiki, kehendak siapa pun yang memiliki keinginan tulus, permohonan siapa pun yang kembali dan bertaubat dengan sungguh-sungguh dan tulus, ini semua menunjukkan keberadaan sembahan azali yang dikenal, disebut, disyukuri, dipuji, Maha Esa, dicintai, dan dituju, juga menunjukkan kesempurnaan rububiyah-Nya serta keesaan-Nya. Seperti halnya seluruh ibadah manusia-manusia sempurna yang diterima, yang memunculkan luapan-luapan, munajat, musyahadat, dan mukasyafat, juga menunjukkan keberadaan wujud yang tetap ada, sembahan yang selalu disembah, menunjukkan keesaan dan kesempurnaan rububiyah-Nya.

Melalui tiga sisi ini, terbukalah sebuah jendela terang yang besar mengarah menuju keesaan.

 

Jendela Kesepuluh

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَأَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَّكُمْ . وَسَخَّرَ لَكُمُ الْفُلْكَ لِتَجْرِيَ فِي الْبَحْرِ بِأَمْرِهِ . وَسَخَّرَ لَكُمُ الْأَنْهَارَ وَسَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَائِبَيْنِ ۖ وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَآتَاكُم مِّن كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ . وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا . إِنَّ الْإِنسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ

Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan Dia menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. Dan Dia menundukkan 

427. Page

(pula) bagimu matahari dan bulan yang terus-menerus beredar (dalam orbitnya); dan menundukkan bagimu malam dan siang. Dan Dia memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). (Qs. Ibrahim [14]: 32-34)

Kerjasama, respons, dan bahu-membahu di antara semua wujud di jagad raya ini menunjukkan bahwa semua makhluk dididik oleh satu pendidik (murabbi), berada di bawah manajemen satu manajer, berada di bawah pengawasan satu pengawas, dan semua makhluk itu adalah pelayan milik satu tuan, karena kerjasama benda-benda mati yang tidak memiliki perasaan, dan respon yang diberikan masing-masing di antaranya yang merupakan gema kebutuhan bagian lain, bahu-membahu yang terjadi sepenuh hikmah dan kemuliaan di bawah aturan kemuliaan, kasih sayang, rahmat, dan kerjasama yang berlaku mulai dari matahari yang memasak segala keperluan hidup berdasarkan perintah rabbani untuk seluruh makhluk hidup di bumi, mulai dari bulan yang menjalankan peran kalender, hingga peran cahaya, udara, air, dan makanan untuk membantu para makhluk hidup, usaha tumbuh-tumbuhan untuk membantu para hewan demi membantu manusia, bahkan usaha setiap bagian tubuh untuk saling membantu satu sama lain, bahkan usaha atom-atom makanan untuk membantu sel-sel tubuh, ini secara pasti menunjukkan bahwa semua makhluk adalah pelayan-pelayan yang mendapat perintah, dan mereka semua adalah ciptaan Zat yang Wajib Ada Yang Maha Esa, Tunggal, Sendiri, Tempat bergantung, Maha Kuasa secara mutlak, Maha Mengetahui secara mutlak, Maha Penyayang secara mutlak, dan Maha Mulia secara mutlak.

Wahai orang rugi dan mengaku-aku filosof yang malang! Apa komentarmu tentang jendela yang agung ini? Bisakah faktor kebetulan hasil pemikiranmu ikut campur dalam semua ini?


428. Page

Jendela Kesebelas

 

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Qs. al-Ra’d [13]: 28)

 

Agar seluruh ruhani dan hati terlepas dari keresahan dan kegelisahan akibat kesesatan, terlepas dari berbagai derita maknawi akibat segala bentuk kegelisahan, hanya bisa dicapai dengan mengenal Sang Pencipta Nan Maha Esa. Hati dan ruhani hanya bisa selamat dengan menyandarkan seluruh wujud kepada Pencipta yang Satu, dan hati hanya akan tentram dengan mengingat Allah Maha Esa, karena ketika semua wujud tak terbatas tidak disandarkan pada Zat Yang Maha Esa, berarti harus disandarkan kepada segala sebab tak terbatas, seperti yang telah dijelaskan secara pasti dalam “Kalimat Keduapuluh Tiga.”

Dengan demikian, keberadaan sesuatu terasa sulit dan sukar laksana keberadaan seluruh wujud, karena ketika seseorang menyandarkan semua wujud kepada Allah, artinya ia menyandarkan segala sesuatu tak terbatas kepada Yang Maha Esa. Jika semuanya tidak disandarkan kepada Allah, berarti segala sesuatu harus disandarkan kepada sebab-sebab tak terbatas. Saat itulah penciptaan satu buah akan sangat rumit serumit menciptakan seluruh jagad raya, bahkan jauh lebih sulit lagi, karena ketika seorang prajurit diserahkan kepada seratus orang, tentu akan rumit. Berbeda jika seratus prajurit diserahkan pada komando seorang perwira, mengatur mereka tentu mudah laksana mengatur seorang prajurit.

Demikian halnya ketika berbagai sebab bersatu untuk menciptakan sesuatu, tentu akan sangat sulit sekali. Namun ketika penciptaan segala sesuatu disandarkan kepada Zat Yang Maha Esa, tentu akan sangat mudah sekali.

Karena itu, tidak ada yang mampu menyelamatkan manusia dari keresahan tak terbatas dan guncangan yang muncul akibat rasa ingin tahu dan mencari kebenaran yang terpendam dalam esensinya, tidak lain adalah dengan mengesakan Sang Pencipta dan mengenal-Nya.


429. Page

Mengingat di dalam kekafiran dan kesyirikan terdapat banyak sekali kerumitan dan kegundahan tak terbatas, berarti tak perlu diragukan, mustahil jika jalan ini ditempuh. Mengingat di dalam tauhid terdapat kemudahan dan keselarasan dengan penciptaan seluruh wujud yang amat mudah, banyak jumlahnya, dan indah bentuknya, maka jalan ini wajib ditempuh, dan inilah hakikat.

Wahai orang-orang sesat yang celaka! Perhatikan, betapa banyak derita dan kegelapan yang ada di jalan kesesatan. Apa yang terjadi pada kalian hingga menempuh jalan seperti ini? Perhatikan lagi, betapa banyak kemudahan yang ada di jalur keimanan dan tauhid. Maka tempuhlah jalan ini, niscaya kalian selamat!

 

Jendela Keduabelas


سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى الَّذِي خَلَقَ فَسَوَّىٰ وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَىٰ

Sucikanlah nama Tuhanmu yang Maha Tinggi, yang menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya), dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk. (Qs. al-A’la [87]: 1-3)

 

Bentuk, ukuran tertentu, dan aturan yang bijak, yang diberikan kepada segala sesuatu, khususnya untuk makhluk hidup, yang seakan muncul dari bagian dalam yang bijak, adanya batas-batas simetris demi berbagai maslahat dan manfaat dalam ukuran dan bentuk tersebut, adanya pakaian bentuk rupa dan ukuran-ukuran yang terus berganti sepanjang hidup, adanya berbagai bentuk dan ukuran maknawi yang sempurna dan indah yang tersusun dari serangkaian rupa dan ukuran tubuh yang dikenakan berganti-ganti di sepanjang hidup kita  selaras dengan hikmah dan maslahat berdasarkan ayat di atas, semua ini secara pasti menunjukkan bahwa ciptaan-ciptaan tak terbatas yang menentukan rupa dan bentuk dalam lingkup kuasa Yang Maha Kuasa, memberikan tubuh dan raga di dalam laboratorium dan pabrik kuasa, ini semua menunjukkan keberadaan Zat Yang Maha Kuasa lagi mengetahui, melalui lisan-lisan tak terbatas bersaksi akan kewajiban wujud-Nya, keesaan dan kesempurnaan kuasa-Nya.


430. Page

Perhatikan tubuh Anda, bagian-bagian tubuh, termasuk bagian-bagian simetris dan segala manfaatnya, lalu lihatlah kesempurnaan kuasa di dalam kesempurnaan hikmah!

 

Jendela Ketigabelas

 

Segala sesuatu menyebut dan memahasucikan Sang Pencipta dengan bahasanya tersendiri berdasarkan rahasia ayat:


وَإِن مِّن شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ

Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya. (Qs. al-Isra’ [17]: 44)

Tasbih-tasbih yang dipanjatkan seluruh wujud dengan bahasa kondisional maupun tutur kata, menunjukkan keberadaan Zat suci Maha Esa.

Kesaksian fitrah tak bisa ditolak, petunjuk kondisional tak menerima syubhat apa pun, khususnya ketika muncul dari banyak sisi.

Perhatikan wujud-wujud yang memuat kesaksian-kesaksian fitrah tak terbatas, memuat petunjuk-petunjuk tanpa ujung melalui bahasa kondisonal, yang menatap ke satu pusat laksana lingkaran-lingkaran yang saling merasuk satu sama lain. Perhatikan setiap bentuknya yang sempurna dan menawan adalah lisan, setiap kondisinya yang seimbang adalah lisan kesaksian, setiap kehidupan semua wujud yang menawan adalah lisan tasbih, di mana tasbih dan tahiyyat dengan seluruh lisannya yang amat nyata, seluruh kesaksian yang memiliki satu kesucian, menunjukkan keberadaan Zat yang Wajib Ada, menunjukkan kesempurnaan uluhiyah-Nya dengan petunjuk sejelas matahari, seperti yang telah ditegaskan secara pasti dalam “Kalimat Keduapuluh Empat.”


431. Page

Jendela Keempatbelas

 

قُلْ مَن بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ

Katakanlah, “Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu?” (Qs. al-Mukminun [23]: 88)

وَإِن مِّن شَيْءٍ إِلَّا عِندَنَا خَزَائِنُهُ

Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya. (Qs. al-Hijr [15]: 21)

مَّا مِن دَابَّةٍ إِلَّا هُوَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا

Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya. (Qs. Hud [11]: 56)

إِنَّ رَبِّي عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ حَفِيظٌ

Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha pemelihara segala sesuatu. (Qs. Hud [11]: 57)

Segala sesuatu dalam segala urusannya memerlukan Sang Pencipta Maha Esa lagi Tunggal berdasarkan ayat-ayat di atas.

Di jagad raya ini, kita melihat berbagai wujud dan kita mengetahui bahwa kekuatan mutlak tampak di balik kelemahan mutlak, jejak-jejak kuasa mutlak terlihat di balik ketidakberdayaan mutlak, seperti kondisi-kondisi luar biasa yang diperlihatkan oleh rangkaian kehidupan biji-biji dan akar-akar tanaman pada saat tumbuh berkembang.

Kita juga mengetahui bahwa kekayaan mutlak tampak di balik kemiskinan mutlak, seperti kondisi miskinnya tanah dan pepohonan di musim dingin. Kekayaan kedua wujud ini terlihat pada musim semi.

Tetes-tetes kehidupan mutlak tampak di balik kejumudan mutlak, seperti perubahan unsur-unsur benda mati menjadi unsur-unsur yang memiliki kehidupan.

Fenomena-fenomena kesadaran dan perasaan yang meliputi segala sesuatu terlihat di balik kebodohan mutlak, seperti pergerakan segala sesuatu, dimulai dari atom hingga bintang-bintang di langit yang selaras dengan aturan-aturan alam, maslahat-maslahat kehidupan, tuntutan-tuntutan hikmah, dan kondisi-kondisinya yang dicirikan dengan kesadaran dan perasaan.


432. Page

Kuasa di balik ketidakberdayaan, kekuatan di balik kelemahan, kekayaan di balik kemiskinan, kehidupan dan kesadaran di balik stagnasi dan kebodohan, secara pasti membuka jendela-jendela dari segala sisi yang mengarah pada keberadaan Zat Yang Maha Kuasa secara mutlak, Maha Kuat secara mutlak, Maha Kaya secara mutlak, Maha mengetahui secara mutlak, Maha Hidup tiada pernah berhenti mengurus makhluk, serta keesaan-Nya. Secara keseluruhan dengan skala yang besar, itu memperlihatkan sebuah jalan yang terang bercahaya.

Wahai orang lalai yang jatuh dalam kubangan lumpur alam, kalau kau tidak mengenal kuasa Ilahi, maka kau harus menerima adanya kekuatan dan kuasa tak terbatas, hikmah dan kemahiran tanpa ujung di dalam segala sesuatu, bahkan di dalam setiap atom. Bahkan kau harus menerima adanya kuasa di dalam segala sesuatu yang mampu melihat lebih banyak hal, mengetahui dan mengatur semuanya.

 

Jendela Kelimabelas

 

الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ

Yang membuat segala sesuatu yang dia ciptakan sebaik-baiknya. (Qs. al-Sajdah [32]: 7)

   Jasad yang diberikan kepada segala sesuatu sesuai rahasia ayat ini, bentuk yang diberikan sesuai esensi dan kemampuan segala sesuatu secara bijak tanpa berlebihan, secara detail sepenuh keseimbangan, kesempurnaan dan keindahan, dengan susunan rapi sebegitu indah, dengan cara singkat, bentuk terbaik, contoh paling kecil dan dengan sangat mudah digunakan –sebagai contoh, lihatlah pakaian burung-burung, perhatikan bagaimana ia menggerakkan dan menggunakan bulu dengan begitu mudah setiap saat-- sebanyak bilangan lisan dan bilangan segala sesuatu, menunjukkan keberadaan Sang Pencipta Maha Bijaksana, mengisyaratkan keberadaan Zat Yang Maha Kuasa dan Maha Mengetahui secara mutlak.

 


433. Page

Jendela Keenambelas

Kesempurnaan, keteraturan, dan kerapian dalam penciptaan dan pengaturan seluruh makhluk yang selalu terbarukan di muka bumi di setiap musim semi, secara pasti menunjukkan adanya hikmah menyeluruh.

Mengingat sifat tidak mungkin ada tanpa sesuatu yang menyandang sifat tersebut, maka hikmah menyeluruh ini secara pasti menunjuk pada Zat Yang Maha Bijaksana. Riasan-riasan menawan di balik tirai hikmah secara pasti menunjukkan adanya perhatian yang sempurna. Perhatian sempurna ini secara pasti menunjukkan adanya Pencipta Maha Mulia yang memiliki perhatian. Segala kelembutan, kenikmatan dan kebaikan menyeluruh yang diberikan kepada seluruh wujud di balik tirai perhatian, secara pasti menunjukkan adanya rahmat yang luas. Rahmat yang luas ini secara pasti menunjukkan adanya Zat Yang Maha Pengasih lagi Penyayang. Rizki dan penghidupan yang diberikan seluruh makhluk hidup di balik tirai rahmat dalam bentuk menawan yang sesuai dengan setiap makhluk hidup, secara pasti menunjuk pada pemberian rizki yang dicirikan dengan pendidikan. Perawatan dan pengaturan ini secara pasti menunjukkan adanya Zat Yang Maha Memberi rizki Yang Maha Mulia.

Seluruh makhluk dirawat di permukaan bumi dengan sepenuh hikmah, dihias dengan sepenuh perhiasan, diberi nikmat dengan sepenuh rahmat, diberi rizki dengan sepenuh kasih sayang, ini semua menunjukkan keberadaan Sang Pencipta Maha Bijaksana, Maha Mulia, Maha Penyayang, dan Maha Pemberi rizki, juga mengisyaratkan keesaan-Nya.

Perhatikan pula setiap hikmah menyeluruh yang tampak dan terlihat di muka bumi yang secara pasti menunjukkan adanya maksud dan kehendak, perhatikan pertolongan sempurna seluruh ciptaan yang mengandung hikmah, perhatikan rahmat yang luas yang meliputi seluruh wujud di bumi yang mengandung hikmah dan pertolongan, perhatikan rizki dan penghidupan menyeluruh yang meliputi seluruh makhluk hidup yang mengisyaratkan kemuliaan tak terbatas, juga mengandung rahmat, hikmah dan pertolongan, perhatikan semua ini dengan pandangan sempurna, pasti kau melihat bagaimana tujuh warna membentuk cahaya, selanjutnya cahaya ini menyinari wajah 

434. Page

bumi, yang secara pasti menunjukkan adanya matahari, demikian pula halnya dengan pertolongan di balik hikmah, rahmat di balik pertolongan, penghidupan dan rizki di balik rahmat, ini semua dengan jelas dan terang menunjukkan adanya keesaan Zat yang Wajib Ada Maha Bijaksana, Maha Mulia, Maha Penyayang, Maha Pemberi rizki secara mutlak, dan dalam skala yang jauh lebih besar menunjukkan kesempurnaan rububiyah-Nya.

Wahai orang lalai, pengingkar, dan rancu! Bagaimana bisa kau menjelaskan perawatan –yang mengisyaratkan hikmah, kemuliaan, rahmat dan rizki- dan bentuk luar biasa yang tampak di hadapan mata ini?!

Apakah dengan faktor kebetulan yang rancu dan simpang siur sepertimu? Ataukah dengan kekuatan buta seperti hatimu? Ataukah dengan faktor alam yang tuli seperti kepalamu? Ataukah dengan sebab-sebab lemah, mati, dan bodoh sepertimu?

Ataukah kau ingin menyebut Allah Yang Maha Mulia, Maha Suci, suci dari segala kekurangan dan aib tak terbatas, Maha Kuasa, Maha mengetahui, Maha mendengar, Maha Melihat dalam bentuk tak terbatas, dengan sebutan alam yang lemah, bodoh, tuli, buta, dan miskin dalam bentuk tak terbatas, sehingga kau melakukan kekeliruan tak terbatas?

Dengan kekuatan apa kau bisa memadamkan hakikat yang bersinar terang laksana mentari ini, dengan tirai kelalaian apa kau bisa menyembunyikan hakikat ini?

 

Jendela Ketujuhbelas

 

إِنَّ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ للْمُؤْمِنِينَ

Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk orang-orang yang beriman. (Qs. al-Jatsiyah [45]: 3)

Kala menatap wajah bumi di musim panas, di sana kita melihat kedermawanan tak terbatas dan kemurahan mutlak yang mengharuskan adanya kekacauan dalam penciptaan segala sesuatu dan memicu terjadinya instabilitas, nyatanya keduanya 

435. Page

terlihat begitu harmoni dan sempurna. Perhatikan semua tumbuh-tumbuhan yang menghiasi seluruh permukaan bumi.

Selanjutnya kecepatan mutlak yang mengharuskan adanya kekeliruan, kekasaran, tidak adanya keseimbangan dan kesempurnaan dalam penciptaan segala sesuatu, nyatanya kecepatan mutlak terlihat sepenuh keseimbangan. Perhatikan buah-buahan yang menghiasi seluruh permukaan bumi.

Selanjutnya jumlah yang begitu banyak secara mutlak yang mengharuskan adanya kerancuan dan bahkan keburukan, nyatanya jumlah yang begitu banyak justru terlihat indah dan menawan secara sempurna. Perhatikan bunga-bunga yang menghiasi dan memperindah seluruh permukaan bumi.

Selanjutnya, kemudahan mutlak yang mengharuskan adanya kesederhanaan dan kualitas tidak baik di balik penciptaan segala sesuatu, nyatanya kemudahan ini terlihat amat menawan, mahir, sempurna, dan penuh perhatian. Renungkan seluruh biji dan benih yang laksana kotak penyimpanan seluruh peralatan pepohonan dan tumbuh-tumbuhan yang tersebar di bumi, menyimpan seluruh program perjalanan hidup.

Selanjutnya, jarak yang jauh secara mutlak yang mengharuskan adanya perbedaan, nyatanya terlihat selaras secara mutlak. Perhatikan seluruh jenis biji-bijian tanaman di semua belahan bumi.

Selanjutnya, percampuran sempurna yang mengharuskan terjadinya pembauran dan kekacauan, justru terlihat sebaliknya, secara sempurna terpisah secara tersendiri. Perhatikan biji-bijian dan benih yang ditanam di tanah, semuanya bercampur menjadi satu dengan bahan dasar yang hampir sama, selanjutnya masing-masing membedakan diri secara sempurna kala mengeluarkan bulir. Perhatikan bahan-bahan dasar di dalam pohon, bagaimana masing-masing membedakan diri secara sempurna menjadi daun, bunga, dan buah-buahan. Perhatikan makanan-makanan bercampur yang masuk ke dalam lambung, bagaimana masing-masing memisahkan diri dengan sempurna sesuai organ-organ tubuh dan sel-sel yang berbeda. Perhatikan kesempurnaan kuasa di balik kesempurnaan hikmah ini!


436. Page

Selanjutnya, jumlah yang begitu banyak tak terbatas dan kemurahan tanpa ujung yang mengharuskan adanya kualitas tidak baik dan tidak bernilai, nyatanya keduanya terlihat begitu bernilai di muka bumi ini dari sisi penciptaan. Perhatikan keajaiban-keajaiban penciptaan tak terbatas di balik berbagai jenis buah blueberry yang merupakan kemasan manisan yang berasal dari kuasa Ilahi di atas jamuan makan rahmani di bumi. Perhatikan kesempurnaan rahmat di balik kesempurnaan penciptaan ini!

Kemurahan tak terbatas di balik nilai yang begitu berharga di seluruh permukaan bumi, perbedaan dan pemisahan tak terbatas bersamaan dengan percampuran dan pembauran, keselarasan dan kemiripan sempurna bersamaan dengan jarak yang begitu jauh dan pemisahan secara sempurna, ciptaan sepenuh perhatian bersamaan dengan kemudahan dan kegampangan sempurna di puncak kemiripan, tidak berlebihan di balik keselarasan dan keseimbangan bersamaan dengan kecepatan mutlak bersamaan keindahan penciptaan, keindahan penciptaan bersamaan dengan jumlah yang begitu banyak di balik kesederhanaan, keteraturan mutlak bersamaan dengan kemurahan mutlak di balik keindahan penciptaan, ini semua merupakan saksi akan keberadaan Zat Yang Maha Kuasa, menunjukkan kesempurnaan kuasa-Nya, keindahan rububiyah, keesaan dan kesatuan-Nya, seperti halnya siang hari menunjukkan adanya cahaya, cahaya menunjukkan adanya matahari, dan menjelaskan rahasia:


لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ

Dia mempunyai al-asmaaul husna (nama-nama yang baik). (Qs. Thaha [20]: 8)

Wahai orang lemah, malang, bodoh, lalai, penentang, dan penganggur, dengan apa kau bisa menjelaskan hakikat agung ini? Dengan apa kau bisa menjelaskan kondisi luar biasa ini hingga batas begitu jauh? Ciptaan-ciptaan yang menawan dan luar biasa tak terbatas ini mau kau sandarkan ke mana? Tirai kelalaian apa yang bisa kau gunakan untuk menutupi jendela yang luas seluas permukaan bumi ini? Mana gerangan faktor kebetulanmu, mana itu temanmu yang tidak punya kesadaran, mana itu sandaran dan teman sesatmu yang kau jadikan tumpuan, yang kau percayai, dan yang kau sebut sebagai “alam”?


437. Page

Bukankah seratus kali mustahil jika faktor kebetulan ikut campur dalam hal-hal seperti ini? Bukankah seratus kali mustahil jika menyandarkan satu di antara seribu hal yang luar biasa seperti ini kepada alam? Ataukah alam yang kaku dan tak berdaya ini memiliki banyak sekali mesin dan alat cetak maknawi segala sesuatu sebanyak bilangan apa yang dihasilkan oleh segala sesuatu?

 

Jendela Kedelapan belas


أَوَلَمْ يَنظُرُوا فِي مَلَكُوتِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ

Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi. (Qs. al-A’raf [7]: 185)

Perhatikan perumpamaan yang tertera dalam “Kalimat Keduapuluh Dua” berikut:

Sebuah jejak menawan, indah dan sempurna, seperti istana, secara pasti menunjukkan adanya pekerjaan sempurna. Begitu pula, bangunan menunjukkan adanya seni membangun, dan pekerjaan sempurna dan menawan secara pasti menunjukkan adanya pekerja mahir, ahli bangunan dan arsitek mahir, bangunan yang indah dan atap yang menawan secara pasti menunjukkan adanya sifat menawan, sifat yang menawan dan daya cipta yang indah secara pasti menunjukkan adanya keahlian pembangunan yang cemerlang. Keahlian ini menunjukkan adanya semangat tinggi, juga menunjukkan adanya seseorang yang memiliki keahlian luar biasa.

Seperti itu pula jejak-jejak yang memenuhi permukaan bumi, bahkan di seluruh jagad raya ini, secara pasti menunjukkan adanya pekerjaan-pekerjaan yang amat sempurna.

Pekerjaan-pekerjaan yang ada dalam lingkup keteraturan dan hikmah sempurna ini secara pasti menunjukkan adanya pelaku yang memiliki banyak nama dan sifat sempurna lagi menawan. Sebab, seperti yang telah diketahui secara pasti, pekerjaan-pekerjaan luar biasa menawan tidak mungkin ada tanpa adanya pekerja, dan tanda-tanda sempurna lagi menawan hingga batas terjauh menunjukkan sifat-sifat si pelaku yang amat sempurna.

Karena isim fa’il (subyek) berasal dari isim mashdar menurut Ilmu Sharaf, seperti itu pula seluruh tanda dan nama bersumber dari sifat-sifat, sifat-sifat yang berada di 

438. Page

puncak kesempurnaan ini secara pasti menunjukkan kondisi-kondisi esensial yang berada di puncak kesempurnaan, kemampuan esensial –yaitu kondisi-kondisi esensial yang sempurna dan menawan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata- secara haqqul yaqin menunjukkan adanya Zat yang berada di puncak kesempurnaan.

Mengingat setiap jejak penciptaan dan setiap makhluk di jagad raya ini merupakan jejak yang begitu jauh, maka secara keseluruhan jejak-jejak ini menunjukkan adanya pekerjaan. Pekerjaan menunjukkan adanya isim (kata benda), isim menunjukkan adanya sifat, sifat menunjukkan adanya kondisi, dan kondisi menunjukkan adanya si pemilik. Karena itu, masing-masing dari semua ini menunjukkan adanya Sang Pencipta Maha Esa lagi Tunggal, juga menunjukkan keesaan-Nya. Dan secara keseluruhan menunjukkan adanya mi’raj makrifat yang kuat, sekuat rangkaian seluruh makhluk, menunjukkan adanya bukti nyata yang terangkai, yang secara mutlak tidak bisa dirasuki keraguan.

Wahai orang lalai, pengingkar dan malang! Dengan apa kau bisa mengkritik bukti kuat sekuat rangkaian seluruh wujud? Dengan apa kau mampu menutup jendela yang memuat banyak sekali jendela tak terbatas, yang memperlihatkan obor-obor hakikat sebanyak bilangan makhluk menurut jumlah ciptaan? Dengan tirai kelalaian apa kau bisa menutupi jendela itu?

 

Jendela Kesembilan belas


تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالْأَرْضُ وَمَن فِيهِنَّ . وَإِن مِّن شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَٰكِن لَّا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ . إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا

Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (Qs. al-Isra’ [17]: 44)

Sesuai rahasia ayat ini, Sang Pencipta Maha Agung mengalungkan beragam hikmah dan makna pada benda-benda angkasa. Ia seakan menghias langit dengan kata-kata matahari, bulan dan bintang-bintang sebagai ungkapan akan kemuliaan dan 

439. Page

 keindahan-Nya. Ia juga mengalungkan beragam hikmah, makna, dan maksud pada semua wujud di udara, seakan memerintahkan udara untuk menuturkan kata-kata kilat, petir, halilintar, dan tetesan-tetesan air, serta menerangkan kesempuranan hikmah dan keindahan rahmat-Nya.

Seperti halnya Ia memerintahkan bumi –kepala tersebut- untuk menuturkan kata-kata penuh makna bernama hewan dan tumbuh-tumbuhan, untuk memperlihatkan kesempurnaan ciptaan-Nya pada semua wujud, Ia juga memerintahkan tumbuh-tumbuhan dan pepohonan untuk menuturkan kata-kata dedaunan, buah dan bunga, lantas memberitahukan kesempurnaan ciptaan dan keindahan rahmat-Nya. Ia memerintahkan bunga dan buah-buahan di mana masing-masing di antaranya merupakan kata-kata tersendiri, untuk menuturkan kata-kata biji-bijian, lalu memberitahukan ciptaan-Nya secara detail, dan kesempurnaan rububiyah-Nya pada siapa pun yang memiliki kesadaran dan pemahaman.

Berikut ini kita akan mendengarkan cara sebuah bulir dan bunga bertasbih di antara kata-kata tasbih tak terbatas, agar kita tahu bagaimana keduanya ini memberikan kesaksian:

Setiap tanaman dan juga pohon menunjukkan dan bersaksi dengan lisan-lisan yang amat banyak akan keberadaan Pencipta, suatu kesaksian dengan cara yang membuat siapa pun yang merenungkan akan merasa bingung dan tercengang, mendorong siapa pun yang memperhatikan untuk mengucapkan, “Subhanallah! Betapa indah kesaksiannya.”

Tanaman bertasbih saat merekahkan bunga, saat membentuk bulir, dan saat menuturkan kata-kata maknawi melalui senyuman. Semua ini tampak indah, karena aturan yang menunjukkan hikmah melalui mulut indah setiap bunga, melalui lisan bulir yang sempurna dan menawan, melalui kata-kata biji-bijian yang sudah ditakar secara sempurna dan benih-benih yang sempurna dan menawan. Semua ini, berdasarkan pandangan mata batin (musyahadah), menunjukkan adanya ilmu yang meliputi.


440. Page

Keseimbangan di dalam ukiran penciptaan menunjukkan kemahiran ciptaan, ukiran ciptaan di balik hiasan menunjukkan kelembutan dan kemuliaan, hiasan di balik aroma semerbak wangi yang lembut menunjukkan rahmat dan kebaikan.

Kondisi-kondisi yang saling merasuk satu sama lain yang menyelipkan beragam makna ini merupakan lisan kesaksian yang memperkenalkan Sang Pencipta dengan nama-nama-Nya, menggambarkan seperti apa Dia melalui sifat-sifat-Nya, menjelaskan manifestasi nama-nama-Nya, mengungkapkan kecintaan-Nya terhadap para makhluk, dan memperkenalkan diri kepada mereka semua.

Jika Anda bisa mendengarkan kesaksian sebuah bunga seperti ini, seperti apa kiranya jika Anda bisa mendengar kesaksian seluruh bunga di taman-taman rabbani di muka bumi. Anda akan mendengar bagaimana seluruh bunga dengan sepenuh kekuatan memberitahukan keberadaan Sang Pencipta dan keesaan-Nya. Lantas masih adakah syubhat, waswas atau kelalaian dalam dirimu?! Jika masih ada, pantaskah kau disebut sebagai manusia yang punya kesadaran dan pemahaman?!

Perhatikan sebuah pohon seraya merenung, niscaya kau melihat celah lembut di balik rekahan dedaunan yang rapi di musim semi, bunga-bunga merekah dengan seimbang, buah-buahan tumbuh dengan hikmah dan rahmat, menari-nari di tangan dahan-dahan pohon kala diterpa angin sepoi bak anak-anak kecil tak bersalah.

Perhatikan neraca adil di balik aturan bijak yang diungkapkan melalui lisan dedaunan yang menghijau di tangan tanaman anggur. Pula lisan bunga-bunga yang tersenyum karena mabuk cinta kelembutan. Juga kata-kata buah-buahan yang tertawa karena manifestasi rahmat. Serta keindahan-keindahan dan ukiran-ukiran jeli dan seimbang yang menunjukkan keadilan. Juga rasa manis yang beragam yang menunjukkan rahmat dan kebaikan di balik ukiran dan hiasan indah. Begitu pula benih dan biji-bijian sebagai mukjizat kuasa di balik aroma harum dan rasa manis yang berbeda. Ini semua dengan sangat jelas menunjukkan keberadaan Sang Pencipta Maha Bijaksana, Maha Mulia, Maha Penyayang, Maha Berbuat baik, Maha memberi nikmat, Maha memberi keindahan, juga menunjukkan wahdaniyah-Nya, keindahan rahmat, dan kesempurnaan rububiyah-Nya.


441. Page

Jika kau bisa mendengar bahasa kondisional pepohonan di muka bumi secara keseluruhan dan bersamaan, kau pasti melihat dan memahami bahwa di balik khazanah:


يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ

Bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi,” (Qs. al-Taghabun [64]: 1), terdapat banyak sekali permata tak terbatas yang amat berharga dan bernilai.

Wahai orang lalai dan sengsara yang mengira dirinya bebas dalam kekafiran dan pengingkaran! Jika tidak ada keinginan untuk memperkenalkan Zat Yang Maha Mulia yang memperkenalkan diri kepadamu, dan membuatmu mencintai-Nya melalui banyak sekali lisan tak terbatas, maka lisan-lisan ini harus dibungkam. Karena membungkam lisan-lisan sebanyak ini tidak mungkin, maka kata-kata mereka harus didengarkan, kau tidak akan mampu melarikan diri meski kau tutup kedua telingamu dengan kelalaian, karena semua wujud tidak pernah diam kala kau menutup telinga. Saksi-saksi keesaan tidak akan pernah menghentikan suara, bahkan semuanya akan bersaksi melawanmu dan memberikan putusan kepadamu.

Jendela Keduapuluh[1]

 

فَسُبْحَانَ الَّذِي بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (Qs. Yasin [36]: 83)




[1] Suatu ketika, hakikat jendela keduapuluh ini terlintas di hati sebagai berikut:


تلألؤ الضياء من تنويرك، تشهيرك... تموج الأعصار من تصريفك، توظيفك... سبحانك ما أعظم سلطانك! تفجر الأنهار من تدخيرك، تسخيرك... تزيين الأحجار من تدبيرك، تصويرك... سبحانك ما أبدع حكمتك! تبسم الأزهار من تزيينك، تسحينك... تبرج الأثمار من إنعامك، إكرامك... سبحان ما أحسن صنعتك! تسجع الأطيار من إنطاقك، إرفاقك... تهزج الأمطار من إنزالك، إفظالك... سنحانك ما أوسع رحمتك! تحرك الأقمار من تقديرك، تدبيرك، تدويرك، تنويرك... سبحان ما أنور برهانك، ما أبهر سلطانك!

Cahaya berkilau karena sinaran-Mu, air bergelombang karena Kau atur dan Kau jalankan… Maha Suci Engkau, betapa agung kuasa-Mu!

Sungai-sungai memancar karena Kau atur dan Kau tundukkan, bebatuan berhias indah karena Kau tata… Maha Suci Engkau, betapa indah hikmah-Mu!

Bunga-bunga tersenyum karena Kau hiasi dan Kau perindah, buah-buahan muncul sebagai kenikmatan dan kemuliaan yang Kau beri… Maha Suci Engkau, betapa indah ciptaan-Mu!

Burung-burung berkicau karena Kau perintahkan untuk berbicara, hujan-hujan mengeluarkan suara merdu karena Kau turunkan… Maha Suci Engkau, betapa luas rahmat-Mu!

Bulan-bulan bergerak karena Kau tentukan, Kau atur, Kau rotasikan dan Kau terangkan… Maha Suci Engkau, betapa terang bukti-Mu dan betapa jelas kekuasaan-Mu!




442. Page

وَإِن مِّن شَيْءٍ إِلَّا عِندَنَا خَزَائِنُهُ وَمَا نُنَزِّلُهُ إِلَّا بِقَدَرٍ مَّعْلُومٍ وَأَرْسَلْنَا الرِّيَاحَ لَوَاقِحَ فَأَنزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَسْقَيْنَاكُمُوهُ وَمَا أَنتُمْ لَهُ بِخَازِنِينَ

Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu. Dan Kami meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya. (Qs. al-Hijr [15]: 21-22)

Seperti halnya kesempurnaan hikmah dan keindahan penciptaan terlihat di balik bagian-bagian terkecil dan hasil-hasil segala sesuatu, seperti itu pula kondisi berbagai unsur menyeluruh dan makhluk-makhluk besar yang dikira bercampur, rumit, dan terjadi karena kebetulan. Kondisi-kondisi seperti ini juga memiliki bentuk-bentuk yang bijak dan menawan. Kilauan cahaya memamerkan dan memberitahukan ciptaan-ciptaan Ilahi di bumi atas izin Rabb melalui bukti pengabdian-pengabdian yang bijak. Karena itu, cahaya digunakan oleh Sang Pencipta untuk menampakkan karya-karya seni agung di pameran pasar alam raya.

Sekarang perhatikanlah angin. Anda pasti mengetahui bahwa angin berhembus untuk menjalankan tugas-tugas penting melalui kesaksian segala manfaat dan peran yang bijak dan mulia. Untuk itu, angin berhembus bak gelombang ini ditugaskan dan dipergunakan oleh Sang Pencipta yang Maha Bijaksana. Hembusan dan gelombang angin adalah usaha keras untuk menuntaskan perintah rabbani dengan cepat.

Sekarang perhatikan sumber-sumber mata air dan sungai, semuanya memancar dari bumi dan pegunungan bukan karena kebetulan, karena dengan kesaksian akan segala manfaat yang merupakan jejak-jejak rahmat, dan adanya air-air ini tersimpan di pegunungan dengan ukuran yang diperlukan, selanjutnya dikirim berdasarkan neraca hikmah. Semua ini mengisyaratkan bahwa segala sumber air dan sungai ditundukkan dan disimpan oleh Rabb Maha Bijaksana. Air-air ini memancar atas perintah-Nya yang mereka jalankan dengan penuh rasa rindu dan semangat.


443. Page

Sekarang perhatikan jenis-jenis bebatuan, batu-batu berharga, dan barang-barang tambang yang ada di perut bumi. Anda pasti melihat segala manfaatnya yang bijak, dan dipersiapkan sesuai maslahat kehidupan, sesuai kebutuhan-kebutuhan manusia dan juga hewan. Itu menunjukkan bahwa riasan dan karakteristik-karakteristik benda-benda yang bermanfaat ini bersumber dari riasan, pengaturan, perawatan dan pembentukan Sang Pencipta Maha Bijaksana.

Sekarang perhatikan bunga-bunga dan buah-buahan. Anda pasti melihat senyuman, rasa, keindahan, ukiran, baunya yang semerbak wangi, semata memperkenalkan Sang Pencipta Maha Mulia, Maha Memberi nikmat dan Maha Penyayang. Setiap jenis bunga dan buah-buahan dijadikan sebagai pengenalan dan seruan melalui beragam warna, aroma wangi, dan rasanya yang berbeda.

Sekarang perhatikan burung-burung. Bukti pasti bahwa mereka dibuat Allah berbicara melalui kicauan adalah saling mengungkapkan perasaan dan maksud melalui suara-suara kicauan yang mengundang decak kagum.

Sekarang perhatikan awan. Bukti pasti bahwa suara hujan bukanlah suara tanpa makna, bukti bahwa petir dan halilintar bukanlah suara bising tanpa guna adalah hal-hal menakjubkan ini diciptakan di ruang udara, lalu menurunkan tetes-tetes hujan laksana air kehidupan, menyusui kehidupan di bumi yang memerlukannya. Ini menunjukkan bahwa suara hujan dan suara bising tersebut memiliki banyak sekali makna dan hikmah, karena hujan memanggil mereka yang merindukan kedatangannya atas perintah Rabb Maha Mulia, dan mengungkapkan sebuah makna, “Bergembiralah kalian, kami datang!”

Sekarang perhatikan langit, renungkan bulan semata di antara benda-benda langit tak terbatas. Anda pasti melihat bulan bergerak berdasarkan perintah Zat Yang Maha Kuasa lagi Bijaksana, bulan memiliki banyak sekali hikmah penting berkenaan dengan bumi.

Mengingat masalah ini sudah kami jelaskan di bagian lain, maka kami rasa sudah cukup sekian saja.


444. Page

Seluruh unsur menyeluruh yang kami sebut di atas, mulai dari cahaya hingga bulan, semuanya membuka jendela yang amat luas dalam skala besar, juga menunjukkan keesaan Zat wajib ada, kesempurnaan kuasa dan keagungan kekuasaan-Nya.

   Wahai orang lalai! Kalau kau bisa membungkam gema yang bersuara laksana halilintar ini, kalau kau bisa memadamkan cahaya seterang matahari ini, maka lupakan Allah. Dan kalau kau tidak mampu, maka sadarlah, dan ucapkan,


سبحان من تسبح له السموات السبع والأرض ومن فيهن

“Maha Suci Zat yang bertasbih kepada-Nya tujuh langit, bumi, dan siapa pun yang ada di dalamnya.”

 

Jendela Keduapuluh Satu

 

وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا . ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ

Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (Qs. Yasin [36]: 38)

 

Matahari yang merupakan lentera jagad raya, adalah jendela bercahaya terang yang terbuka, mengarah pada keberadaan Sang Pencipta jagad raya dan menunjukkan keesaan-Nya.

Duabelas planet beserta bumi kita yang disebut sebagai rangkaian matahari, bersamaan dengan berbagai benda-benda langit lain yang amat beragam mulai dari yang kecil hingga yang besar, posisi-posisinya yang berbeda dari sisi jaraknya yang dekat dan jauh, juga kecepatan pergerakannya yang amat berbeda dan begitu teratur, bijak, dan penuh keseimbangan tanpa adanya kekeliruan apa pun barang seukuran satu detik, keterkaitan semua benda langit dengan matahari berdasarkan aturan Ilahi yang disebut hukum gravitasi, yaitu ketundukannya kepada imamnya, dalam skala besar menunjukkan keagungan kuasa Ilahi dan keesaan rabbani. Sebab, perputaran benda-benda langit yang mati dan obyek-obyek besar yang tidak memiliki kesadaran 

445. Page

yang amat teratur di dalam lingkup neraca hikmah dengan bentuk, jarak, dan pergerakan-pergerakan yang berbeda, menegaskan adanya kuasa dan hikmah secara jelas.

Silahkan Anda perkirakan sendiri seberapa jauh hikmah dan kuasa ini. Andai faktor kebetulan ikut campur dalam urusan yang besar dan berat ini barang seukuran atom sekali pun, pasti akan menghancurkan jagad raya. Sebab, faktor kebetulan yang menghentikan salah satu di antara benda-benda langit ini selama satu menit misalnya, akan menyebabkan benda tersebut menyimpang dari garis orbit, sehingga akan bertuburukan dengan benda lain. Silahkan Anda analogikan sendiri seberapa berat dan ngerinya jika benda-benda langit yang seribu kali lebih besar dari ukuran bumi ini saling berbenturan.

Penjelasan tentang keajaiban-keajaiban rangkaian matahari (duabelas planet yang mengiringi matahari) kami alihkan kepada pengetahuan Ilahi yang meliputi segala-galanya. Kita hanya akan melihat bumi, planet yang terpampang di mata kita. Kita melihat planet kita ini mendapatkan perintah rabbani untuk menempuh perjalanan panjang mengelilingi matahari demi pengabdian besar dalam bentuk yang memperlihatkan agungnya kemuliaan rububiyah, keindahan kuasa Ilahi, kesempurnaan rahmat dan hikmah, seperti yang telah dijelaskan dalam “Catatan Ketiga.” Bumi ini laksana bahtera rabbani yang dipenuhi banyak sekali keajaiban ciptaan Ilahi, ditambah lagi tempat hunian yang berjalan seakan menjadi pusat perhatian dan wisata bagi hamba-hamba Allah yang memiliki kesadaran.

Demikian halnya dengan bulan yang diikat dengan perhitungan-perhitungan detail dan beragam hikmah agung laksana jarum jam yang menunjukkan waktu dan perhitungan. Bulan ditugaskan untuk menempuh perjalanan lain di posisi-posisi yang berbeda.

Posisi-posisi bumi kita ini menegaskan keberadaan dan keesaan Zat Yang Maha Kuasa secara mutlak melalui kesaksian kuat, sekuat bumi.

Mengingat planet kita berbentuk seperti ini, Anda bisa menganalogikan aturan matahari dengan planet bumi.


446. Page

Perputaran matahari yang laksana alat tenun dan rolling berdasarkan perintah Zat Yang Maha Kuasa untuk membuat tali maknawi yang disebut gravitasi, lalu mengikat dan menata planet-planet dengan benang maknawi tersebut, menggiring matahari dengan seluruh planet-planetnya mengarah ke gugusan bintang Herkules menurut salah satu perkiraan, atau menuju ke matahari seluruh matahari dengan kecepatan yang mampu menempuh jarak perjalanan lima jam dalam satu detik. Semua ini pasti berlaku dengan kuasa dan perintah Zat Yang Maha Kuasa sebagai Penguasa azali-abadi. Ia seakan menggiring pasukan matahari yang tertata rapi yang merupakan prajurit-prajurit yang menjalankan segala perintah-Nya untuk memperlihatkan keagungan rububiyah-Nya.

Wahai orang yang mengklaim (menguasai) ilmu astronomi, mana itu faktor kebetulan yang mampu ikut campur dalam mengatur urusan-urusan ini, mana itu sebab-akibat yang mampu menggapai masalah ini, mana itu kekuatan yang mampu mendekati aturan ini?! Ayo jawab!

Mungkinkah Penguasa semulia ini membiarkan yang lain ikut campur mengurus kekuasaan-Nya lalu memperlihatkan kelemahan-Nya? Terlebih lagi, mungkinkah Ia menyerahkan urusan seluruh makhluk hidup yang merupakan hasil, buah, tujuan, dan intisari jagad raya ke tangan selain-Nya? Apakah Ia membiarkan yang lain ikut campur mengurus makhluk-makhluk hidup? Mungkinkah Ia membiarkan manusia yang merupakan buah paling komplit dan hasil paling sempurna, sekaligus sebagai khalifah-Nya di bumi, tamu yang menjalankan tugas dan peran cahaya, mungkinkah Ia biarkan begitu saja? Mungkinkah Ia serahkan utusan manusia kepada alam dan faktor kebetulan, lalu Ia runtuhkan wibawa kekuasaan-Nya ke titik nadir kerendahan dan menggugurkan kesempurnaan hikmah-Nya?

 


447. Page

Jendela Keduapuluh Dua

 

أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ مِهَادًا وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا وَخَلَقْنَاكُمْ أَزْوَاجًا

Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? Dan gunung-gunung sebagai pasak? Dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan. (Qs. al-Naba’ [78]: 6-8)

فَٱنظُرۡ إِلَىٰٓ ءَاثَٰرِ رَحۡمَتِ ٱللَّهِ كَيۡفَ يُحۡيِ ٱلۡأَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِهَآۚ إِنَّ ذَٰلِكَ لَمُحۡيِ ٱلۡمَوۡتَىٰۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ ٥٠

Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi yang sudah mati. Sesungguhnya (Tuhan yang berkuasa seperti) demikian benar-benar (berkuasa) menghidupkan orang-orang yang telah mati. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.(Qs. al-Rum [30]: 50)

 

Bumi adalah kepala dengan seratus ribu mulut. Setiap mulut memiliki seratus ribu lisan, setiap lisan memiliki seratus ribu bukti, masing-masing di antara semuanya melalui banyak sekali sisi, bersaksi akan keberadaan Zat yang Wajib Ada, Maha Esa, Maha Tunggal, Maha Kuasa atas segala sesuatu, Maha mengetahui segala sesuatu, juga bersaksi akan keesaan, sifat-sifat-Nya yang suci dan nama-nama-Nya yang indah.

Kita perhatikan permulaan penciptaan bumi. Kita tahu bahwa bumi pada mulanya berupa benda cair yang berubah menjadi benda cair, dari zat ini bebatuan diciptakan, dan dari bebatuan ini tanah diciptakan. Andai bumi berupa cairan, tentu tidak bisa dihuni, dan andaikan benda cair ini mengeras seperti besi setelah berubah menjadi batu, tentu tidak bisa dimanfaatkan. Karena itu, yang memberikan kondisi seperti ini tentu saja hikmah Sang Pencipta Nan Maha Bijaksana yang mengetahui segala keperluan penduduk bumi, dan mewujudkan segala keperluan itu untuk mereka.

Tingkatan tanah diletakkan di atas pasak-pasak gunung, agar guncangan yang terjadi akibat perubahan-perubahan di perut bumi bisa bernafas di antara celah-celah gunung. Bumi pun memanfaatkan gerakan dan peran guncangan dan gempa yang terjadi, menghindarkan tanah agar tidak dikuasai air laut, menjadi simpanan-simpanan untuk berbagai keperluan penting bagi seluruh makhluk hidup, membersihkan udara dari gas-gas berbahaya agar layak dihirup, menyimpan air, menjadi sumber dan pusat 

448. Page

barang-barang tambang yang diperlukan para makhluk hidup. Kondisi ini secara pasti dan kuat bersaksi akan keberadaan dan keesaan Zat Yang Maha Kuasa secara mutlak, Maha Bijaksana, Maha Penyayang.

Wahai yang mengklaim menguasai ilmu geografi! Dengan apa kau menjelaskan fenomena ini? Faktor kebetulan mana yang mampu menjadikan bahtera rabbani yang sarat akan keajaiban-keajaiban makhluk ini sebagai pameran segala keajaiban, memutar dengan kecepatan jarak perjalanan 24 ribu tahun yang ditempuh dalam satu tahun tanpa meruntuhkan apa pun yang tertata rapi di permukaan bumi?

Selanjutnya perhatikan ciptaan-ciptaan yang menakjubkan di muka bumi, bagaimana unsur-unsur dipergunakan dengan bijak, bagaimana mereka menjaga tamu-tamu Allah yang ada di muka bumi dengan begitu indah atas perintah Zat Yang Maha Kuasa lagi Bijaksana, serta berusaha untuk melayani mereka.

Selanjutnya perhatikan garis-garis lurus dan melengkung di antara sekian banyak ciptaan yang menakjubkan dengan beragam warna di muka bumi, bagaimana Allah menjadikan sungai, anak sungai, lautan, gunung, dan anak bukit sebagai tempat-tempat tinggal yang cocok, serta menjadi alat transportasi untuk seluruh hamba dan beragam makhluk.

Bumi dipenuhi ratusan ribu jenis tanaman dan hewan sepenuh hikmah dan kesempurnaan. Semuanya diberi kehidupan, menyebarkan kebahagiaan untuk mereka, membebas-tugaskan mereka dari waktu ke waktu secara tertata rapi dalam bentuk kematian, setelah itu dipenuhi lagi dengan makhluk-makhluk yang sama secara tertata rapi dalam bentuk kebangkitan setelah kematian di dalamnya. Ini semua sebanyak ratusan ribu lisan bersaksi akan keberadaan Zat Yang Maha Kuasa lagi Bijaksana yang memiliki kesempurnaan dan keesaan.

 

Kesimpulan:

Bumi yang permukaannya digunakan sebagai tempat pameran segala ciptaan menakjubkan, tempat penghimpunan untuk segala makhluk menakjubkan, tempat berlalu bagi kafilah-kafilah yang ada, masjid dan tempat menetap bagi barisan hamba-

449. Page

hamba Allah, laksana jantung bagi seluruh jagad raya. Karena itu, bumi memperlihatkan cahaya keesaan seukuran jagad raya.

Wahai yang mengklaim menguasai ilmu geografi! Kepala bumi ini dengan seratus ribu mulut memperkenalkan Allah untuk seluruh makhluk, dan di setiap mulutnya terdapat seratus ribu lisan. Namun, kau tidak juga mengenal-Nya. Kau justru membenamkan kepala di lumpur alam. Fikirkan sejauh mana kesalahanmu, dan ketahuilah bagaimana Allah membuatmu patut mendapatkan siksaan berat. Sadarlah, keluarkan kepalamu dari lumpur, dan katakan,

آمنت بالله الذي بيده ملكوتُ كل شيء

“Aku beriman kepada Allah yang di tangan-Nya kerajaan segala sesuatu berada.”

Jendela Keduapuluh Tiga

 

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ

Yang menjadikan mati dan hidup. (Qs. al-Mulk [67]: 2)

Kehidupan adalah mukjizat yang paling berkilau terang dan paling indah di antara sekian banyak mukjizat kuasa rabbani, bukti paling kuat dan terang di antara sekian banyak bukti keesaan, cermin paling komplit dan jernih di antara sekian banyak cermin manifestasi shamadani.

Kehidupan semata memberitahukan adanya Zat Yang Maha Hidup dan tiada henti mengurus makhluk dengan segenap nama-nama dan sifat-sifat-Nya, karena hidup adalah cahaya dan obat laksana adonan yang terdiri dari berbagai macam serep.

Seperti halnya tujuh warna bercampur dalam cahaya dan berbagai macam obat disatukan dalam obat penangkal, seperti itu juga kehidupan ini merupakan sebuah hakikat yang terdiri dari banyak sekali sifat; sebagian di antara sifat-sifat yang tersembunyi di balik hakikat ini terbentang dan terlihat melalui perasaan dan emosi, sehingga bisa dibedakan dengan sifat-sifat lain. Bagian terbesar dari sifat-sifat ini 

450. Page

menegaskan keberadaan dirinya dalam bentuk emosi dan memberitahukan tentang dirinya dalam bentuk arus kehidupan.

Selain itu, dalam kehidupan terdapat rizki, rahmat, pertolongan, dan hikmah yang mengatur jagad raya, seakan kehidupan menggiring semua itu di belakangnya ketika masuk. Sebagai contoh, ketika kehidupan memasuki jasad dan tubuh, di sana tampak manifestasi nama al-Hakim (Maha Bijaksana), di sana kehidupan membuat sarang dan menatanya dengan bijak dan sempurna. Dalam saat yang bersamaan, manifestasi nama al-Karim (Maha Mulia) juga tampak, menata dan menghiasi tempat tinggal yang dihuni sesuai yang diperlukan. Dalam saat yang bersamaan, manifestasi nama al-Rahim (Maha Penyayang) juga tampak, menyempurnakan kenikmatan dan karunia yang beragam untuk keberlangsungan dan kesempurnaan kehidupan tersebut. Dalam saat yang bersamaan, manifestasi nama al-Razzaq (Maha Pemberi rizki) juga tampak, menjaga keberlangsungan hidup dengan memberikan makanan-makanan materi dan maknawi yang diperlukan, sebagiannya lagi disimpan di dalam tubuh.

Dengan demikian, kehidupan ini laksana pusat di mana berbagai macam sifat masuk ke sana. Bahkan, sebagiannya menjadi mata bagi yang lain, seakan kehidupan ini murni perintah dan dalam saat yang bersamaan merupakan kuasa, hikmah dan rahmat. Dan begitu seterusnya. Kehidupan berarti cermin shamadani yang memantulkan sifat-sifat rabbani dari sisi esensinya yang menyeluruh.

Berdasarkan rahasia ini, Zat yang Wajib Ada, di mana Ia Maha Hidup dan Maha Abadi, menciptakan dan menyebarkan kehidupan sebanyak-banyaknya, menyatukan segala sesuatu di sekitar kehidupan, menjadikan semuanya sebagai pelayanan kehidupan, mengingat tugas kehidupan amat agung.

Ya, menjalankan peran dan fungsi cermin shamadani tidaklah mudah, dan bukan tugas biasa.

Munculnya berbagai macam kehidupan baru yang terus silih berganti yang kita lihat setiap saat, munculnya ruh-ruh yang merupakan asas dan sumber kehidupan ke alam nyata ini dengan seketika, itu menunjukkan keberadaan Zat yang Wajib Ada, Maha 

451. Page

Hidup dan tiada henti mengurus makhluk, menunjukkan sifat-sifat suci, nama-nama-Nya yang indah, seperti halnya kilauan cahaya menunjukkan adanya matahari.

Seperti halnya orang yang tidak meyakini dan tidak menerima keberadaan matahari terpaksa harus mengingkari cahaya yang memenuhi siang hari, seperti itu juga orang yang tidak meyakini keberadaan mentari keesaan Sang Maha Hidup, Maha Abadi, Maha Menghidupkan dan Mematikan, ia harus mengingkari keberadaan seluruh makhluk hidup yang memenuhi wajah bumi, bahkan makhluk-makhluk hidup yang memenuhi masa lalu dan masa depan. Ia harus turun tingkat seratus kali lebih rendah dari hewan, bahkan harus jatuh lebih rendah dari tingkatan hewan, dan menjadi yang paling bodoh di antara seluruh makhluk bodoh yang kaku.

 

Jendela Keduapuluh Empat

 

لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ . كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ . لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nyalah segala penentuan, dan Hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (Qs. al-Qashash [28]: 88)

 

Kematian adalah bukti rububiyah, hujah sangat kuat bagi keesaan (wahdaniyyah), sama seperti kehidupan.

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ

Yang menjadikan mati dan hidup. (Qs. Al-Mulk: 2)

Berdasarkan petunjuk ayat ini, kematian bukanlah ketiadaan, peniadaan, kefanaan, atau kepunahan tanpa pelaku. Tapi kematian adalah pembebasan tugas yang diberikan oleh Pelaku Yang Bijak, peralihan tempat, penggantian badan, pembebasan dari penjara raga, dan sebagai jejak hikmah menawan seperti yang telah dijelaskan dalam “Surat Pertama.”


452. Page

Ya, sebagaimana wajah bumi yang mendenyutkan kehidupan, berbagai produk, dan makhluk hidup, yang bersaksi akan wajibnya keberadaan dan keesaan Sang Pencipta, demikian pula makhluk-makhluk hidup yang, dengan kematiannya, bersaksi akan keabadian dan keesaan Sang Maha Hidup.

Telah ditegaskan dan dijelaskan dalam “Kalimat Keduapuluh Delapan” bahwa kematian adalah bukti kuat keesaan dan hujah keabadian. Karena itu, pembahasan ini kami rujukkan ke kalimat yang dimaksud. Berikut akan kami jelaskan sebuah nuktah penting dalam kalimat tersebut:

Seperti halnya makhluk-makhluk hidup yang, dengan keberadaannya, menunjukkan keberadaan Zat Wajib Ada, demikian pula halnya seluruh makhluk hidup yang, dengan kematiannya, bersaksi akan keabadian dan keesaan Sang Maha Hidup dan Maha Kekal.

Misalkan: Seperti halnya wajah bumi, yang merupakan satu wujud hidup, menunjukkan keberadaan Sang Pencipta melalui aturan dan segala kondisinya, seperti itu pula saat bumi mati –maksudnya saat musim dingin mengkafani wajah bumi dengan salju yang berwarna putih- bumi mengalihkan perhatian umat manusia, atau pandangan akan membentang jauh di balik jenazah musim semi yang pergi ke masa lalu dan menunjuk ke pemandangan yang lebih luas. Artinya, musim-musim semi –laksana seluruh musim semi masa lalu yang memenuhi bumi, di mana masing-masing di antaranya merupakan mukjizat kuasa tersendiri- mengisyaratkan kedatangan makhluk-makhluk hidup di bumi sepenuh musim semi yang akan datang, yang merupakan kuasa luar biasa, sekaligus sebagai bumi yang hidup, juga mengisyaratkan keberadaan makhluk-makhluk tersebut.

Karena itu, musim-musim semi masa lalu dalam skala yang lebih luas bersaksi secara kuat dan terang akan keberadaan, keesaan, dan keabadian Sang Pencipta, Maha Kuasa, tiada pernah berhenti mengurus makhluk, Maha Abadi, mentari abadi, dan secara terang dan nyata memaksa siapa pun, suka atau tidak, untuk mengatakan,


آمنت بالله الواحد الأحد

“Aku beriman kepada Allah Yang Maha Esa lagi Tunggal.”


453. Page

Kesimpulan:

Bumi yang memiliki kehidupan ini bersaksi akan keberadaan Sang Pencipta kala musim semi tiba, berdasarkan rahasia:

يُحْيِي الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا

Allah menghidupkan bumi yang sudah mati. (Qs. Ar-Rum [30]: 50)

Maka, demikian pula, kematian bumi mengalihkan perhatian seluruh makhluk kepada mukjizat-mukjizat kuasa Sang Pencipta yang terbentang di kedua sayap waktu; masa lalu dan masa depan. Lalu, Dia memperlihatkan ribuan musim semi, bukan hanya satu musim semi saja, serta mengisyaratkan ribuan mukjizat kuasa-Nya, bukan hanya satu mukjizat saja. Masing-masing musim semi bersaksi akan keberadaan Sang Pencipta dalam bentuk yang lebih kuat dari kesaksian musim semi yang akan tiba, karena musim semi yang pergi menuju masa lalu, tentu pergi pula bersama seluruh sebab-sebab lahiriah, kemudian digantikan dengan musim semi yang sama. Dengan demikian, sebab-sebab lahiriah sama sekali tidak bernilai dan tidak ada sangkut pautnya. Hanya saja musim semi memperlihatkan bahwa Sang Kuasa menciptakannya, kemudian melepasnya dengan mengikatkan tangannya dengan sebab-sebab berdasarkan hikmah.

Sementara permukaan-permukaan bumi yang hidup dan berbaris rapi di masa depan, semuanya secara nyata dan terang bersaksi akan keberadaan Sang Pencipta, karena pasti ada lagi permukaan-permukaan bumi baru yang akan diciptakan dari ketiadaan, dan kemudian dilepas dan diletakkan di bumi untuk ditugaskan menjalankan suatu peran, lalu setelah itu dibebas-tugaskan lagi.

Wahai orang lalai yang tenggelam dengan alam, wahai orang yang nyaris tenggelam dalam lumpur alam, bagaimana bisa orang yang tidak memiliki tangan maknawi yang bijak dan kuasa untuk menggapai mencapai masa lalu dan masa depan secara bersamaan, ikut campur dalam mengatur kehidupan permukaan bumi seperti ini?

Mungkinkah faktor kebetulan dan faktor alam yang sama sekali tidak memiliki nilai sepertimu, ikut campur dalam urusan tersebut?


454. Page

Kalau kau mau selamat, katakan, “Alam tidak lain merupakan catatan kuasa Ilahi, sementara faktor kebetulan adalah tirai penutup hikmah Ilahi yang menutupi ketidaktahuan kita.”

Karena itu, dekatilah hakikat.

 

Jendela Keduapuluh Lima

Seperti halnya pukulan secara pasti menunjukkan adanya pemukul, ciptaan menawan menunjukkan keharusan adanya pencipta, anak menunjukkan adanya ayah, penghormatan (tahiyyat) menunjukkan adanya tingkatan yang lebih tinggi, dan seterusnya, seperti itu pula kemungkinan yang terlihat di bagian-bagian kecil jagad raya ini dan juga bagian-bagian menyeluruh –seperti halnya seluruh pasangan sifat-sifat turunan di mana salah satunya tidak terwujud tanpa pasangannya- menunjukkan adanya keharusan (wujub). Maka, jejak pekerjaan yang terlihat di bagian-bagian terkecil jagad raya atau secara keseluruhan, menunjukkan adanya pekerjaan, makhluk-makhluk yang terlihat di sana menunjukkan adanya penciptaan, dan banyaknya jumlah makhluk, dan susunan mengharuskan adanya kesatuan.

Keharusan, kerja, penciptaan, dan kesatuan secara pasti mengharuskan adanya Zat yang disifati, Sang Pelaku, Maha Esa, dan Pencipta yang tidak bersifat mungkin, bukan objek kerja, tidak berbilang, tidak tersusun, dan bukan pula makhluk.

Dengan demikian, seluruh kemungkinan, seluruh jejak pekerjaan, seluruh ciptaan, seluruh wujud yang banyak jumlah dan semua susunan di jagad raya ini bersaksi akan keberadaan Zat yang Wajib Ada, Maha berbuat apa pun yang Ia kehendaki, Pencipta segala sesuatu, Maha Esa lagi Tunggal.

Kesimpulan:

Seperti halnya keharusan bisa disaksikan melalui kemungkinan, kerja bisa disaksikan melalui jejak pekerjaan, kesatuan bisa disaksikan melalui persekutuan, keberadaan sesuatu secara pasti menunjukkan keberadaan pasangannya, maka seperti itu pula sifat-sifat yang terlihat di balik wujud. Misalnya, penciptaan dan rizki secara pasti menunjukkan adanya kondisi-kondisi seperti penciptaan dan kasih sayang. 

455. Page

Adanya sifat-sifat ini juga secara pasti menunjukkan adanya Sang Pencipta Maha Penyayang, Maha Pencipta, dan Maha Pemberi rizki.

Dengan demikian, setiap wujud yang memiliki ratusan lisan seperti sifat-sifat ini, bersaksi akan keberadaan ratusan nama-nama yang indah milik Zat yang Wajib Ada. Jika kesaksian-kesaksian ini tidak diterima, maka seluruh sifat wujud harus diingkari.

 

Jendela Keduapuluh Enam[1]

Keindahan dan keelokan fana yang selalu terbarukan di wajah seluruh wujud jagad raya ini menunjukkan bahwa keduanya merupakan bayangan manifestasi-manifestasi keindahan abadi.

Ya, seperti halnya kilauan gelembung-gelembung air di permukaan sungai yang datang silih berganti menunjukkan bahwa itu merupakan cermin-cermin cahaya matahari abadi, seperti itu pula kilauan-kilauan keindahan yang memantul di permukaan wujud-wujud yang mengalir di permukaan sungai waktu yang sentiasa mengalir, juga mengisyaratkan keindahan abadi, sekaligus menjadi semacam pertandanya.

Cinta serius di hati jagad raya menunjukkan adanya kekasih abadi.

Cinta Ilahi yang ada dalam diri manusia yang merupakan buah pohon jagad raya yang sensitif menunjukkan adanya cinta hakiki di seluruh jagad raya, namun dalam bentuk-bentuk yang berbeda. Dengan demikian, cinta hakiki di hati jagad raya ini menunjukkan adanya Kekasih azali.

Adanya daya tarik, ketertarikan, dan gravitasi, yang terlihat dalam berbagai bentuk di dada jagad raya, memperlihatkan di hadapan hati yang sadar bahwa ia tidak lain berasal dari daya tarik hakiki azali.

Bersandar pada dzawq dan musyahadah, para ahli mukasyafah dan wali – dua kelompok makhluk yang paling bercahaya, lembut dan jeli- mengungkap informasi bahwa mereka telah meraih manifestasi-manifestasi Sang Maha Indah Maha Mulia. Dengan dzawq, mereka memahami bahwa Allah memperkenalkan dan membuat diri-

[1] Jendela ini secara khusus ditujukan untuk ahl al-qalb wa al-mahabbah, bukan untuk kalangan umum.




456. Page

Nya dicintai oleh seluruh makhluk. Selain itu, ini juga merupakan kesaksian pasti akan keberadaan Zat yang Wajib Ada dan Maha Indah, serta sebagai kesaksian bahwa Allah memperkenalkan diri kepada umat manusia.

Pena perias yang memperindah wajah seluruh wujud, secara jelas menampakkan keindahan nama-nama si pemilik pena.

Demikianlah, apa pun keindahan yang ada di wajah jagad raya, cinta yang ada di dalam hati alam raya, daya tarik yang ada di dada alam raya, mukasyafah dan musyahadah yang ada di mata alam raya, keindahan dan hiasan yang ada di balik penampilan alam raya, semua ini membuka jendela cahaya yang amat lembut, memperlihatkan di hadapan seluruh akal dan hati yang sadar akan keberadaan Sang Maha Indah, Kekasih abadi, Sembahan azali yang seluruh nama-Nya indah.

Wahai orang lalai yang terjatuh dalam syubhat, terjerumus dalam kegelapan waham dan dugaan palsu, dalam kegelapan materi, sadarlah kembali, dan naiklah ke tingkatan yang patut bagi manusia. Pandanglah melalui empat jendela ini, dan lihatlah indahnya kesatuan. Raihlah kesempurnaan iman, dan jadilah manusia sesungguhnya!

 

Jendela Keduapuluh Tujuh

 

اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ

Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. (Qs. al-Zumar [39]: 62)

Saat melihat sebab dan musabab yang tampak di jagad raya, kita akan mengetahui bahwa sebab terbesar sekali pun tak mampu menciptakan musabab paling sederhana. Dengan demikian, sebab-sebab tidak lain hanya tirai penutup, dan yang menciptakan musabab bukanlah sebab. Sebagai contoh kecil di antara sekian ciptaan tak terbatas, mari kita mencermati kekuatan memori manusia yang dimasukkan dalam kepala, di sebuah tempat kecil, sekecil biji sawi. Kekuatan memori ini laksana buku lengkap, bahkan laksana sebuah perpustakaan, karena seluruh kejadian dalam kehidupan seseorang tercatat dalam memori ini tanpa kekeliruan. Apa gerangan sebab yang bisa 

457. Page

menciptakan mukjizat kuasa ini? Apakah gelombang-gelombang otak? Ataukah bagian terkecil dari sel-sel yang tidak memiliki kesadaran atau pengertian? Ataukah hembusan angin kebetulan?

Sebenarnya, mukjizat penciptaan ini mustahil terjadi tanpa penciptaan Sang Pencipta Maha Bijaksana yang menggandakan buku catatan kecil dari buku besar catatan amal perbuatan manusia yang kelak akan dibuka pada hari Penghimpunan untuk mengingatkan manusia pada saat perhitungan amal bahwa seluruh amal perbuatannya tertulis dan tercatat. Catatan kecil ini kemudian diberikan kepada akal manusia.

Silahkan Anda analogikan seluruh telur, biji-bijian dan benih dengan kekuatan memori manusia. Silahkan Anda analogikan seluruh musabab dengan mukjizat-mukjizat kecil yang menyeluruh ini, karena ketika Anda menatap ke musabab atau ciptaan apa pun, Anda pasti menemukan ciptaan menawan, di mana seandainya seluruh sebab bersatu padu, pasti memperlihatkan kelemahannya, bukan hanya sebab yang sederhana saja. Sebagai contoh:

Matahari yang dikira sebagai sebab yang besar, jika dikatakan kepadanya –andaikan matahari punya kehendak dan kesadaran-, “Apa kau bisa menciptakan tubuh seekor lalat?” Pasti ia menjawab, “Di tokoku, banyak terdapat cahaya, warna, dan kehangatan karena nikmat yang diberikan Sang Pencipta kepadaku. Tapi tubuh lalat memiliki mata, telinga, kehidupan, dan lainnya yang tidak ada di toko ini. Penciptaan lalat berada di luar kemampuanku.”

Seperti halnya penciptaan, dan hiasan-hiasan indah yang luar biasa yang ada dalam musabab menjauhi segala sebab dan mengisyaratkan ke arah Zat yang Wajib Ada sebagai musabab seluruh sebab, dan menyerahkan seluruh urusan kepada-Nya berdasarkan rahasia ayat:

وَإِلَيْهِ يُرْجَعُ الْأَمْرُ كُلُّهُ

Dan kepada-Nya-lah dikembalikan urusan-urusan semuanya. (Qs. Hud [11]: 123)

Demikian pula halnya seluruh hasil, tujuan, dan manfaat yang terkait dengan musabab, secara pasti menunjukkan semua ini merupakan perbuatan-perbuatan Rabb Yang Maha Mulia lagi Penyayang. Dialah yang berada di balik tirai seluruh sebab. 

458. Page

Karena sebab-sebab tidak memiliki perasaan atau kesadaran, mustahil jika sebab-sebab memikirkan satu tujuan pun dan bekerja demi mencapai tujuan itu.

Namun kita tahu, setiap makhluk yang muncul ke alam nyata ini pasti memperhatikan banyak sekali tujuan, manfaat, dan hikmah, bukan hanya satu tujuan saja. Dengan demikian, Rabb Yang Maha Bijaksana lagi Mulia-lah yang menciptakan dan mengirim segala sesuatu, dan menjadikan manfaat-manfaat tersebut sebagai tujuan keberadaannya.

Contoh, hujan turun. Namun, seperti yang diketahui, sebab-sebab yang menurunkan hujan amat jauh sekali untuk memikirkan hewan-hewan, atau mengasihi dan menyayangi mereka. Dengan demikian, hujan diturunkan dengan hikmah Sang Pencipta Maha Penyayang yang menciptakan hewan-hewan dan menjamin rizkinya. Bahkan, hujan pun dinamakan rahmat, karena hujan mengandung banyak sekali jejak-jejak rahmat dan manfaat, seakan rahmat menjelma dalam wujud hujan yang turun setetes demi setetes.

Riasan pada tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan yang tersenyum di wajah seluruh makhluk, secara pasti menunjukkan keberadaan Zat yang Wajib Ada, menunjukkan keesaan Yang Maha Mengatur di balik tirai gaib. Melalui keindahan-keindahan ini Ia ingin memperkenalkan diri dan membuat seluruh makhluk mencintai-Nya.

Dengan demikian, kondisi menawan segala sesuatu dan penampilan-penampilan indah secara pasti menunjukkan bahwa Ia ingin memperkenalkan diri dan membuat seluruh makhluk mencintai-Nya. Kedua sifat ini secara pasti bersaksi akan keberadaan dan keesaan Sang Pencipta Yang Maha Kuasa, Maha Mencintai, Maha Baik, dan bersaksi atas keesaan-Nya.

 

Kesimpulan:

Mengingat penyebab amat sederhana dan lemah, sementara musabab yang menjadi sandaran amat menawan dan bernilai, maka musabab tentu jauh dari sebab. Tujuan dan manfaat musabab juga menyingkirkan sebab-sebab yang bodoh dan mati, lalu menyerahkan semua itu ke tangan Sang Pencipta Maha Bijaksana. 


459. Page

Selanjutnya, keindahan dan kecakapan yang ada di balik musabab mengisyaratkan keberadaan Sang Pencipta Maha Bijaksana. Ia ingin memperkenalkan diri kepada seluruh makhluk yang memiliki kesadaran melalui kuasa-Nya dan membuat mereka mencintai-Nya.

Wahai orang malang yang menyembah sebab-sebab! Bagaimana kau bisa menjelaskan tiga hakikat penting ini? Bagaimana engkau bisa menipu dirimu? Kalau memang kau punya akal, maka robeklah tirai sebab-sebab, dan katakan, “Ia semata, tiada sekutu bagi-Nya,” dan lepaskan dirimu dari segala waham dan praduga tak terbatas.

 

Jendela Keduapuluh Lapan

 

وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ . إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِّلْعَالِمِينَ

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui. (Qs. al-Rum [30]: 22)

 

Saat menatap jagad raya, kita akan melihat adanya hikmah dan pengaturan menyeluruh terhadap segala sesuatu, dimulai dari sel-sel tubuh hingga alam secara keseluruhan. Saat memperhatikan sel-sel tubuh, kita melihat bahwa sel-sel kecil ini diatur berdasarkan sebuah perintah dan aturan Zat yang mengetahui seluruh maslahat tubuh dan mengaturnya.

Seperti halnya sebagian rizki disimpan di dalam lambung dalam bentuk lemak dan digunakan saat diperlukan, seperti itu juga dengan sel-sel kecil, rizki juga disimpan di sana.

Saat menatap tumbuh-tumbuhan, kita melihat tumbuh-tumbuhan ini dirawat dan diatur sangat bijak. Saat memandang hewan-hewan, kita melihat hewan-hewan ini dirawat dan diberi makan dengan sangat mulia. Saat menatap benda-benda alam raya yang besar, kita melihat semuanya dirotasikan, diberi cahaya yang mengagumkan demi 

460. Page

sejumlah tujuan penting. Saat menatap keseluruhan alam, kita melihat semuanya ditata dengan menawan demi berbagai hikmah luhur dan tujuan mulia seakan sebuah negeri, istana yang tertata rapi, atau sebuah kota yang teratur.

Seperti yang dijelaskan di “Mauqif Pertama” dari “Kalimat Ketigapuluh Dua,” bahwa segala sesuatu mulai dari satu buah atom hingga bintang, sama sekali tidak meninggalkan celah bagi syirik meski sebesar atom sekali pun. Semuanya terkait satu sama lain dengan beragam kaitan-kaitan maknawi, di mana siapa yang tidak mampu mengatur seluruh bintang melalui perintah yang disampaikan, tentu tidak mampu menundukkan satu atom pun. Artinya, klaim rububiyah demi hak satu atom, mengharuskan kepemilikan atas seluruh bintang-bintang.

Seperti yang telah dijelaskan dalam “Mauqif Kedua” dari “Kalimat Ketigapuluh Dua,” bahwa siapa yang tidak mampu menciptakan dan menyempurnakan langit, tentu tidak mampu mencetak ciri khusus di wajah manusia. Artinya, siapa yang bukan Rabb seluruh langit, ia tidak mampu menciptakan ukiran-ukiran yang merupakan tanda-tanda pembeda di wajah satu orang.

Inilah jendela besar sebesar jagad raya secara keseluruhan. Andai orang menatap jagad raya melalui jendela ini, pasti melihat dengan akal bahwa ayat-ayat:


اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ . وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ لَّهُ مَقَالِيدُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ

Allah menciptakan segala sesuatu dan dia memelihara segala sesuatu. Kepunyaan-Nyalah kunci-kunci (perbendaharaan) langit dan bumi. Dan orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah, mereka itulah orang-orang yang merugi, (Qs. al-Zumar [39]: 62-63) tertulis di atas lembaran-lembaran jagad raya dengan huruf-huruf super besar. Karena itu, siapa pun yang tidak melihat tulisan-tulisan sebesar itu, mungkin dia tidak punya akal, tidak punya hati, atau mungkin dia hewan berwujud manusia.

 


461. Page

Jendela Keduapuluh Sembilan

 

وَإِن مِّن شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ

Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya. (Qs. al-Isra’ [17]: 44)

Suatu ketika, saya berjalan-jalan di musim semi seorang diri dan merenung. Saat melintas di kaki bukit, tatapan saya tertuju pada sebuah bunga berwarna kuning cerah. Bunga ini mengingatkan saya pada bunga-bunga berwarna kuning yang pernah saya lihat di kampung halaman saya dan di sejumlah tempat lain pada masa lalu. Saat itu, makna berikut terlintas di hati:

Siapa yang bunga ini adalah tanda, stempel, dan ukiran-Nya, berarti seluruh bunga jenis ini di seluruh bumi juga stempel dan tanda-Nya.

Setelah membayangkan stempel ini, bayangan berikut terlintas dalam fikiran saya:

Stempel yang dibubuhkan pada surat menunjukkan keberadaan si pengirim surat. Demikian halnya bunga yang merupakan stempel rahmani. Anak bukit yang ditulis dengan beragam ukiran dan garis tumbuh-tumbuhan penuh makna, juga surat milik Si Pencipta bunga sekaligus sebagai stempel-Nya. Padang luas dan tanah datar ini juga merupakan surat rahmani.

Hakikat berikut terlintas dalam fikiran berdasarkan gambaran di atas:

Segala sesuatu laksana stempel rabbani. Menyandarkan segala sesuatu kepada Sang Pencipta, dan menegaskan segalanya merupakan surat milik Sang Penulis.

Segala sesuatu merupakan jendela tauhid yang menyandarkan segala sesuatu kepada Yang Esa lagi Tunggal. Artinya, di balik segala sesuatu, khususnya makhluk hidup, terdapat ukiran menawan dan ciptaan luar biasa. Siapa yang menciptakan segala sesuatu dalam bentuk sedemikian rupa dan dengan ukuran sedemikian indah, tentu mampu untuk menciptakan segala sesuatu, dan Ia pasti Pencipta segala sesuatu. Maka, yang tidak mampu menciptakan segala sesuatu, tentu tidak mampu menciptakan satu obyek pun.

Wahai orang lalai! Lihatlah wajah jagad raya ini. Siapa gerangan yang mampu mendustakan kesaksian-kesaksian berbagai lembaran wujud yang merupakan surat-

462. Page

surat shamadani (maha kekal) tak terbatas yang saling mempengaruhi, kesaksian-kesaksian berbagai stempel tauhid yang dibubuhkan di setiap surat? Kekuatan apa gerangan yang mampu membungkam seluruh kesaksian ini? Andai kau mau mendengarkan satu tanda kekuasaan saja dengan telinga hati, pasti kau mendengar tanda kekuasaan tersebut mengatakan,


آشهد أن لا إله إلا الله

“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah.”

 

Jendela Ketigapuluh

 

لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا

Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. (Qs. al-Anbiya’ [21]: 22)

كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

“Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (Qs. al-Qashash [28]: 88)

Jendela ini merupakan jendela para ahli ilmu kalam yang dijadikan dalil atas “kemungkinan” (imkan) dan “ketidakabadian” (huduts), selain jalan yang mereka gunakan untuk menegaskan keberadaan Zat yang Wajib Ada.

Penjelasan rinci permasalahan ini kami alihkan ke kitab-kitab besar karya para ahli tahqiq, seperti kita berjudul Syarh al-Mawaqif dan Syarh al-Maqashid. Berikut ini hanya akan kami sampaikan sebagian obor yang terlintas di dalam ruhani bersumber dari luapan al-Qur’an. Jendela ini sebagai berikut:

Pemerintahan dan kekuasaan mengharuskan sikap tidak boleh menerima adanya saingan, menolak persekutuan, dan menangkal campur tangan. Karena itu, ketika ada dua kepala desa dalam satu perkampungan, mereka pasti merusak kenyamanan dan aturan perkampungan tersebut. Ketika ada dua ketua umum dalam satu kantor pusat, 

463. Page

ketika ada dua penguasa dalam satu kekuasaan, kekacauan pasti menyebar luas. Ketika ada dua raja dalam satu kerajaan, keduanya pasti memicu badai kekacauan.

Jika bayangan lemah milik bayangan kekuasaan dan pemerintahan, contoh kecil bayangan dan kekuasaan manusia yang lemah dan memerlukan bantuan orang lain menolak campur tangan pesaing, oposan, dan orang lain yang setingkat, silahkan Anda analogikan sendiri bagaimana aturan menolak adanya campur tangan seperti ini berlaku kokoh dalam kekuasaan Tuhan Yang Maha Kuasa secara mutlak yang kekuasaan-Nya mutlak dan pemerintahan-Nya yang berada dalam tingkatan rububiyah.

Dengan demikian, di antara keharusan uluhiyah dan rububiyah paling utama adalah kesatuan dan otoritas tunggal. Bukti nyata dan saksi pasti atas uluhiyah dan rububiyah ini adalah aturan yang amat sempurna, rapi, dan indah di jagad raya. Di balik segala sesuatu, mulai dari sayap lalat hingga lamput-lampu langit, terdapat aturan menawan, yang membuat akal mengucapkan karena kagum dan terkesima, “Subhanallah! Masyaa Allah! Barakallah!” lalu bersujud di hadapannya.

Andai ada tempat untuk sekutu meski seukuran atom, atau bisa masuk melalui celah tersebut untuk ikut campur, tentu aturan alam raya ini rusak, tentu bentuknya akan berubah, dan tentu jejak-jejak kerusakan terlihat berdasarkan petunjuk ayat:


لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا

Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. (Qs. al-Anbiya’ [21]: 22)

Fakta menunjukkan, bagaimana pun manusia berusaha mencari celah, ia tetap takkan pernah menemukan celah apa pun di bagian mana pun berdasarkan petunjuk dua ayat berikut:

فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَىٰ مِن فُطُورٍ ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنقَلِبْ إِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِئًا وَهُوَ حَسِيرٌ


464. Page

Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah. (Qs. al-Mulk [67]: 3-4)

Ia pasti kembali dengan letih pada pandangannya yang menjadi rumahnya, lalu berkata kepada akal yang mengirimnya, “Aku lelah tanpa hasil, tidak ada celah apa pun.” Ini menunjukkan aturan dan keteraturan amat kokoh dan sempurna.

Dengan demikian, keteraturan jagad raya merupakan saksi pasti keesaan Allah.

Terkait “ketidakabadian” (huduts), para ahli ilmu kalam menyatakan, “Alam ini selalu berubah, dan sesuatu yang berubah tidaklah abadi, apa pun yang tidak abadi pasti diciptakan. Dengan demikian, alam ini ada yang menciptakan.”

Kami menyatakan, “Ya, alam ini tidak abadi, karena kami melihat di setiap masa, bahkan setiap tahun, bahkan setiap musim, alam dan jagad raya berganti, lalu diganti dengan alam dan jagad raya lain. Karena itu, di luar sana ada Sang Maha Kuasa yang menciptakan jagad raya ini dari ketiadaan, menciptakan alam baru setiap tahun, bahkan setiap musim, bahkan setiap hari. Ia memperlihatkan semua ini pada siapa pun yang memiliki kesadaran dan pemahaman, setelah itu Ia mencabut alam tersebut lalu digantikan-Nya dengan alam lain, yang saling terhubung satu sama lain melalui ikatan waktu. Dengan demikian, setiap musim semi yang laksana jagad raya yang selalu berganti seperti alam ini, juga merupakan mukjizat kuasa Sang Maha Kuasa yang menciptakan alam-alam baru dari ketiadaan seperti yang terpampang di hadapan mata kita.

Maka, Zat yang menciptakan dan mengganti banyak sekali alam setiap saat di alam raya ini, tentu Dialah yang menciptakan alam raya ini, dan tentu Dialah yang menjadikan alam dan permukaan bumi ini sebagai ruang tamu bagi para tamu agung tersebut.

Terkait “kemungkinan” (imkan), para ahli ilmu kalam menyatakan, “Kemungkinan memiliki dua sisi yang sama. Artinya, ketika ketiadaan dan keberadaan memiliki kesamaan, berarti harus ada sesuatu yang mengkhususkan, menguatkan, dan menciptakan, karena mustahil jika segala kemungkinan saling menciptakan satu sama 

465. Page

lain secara melingkar. Dengan demikian, di luar sana pasti ada Zat yang Wajib Ada yang menciptakan segala kemungkinan ini.”

Para ahli ilmu kalam membantah siklus dan pergantian seperti ini dengan duabelas dalil pasti yang disebut dengan sejumlah nama, seperti “dalil Arsy,”“dalil tangga,” dan lainnya. Mereka menjelaskan bahwa siklus tanpa ujung mustahil, mereka memutuskan lingkaran sebab-akibat, dan menegaskan keberadaan Zat yang Wajib Ada.

Sementara kami menyatakan, “Daripada memutuskan rangkaian sebab di ujung alam, menampakkan stempel khusus Sang Pencipta segala sesuatu tentu lebih kuat dan lebih mudah. Seluruh “Jendela” dan “al-Kalimat” menempuh metode ini berdasarkan luapan al-Qur’an. Meski demikian, dalil “kemungkinan” memiliki ruang yang luas tak terbatas, karena dalil ini menunjukkan keberadaan Zat yang Wajib Ada melalui sisi tak terbatas, tidak hanya sebatas memutuskan lingkaran tanpa ujung. Jalan luas dan besar yang ditempuh para ahli ilmu kalam ini mengarah pada pengetahuan akan Zat yang Wajib Ada melalui jalur tak terbatas. Jelasnya demikian:

Ketika wujud, sifat, dan durasi keberadaan segala sesuatu dalam kehidupan ini tidak jelas di antara berbagai kemungkinan tak terbatas, yakni jalan dan sisi yang banyak sekali, kita melihat segala sesuatu mengikuti jalan selamat dan lurus dari sisi keberadaan di balik sisi tak terbatas. Setiap sifat-sifatnya diberi bentuk tersendiri. Sifat-sifat dan segala kondisi yang terus berganti selama kehidupan segala sesuatu, juga diberikan kekhususan ini.

Dengan demikian, kehendak sesuatu yang mengkhususkan, memperkuat, dan menciptakan, itulah yang mendorong segala sesuatu menempuh jalan Allah Yang Maha Bijaksana di antara sekian banyak jalan tak terbatas, memberinya sifat-sifat dan kondisi-kondisi menawan yang tertata rapi, setelah itu Ia keluarkan sesuatu tersebut dari kesendirian dan Ia jadikan sebagai bagian dari materi tubuh yang tersusun dari berbagai bagian, sehingga kemungkinan-kemungkinannya kian banyak, karena bentuk yang sama mungkin saja ada ribuan jumlahnya dalam materi tersebut. Hanya saja, sesuatu tersebut diberi kondisi bermanfaat khusus di antara berbagai macam kondisi lain yang tidak memberikan manfaat, di mana sesuatu yang disertakan ini memiliki manfaat-manfaat penting dalam materi tersebut. 

466. Page

Selanjutnya, materi tersebut dijadikan bagian untuk materi lain, sehingga berbagai macam kemungkinan kian meningkat dan meningkat jumlahnya, karena bisa saja ada bentuk yang sama dengan jumlah ribuan kali. Meski demikian, materi tersebut diberi satu kondisi tertentu di antara sekian kondisi lain. Dengan kondisi ini, ia dipergunakan untuk menjalankan serangkaian tugas-tugas penting.

Setiap kali Anda mencermati permasalahan ini, Anda tentu memahami bahwa segala sesuatu mengetahui keberadaan Zat yang Wajib Ada yang mengatur dalam bentuk lebih pasti, juga memberitahukan bahwa segala sesuatu dituntun berdasarkan perintah Zat Maha Memerintahkan Yang Maha Mengetahui.

Sesuatu yang berada di dalam seluruh susunan ini, di mana masing-masing di antaranya merupakan materi di dalam jisim, atau bagian dari susunan lain dalam bentuk yang saling merasuk satu sama lain sebagai berikut:

Seperti halnya seorang prajurit memiliki tugas khusus, ikatan kuat dan pengabdian yang terorganisir di setiap regu, peleton, kompi, batalion dan divisi, seperti halnya sebuah sel di antara sekian banyak sel-sel biji mata Anda punya hubungan dengan mata Anda dan bekerja di sana, ia juga punya peran dan pengabdian di kepala Anda sebagai satu kesatuan secara keseluruhan. Jika satu sel ini mengalami kekeliruan sedikit saja, tentu kesehatan dan pengaturan tubuh mengalami kerusakan, bahkan di seluruh tubuh. Kondisi tertentu ini diberikan kepada satu sel tersebut sesuai hikmah Sang Pencipta di antara ribuan kemungkinan. Seperti itu pula dengan semua wujud yang ada di alam raya ini, masing-masing di antaranya secara esensi, sifat, dan keberadaannya secara khusus di antara sekian banyak jalur kemungkinan, bentuk yang bijak dan sifat-sifat yang berguna, seperti halnya semua ini bersaksi akan keberadaan Zat yang Wajib Ada, semuanya juga memberitahukan keberadaan Sang Pencipta melalui lisan lain di setiap susunan ketika masuk dalam susunan-susunan yang terangkai. Dalam setiap susunan, dari yang terkecil hingga yang terbesar, dari pusat ke samping, sesuai tugas dan pengabdiannya, bersaksi akan keharusan adanya Sang Pencipta Yang Bijak, berdasarkan ikhtiar dan kehendak-Nya. Sebab, yang memasukkan 

467. Page

sesuatu di dalam seluruh raga yang kompleks, dengan tetap menjaga hubungannya yang bijak, mustahil kecuali Dia adalah Pencipta seluruh susunan tersebut. 

Karena itu, satu obyek seakan diperkuat oleh ribuan lisan. Artinya, di luar sana terdapat banyak sekali kesaksian akan keberadaan Zat yang Wajib Ada dari sisi kemungkinan-kemungkinan, tidak hanya sebanyak wujud di jagad raya ini saja, tapi sebanyak bilangan sifat-sifat dan susunan-sunan semua wujud!

Wahai orang lalai! Atas nama Tuhanmu, jawab pertanyaan saya, bukankah orang yang tidak mendengarkan kesaksian-kesaksian yang memenuhi jagad raya ini adalah orang tuli dan idiot?!

 

Jendela Ketigapuluh Satu

 

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (Qs. al-Tin [95]: 4)

وَفِي الْأَرْضِ آيَاتٌ لِّلْمُوقِنِينَ وَفِي أَنفُسِكُمْ . أَفَلَا تُبْصِرُونَ

Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? (Qs. al-Dzariyat [51]: 20-21)

Jendela ini adalah jendela manusia, yaitu jendela diri. Penjelasan rinci jendela ini dari sisi jiwa kami alihkan ke kitab-kitab rinci karya ribuan para wali ahli tahqiq. Namun berikut ini akan kami singgung beberapa asas yang kami dapatkan sebagai ilham dari luapan al-Qur’an:

Seperti telah dijelaskan dalam “Kalimat Kesebelas,” manusia merupakan salinan menyeluruh. Sebab, Allah membuat manusia merasakan seluruh nama-nama-Nya yang indah melalui jiwa. Penjelasan rinci masalah ini kami alihkan ke risalah-risalah lain, dan berikut hanya akan kami singgung tiga poin saja:


468. Page

Poin Pertama:

Manusia adalah cermin nama-nama Ilahi melalui tiga aspek:

Aspek pertama: Seperti halnya kegelapan memperlihatkan cahaya di tengah malam, demikian juga manusia dengan kelemahan, ketidakberdayaan, kemiskinan, segala kebutuhan, kekurangan dan ketidakmampuannya, menunjukkan kuasa, kekuatan, kekayaan dan rahmat Sang Maha Kuasa. Melalui cermin ini, manusia menampakkan banyak sekali sifat Ilahi. Bahkan, hati nurani manusia selalu mencari titik sandaran untuk kelemahan dan ketidakberdayaan tak terbatas dalam dirinya untuk menghadapi musuh-musuh tak terbatas, seraya mengarah ke Zat yang Wajib Ada. Manusia mengarah dengan kondisi terdesak di balik kemiskinan tak terbatas, kebutuhan-kebutuhan tanpa ujung demi mencari titik sandaran untuk menghadapi berbagai tujuan tak terbatas. Nurani manusia melalui titik ini selalu berlindung di bawah naungan Sang Maha Kaya lagi Maha Penyayang, lalu mengangkat tangan permohonan melalui doa.

Karena itu, dari aspek titik sandaran dan titik memohon pertolongan, hati nurani manusia membuka dua jendela kecil menuju pintu rahmat Sang Maha Kuasa lagi Penyayang, dan melalui dua jendela ini, ia bisa melihat rahmat tersebut.

Aspek kedua: Mengingat manusia diberi sifat-sifat kecil, seperti ilmu pengetahuan, kemampuan, penglihatan, pendengaran, serta kekuasaan dan hukum yang merupakan teladan, ia menjalankan fungsi cermin bagi pengetahuan Sang Pemilik jagad raya, kemampuan, pendengaran, penglihatan, kekuasaan, dan rububiyah-Nya. Ia memahami dan mengenalkan sifat-sifat tersebut. Sebagai contoh:

Seperti halnya saya membangun sebuah rumah, saya mengenal dan melihat seperti apa bentuk bangunannya. Saya menguasai dan mengatur rumah tersebut. Demikian pula halnya dengan istana jagad raya yang amat besar ini, pasti ada yang membangun. Ia mengetahui, melihat, membangun, dan mengatur jagad raya ini. Dan begitu seterusnya.

Aspek ketiga: Manusia adalah cermin nama-nama Ilahi yang ukiran-ukirannya terlihat di sana. Seperti yang telah saya singgung sepintas di bagian awal “Mauqif 

469. Page

Ketiga” dari “Kalimat Ketigapuluh Tiga,” bahwa di dalam esensi manusia yang komplit ini terdapat lebih dari tujuhpuluh nama-nama yang terlihat jelas ukiran-ukirannya. Sebagai contoh:

Dari aspek penciptaannya, manusia menampakkan nama al-Shani’ dan al-Khaliq (Maha Pencipta). Dari aspek bentuknya yang sempurna, manusia menampakkan nama al-Rahman dan al-Rahim (Maha Pengasih lagi Penyayang). Dari aspek pendidikannya, manusia menampakkan nama al-Karim (Maha Mulia) dan al-Lathif (Maha Lembut). Dan begitu seterusnya. Seluruh bagian tubuh, segala perangkat yang ada, kelembutan, sisi-sisi maknawi, indera dan perasaan, manusia memperlihatkan beragam ukiran nama-nama yang berbeda. Seperti halnya di antara al-asma’ al-husna terdapat dua nama agung, seperti itu pula di balik ukiran nama-nama ini juga terdapat ukiran lebih agung, yaitu manusia.

Wahai manusia yang mengaku dirinya manusia, bacalah dirimu. Tanpa itu, kau akan menjadi manusia seperti hewan atau benda mati.

 

Poin Kedua:

Isyarat akan rahasia penting keesaan (ahadiyah):

Seperti halnya ruh manusia memiliki hubungan dengan jasad manusia secara keseluruhan karena ruh mendorong seluruh bagian tubuh untuk saling bahu-membahu, tak satu bagian tubuh pun menghalangi ruh untuk mengatur seluruh bagian tubuh, atau mendengar suara maknawi ruh, tidak pula untuk menuntaskan kebutuhan ruh, atau mengacaukan ruh. Sebab, ruh merupakan aturan perintah dan kelembutan rabbani yang diberi wujud luar berdasarkan perintah takwini yang menampakkan kehendak Ilahi. Bagi ruh, jauh dan dekat sama saja. Jika berkehendak, ruh bisa mengetahui seluruh bagian tubuh, merasa, dan mengatur. Bahkan, ketika meraih lebih banyak cahaya, ruh bisa melihat dan mendengar dengan seluruh bagian tubuh. Demikian pula halnya dengan Allah –milik Allah jua perumpamaan yang luhur. Mengingat ruh yang merupakan aturan perintah Allah yang menampakkan kondisi tersebut di dalam tubuh dan bagian-bagian tubuh manusia yang merupakan alam kecil, 

470. Page

maka segala perbuatan tak terbatas, gema tak terbatas, doa-doa tak terbatas, dan amalan-amalan tak terbatas, tentu sama sekali tidak memberatkan kehendak menyeluruh Zat yang Wajib Ada dan kuasa mutlak-Nya di alam raya ini yang merupakan alam terbesar. Tidak ada sesuatu pun yang menghalangi-Nya untuk melakukan sesuatu, tak ada sesuatu pun yang membuat-Nya sibuk atau kacau. Ia melihat semua itu sekaligus dan secara menyeluruh, mendengar seluruh suara dalam saat yang bersamaan, dekat maupun jauh tidak berbeda bagi-Nya. Jika berkehendak, Ia menggiring semua itu untuk menolong salah satu di antaranya. Ia mampu melihat segala sesuatu dengan seluruh bagian-bagiannya, mendengar semua suaranya, mengetahui segala sesuatu dengan segala urusannya, dan begitu seterusnya.

 

Poin Ketiga:

Kehidupan memiliki esensi sangat penting dan tugas mulia. Penjelasan rinci permasalahan ini sudah dipaparkan dalam “Jendela Kehidupan” dan “Kalimat Kedelapan” dari “Catatan Keduapuluh,” untuk itu kami alihkan penjelasan masalah ini ke risalah-risalah tersebut. Kami cukup mengingatkan sebuah poin berikut:

Ukiran-ukiran membaur yang memancarkan bentuk-bentuk perasaan dan kelembutan yang mengisyaratkan banyak sekali nama dan sifat Allah, merupakan cermin bagi sifat-sifat Zat Yang Maha Hidup yang Abadi Esensial dalam bentuk yang amat jelas.

Penjelasan rahasia ini belum tiba waktunya bagi mereka yang tidak mengenal Allah, tidak pula bagi mereka yang tidak mempercayai keberadaan-Nya secara sempurna. Karena itu, masalah ini tidak bisa kami bahas saat ini.

 


471. Page

Jendela Ketigapuluh Dua

 

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ . وَكَفَىٰ بِاللَّهِ شَهِيدًا

Dia-lah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi. (Qs. al-Fath [48]: 28)

قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ

وَيُمِيتُ يُحْيِي إِلَّاهُوَ لَاإِلَٰهَ 

Katakanlah, “Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan.” (Qs. al-A’raf [7]: 158)

 

Jendela ini adalah jendela junjungan kita, Muhammad S.a.w, yang merupakan mentari risalah langit, bahkan mentari segala mentari.

   Jendela yang terang, agung, dan bercahaya ini, secara tuntas sudah dibahas sejauh mana cahaya dan kejelasannya dalam “Kalimat Ketigapuluh Satu” yang merupakan risalah Mi’raj, “Kalimat Kesembilan Belas” yang merupakan risalah Nubuwah Muhammad, dan “Catatan Kesembilan Belas” dengan sembilan belas isyaratnya. Kita dapat mengingat kembali penjelasan dalam kedua kalimat tersebut, juga catatan kesembilan belas beserta sembilan belas isyaratnya. Kami alihkan penjelasannya ke sana. Dan penjelasan berikut ini kami rasa sudah cukup:

Rasulullah S.a.w merupakan bukti yang menuturkan tauhid, menampakkan dan menyampaikan keesaan dengan sekuat tenaga di seluruh kehidupan beliau dengan sayap risalah dan kewalian; maksudnya dengan kekuatan berisi ijma’ seluruh nabi yang ada sebelumnya, dan ijma’ ini mencapai tingkatan mutawatir, juga berdasarkan kemutawatiran para wali dan orang-orang terbaik yang muncul setelah beliau yang mencapai tingkatan mutawatir hingga ke tingkatan ijma’, membuka jendela terang bercahaya yang amat luas seluas dunia Islam mengarah ke makrifatullah. Melalui 

472. Page

jendela ini jutaan para ahli tahqiq, orang-orang terbaik dan shiddiqun seperti Imam Ghazali, Imam Rabbani, Syaikh Muhyiddin Ibnu Arabi, dan Syaikh Abdul Qadir Jailani menatap. Juga membuat yang lain-lain menatap melalui jendela ini.

Lantas adakah kiranya tirai yang bisa menutupi jendela ini? Apakah orang yang menaruh rasa curiga dan tidak menatap melalui jendela ini masih memiliki akal? Silahkan kau putuskan sendiri!

 

Jendela Ketigapuluh Tiga

 

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنزَلَ عَلَىٰ عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَل لَّهُ عِوَجًا قَيِّمًا

Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Kitab (Al-Qur’an) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya; sebagai bimbingan yang lurus. (Qs. al-Kahfi [18]: 1-2)

الر . كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَىٰ صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ

Alif, lam ra. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. (Qs. Ibrahim [14]: 1)

Renungkan seluruh jendela yang sudah disampaikan sebelumnya. Itu semua tidak lain hanya beberapa tetes air dari samudera al-Qur’an. Selanjutnya, Anda bisa mengetahui sejauh mana cahaya-cahaya tauhid laksana air kehidupan yang ada di dalam al-Qur’an. Bahkan andai kita memperhatikan al-Qur’an yang merupakan sumber dan asas seluruh jendela tersebut secara garis besar saja dan dalam bentuk yang amat sederhana, kita tetap menemukan sebuah jendela menyeluruh yang amat terang bercahaya.

Penjelasan tentang sejauh mana cahaya, penerangan dan kekuatan jendela ini kami alihkan ke risalah “Kemukjizatan al-Qur’an” yang merupakan “Kalimat Keduapuluh Lima” dan “Isyarat Kedelapan Belas” dari “Catatan Kesembilan Belas.”


473. Page

Mari sama kita memohon kepada Arsy rahmani, berdoa untuk rasul yang menyampaikan al-Qur’an kepada kita:


رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. (Qs. al-Baqarah [2]: 286)

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً . إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha pemberi (karunia). (Qs. Ali ‘Imran [3]: 8)

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا . إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. (Qs. al-Baqarah [2]: 127)


وَتُبْ عَلَيْنَا . إِنَّكَ أَنتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (Qs. al-Baqarah [2]: 128)

 

Perhatian:

Catatan Ketigapuluh Tiga ini memiliki tigapuluh tiga jendela yang mendorong siapa pun yang tidak punya iman untuk beriman kepada Allah. Insya Allah, ia memperkuat iman orang lemah iman, membuat iman pemilik iman yang kuat atau iman ikut-ikutan menjadi iman tahqiqi, memperluas iman pemilik iman tahqiqi, meningkatkan keleluasaan iman tentang makrifatullah yang merupakan sumber seluruh kesempurnaan dan asas hakikat, membukakan pandangan yang jauh lebih terang dan bercahaya.

Karena itu, Anda jangan katakan bahwa satu jendela sudah cukup, karena ketika akal Anda menerima bagian, hati Anda juga menginginkan bagian, ruh Anda juga meminta bagian, bahkan khayalan Anda juga meminta bagian dari cahaya itu. Karenanya, setiap jendela memiliki manfaat-manfaat tersendiri.


474. Page

Lawan bicara asli “Risalah Mi’raj” adalah orang mukmin, sementara orang munafik adalah lawan bicara di tingkatan kedua sebagai pendengar. Adapun dalam risalah ini, yang menjadi lawan bicara adalah pengingkar, dan yang mendengar adalah orang mukmin. Karena itu, Anda perlu memperhatikan catatan ini saat membaca risalah ini.

Sayangnya, catatan ini ditulis dengan cepat karena sebab penting, karenanya sampai saat ini masih berupa coretan. Maka, dalam pemaparan catatan pribadi saya ini, tentu ada kekurangan dan ketidakjelasan. Saya mohon saudara sekalian berkenan memaafkan, memberikan koreksi sebisanya, dan doakan semoga saya mendapat ampunan.


السلام على من إتبع الهدى،والملام على من اتبع الهوى

Kesejahteraan semoga terlimpah pada siapa yang mengikuti petunjuk,

dan celaan semoga menimpa siapa yang mengikuti hawa nafsu.

 

سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا . إِنَّكَ أَنتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ

Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Qs. Al-Baqarah: 32)


اللهم على من أرسلته رحمة للعالمين وعلى آله وصحبه وسلم آمين

Ya Allah! Limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepada Rasul yang Kau utus sebagai rahmat bagi seluruh alam, keluarga dan para sahabatnya.

Suatu hari di bulan Ramadhan selepas ashar, saya membaca kasidah al-Asma’ al-Husna karya Syaikh Jailani. Lalu muncul keinginan dalam diri saya untuk menulis munajat al-Asma’ al-Husna, tapi hanya ini yang tertulis: “Kalau saya ingin menulis untaian kata seperti munajat al-Asma’ al-Husna karya Syaikh saya, tentu tidak mungkin, karena saya tidak punya kepandaian untuk membuat bait-bait syair dan saya tidak bisa,” hingga sampai saat ini pun tetap berbentuk kurang.


هو الباقي

Dialah Yang Abadi


475. Page

حكيما لقضايا نحن في قبض حكمه  هوالحكم العادل له الأرض والسماء

عليما لخفايا والغيوب في ملكه     هوالقادرالقيوم له العرش والثراء

لطيفا لمزايا والنقوش في صنعه   هوالفاطرالودود له الحسن والبهاء

جليلا لمرايا والشؤون في خلقه    هوالملك القدوس له العزوالكبرياء

بديعا لبرايا نحن من نقش صنعه  هوالدائم الباقي له الملك والبقاء

كريما لعطايا نحن من ركب ضيفه هوالرزاق الكافي له الحمد والثناء

جميلا لهدايا نحن من نسج علمه  هوالخالق الوافي له الجودوالعطاء

سميعا لسكايا والدعاء لخلقه       هوالكريم الشافي له الشكروالثناء

غفورالخطايا والذنوب لعبده     هوالغفارالرحيم له العفووالرضاء

Penentu segala keputusan, kami berada dalam genggaman putusan-Nya

Dialah Hakim Maha Adil, bumi dan langit adalah kepunyaan-Nya

Maha mengetahui segala rahasia dan hal-hal gaib yang ada di dalam kekuasaan-Nya

Dialah Maha Kuasa, tiada pernah berhenti mengurus makhluk, Arsy dan kekayaan adalah kepunyaan-Nya

Memiliki keistimewaan-keistimewaan dan ukuran-ukiran lembut di balik ciptaan-Nya

Dialah Maha Pencipta lagi Pengasih, keindahan dan keelokan adalah kepunyaan-Nya

Cermin dan sifat-sifat-Nya mulia di balik ciptaan-Nya

Dialah Maha Raja lagi Maha Suci, keperkasaan dan kebesaran adalah kepunyaan-Nya

Pencipta manusia, kami ini adalah ukiran ciptaan-Nya

Dialah Maha Kekal Abadi, kerajaan dan keabadian adalah kepunyaan-Nya

Mulia pemberian-Nya, kami ini adalah rombongan tamu-Nya

Dialah Maha Pemberi rizki yang mencukupi, pujian dan sanjungan adalah kepunyaan-Nya

Indah hadiah-hadiah-Nya, kami ini adalah sulaman ilmu-Nya

Dialah Maha Mulia lagi Maha Menyembuhkan, puji syukur adalah kepunyaan-Nya

Dialah Maha Pencipta lagi memenuhi janji, kemurahan dan pemberian adalah kepunyaan-Nya

Maha mendengar segala pengaduan dan doa makhluk 


476. Page

Dialah Maha Mulia lagi Maha Menyembuhkan, puji syukur adalah kepunyaan-Nya

Maha mengampuni segala kesalahan dan dosa-dosa hamba-Nya

Dialah Maha Pengampun lagi Penyayang, ampunan dan ridha adalah kepunyaan-Nya

 

 


477. Page

Diskusi-diskusi

المناظرات

Sebuah resep medis

Untuk sebuah benua besar yang tidak beruntung

Untuk sebuah negara terhormat yang bernasib tidak baik

Untuk sebuah bangsa mulia yang tidak memiliki pelindung

 

Atau:

 

Diskusi-diskusi Badiuzzaman

 

Karya:

Badiuzzaman Sa’id Nursi

 

 

 

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

 

Bagian dari jawaban-jawaban Sa’id lama atas sejumlah pertanyaan yang diajukan oleh kaum kerabat empatpuluh lima tahun silam.

 

Tanya:

Yang penting agama selamat. Kami tidak peduli apa pun yang terjadi setelah itu.

Jawab:

Islam laksana matahari, tak padam kala ditiup. Islam laksana siang hari, tidak berubah menjadi malam yang gelap dengan menutup mata. Siapa menutup mata, hanya dia seorang diri yang melihat dunia ini gelap.


478. Page

Apakah kiranya bertumpu pada seorang sultan pecundang dan malang, atau pada sejumlah pejabat penjilat, atau sejumlah tentara bodoh yang tidak punya nalar, dan meninggalkan penjagaan agama, lebih baik dan lebih utama, ataukah bertumpu pada kehormatan tiang yang bercahaya (Risalah al-Nur); pedang emas yang berasal dari perpaduan percikan-percikan api yang terang milik kehormatan Islam, bersumber dari perpaduan kilauan-kilauan cahaya Ilahi yang merupakan kasih sayang keimanan yang terselip di dalam hati setiap orang, dan yang merupakan sumber segala syiar Islam yang menopang pemikiran kalangan luas umat?! Silahkan Anda bandingkan sendiri.

Tiang cahaya ini[1] akan menjaga agama dengan penuh kehormatan, dengan mata yang selalu mengawasi, dan dengan pundak kemuliaannya. Seperti yang kalian lihat, kilauan-kilauan yang tersebar luas mulai bersinar semarak, dan sedikit demi sedikit akan menarik banyak orang. Seperti yang tertera dalam ilmu hikmah,[2] bahwa perasaan dan kesadaran agama –khususnya kalimat agama fitrah- sangat membekas, putusannya luhur dan pengaruhnya kuat.

 

Kesimpulan:

Orang yang tidak bergantung pada orang lain, tentu harus memulai dari diri sendiri. Berikut saya buatkan sebuah perumpamaan:

Misalkan kalian orang-orang pedalaman yang nomaden, dan modal orang pedalaman yang nomaden adalah kambing seperti yang kalian ketahui. Masing-masing dari kalian menitipkan sebagian kambing kepada seorang pengembala. Ternyata si pengembala ini pemalas, pembantunya juga sembrono, anjing-anjing penjaganya juga tidak bisa apa-apa. Kalau kalian mengandalkan pengembala seperti ini secara total, kalian tidur di rumah dengan nyenyak sekali, kalian biarkan kambing-kambing kalian yang malang itu berada di antara serigala-serigala lalim, di tengah-tengah para pencuri dan petaka, apa ini yang namanya lebih baik? Atau bukankah masing-masing dari kalian mengetahui si pengembala ini tidak punya kecakapan, lalu meninggalkan tidur

[1] Saya merasakan dengan Risalah al-Nur, hingga menjawab soal itu dengan tiga halaman,namun tirai politik telah memberi warna lain padanya.

[2] Filsafat, maksudnya




479. Page

kelalaian, selanjutnya pergi meninggalkan rumah bak seorang pahlawan, dan menjaga kambing-kambing itu, lalu kalian membentuk seribu penjaga kambing-kambing, untuk menggantikan seorang pengembala tadi, sehingga tak akan ada seekor serigala atau pencuri pun yang berani-berani mencuri?

Bukankah rahasia ini membuat para pencuri Mamah Khauran[1] bertaubat dan membuat mereka menjadi orang-orang sufi?

Ruh-ruh kalian ingin menangis dan salah seorang di antara mereka terpicu untuk menangis. Maka menangislah!

Ya, ya, andai pun nyamuk dan lebah berhenti mendengung, kalian tidak boleh lemah semangat dan jangan menyesal, karena musik Ilahi yang menggerakkan seluruh rahasia hakikat, mendorong jagad raya menari dengan lagu-lagunya tanpa pernah lelah dan terhenti, bahkan terus bergemuruh dan menggema.

Sultan azali yang merupakan sultan pada sultan dan raja diraja, memenuhi alam raya ini dengan musik Ilahi yang disebut al-Qur’an, hingga menggema di kubah langit, mengingat di otak para ulama, syaikh, dan para khatib, hati mereka dan mulut mereka laksana gua-gua. Gema ini kemudian memantul dari lisan-lisan mereka, lalu mengalir dan mengguncang dunia dengan beragam gema hingga menciptakan suatu wujud, membuat kitab-kitab Islami laksana senar-senar mandolin, lalu setiap senar mengumandangkan satu jenis musik Ilahi itu.

Karenanya, siapa yang tidak mendengar gema langit dan ruhani Ilahi ini dengan telinga hati, atau tidak mau mendengarkan, apa kiranya ia bisa mendengar gumaman seorang pemimpin seperti nyamuk, atau suara mendidih para pejabat pemerintah laksana lalat itu?!

 

Kesimpulan:

 Seseorang yang mengkhawatirkan agama karena revolusi-revolusi politik memiliki bagian lemah dalam agama, selemah sarang laba-laba. Kebodohan membuatnya takut. Tradisi membuatnya resah. Ia kira kebahagiaannya terletak di tangan pemerintah

[1] Salah satu suku Kurdi.




480. Page

semata karena hilang kepercayaan diri, hidup lemah, hingga hati dan akal pun membayangkan berada di dalam kantong uang pemerintah, sehingga ia merasa takut.

 

Tanya:

Orang lain tidak mengatakan seperti yang Anda katakan. Mereka justru mengatakan bahwa al-Mahdi akan muncul, sebab dunia kini kacau karena sudah tua renta. Islam terguncang karena kedengkian yang berkembang dan persaingannya?

Jawab:

Jika al-Mahdi buru-buru muncul dan benar-benar datang, segeralah. Silahkan saja muncul sekarang, karena saat dan situasinya sudah tepat, bukannya tidak pas seperti yang kalian kira. Bunga-bunga indah merekah di musim semi, sehingga rahmat Ilahi bisa saja mengakhiri kesengsaraan umat ini.

Siapa yang menyatakan bahwa zaman sekarang sudah rusak secara keseluruhan dan cenderungke masa lalu, berarti ia menyandarkan keburukan-keburukan masa lalu yang muncul karena pelanggaran terhadap Islam, kepada Islam itu sendiri seperti yang dikira sebagian orang Eropa.

 

Tanya:

Siapa gerangan yang mengacaukan fikiran dan tidak menghargai “kebebasan” dan konstitusi (masyruthiyyah)[1]?

Jawab:

Sebuah organisasi[2] yang dibentuk sejumlah orang di bawah kepemimpinan Agha “si bodoh,” Afandi “si lalim,” Bek “si buruk niat,” Pasha “si pembalas,” yang mulia “taqlid,” dan si ustadz “banyak bicara.” Inilah yang melukai permusyawaratan yang merupakan sumber kebahagiaan kita.


[1] Perundang-undangan yang diumumkan Parlemen di masa Daulah Utsmaniyah. Dengan diberlakukannya konstitusi baru ini, Perdana Menteri bertanggungjawab pada Parlemen, bukan pada Sultan. Selain itu, Parlemen juga berhak menetapkan undang-undang. Sultan Abdul Majid mengumumkan konstitusi dua kali, pertama di masa awal pemerintahannya pada tahun 1877, berupa konstitusi pertama, dan kedua pada tahun 1908 berupa konstitusi kedua.

[2]Suatu nubuat yang memberitahukan – terkait informasi tentang Perkumpulan Gerakan Mason dan Dunema – tentang pemerintahan yang akan berkuasa dengan kediktatoran mutlak selama masa empat abad (Penulis).




481. Page

Mereka yang bergabung dengan organisasi ini tidak mau mengorbankan barang satu dirham pun demi seribu lira keuntungan rakyat. Mereka mendapatkan keuntungan tidak peduli harus merugikan banyak orang. Mereka menakwilkan segala sesuatu dengan penakwilan-penakwilan tanpa aturan. Mereka menyatakan siap berkorban nyawa demi rakyat, padahal mereka tidak mau, bahkan mengorbankan keinginan untuk membalas dan mendengki seseorang. Mereka mengeluarkan pemikiran-pemikiran tak masuk akal, seperti kepemimpinan mutlak dan kemerdekaan yang merupakan pendahuluan bagi munculnya kerajaan-kerajaan kecil, atau republik dalam arti kediktatoran mutlak.

Mereka inilah yang berbuat semena-mena dan mendengki, sehingga tidak mampu menerima ampunan dan kenyamanan bersama yang merupakan modal pertama bagi kebebasan dan perundang-undangan, karena fikiran dendam yang ada di dalam benak mereka. Tidak heran jika mereka menyerang senar-senar rakyat yang amat sensitif agar mereka bergejolak, lalu setelah itu mereka dihukum agar para penguasa lalim bisa melampiaskan dendam kesumat.

 

Tanya:

Mengapa Anda mengira mereka semuanya rusak? Nyatanya, mereka menginginkan kebaikan untuk kami.

Jawab:

Tidak ada perusak yang mengatakan terus terang, “Aku ini perusak!” Perusak memang selalu berpura-pura menampakkan diri sebagai orang baik dan reformis, atau menilai kebatilan sebagai kebenaran.

Ya. Tak seorang pun mencela hasil karyanya sendiri. Karena itu, jangan mengambil apa pun sebelum diletakkan di atas batu uji dan setelah ditimbang, karena tidak sedikit kata-kata palsu yang menembus pasar. Bahkan kata-kata saya ini pun jangan kalian terima begitu saja hanya karena baik sangka kalian bahwa kata-kata tersebut adalah kata-kata saya. Terkadang saya pun perusak, atau merusak karena kelalaian.


482. Page

Karena itu, jangan memberi ruang untuk setiap kata yang masuk ke dalam hati. Biarkan kata-kata yang saya katakan pada kalian tetap berada di dunia khayalan, lalu letakkan kata-kata saya di atas batu uji terlebih dulu. Jika terlihat emas, maka jagalah kata-kata itu di dalam hati. Namun jika terlihat tembaga, maka silahkan kalian pergunjingkan, silahkan kalian layangkan tudingan-tudingan di balik kata-kata itu, usirlah dan kembalikan kata-kata itu kepada saya.

Tanya:

Mengapa Anda berburuk sangka pada dugaan baik kami? Para sultan dan pemerintahan sebelumnya tidak mampu menghalangi Anda dari kebenaran. Para anggota organisasi Pemuda Turki[1] tidak mampu menundukkan Anda sehingga Anda hanyut dan bersikap mencari muka terhadap mereka. Mereka memenjarakan Anda, bahkan bermaksud untuk menggantung Anda, namun Anda tetap tidak mau merendahkan diri di hadapan mereka. Anda hadapi mereka dengan jantan. Mereka bermaksud memberikan gaji besar untuk Anda, tapi Anda tolak. Dengan demikian, Anda tidak berbicara atas nama mereka, tapi Anda hanya bergabung dengan barisan kebenaran.

Jawab:

Ya, orang yang mengetahui kebenaran tidak akan mengorbankan kebenaran itu untuk apa pun juga, karena kedudukan kebenaran amat tinggi dan luhur, tidak boleh dikorbankan untuk apa pun. Saya tidak menerima dugaan baik kalian pada saya, karena kalian kadang berbaik sangka kepada seorang perusak atau penipu. Perhatikan dalilnya, dan perhatikan akibat buruk orang yang kalian kira baik.

Tanya:

Bagaimana kami bisa mengetahui hal itu? Kami ini orang-orang awam dan bodoh. Kami hanya mengikuti ahlul ilmi seperti Anda?

Jawab:

Memang benar, kalian termasuk kalangan awam, bukan ulama. Tapi kalian adalah orang-orang berakal. Ketika anggur kering (kismis) dibagi untuk seseorang di antara

[1] Organisasi Pemuda Turki adalah persatuan dari banyak organisasi yang secara lahiriah mendukung reformasi birokrasi Daulah Utsmaniyah.




483. Page

kalian, dia bisa saja mengakali saya dengan kecerdikan yang ia punya. Dengan demikian, kebodohan kalian bukan uzur. Bagian pohon yang membedakan satu sama lain adalah buahnya, maka perhatikanlah buah-buah fikiran saya dan buah fikiran mereka itu, salah satunya nyaman dan patuh, sementara yang satunya lagi memungkinkan perbedaan pandangan dan bahaya.

Berikut akan saya buatkan sebuah perumpamaan lain:

Sebuah api terlihat di tengah padang luas, lalu saya mengatakan benda tersebut cahaya. Andai pun benda tersebut benar-benar api, tetap saja merupakan tingkatan lemah sisa api sebelumnya. Namun mari kita duduk mengelilingi api ini, mari kita saksikan dan memanfaatkan api ini agar tingkatan api terkoyak, sehingga kita bisa memetik manfaat. Jika benda ini cahaya, berarti kita jelas bisa memanfaatkannya seperti yang saya katakan. Dan jika benda ini api seperti yang mereka katakan, begitu kita menggerakkan benda tersebut, kita pasti terbakar.

Mereka mengatakan bahwa benda tersebut adalah api yang menyala-nyala. Andai pun cahaya, api ini akan membutakan hati dan mata mereka. Kala cahaya kebahagiaan[1] muncul di dunia yang mereka sebut sebagai api, api itu tidak akan pernah padam,[2] bahkan meski disiram darah jutaan umat manusia satu geriba demi satu geriba laksana air. Bahkan, selama dua tahun belakang ini, mereka berusaha sekali dua kali memadamkan api kebahagiaan ini. Namun bukan api ini yang padam, tapi nyawa mereka yang padam.

 

Tanya:

Anda bilang itu bukan api, tapi saat melihatnya sekarang ini, Anda bilang bahwa itu api?

Jawab:

Ya, cahaya adalah api bagi mereka yang celaka dan buruk.


[1] Di sini saya pun merasakan dengan Risalah al-Nur, tetapi sekali lagi karena ia dipandang dari balik tabir politik maka bentuk hakikinya berubah (Penulis).

[2] Kezaliman ini dibenarkan oleh suatu golongan yang membenci Sa’id selama duapuluh lima tahun dengan memadamkannya. (Penulis) 




484. Page

Tanya:

Lantas bagaimana pandangan kita terhadap orang-orang mulia dari kelompok tersebut? Mereka orang-orang baik.

Jawab:

Banyak orang baik berbuat keburukan, sementara mereka mengira bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya.

 

Tanya:

Bagaimana keburukan bisa muncul dari kebaikan?

Jawab:

Mencari sesuatu yang mustahil adalah perlakuan tidak baik terhadap jiwa. Pemerintahan yang terbentuk dari para pendosa, tidak mungkin menjadi pemerintahan yang terjaga dari kesalahan dan kekeliruan secara keseluruhan. Dengan demikian, tidak mungkin jika menilai pemerintah lebih banyak memiliki kebaikan daripada keburukan, atau tidak memiliki keburukan apa pun.

Secara pribadi, saya menganggap mereka yang berambisi meraih kekuasaan yang tak bersalah, adalah para teroris dan pembuat onar. Sebab, andai seseorang di antara mereka hidup selama seribu tahun, dan ia anggap berbagai macam bentuk pemerintahan bisa diterapkan, tentu ia takkan memilih satu pun di antara semua bentuk pemerintahan tersebut berdasarkan pandangan khayalan dalam dirinya, dan tentu ia lebih condong untuk melakukan pengrusakan berdasarkan pandangan tersebut, juga berusaha akan merusak konsep tersebut.[1]

Karena itu, para anggota organisasi Pemuda Turki yang mengira orang-orang serupa seperti mereka sebagai orang-orang rusak dan jahat, pasti menganggap mereka para teroris, pembuat onar, dan suka merusak.

 


[1] Menginformasikan tentang revolusi Kemalis dalam artinya yang komunistis dan teroris, seolah-olah dia melihat penyembahan sapi dan orang-orang Yahudi Dönmeh. (Penulis)




485. Page

Tanya:

Mungkin mereka menginginkan situasi lama?

Jawab:

Saya akan menyampaikan kata-kata singkat, hafalkan kata-kata ini:

“Mustahil jika kondisi terus berjalan seperti ini, karena kondisi pasti berubah menjadi baru, atau mungkin kondisi yang lama lenyap.” Karena pemerintahan ini pemerintahan Islam, rakyat yang berkuasa juga muslim, asas utama dan landasan politik pemerintahan ini adalah undang-undang, “Agama negara adalah Islam,” maka tugas kami adalah menjaga asas ini, karena itulah asas kehidupan umat kami.

 

Tanya:

Berdasarkan pernyataan Anda, kami memahami bahwa pemerintahan akan terus mengabdi untuk Islam dan agama?

Jawab:

Tentu saja. Tujuan pemerintahan –kecuali bagi sebagian orang-orang atheis dungu– meski jauh dan samar, adalah memperkuat rangkaian nurani Islam yang menjadikan tigaratus juta umat manusia laksana satu tubuh berdasarkan rahasia ukhuwah iman dan demi menjaga rangkaian tersebut, karena asas inilah yang menjadi titik sandaran.

Ketika tetesan hujan dan kilauan cahaya dibiarkan bertebaran, itu akan cepat mengering dan meredup. Namun Yang Maha Berlimpah secara mutlak dari sisi azali berpesan kepada kita, “Dan janganlah kamu bercerai berai” (لاتتفرقوا),dan “Janganlah kamu berputus asa”(لاتقنطوا) agar kita tidak padam atau lenyap.

Ya, enam arah mata angin berteriak menggemakan, “Janganlah kamu berputus asa”(لاتقنطوا).

Kondisi darurat, ketertarikan, kecenderungan, pengalaman, komunikasi, dan perulangan, akan menjadikan tetesan-tetesan dan kilauan-kilauan tersebut saling bersalaman, dan akan melipat jarak di antaranya, sehingga akan membentuk sebuah telaga air kehidupan, listrik bercahaya yang menerangi seluruh dunia. Sebab, indahnya 

486. Page

kesempurnaan adalah agama, agama adalah cahaya kebahagiaan, meningkatkan perasaan dan menyelamatkan nurani.[1]

 

Tanya:

Sekarang kami ingin bertanya tentang kebebasan. Apa sebenarnya kebebasan itu sehingga banyak sekali penafsiran saling bertubrukan? Dan melalui kebebasan, manusia memimpikan banyak hal aneh?

 

Jawab:

Pertanyaan ini hanya bisa dijawab dengan baik oleh orang yang diikat segala sesuatunya, sampai ke mimpi-mimpinya, dan meninggalkan apa pun demi kebebasan selama duapuluh tahun lamanya.

 

Tanya:

Banyak yang memberikan penafsiran sangat tidak baik seputar kebebasan. Sampai-sampai mereka menyatakan bahwa meski seseorang melakukan kefasikan dan perbuatan hina, silahkan saja dilakukan, asal tidak merugikan orang lain. Apa benar seperti itu?

 

Jawab:

Mereka ini tidak menafsirkan apa itu kebebasan, tapi memperlihatkan dengan jelas kefasikan dan perbuatan tercela, lalu mereka berceloteh dengan berbagai alasan kekanak-kanakan, karena kebebasan lembut dihiasi dengan etika syariat. Tanpa itu, kebebasan untuk melakukan kefasikan, dan perbuatan-perbuatan tercela, itu bukan namanya kebebasan, tapi kebinatangan, kesewenang-wenangan demi setan, dan tawanan nafsu amarah.

Kebebasan adalah hasil dari atom-atom kebebasan seluruh individu, dan kebebasan tidak membahayakan diri Anda, atau orang lain.


[1] Jangan tergesa-gesa, di dalamnya terdapat isyarat-isyarat seperti kode teka-teki (Penulis).




487. Page

كمال الحرية ألا يتفرْعَنَ وألاّيستهزئَ بحرية غيره ... إن المراد حقٌّ، لكن المجاهدة ليست في سبيلها

“Kesempurnaan kebebasan adalah tidak bersikap semena-mena dan tidak memperolok-olok kebebasan orang lain. Maksudnya benar, tapi mujahadah tidak dilakukan untuk itu.”[1]

 

Tanya:

Ada sejumlah orang yang memberikan penafsiran berbeda dengan penafsiran Anda. Selain itu, aksi-aksi sekelompok organisasi Pemuda Turki memberikan penafsiran-penafsiran tidak baik, karena sebagian di antara mereka tidak berpuasa di bulan Ramadhan, minum minuman keras, dan tidak shalat. Lantas bagaimana orang-orang yang mengkhianati perintah Allah seperti ini bisa tulus untuk bangsa dan umat?

 

Jawab:

Ya, ya, kalian benar. Hanya saja kehormatan dan praktek nyata adalah dua hal berbeda. Ketika hati dan nurani tidak dihiasi dengan keutamaan-keutamaan Islam, tentu tak bisa diharapkan adanya kehormatan, kesetiaan, dan keadilan hakiki menurut hemat saya.

Namun, karena tindakan tulus dan tindakan pura-pura adalah dua hal yang berbeda, maka orang fasik bisa saja mengembala kambing dengan pandai, orang pemabuk bisa saja mereparasi jam dengan sempurna. Tapi saat ini, orang-orang yang menyatukan antara keshalihan dan keahlian, atau dengan kata lain, antara keutamaan dan kehormatan, antara cahaya hati dan cahaya fikiran, tidak menahan diri untuk meraih jabatan. Dengan demikian, harus dipilih salah satu: keahlian saja atau keshalihan saja. Dalam hal pekerjaan, keahlian yang lebih diperkuat.

Orang-orang yang tidak shalat dan para pemabuk, mereka bukan para pemuda Turki, tapi mereka adalah orang-orang buruk Turki. Artinya, mereka adalah orang-

[1] Jangan tergesa-gesa, kalimat ini bermakna bahwa pemilik koran “al-Mizan”, Murad, itu benar. Sedangkan pemimpin redaksi koran “Tinnitus”, Husain Jahid, itu salah. (Penulis) 




488. Page

orang Turki yang rusak dan buruk. Mereka adalah kalangan Rafidhah dalam Pemuda Turki, karena segala sesuatu pasti ada golongan Rafidhah-nya. Para Rafidhah-nya kebebasan adalah orang-orang bodoh.

Wahai orang-orang Turki dan Kurdi! Bersikaplah adil. Haruskah mengingkari sebuah hadits ketika ditakwilkan orang Rafidhah secara keliru, atau diamalkan secara keliru, ataukah si Rafidhah ini kita salahkan dan kita jaga kemuliaan hadits?

Kebebasan artinya tak ada seorang pun yang menerapkan hukum pada seseorang selain undang-undang keadilan dan bukan hukuman. Hak-hak siapa pun tetap terjaga, masing-masing tetap bebas bergerak sesuai aturan secara mutlak, dan meraih rahasia larangan:

وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِّن دُونِ اللَّهِ

Dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah. (Qs. Ali ‘Imran [3]: 64)

 

Tanya:

Kalau begitu, berarti sejak dulu kita sudah memiliki kebebasan, karena kebebasan kita lahir kembar bersama kita? Silahkan saja orang lain bersuka cita, tidak perlu mempedulikan kami.

 

Jawab:

Ya, keinginan akan kebebasan membuat kalian rela memikul banyak sekali beban berat yang sulit untuk kalian tanggung. Faham kalian yang keras dan terkucil, membuat kalian tidak lagi memerlukan gemerlap peradaban yang berkilau. Namun, wahai orang pedalaman nomaden, yang kalian miliki baru separuh kebebasan, separuhnya lagi adalah tidak merusak kebebasan orang lain.

Kebebasan yang menerima kehidupan seadanya dan berbaur dengan suasana liar adalah kebebasan ala binatang-binatang yang bertetangga dengan kalian di pegunungan, persis seperti kondisi yang kalian jalani. Jika hewan-hewan liar mendapatkan kenikmatan dan hiburan, itulah kebebasan mereka.


489. Page

Kebebasan yang seterang matahari, yang dirindukan oleh setiap jiwa dan sepadan dengan esensi kemanusiaan, adalah kebebasan yang berada di istana peradaban bahagia, berhias dengan riasan makrifat, nilai, dan Islam.

Tanya:

Apa kata Anda? Ada yang bilang terkait kebebasan yang Anda puji, “Kebebasan adalah kebebasan dengan neraka, karena kebebasan ini khusus untuk orang-orang kafir?” (بالكفَّار تختصُّ لأنها بالنار حَرِيَّة الحُرِّيةُ).

Jawab:

Si penyair malang yang mengemukakan kata-kata tersebut mengira bahwa kebebasan adalah seperti gaya hidup balsev dan faham libertinisme. Sama sekali tidak seperti itu, karena kebebasan hakiki memunculkan kebebasan yang mengarah kepada manusia dan ubudiyah untuk Allah.

Saya melihat banyak sekali orang yang menyerang Sultan Abdul Hamid, lebih dari yang pernah dilakukan oleh orang-orang merdeka.[1] Mereka menyatakan Sultan Abdul Hamid jahat karena menerima kebebasan dan undang-undang dasar tigapuluh tahun silam. Lantas apa nilai kata-kata orang yang mengira tindakan semena-mena yang dilakukan Sultan Abdul Hamid sebagai kebebasan, siapa pula yang takut pada undang-undang dasar yang nyatanya hanya nama tanpa isi?

Salah seorang berani mati demi Islam, duapuluh tahun silam berkata, “Kebebasan adalah hadiah al-Rahman, karena kebebasan adalah karakteristik iman” (الايمان خاصية هي إذ الرحمن عطية الحُرِّيةُ). Definisi ini bagus.

Tanya:

Bagaimana kebebasan bisa menjadi karakteristik iman?

Jawab:

Orang yang menjadi pengabdi Sultan penguasa alam raya karena ikatan iman, kemuliaan, dan kehormatan iman, takkan membiarkannya jatuh ke dalam kehinaan, berada dalam penguasaan dan kesewenang-wenangan orang lain. Demikian pula

[1] Mereka adalah sekelompok orang yang menentang sultan Abdul Hamid II.




490. Page

halnya kasih sayang keimanan dalam dirinya tidak membiarkan untuk berlaku semena-mena terhadap kebebasan dan hak-hak orang lain.

Ya, pengabdi seorang sultan sejati menghindarkan diri untuk menghinakan rakyatnya, juga menjauhkan diri untuk merendahkan orang miskin. Semakin sempurna keimanan, kebebasan akan semakin bersinar terang. Inilah era kebahagiaan dan masa terbaik kalian!

Tanya:

Bagaimana kita bisa bebas terhadap orang-orang besar, para wali besar, para syaikh terhormat, atau ulama mulia, sementara mereka memiliki hak untuk mengatur kita karena keistimewaan-keistimewaan yang mereka miliki. Kami ini tawanan mereka, juga tawanan kemuliaan mereka?

Jawab:

Wali, syaikh, dan orang besar adalah orang-orang yang rendah hati dan memungkiri kemuliaan diri. Mereka tidak tinggi hati atau merasa berkuasa. Dengan demikian, orang yang bersikap tinggi hati adalah anak kecil yang mengaku syaikh, jangan dianggap dewasa orang seperti ini.

Tanya:

Mengapa kesombongan menjadi tanda kekanak-kanakan?

Jawab:

Setiap orang punya tingkat kemuliaan dan ketenaran. Melalui tingkatan ini ia menampakkan dan melihat orang lain. Ketika tingkatan tersebut lebih tinggi dari batas kemampuan yang dimiliki, ia akan bersikap semena-mena dan tinggi hati supaya terlihat di tingkatan tersebut. Namun jika kedudukan dan haknya lebih tinggi dari tingkatan yang dimiliki, ia akan berusaha merunduk dengan berendah hati dan cenderung padanya.

Tanya:

Kami menerima pendapat bahwa kebebasan itu indah dan baik. Namun kebebasan orang-orang Armenia dan Romawi terlihat buruk dan meresahkan kami. Bagaimana pandangan Anda?

 


491. Page

Jawab:

Pertama, kebebasan mereka adalah tidak kita perlakukan secara semena-mena dan kita biarkan mereka sesuai kondisi mereka. Ini syar’i. Yang mungkin dikatakan setelah itu murni tindakan semena-mena, kelalaian, perilaku tidak baik, dan eksploitasi kebodohan yang mereka miliki.

Kedua, anggap saja kebebasan mereka merugikan seperti yang kalian katakan, toh kita sebagai kaum muslimin tidak dirugikan oleh kebebasan seperti itu, sebab jumlah penduduk Armenia tidak lebih dari tiga juta jiwa, seperti halnya jumlah kalangan nonmuslim yang ada di antara kita tidak lebih dari sepuluh juta jiwa. Namun umat dan saudara-saudara abadi kita dibelenggu oleh tiga rantai kesewenang-wenangan, tertawan oleh kesewenang-wenangan maknawi di tangan kaum asing, padahal jumlah mereka lebih dari tigaratus juta jiwa. Karena itu, kebebasan kalangan nonmuslim yang merupakan salah satu bagian dari kebebasan kita, adalah suap bagi kebebasan umat kita secara keseluruhan. Kebebasan inilah yang mendorong kalangan nonmuslim melakukan kesewenang-wenangan maknawi secara mencengangkan[1], kunci rantai-rantai yang membelenggu, sekaligus untuk melenyapkan kesewenang-wenangan maknawi yang dihunjamkan orang-orang asing di dada kita.

Kemerdekaan bangsa Utsmaniyyun adalah penyingkap Asia besar, kunci nasib Islam, dan asas benteng persatuan Islam.

 

Tanya:

Apa saja tiga belenggu yang mengikat dunia Islam dengan kediktatoran atau kesewenang-wenangan maknawi itu?

 

Jawab:

Kesewenang-wenangan pemerintahan Rusia, misalnya, adalah belenggu pertama. Penguasaan orang-orang Rusia adalah belenggu kedua. Tradisi kafir mereka yang

[1] Ungkapan ini dikemukakan kala itu, padahal mestinya dikatakannya empatpuluh empat tahun kemudian. (Penulis)




492. Page

kelam adalah belenggu ketiga. Meski pemerintahan Inggris secara kasat mata tidak semena-mena, namun bangsa Inggris berkuasa, tradisi mereka juga mendominasi. Lihatlah India yang merupakan satu bukti untuk kalian, dan orang-orang Mesir adalah separuh bukti yang lain.

Berdasarkan hal tersebut, umat kita terbelenggu dengan tiga rantai atau dengan satu setengah rantai. Namun kita tidak mendapatkan imbalan apa pun selain satu belenggu dusta yang mengikat kaki-kaki kalangan nonmuslim, sehingga kita lebih banyak memikul beban. Di samping itu, keturunan dan kekayaan mereka kian meningkat. Sementara tingkat keturunan dan kekayaan kita semakin menurun akibat tugas negara dan kewajiban militer.

Selain itu, gagasan nasionalisme adalah ayah dari kebebasan, dan yang menjadi tawanan adalah orang-orang Turki dan Kurdi. Kini kami berusaha untuk melepaskan belenggu dusta tersebut dari kaki tiga atau sepuluh juta orang, agar kesempatan kebebasan 300 juta kaum muslimin yang terbelenggu dengan tiga rantai[1], terbuka lebar. Orang yang membayar tiga secara tunai untuk mendapatkan 300 secara berjangka tentu tidak rugi.


وسيأخذ الاسلام بيمينه من الحجة سيفاً صارمًا جزَّارًا مهنَّدًا، وبشماله من الحرية لجامَ فرسٍ عربي مشرق اللون، فالقًا بفأسه وقوسه رؤوس الاستبداد الذي به إندرست بساتينُنا

“Islam akan menggenggam pedang tajam hujah di tangan kanan, memegang tali kekang kuda Arab yang cerah warnanya di tangan kiri, kapak dan busurnya akan memecahkan kepala kesewenang-wenangan yang karenanya taman-taman kita lenyap.”[2]

Tanya:

Sungguh mustahil, bagaimana kebebasan kita bisa diprioritaskan di atas kebebasan seluruh dunia Islam?

Jawab:

Bisa, dengan dua cara:


[1] Telah mulai terbuka, Alhamdulillah. (Penulis)

[2] Perhatikan, inilah alinea teka-teki yang mengabarkan berjilid-jilid Risalah al-Nur seperti Dzul Fiqar dan Hujjat Allah al-Balighah, selain menginformasikan tentang bangsa-bangsa Islam seperti Yaman, Mesir, Aljazair, India, Maroko, Kaukasia, Persia, dan Arab (Penulis).




493. Page

Pertama, perlakuan semena-mena terhadap kita merupakan benteng gelap yang menutupi kebebasan Asia. Cahaya kebebasan tidak akan mampu menembus tirai gelap itu sebelum membuka mata dan melihatnya dengan sempurna. Dengan meruntuhkan benteng ini, pemikiran kebebasan menyebar ke mana-mana, hingga China, dan akan terus menyebar. Hanya saja China terlalu berlebihan hingga menjadi negara komunis.

Kala salah satu sisi neraca dunia yang dipenuhi kebebasan memberat, otomatis sisi yang satunya lagi yang berisi kesewenang-wenangan dan kebuasan akan terangkat naik sedikit demi sedikit seiring perjalanan waktu.

Ketika Anda membaca lembaran pemikiran, memahami jalan politik, mendengarkan berita-berita koran yang dengan jujur berbicara laksana penceramah umum, kalian pasti memahami bahwa luapan pemikiran kebebasan di Jazirah Arab, India, Jawa (Indonesia), Mesir, Kaukasia, Afrika, dan lainnya, menimbulkan perubahan besar, revolusi luar biasa, kemajuan pemikiran, dan kesadaran sempurna dalam pemikiran-pemikiran dunia Islam. Andai pun kita terus memberikan harga untuk semua itu selama seratus tahun, tentu akan terasa murah, karena kebebasan mampu memunculkan nasionalisme. Mutiara Islam yang bersinar yang berada di dalam kerang nasionalisme mulai terlihat dan memberitahukan tentang pergerakan Islam, karena setiap muslim bukan sosok liar dan bebas sebagai individu. Setiap muslim merupakan bagian dari susunan yang saling terangkum, memiliki hubungan silaturahmi dengan seluruh bagian tubuh lain dari sisi daya tarik Islam secara umum.

Pemberitahuan ini mengisyaratkan adanya harapan kuat bahwa titik sandaran yang ada benar-benar kuat dan kokoh. Harapan ini menghidupkan kekuatan maknawi kita yang telah mati karena putus asa. Kehidupan ini akan mengoyak[1] tirai-tirai kesewenang-wenangan maknawi secara umum yang menutupi dunia Islam secara keseluruhan, berasal dari ide kebebasan yang berkembang di dalamnya “betapa pun berat hunjaman rasa putus asa.”

Kedua, kalangan asing mencari-cari alasan untuk memberangus umat kita sejak dulu kala. Namun sekarang, mereka takkan lagi punya alasan yang mampu menggerakkan

[1] Syukur alhamdulillah, itu telah terkoyak setelah empatpuluh lima tahun kemudian. (Penulis)




494. Page

rasialisme dan saraf penipu dalam diri mereka. Andai pun mereka menemukan alasan, tetap tidak bisa mereka gunakan, terlebih peradaban telah melahirkan cinta kemanusiaan.

 

Tanya:[1]

Sungguh mustahil! Apa kiranya yang bisa kita katakan tentang ular-ular menakutkan yang mengelilingi kita sembari membuka lebar-lebar mulut untuk meracuni kehidupan kita dan mengoyak negara kita, yang mengubah harapan tinggi ini menjadi keputus-asaan?

 

Jawab:

Jangan takut. Sebab, peradaban, nilai, dan kebebasan mulai menguasai alam manusia, maka tentu saja sisi timbangan lain akan terangkat sedikit demi sedikit, meski mereka mengoyak kita sedikit demi sedikit dan membunuh kita yang pastinya mustahil tanpa takdir dari Allah, namun hendaknya mereka yakin bahwa kalau pun dari kita mati duapuluh nanti akan hidup tiga ratus orang. Kita akan mengibaskan debu-debu kehinaan dan perselisihan dari kepala kita. Kita akan menjadi teladan bagi kafilah umat manusia yang bercahaya dan bersatu dengan sebenarnya.

Kami tidak takut mati yang akan memberikan kehidupan jauh lebih kuat dan kekal. Biar pun kita mati, Islam akan tetap hidup dan selamat.

 

Tanya:

Bagaimana kita bisa sejajar dengan nonmuslim?

 

Jawab:

Kesetaraan bukan dalam hal nilai dan kemuliaan, tapi dalam hak. Di dalam syariat Islam, hak seorang sultan setara dengan hak peminta sedekah. Syariat memerintahkan kita untuk tidak menginjak semut dengan sengaja, dan melarang menyakiti semut, lantas bagaimana mungkin syariat akan mengabaikan hak-hak umat manusia?


[1] Pertanyaan mencengangkan penuh hakekat.




495. Page

Sayangnya, syariat ini belum kita terapkan.

Saya fikir peradilan antara Imam Ali dengan seorang Yahudi biasa, serta Shalahuddin al-Ayyubi yang pergi bersama seorang Nasrani miskin, bisa membenahi kekeliruan kalian.[1]

 

Tanya:

Kebebasan Romawi dan Armenia meresahkan kami. Kadang mereka berlaku semena-mena terhadap kami, kadang mereka mengaku-aku pemilik kebebasan dan undang-undang dasar, dengan menyatakan keduanya merupakan buatan mereka, sehingga mereka membuat kita merasa putus asa?

 

Jawab:

Saya kira, perlakuan semena-mena yang mereka lakukan adalah dendam yang tertanam di otak mereka sebagai balasan atas tindakan semena-mena kalian terhadap mereka di masa lalu, juga sebagai pergolakan terhadap perilaku semena-mena yang mereka perkirakan akan kalian lakukan pada masa yang akan datang.

Lain soal jika mereka yakin kalian tidak melakukan tindakan-tindakan semena-mena terhadap hak mereka, mereka tentu akan bersikap adil. Jika pun mereka tidak berlaku adil, kebenaran tetap akan memaksa mereka dan membuat mereka harus puas berlaku adil.

Tidak benar jika kalian mengatakan bahwa Armenia dan Romawilah yang membuat undang-undang dasar kita, sebab kebebasan dan undang-undang dasar sudah muncul di alam nyata melalui pengorbanan pasukan-pasukan kita dalam serangkaian peperangan, juga melalui pena-pena orang-orang nasionalis kita. Yang benar, impian

[1] Ketika Sa’id Lama bekerja penuh semangat di jalan kebebasan dengan harapan menjadikan politik sebagai pelayan Islam, berdasarkan harapan kuat dan doa sepenuhnya yang timbul dari cahaya terang benderang yang saya rasakan melalui perasaan terdahulu. Dia juga telah memberitahukan empatpuluh delapan tahun silam, melalui perasaan lampau lainnya, sesuai dengan makna salah satu hadits mulia, tentang bakal datangkan kediktatoran mutlak, yang sangat menakutkan dan ateistis. Saya juga merasakan bahwa seorang pemimpin akan tampil dan benar-benar akan penuh kebohongan selama duapuluh lima tahun sebagaimana yang dirasakan Sa’id Lama dari kabar-kabar selingan. Karena itulah dia meninggalkan politik seraya berkata sejak tigapuluh tahun, “Aku berlindung kepada Allah dari setan dan politik,” sehingga dia pun menjadi Sa’id Baru. (Penulis)




496. Page

Armenia dan Romawi adalah menciptakan politik tanpa pusat yang merupakan saudara “pemerintahan emirat” dan “semi kemerdekaan.” Hanya saja mereka sembilanpuluh persen di antara mereka tunduk kepada kita, lima persen sisanya tetap banyak bicara, dan sisanya suka berbicara ngelantur. Mereka tidak ingin melepaskan impian lama.

 

Tanya:

Al-Qur’an melarang mencintai orang-orang Yahudi dan Nasrani:


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَىٰ أَوْلِيَاءَ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu). (Qs. al-Ma’idah [5]: 51)

Apa saran Anda bagi kami untuk menjalin ikatan persahabatan dengan mereka?

 

Jawab:

Dalil hendaknya dibuat dengan petunjuk yang qath’i, sebagaimana dalil juga harus dibuat dengan nash yang qath’i. Namun ada sejumlah ruang untuk berbagai penakwilan dan kemungkinan, karena larangan al-Qur’an tidak bersifat umum, tapi mutlak, dan dalil mutlak bisa dibatasi. Zaman adalah penafsir agung. Ketika zaman telah memperlihatkan batasan atas kemutlakan suatu larangan, berarti tidak bisa ditentang. Ini yang pertama.

Selanjutnya, ketika hukum didasarkan pada suatu sumber, berarti sebab hukum inilah yang mengisyaratkan pada tempat diambilnya sumber tersebut. Dengan demikian, larangan menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin adalah karena kapasitas mereka sebagai Yahudi dan Nasrani.

Berikutnya, seseorang tidak dicintai berdasarkan esensi orang tersebut, tapi karena sifat atau perbuatannya. Seperti halnya tidak semua sifat orang muslim bersifat Islami, demikian juga tidak semua sifat dan perbuatan orang kafir bersifat kafir.


497. Page

Karena itu, mengapa tidak boleh menilai sifat atau perbuatan Yahudi dan Nasrani sebagai sifat atau perbuatan yang bersifat Islami?! Jika Anda mempunyai istri dari Ahli Kitab, Anda pasti mencintainya!

Yang kedua, revolusi agama yang agung terjadi di Era Kebahagiaan, hingga mengubah seluruh akal fikiran menjadi titik agama. Semua orang menyatukan cinta dan permusuhan di titik itu, setelah itu mereka mencintai atau memusuhi. Tidak heran jika tercium aroma kemunafikan di balik cinta terhadap kalangan nonmuslim.

Namun, revolusi yang terjadi di dunia saat ini bersifat peradaban dan keduniaan yang aneh. Revolusi ini menguasai seluruh akal fikiran. Peradaban menjadi titik kemajuan dan ukuran dunia. Sebagian besar orang pada hakekatnya tidak menjalankan agama mereka seperti ini. Berdasarkan hal tersebut, ikatan persahabatan kita dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani bersumber dari peradaban dan kemajuan mereka, juga untuk menjaga rasa aman yang menjadi asas seluruh kebahagiaan dunia. Ikatan persahabatan seperti ini jelas tidak termasuk dalam larangan al-Qur’an di atas.

 

Tanya:

Sebagian pemuda Turki mengatakan, “Jangan memanggil orang-orang Nasrani, ‘Hai kafir!’ karena mereka adalah Ahli Kitab. Mengapa kita tidak boleh memanggil orang kafir, ‘Hai kafir?’

 

Jawab:

Itu sama halnya dengan memanggil orang buta, “Hai buta?!” Sebab, kata-kata ini menyakitkan yang bersangkutan. Kita dilarang untuk menyakiti, bahkan terhadap orang kafir. Sabda Nabi S.a.w, “Barangsiapa menyakiti orang kafir dzimmi,” dan seterusnya.[1]

Yang kedua, orang kafir ada dua makna.


[1] Abu Dawud meriwayatkan, hadits nomor 2654, dari sejumlah anak-anak para sahabat Rasulullah S.a.w, dari ayah-ayah mereka, dari Rasulullah S.a.w, beliau bersabda, “Ketahuilah! Siapa menzalimi orang kafir mu’ahid, menghina, atau membebaninya di atas batas kemampuan, atau mengambil suatu hak miliknya tanpa kerelaan hatinya, maka aku akan memusuhinya pada hari kiamat.” Juga hadits nomor 2654. Juga diriwayatkan al-Baihaqi dalam al-Shughra, hadits nomor 2977.




498. Page

Pertama dan yang langsung terfikir di benak adalah orang atheis dan yang mengingkari Sang Pencipta. Kita tidak boleh memanggil kafir dengan pengertian seperti ini terhadap Ahli Kitab.

Kedua, adalah orang yang mengingkari nabi kita dan mengingkari Islam. Kita boleh memanggil mereka dengan kata-kata kafir sesuai pengertian ini, toh mereka juga menerima kata-kata ini.

Namun karena yang terlintas di benak umumnya makna pertama, maka kata-kata ini menjadi kata-kata hinaan dan menyakiti.

Selain itu, tidak ada keperluan mendesak untuk mencampur lingkup keyakinan dengan lingkup muamalat. Mungkin itulah yang dimaksudkan oleh sebagian anggota Organisasi Pemuda Turki.

 

Tanya:

Kami sering kali mendengar hal-hal buruk, khususnya di negara nonmuslim. Mereka menikahi wanita muslimah, seperti yang terjadi di kawasan anu, serta di tempat lain, dan seterusnya?

 

Jawab:

Memang disayangkan, kejadian-kejadian tidak baik seperti ini sepertinya sudah menjadi keharusan dalam sebuah negara baru yang tidak diketahui kondisinya, juga di tengah-tengah bangsa jahiliyah yang sengsara. Pada masa lalu, banyak peristiwa yang jauh lebih buruk dari yang ada saat ini. Hanya saja saat ini kejadian-kejadian buruk terlihat nyata. Ketika penyakit sudah terlihat, tentu mudah untuk diobati.

Orang yang hanya melihat sisi kekurangan dalam segala hal besar pasti tertipu laksana jarbazah. Ketika melakukan satu keburukan, satu keburukan ini mengalahkan seluruh kebaikannya. Ada fase aneh yang dilalui jarbazah, di mana ia mengumpulkan banyak hal dalam waktu dan ruang yang berbeda, lalu semuanya disatukan, dan menatap segala sesuatu melalui tirai hitam tersebut.


499. Page

Ya, jarbazah dengan seluruh jenisnya merupakan mesin hal-hal aneh. Tidakkah Anda lihat, bagaimana seluruh wujud ini saling tertarik satu sama lain karena cinta, saling menari dan tertawa di hadapan orang yang jatuh cinta, dan bagaimana seluruh wujud seakan menangis sedih di mata seorang ibu yang ditinggal pergi anak tercinta, karena masing-masing memetik buah yang diinginkan dan yang sesuai.

Berikut akan saya sampaikan sebuah perumpamaan terkait poin ini:

Seseorang memasuki sebuah taman rindang untuk jalan-jalan selama satu jam, tak lebih, dan di salah satu sisi taman ini ada benda-benda kotor dan menjijikkan. Karena dorongan penyimpangan watak dan watak yang tidak sempurna, ia menatap tajam benda-benda kotor tersebut, seakan tidak ada pemandangan lain di taman tersebut selain benda-benda kotor. Fikiran kotornya kian meluas hingga membayangkan taman tersebut seakan tempat sampah. Ia kemudian merasa mual dan muntah, keluar meninggalkan taman dengan melarikan diri dan rasa tidak suka. Lantas apakah hikmah dan maslahat merelakan khayalan seperti ini yang mengubah kenikmatan hidup umat manusia menjadi duka dan derita?!

Berbeda dengan orang yang menatap dengan pandangan yang baik, berfikir secara positif, dan memimpikan hal-hal indah. Orang yang memimpikan hal-hal baik, pasti akan menikmati kehidupan.

Tanya:

Bagaimana kalangan nonmuslim bisa disertakan dalam wajib militer?

Jawab:

Ada empat alasan.

Pertama, militerdisiapkan untuk bertempur dan berperang. Ketika kemarin kalian bergulatdengan beruang besar dan menakutkan,[1]sementara kalian dibantu kaum wanita, anak-anak, dan anjing, apa hal itu membuat kalian malu?

Kedua, Rasulullah S.a.w dan para khalifah beliau yang mendapat petunjuk membuat perjanjian dengan kaum musyrikin Arab. Orang-orang musyrik yang terikat perjanjian ini ikut berperang bersama Rasulullah S.a.w.


[1] Maksudnya perang melawan Rusia di Perang Dunia Pertama.




500. Page

Sementara orang-orang nonmuslim yang kalian sebut ini termasuk kalangan Ahli Kitab. Selain itu, mereka tersebar di barisan pasukan dan tidak menyatu dalam satu regu, sehingga kekuatan mayoritas kita menghalangi mereka untuk menimpakan bahaya yang sewaktu-waktu bisa saja mereka lakukan.

Ketiga, nonmuslimin di negara-negara Islam disertakan dalam prajurit negara meski jarang.

 

Tanya:

Dulu, kaum muslimin kaya, sementara nonmuslim miskin. Namun sekarang, situasinya berbalik seratus persen di mana pun juga. Apa sebabnya?

Jawab:

Yang saya ketahui ada dua sebab.

Pertama, sebagian orang mulai cenderung mengabaikan usaha yang dianjurkan dalam ferman rabbani:

وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ

Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. (Qs. al-Najm [53]: 39)

Mereka juga mulai mengabaikan anjuran bekerja seperti yang disebut dalam hadits Nabi, “Orang yang bekerja itu kekasih Allah”( الله حبيب الكاسب). Semangat usaha dan bekerja meredup dan padam. Orang tidak mengetahui bahwa menjunjung tinggi kalimat Allah di zaman sekarang ini bergantung pada kemajuan materi. Dan orang yang tidak menghargai nilai dunia sebagai ladang akhirat tak akan bisa membedakan antara kebutuhan primer, tuntutan abad pertengahan dan tuntutan abad kini. Dia tidak bisa membedakan antara qana’ah dalam hasil dan pendapatan dengan qana’ah dalam upah, padahal keduanya sangat jauh berbeda, salah satunya terpuji dan yang satunya lagi tercela. Orang tidak bisa memahami dua macam tawakal, yang sangat jauh berbeda satu sama lain, di mana salah satunya menandakan kemalasan, sementara yang lain menandakan keikhlasan hakiki; salah satunya merupakan tawakal dalam kemalasan untuk menata segala pendahuluan yang menolak hukum sebab-akibat yang merupakan 

501. Page

tuntutan kehendak Ilahi, sementara yang satunya lagi tawakal dalam keimanan dengan menata segala hasil dan capaian tanpa campur tangan dalam koridor khusus takdir, dengan rela hati seraya menantikan pertolongan Ilahi yang merupakan tuntutan Islam.

Siapa yang tidak bisa membedakan dua hal ini dan tidak mengetahui hakikat keduanya, tentu tidak mengetahui rahasia, “Umatku, umatku” (أمتي،أمتي).[1] Tentu dia tidak akan memahami hikmah, “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya” (الناس ينفع من خيرالناس).[2] Dia pasti tidak mengetahui rahasia kedua nash ini, merusak kecenderungan terhadap makna nash ini, serta memadamkan semangat.

Sebab kedua, kami sudah pernah bekerja di lingkungan pemerintahan yang merupakan sumber penghasilan tidak wajar, cocok untuk kemalasan, dan memanjakan sikap terpedaya, hingga akhirnya kami mengalami banyak sekali kesulitan.

 

Tanya:

Bagaimana bisa seperti itu?

Jawab

Cara alami yang disyariatkan untuk mencari penghidupan adalah berproduksi, bercocok tanam, dan berdagang, sementara cara tidak alami adalah bekerja di lingkungan pemerintahan dengan segala macamnya. Menurut hemat saya, orang-orang yang menjadikan tugas kenegaraan dengan berbagai macamnya sebagai sumber penghidupan, mereka adalah pengemis dan lemah semacam peminta-minta. Menurut pendapat saya, orang yang masuk dalam tugas pemerintahan atau mengurusnya, hendaknya dia memasuki untuk kemurahan hati dan pengabdian. Sementara siapa pun yang menjabat tugas-tugas pemerintahan demi mendapat penghidupan dan manfaat semata, mereka ini seperti pengemis[3].

Karena adanya tugas pemerintahan dan militer secara garis besar, kita secara tidak langsung telah menyia-nyiakan kekayaan. Kita sebarkan keturunan kita di berbagai



[1] Hr. al-Bukhari dalam kitab Shahihnya, hadits nomor 6956.

[2] Diriwayatkan dengan lafazh, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya.” Hr. Qudha’i dalam Musnadnya, hadits nomor 1140.

[3] Wahai para pejabat dan petugas pemerintah, jangan merasa malu dengan kata-kata yang diungkap Sa’id Lama empatpuluh lima tahun silam ini (Penulis).




502. Page

penjuru dan kita sia-siakan mereka. Jika kondisi seperti ini terus terjadi, tentu kita akan lenyap dan punah.

Wajib militer bagi kalangan nonmuslim adalah maslahat yang hampir mendekati kebutuhan mendesak. Dalam saat yang bersamaan, kita terpaksa menempuh jalan tersebut. Maslahah mursalah bisa dijadikan ‘illah syar’iyah sesuai pendapat Imam Malik.

 

Tanya:

Orang-orang Armenia saat ini banyak yang menjabat sebagai wali kota dan gubernur. Bagaimana ini bisa terjadi?

Jawab:

Bukan hanya wali kota atau gubernur, banyak di antara mereka yang bekerja sebagai tukang arloji dan jam, mekanik, petugas kebersihan, dan lainnya, karena menurut undang-undang dasar, yang berkuasa adalah rakyat, dan pemerintah bertugas sebagai pelayan. Ketika undang-undang dasar diterapkan dengan benar, para wali kota dan gubernur bukan sebagai penguasa, tapi pelayan bayaran. Dengan pengertian ini, nonmuslim bukan sebagai pemimpin, tapi pelayan.

Andai kalian mengira para pejabat sebagai pemimpin, berarti kita menyertakan tiga ribu nonmuslim sebagai pemimpin-pemimpin kita yang tentu saja membuat mereka menguasai tigaratus ribu jiwa umat Islam di seluruh dunia Islam. Orang yang kehilangan satu namun untung seribu tentu tidak rugi.

 

Tanya:

Tapi sebagian hukum syariat berkenaan dengan jabatan pemimpin?

Jawab:

Lingkup kepemimpinan Islam dan agama yang tercermin dalam bentuk khilafah, akan dituntut menjadi luhur, suci, independen, cermat, sekaligus mengawasi. Penguasa di saat seperti ini tidak terwujud dalam sosok seseorang, tapi opini publik. Karena itu, sosok maknawi meminta adanya seseorang yang layak dan berhak menjadi sekretaris dewan fatwa.


503. Page

Sekretaris dewan fatwa untuk seorang penguasa akan menjadi majelis ilmiah yang terdiri dari empatpuluh atau limapuluh ulama ahli tahqiq dari empat madzhab. Sosok maknawi mereka akan menjadi pemimpin fatwa bagi sosok maknawi yang lain. Tanpa itu, jika pemimpin dan mufti tidak berasal dari unsur yang sama, tentu mereka tidak bisa saling memahami satu sama lain, karena seseorang tidak mungkin menipu sosok maknawi, seperti halnya tidak bisa meneranginya.

 

Tanya:

Kami dengar sejak lama, sebagian anggota Organisasi Pemuda Turki adalah orang-orang pengikut Freemason, dan mereka membahayakan agama?

Jawab:

Aksi semena-mena sengaja menyebarkan isu-isu[1] seperti ini demi mempertahankan eksistensi. Pembiaran dan sikap menyepelekan telah memperkuat isu ini, hanya saja mereka menerimanya, karena orang yang tidak bergabung dengan Freemason tidak punya niatan untuk membahayakan agama, tapi untuk merealisasikan keselamatan umat. Hanya saja ada di antara mereka secara berlebihan menyerang fanatisme yang tidak patut bagi agama.

Kalian menyebut siapa pun yang pernah memberikan peran dalam kebebasan dan pembuatan system pemerintahan, atau siapa pun yang menerima keduanya ini sebagai anggota Organisasi Pemuda Turki. Kalian perlu mengetahui bahwa sebagian di antara mereka ada yang rela berkorban demi Islam, ada pula yang rela berkorban demi keselamatan umat. Sebagian besar di antara mereka, selain kelompok Freemason dan mereka yang membentuk jalinan hidup, adalah anggota-anggota Persatuan dan Kemajuan.[2] Tak sedikit di antara ulama dan para syaikh mengisi keanggotaan Organisasi Pemuda Turki sebanyak jumlah kabilah kalian ini.


[1] Sebagaimana orang-orang yang mengalami kediktatoran mutlak selama duapuluh lima tahun sekarang menuduh kaum agamawan terbelakang, mereka pun menyembunyikan langkah mundur mereka secara diam-diam di bawah kedoktatoran mutlak.

[2] Persatuan dan Kemajuan adalah nama partai yang berkuasa di DaulahUtsmaniyah sejak mengumumkan pemberlakuan undang-undang dasar pada tahun 1908 hingga Daulah ini runtuh.




504. Page

Meski sepuluh persen di antaranya diisi orang-orang Freemason, namun sembilanpuluh persen di antaranya adalah muslim taat seperti kalian.


والحكم للأكثر بقاعدة "أنّ زَينَ عيْنَ الرضا حسن النظرباللطف والشفقة، وأن نورالفوائد بالرفق والرحمة، ولقد سما على الحق بأقدام التوفيق وسَعِدَ من اختارالاستضاءةَ بمصباح: أناعند حسن ظنِّ عبدي بي, وأحسنوا الظن، فإن سوء الظن يضركم ويظرهم"

“Kekuasaan berada di tangan mayoritas, karena hiasan tatapan kerelaan adalah pandangan baik dengan lemah lembut dan kasih sayang, dan cahaya hati tercapai dengan kelembutan dan rahmat. Dengan taufiq, orang akan menggapai kebenaran, dan berbahagialah orang yang memilih lentera berikut sebagai penerangan, “Aku (kuasa untuk memperlakukan hamba-Ku sesuai) apa yang dikira hamba-Ku.”

Karena itu, kalian harus berbaik sangka, karena buruk sangka justru merugikan kalian sendiri, juga mereka.

Tanya:

Mengapa buruk sangka kami membahayakan mereka?

Jawab:

Karena sebagian di antara mereka mengenal sebagian sisi lahiriah Islam melalui taqlid, bukan dengan tahqiq seperti kalian ini. Taqlid bisa terkoyak dengan keraguan-keraguan yang disebar. Ketika kalian menuduh sebagian di antara mereka sebagai orang atheis atau munafik, khususnya kalangan dangkal agama yang mendalami filsafat, tidak menutup kemungkinan jika mereka mengalami keraguan, merasa waswas, lalu mengatakan, “Terjadilah apa yang terjadi.” Seakan fahamnya berada di luar Islam, sehingga muncul rasa putus asa, bahkan akan bertindak semena-mena yang berseberangan dengan Islam.

Wahai orang-orang lalim yang jauh dari keadilan. Tahukah kalian, bagaimana kalian menyebabkan sebagian orang malang berada dalam kesesatan? Tidak jarang orang jahat menjadi orang baik karena sering dikatakan, “Kau orang baik, mulia.” Sebaliknya, orang baik menjadi orang jahat karena sering dikatakan, “Kau orang jahat.”

 


505. Page

Tanya:

Mengapa bisa seperti itu?

Jawab:

Orang-orang seperti itu tidak sepatutnya diserang. Bahkan, andai pun sebagian di antara mereka ada yang memiliki banyak keburukan, karena ada keburukan-keburukan yang tetap menjadi kebaikan dan dapat dibatasi selama tetap tertutupi perilaku baik, tidak dibeberkan, dan orang yang bersangkutan juga berusaha untuk terus memperbaiki diri. Namun, ketika keburukan dibeberkan dan rasa malu hilang, lalu yang bersangkutan diserang, saat itu keburukan akan kian meluas.

Peristiwa 31 Maret,[1] menurut saya, hampir seperti ini. Sebab, saat itu para pembela Islam yang rela berkorban menyebarkan isu-isu tertentu dan menyerukan penerapan hukum-hukum cabangan demi mengarahkan orang-orang pemerintahan berlaku adil dengan menerapkan undang-undang dasar demi syariat. Nikmat ini mereka anggap sebagai inti kehidupan, demi menjunjung tinggi syariat suci melalui kekuatan undang-undang dasar, sekaligus mempertahankan undang-undang dasar dengan kekuatan syariat, dan menyingkirkan keburukan masa lalu yang melanggar syariat.

Selain itu, mereka yang tidak mampu membedakan antara kanan dan kiri, mengira syariat bisa diperlakukan seenaknya. Tidak mungkin!

Mereka mulai meneriakkan slogan-slogan layaknya burung beo seakan meneriakkan bahwa mereka menginginkan syariat, sehingga tujuan mereka ini samar dan tidak jelas. Sebenarnya, semua ini sudah dirancang. Karena itu, sebagian orang bodoh yang mengenakan kehormatan sebagai topeng secara semena-mena menggunakan nama suci tersebut.

Berikut sebuah catatan hitam yang perlu dijadikan pelajaran:


ولقد قعدت الهمة بتلك النقطة ولم تقتدرعلى النهوض، ولقد شوشت طنطنة الأغراض صدى موسيقى الحرية، ولقد تقلصت المشروطية منحصرة اسما على قليلين، فتفرق عنها حماة ذمارها

“Idealisme telah melumpuhkan semangat dengan titik tersebut hingga tak mampu bangkit, deringan berbagai kepentingan merusak gema lantunan musik kebebasan,

[1] Peristiwa 31 Maret adalah gerakan pembangkangan di Istanbul yang melibatkan sejumlah prajurit dan sipil. Gerakan ini ditumpas oleh pemerintahan Partai Persatuan dan Kemajuan dengan kekerasan berdarah.




506. Page

undang-undang hanya berlaku untuk sebagian kecil kalangan, hingga para pembela kehormatan undang-undang berpencar menjauh.”[1]

 

Tanya:

Mengapa kita harus dirugikan oleh sebagian dari mereka, sementara menurut kita, mereka adalah orang atheis?

Jawab:

Saya akan menjelaskan dampak mereka yang merugikan melalui sebuah perumpamaan di layar khayalan:

Bayangkan ada sebuah istana di tengah taman di padang luas. Di setiap sudut istana terdapat tempat-tempat pemandian air mineral seperti yang ada di provinsi Baitusy Syabab. Kalian yang berada di luar terpaksa harus memasuki istana ini dengan suka atau tidak, mengingat di luar udaranya sangat dingin disertai terpaan badai salju dan desiran angin. Kalian melihat atau mendengar di pintu gerbang istana terdapat sejumlah orang buta. Di telaga ada beberapa orang telanjang, lalu kalian mengira bahwa yang ada di dalam istana semuanya orang buta atau telanjang.

Saat memasuki istana, kalian melepaskan pakaian kepatuhan agar sama seperti orang-orang yang ada di sana. Kalian menutup mata terhadap kebenaran yang disebut akidah, agar kalian tidak melihat aurat mereka. Padahal sebenarnya, mereka bertukar fikiran di sejumlah ruangan dan tempat mewah. Mata mereka menatap tajam, dan aurat mereka tertutup rapi, seraya berusaha menutupi dan memperbaiki sejumlah kekeliruan. Ketika Anda memasuki tempat mereka dalam kondisi liar dan dungu seperti ini, dengan aurat terbuka dan menutup kedua mata, adakah cemoohan atau bahaya yang lebih besar dari kondisi Anda seperti ini?

Meski begitu, sebenarnya saya yakin, orang yang berasal dari keturunan muslim, fitrah dan nuraninya tidak akan terlepas dari Islam, bahkan meski akal dan fikirannya terlepas dari Islam.


[1] Berhentilah sejenak di kalimat ini, dan perhatikan dengan seksama.




507. Page

Bahkan yang paling bodoh lagi adalah orang membelakangi Islam yang merupakan benteng kokoh dengan segenap dirinya, terlebih mereka yang menguasai politik. Sebab, sejarah sejak era kebahagiaan hingga detik ini tidak mengabarkan adanya seorang muslim pun yang lebih menguatkan agama lain melebihi agama Islam dengan fikirannya, lalu memasuki agama lain padahal ia tahu.

Memang benar, ada orang murtad meninggalkan Islam. Ini masalahnya lain. Sementara Islam ikut-ikutan, sama sekali tidak ada pentingnya, karena para pemeluk agama-agama lain banyak yang masuk ke dalam agama Islam melalui pemikiran, renungan, dan dalil secara berkelompok-kelompok, dan hingga saat ini mereka terus masuk ke dalam agama Islam.

Andai kita memperlihatkan Islam dengan benar, tulus dan istiqamah selayaknya, tentu mereka akan masuk ke dalam agama Islam secara berkelompok-kelompok.

Sejarah memberitahukan kepada kita, kemajuan kaum muslimin berbanding lurus dengan sejauh mana mereka mengikuti hakikat Islam. Sementara kemajuan kaum lain justru berbanding terbalik dengan agama yang mereka anut.

Hakikat memberitahukan kepada kita bahwa orang yang sadar tidak mungkin menjadi orang atheis, apalagi mereka yang sadar, bangun, dan mengenal nilai kemanusiaan, memahami masa depan dan kehidupan abadi. Selamanya tak mungkin mereka menjadi atheis. Sebab, ketika manusia sadar tidak meraih titik sandaran untuk menghadapi berbagai macam serangan semua wujud yang ada, titik sandaran yang akan menumbuhkan cita dan harapan tak terbatas, titik sandaran yang merupakan biji hakikat yang tidak lain adalah agama yang haq, berarti ia bukan makhluk hidup, dan tidak hidup (alias mati).

Berdasarkan rahasia ini, kini banyak orang cenderung mencari agama yang benar. Dengan demikian, saat ini sudah ada pengantar yang indah dan menarik bahwa Islam akan menjadi agama fitrah di masa depan.

Wahai orang-orang lalim yang jauh dari sikap adil!

Bagaimana bisa hakikat Islam yang memiliki kesiapan untuk menyerap, mempersatukan, dan menerangi dunia, begitu sempit di mata kalian, sampai-sampai 

508. Page

kalian membatasi Islam hanya untuk orang-orang fakir dan fanatik saja, sehingga kalian ingin membuat separuh kaum muslimin ke luar dunia?!

Dengan kelancangan seperti apa kalian membayangkan istana terang Islam yang menyatukan seluruh kesempurnaan, yang penuh dengan sumber makanan luhur bagi seluruh umat manusia ini seakan tenda hitam tempat perkumpulan orang-orang fakir, badui, dan kaum terbelakang?!

Siapa pun tentu mengikuti apa yang dipantulkan oleh cermin dirinya. Cermin kalian hitam dan pendusta jika memperlihatkan Islam dalam bentuk sedemikian buruknya.

 

Tanya:

Anda berlebihan, hingga khayalan terasa nyata bagi Anda, Anda menghina dan menuduh kami bodoh. Saat ini adalah akhir zaman. Setiap waktu berlalu, segala sesuatu dan situasi akan menjadi lebih buruk dari sebelumnya?[1]

 

Jawab:

Mengapa dunia menjadi ranah kemajuan untuk orang lain, sementara bagi kita menjadi ranah kehinaan?

Saya tidak sedang berbicara dengan kalian. Saya akan mengarahkan pandangan ke sisi lain dan berbicara dengan mereka yang akan ada di masa depan:

Wahai kalian yang tersembunyi di balik zaman tigaratus tahun yang akan datang, yang mendengar suara saya di balik keheningan, menatap saya dengan mata gaib. Wahai Anda semua yang bernama Sa’id, Hamzah, Umar, Utsman, Yusuf, Ahmad, dan lainnya, dengarkan kata-kata yang saya sampaikan kepada kalian:

Tegakkan kepala kalian dan katakan, “Kau benar.” Kata-kata ini adalah hutang yang kalian tanggung. Saya tidak peduli meski mereka yang semasa dengan saya saat ini tidak mendengar kata-kata ini, saya akan meninggalkan mereka. Saya akan berbicara

[1] Keberatan ini muncul dari seseorang yang hadir di majelis pertemuan waktu itu, kemungkinan dia seorang wali besar. Saat itu empatpuluh tahun silam Sa’id Lama melihat melalui perasaan lampau wilayah Risalah al-Nur yang sempit sebagai wilayah politik yang sangat luas. Karena itu, banyak jawaban yang muncul di Risalah ini berasal dari perasaan demikian; Itu sebabnya, si wali tadi mengajukan penolakan dari sisi ini saja. (Penulis)




509. Page

dengan kalian melalui hubungan tanpa kabel yang membentang dari lembah masa lalu bernama sejarah menuju masa depan kalian yang luhur. Apa daya saya? Saya terburu-buru dan saya tiba di musim dingin, sementara kalian akan datang di musim semi bak surga. Biji-biji yang saat ini ditanam akan berkembang di tanah kalian. Saya harap, kalian bertemu dengan pengabdian-pengabdian dakwah saya ketika kalian datang melintas menuju masa lalu, agar kalian sempat naik ke kuburanku, lalu kalian letakkan sebagian dari bunga-bunga yang ada di pintu gerbang tanah yang disebut sebagai pemakaman yang menyambut tulang-belulang saya, saya akan berpesan kepada penjaga pintu, panggillah saya, kalian pasti mendengar gema, “Selamat untuk kalian,”walau dari orang yang menyaksikan di antara deretan tamu.[1]

Sementara anak-anak kecil yang tidak menetek susu zaman sekarang ini bersama kami, pandangan mereka merindukan masa lalu, bayangan-bayangan mereka tidak nyata dan terbelakang. Karena itu, silahkan mereka menganggap hakikat kitab ini sebagai khayalan, karena saya yakin dengan pasti bahwa permasalahan dalam kitab ini akan terwujud nyata bagi kalian.[2]

Wahai kalian yang menjadi lawan bicara saya, saya berteriak kencang karena saya berada di puncak menara abad ke-13 Hijriyah. Saya menyeru dan mengajak siapa pun yang berpenampilan luar sebagai manusia beradab, namun sebenarnya berada di lembah-lembah masa lalu nun jauh secara pemikiran, untuk masuk ke masjid.

Wahai orang-orang sengsara, wahai kuburan yang bergerak dengan dua kaki, janganlah kalian menghalangi generasi masa depan, karena kuburan sudah menanti kalian. Karena itu, berilah jalan agar generasi baru datang, generasi yang akan mengangkat panji Islam berkibar tinggi di jagad raya ini dengan sebenarnya.

 

Tanya:

Para pendahulu kita lebih baik dari kita, atau sama seperti kita, sementara generasi selanjutnya akankah lebih buruk dari kita?


[1] Jangan pergi, dia memanggil Anda (Penulis).

[2] Mengabarkan tentang kuliah-kuliah Risalah al-Nur yang akan ditulis di masa depan melalui perasaan lampau. (Penulis).




510. Page

Jawab:

[1]Wahai orang-orang Turki, Kurdi, dan murid-murid al-Nur! Andaikan saya menyelenggarakan sebuah konferensi, lalu saya mengundang kakek-kakek kalian seribu tahun silam untuk menghadiri majelis saat ini yang gaduh, juga anak-anak kalian pada masa yang akan datang setelah dua masa, tentu kakek-kakek pendahulu kalian akan mengatakan, “Wahai anak-anak yang durhaka dan yang menyia-nyiakan warisan, kaliankah hasil kehidupan kami? Tidak mungkin, tidak mungkin. Kalian telah menjadikan kami sebagai contoh yang tak membuahkan hasil!”

Selanjutnya, anak-anak kalian yang berada di sebelah kiri dan yang akan datang dari masa depan, bakal berkata seraya membenarkan kata-kata para peserta konferensi yang ada di sebelah kanan, “Wahai ayah-ayah pemalas! Kaliankah yang menjadi kehidupan kecil dan besar kami? Kaliankah yang menjadi perantara yang menghubungkan kami dengan kakek-kakek yang terhormat dan mulia? Tidak mungkin, tidak mungkin, kalian telah menjadi contoh penuh tipuan!”

Karena itu, orang-orang Kurdi pedalaman, wahai para pengabdi revolusi, kalian telah melihat melalui layar khayalan[2] bahwa kedua kubu dalam konferensi besar ini mengalahkan dan menolak kalian.

 

Tanya:

Kami tidak patut mendapatkan perlakuan hina seperti ini. Kami berjanji pada diri kami untuk tidak menurunkan keturunan-keturunan buruk. Kami akan berpegangan pada ekor para pendahulu kami. “Kami akan membuka telinga untuk mendengar kata-katamu, silahkan katakan” (به فمرحبا لكلامك السمع ففتحنا).[3]

Jawab:

Karena kalian memperlihatkan penyesalan, kalian bisa meneruskan pertanyaan-pertanyaan berikutnya!


[1] Jawaban ini juga ditulis karena keanehannya. (Penulis)

[2] Khayalan ini juga seperti kamera film. (Penulis)

[3] Sebagian dari ungkapan Ilmu Logika, yang digunakan karena adanya pelajaran yang bisa diambil dari Ilmu Logika ketika itu. (Penulis)




511. Page

Tanya:

Apakah para ulama terdahulu membicarakan tentang keburukan perlakuan semena-mena?[1]

Jawab:

Ya, seribu kali ya. Sebagian besar pujangga dalam bait-bait syair mereka, sebagian besar penulis melalui buku-buku mereka, telah mengeluhkan kondisi zaman yang ada, menentang era, menyerang takdir. Mereka menjatuhkan dunia di bawah kaki mereka, menginjak-injaknya, dan memperolok-oloknya.

Andai kalian mendengar kata-kata mereka dengan telinga hati dan kalian menatap dengan mata akal, pasti kalian memahami bahwa anak panah penentangan mereka secara keseluruhan membidik dada kesewenang-wenangan yang terlipat di balik tirai sosok lalim masa lalu. Kalian juga pasti mendengarkan bahwa seluruh keluhan dan tangisan kencang muncul karena pengaruh pengait kesewenang-wenangan.

Pada hakikatnya, kesewenang-wenangan tidak terlihat. Namanya juga tidak tampak dengan jelas. Namun, ruh siapa pun akan teracuni oleh makna kesewenang-wenangan dan mengenali siapa yang menebar racun itu. Sejumlah orang cerdas juga berteriak kencang dari lubuk hati paling dalam bersamaan dengan setiap nafas yang mereka hembuskan. Sayangnya, akal tidak bisa mengetahui secara utuh, karena akal berada di dalam kegelapan dan tidak menyatu. Saat mereka mengira makna kesewenang-wenangan ini sebagai petaka langit yang tidak bisa ditolak, mereka mulai menyerang masa. Mereka menampari wajah zaman, mengarahkan anak panah ke arah dada takdir, karena seperti disebutkan dalam kaidah yang ditetapkan, bahwa ketika ada sesuatu yang muncul dari lingkaran pilihan kecil dan masuk ke dalam lingkaran menyeluruh, atau ketika ada sesuatu yang umumnya tidak bisa ditangkal, sesuatu tersebut pasti dikaitkan dengan zaman, celaan pasti ditujukan pada zaman, dan takdir pasti dilempari dengan bebatuan.


[1] Karena tanya-jawab ini cocok untuk kehidupan di segala zaman, maka pelajaran yang disampaikan empatpuluh tahun lalu juga sifatnya penting di masa sulit, dan akan tetap terus demikian. (Penulis)




512. Page

Jika Anda mencermati segalanya secara seksama, Anda pasti tahu bahwa batu-batu yang dilemparkan ke arah takdir justru menggumpal di dalam hati dalam bentuk rasa putus asa saat batu memantul.

انظركيف أطالوا فيما لا يلزم، كلما أضاءت لهم السعادة أثنوا على من ساداهم، وكلما أظلمت عليهم شتموا الزمان

Perhatikan, bagaimana mereka asyik memperlama sesuatu yang tidak seharusnya. Setiap kali kebahagiaan bersinar, mereka puji siapa yang memimpin mereka. Dan setiap kali kegelapan menerpa, yang mereka caci tidak lain adalah zaman.”[1]

 

Tanya:

Bukankah keluhan-keluhan terhadap masa dan zaman ini berarti mencela ciptaan indah Sang Pencipta?

Jawab:[2]

Tidak. Makna keluhan-keluhan ini seakan seperti ini:

Sesuatu dan kondisi yang saya inginkan, itulah esensi alam yang diatur oleh aturan-aturan hikmah azali. Ini tidak untuk dipetik oleh alam kemungkinan melalui tangan kuasa Ilahi yang kita inginkan melalui kecanggihan akal dan keinginan diri kita. Aturan-aturan takdir yang digariskan dan diukur dengan jangka perhatian azali tidak memperkenankan hal tersebut. Tabiat zaman yang dicetak di percetakan kehendak azali juga tidak menyetujui hal itu. Hikmah Ilahi yang membentuk maslahat-maslahat umum juga tidak merestui. Andaikan tangan kuasa memberikan buah-buah ini, tentu dunia kemungkinan tidak akan mampu memegangnya, dan andai buah-buah tersebut jatuh, tentu dunia kemungkinan tidak akan mampu mengangkatnya.

Ya, gerakan penting dalam lingkaran yang meliputi[3] tidak terhenti karena keinginan orang.


[1] Pelan-pelan, jangan dikatakan, dan pahamilah, yakni bahwa mereka menyandarkan kebaikan kepada para pemimpin, tapi mengaitkan kejahatan pada zaman, sehingga mereka mencerca dan mengeluh. (Penulis)

[2] Jawaban yang amat sangat penting. (Penulis)

[3] Yang dimaksud: lingkaran wilayah peristiwa dan ketentuan umum.




513. Page

Tanya:

Banyak pujangga dan ulama secara berlebihan memuji para amir dan pemimpin besar di masa mereka. Namun menurut Anda, sebagian besar di antara mereka berlaku semena-mena. Kalau begitu, berarti mereka tidak bisa bertindak dengan baik?

Jawab:

Sesuai kaidah:

ولولاخِلالٌ سنَّها الشِّعرُمادَرَى      بُناة العُلا كيف تبنىَ المكارمُ

Andai bukan karena persahabatan yang dicontohkan syair

lalu bagaimana para pembangun kejayaan membangun kemuliaan[1]

Mereka bermaksud mengalihkan para pemimpin dari keburukan dengan mengatur cara dan siasat lembut sambil mengincar hadiah pada pemimpin sebagai pemicu agar mereka saling berlomba dalam kebajikan. Hanya saja, hadiah-hadiah ini diambilkan dari kesucian besar umat ini, sehingga mereka berlaku semena-mena. Niat mereka memang baik, hanya saja keliru dalam penerapannya.

 

Tanya:

Mengapa bisa seperti itu?

Jawab:

Melalui bait-bait syair dan sebagian karya tulis, mereka secara maknawi merampas kebaikan-kebaikan suatu kaum agung, lalu mereka serahkan dan mereka kaitkan pada seorang penguasa lalim. Dengan demikian, mereka memuji kesewenang-wenangan tanpa mereka sadari.

 

Tanya:

Kami, rakyat Turki dan Kurdi, memiliki keberanian sepenuh hati bahkan sepenuh jasad. Seandainya keberanian ini dibentangkan tentu akan seluas benteng membatu menjadi gunung yang ada di lembah-lembah itu. Kami memiliki kecerdasan sepenuh kepala, kami memiliki idealisme dan semangat sepenuh dada, kami memiliki kepatuhan sepenuh badan dan anggota

[1] Bait syair karya Abu Taman di dalam Diwannya.




514. Page

tubuh, kami punya anggota[1] yang memenuhi lembah-lembah dan menghiasi gunung-gunung, lalu mengapa kita menjadi sengsara, merugi, dan hina seperti ini kala tersesat jalan. Mereka yang berkendera kemajuan dan berusaha menuju masa depan menginjak-injak kita. Bangsa-bangsa jiran, meski jumlah penduduknya lebih sedikit dari kita, meski mereka jauh sekali lebih lemah dari kekuatan kita, namun mereka berani bertindak lancang terhadap kita?[2]

Jawab:

Pintu taubat terbuka di saat pembuatan undang-undang dasar, banyak pula yang bertaubat saat itu. Saya pun tidak punya hak untuk mencela para pemimpin saat ini. Saya hanya melemparkan bebatuan ke arah masa lalu. Jika pun ada yang terluka saat ini, mohon maaf, agar kebenaran tetap terjaga dan selamat, karena kedudukan umat jauh lebih tinggi dan lebih berharga dari posisi mereka ini. Faktor penting kehinaan yang mendera umat saat ini adalah sikap sebagian penguasa dan penyeru kemuliaan yang menyebut diri mereka rela berkorban demi umat. Semua ini palsu dan dusta belaka, juga sebagian orang yang mengaku sebagai wali. Tradisi tidak baik yang melanggar sunnah ini juga merupakan sisi-sisi keburukan sikap semena-mena.

 

Tanya:

Bagaimana bisa seperti itu?

Jawab:

Setiap umat memiliki kolam maknawi yang membentuk keberanian rakyat, menjaga kehormatan dan menyatukan kekuatan rakyat. Setiap umat memiliki khazanah perbendaharaan maknawi yang membentuk kemurahan, mewujudkan berbagai kepentingan bersama, dan menyimpan harta lebih di sana.

Dua jenis pemimpin seperti ini merusak dan melubangi celah-celah di segala sisi telaga dan tempat penyimpanan tersebut dengan atau tanpa mereka sadari. Mereka mengambil ragi keabadian dan intisari kehidupan. Mereka membuat telaga tersebut kering dan menguras habis tempat penyimpanan harta.


[1] Jadi maknawi-maknawi mereka tidak melemah (Penulis).

[2] Jika mau, silahkan perhatikan dengan seksama. Ini merupakan isyarat yang menunjuk ke wakil Armenia Warteks kala itu, dan ke wakil provinsi Hakkari Sayid Mala Thahir (Penulis).




515. Page

Jika kondisi seperti ini terus terjadi, negara pasti akan terlilit milyaran dan bahkan trilyunan hutang, lalu pada akhirnya runtuh.

Seperti halnya ketika seseorang tidak memiliki kekuatan dorongan amarah dan daya tarik keinginan tergolong sebagai orang mati, atau sebagai orang mati meski hidup; seperti halnya ketika alat penyimpan uapair bagi kereta api berlubang maka tidak akan bisa berfungsi dengan baik; seperti halnya ketika benang tasbih terputus maka biji-biji tasbih akan berserakan; demikian pula halnya umat ini yang merupakan pribadi maknawi. Ketika para pemimpin menguras habis telaga dan simpanan kekuatan serta harta benda umat, pasti menjadikan umat tersebut liar dan sengsara tanpa eksistensi, memutuskan tali pemikiran umat sedikit demi sedikit.


حقيقت كتم نمى كنم براى دل عامى جند

Saya tidak akan melukai maqam hakikat demi sebagian kalangan awam

 

Tanya:

Permasalahan seperti ini perlu dijelaskan secara detail, bukannya secara garis besar dan tidak jelas.

Jawab:

Orde lama memanfaatkan tinta dan kebodohan kalian. Sekelompok orang besar dan para syaikh tak bermutu melalui tarekat buruk, tipuan-tipuan yang telah dipelajari dengan baik, dan kekuatan tiran, melubangi sumber mata air tersebut. Mereka mengalirkan air kehidupan di padang pasir tandus, sehingga yang muncul hanya segelintir pengemis pemalas. Bahkan, demi membuat orang menjauhi kekayaan dunia, mereka menyalahkan orang-orang miskin yang memasang perangkap untuk buruan kecil, hingga perangkap mereka terbuka dan buruan terlepas.

Setiap umat memiliki sifat mulia dan murah hati yang membuat mereka mengorbankan sebagian harta demi kepentingan bersama. Kemurahan hati kita sebagai bangsa telah dimanfaatkan secara tidak baik. Berbeda dengan kemurahan hati umat lain yang manfaatnya bisa mereka rasakan dan menyemai tanah ilmu pengetahuan.


516. Page

Demikian halnya sekelompok pembesar periode lama sebelumnya. Mereka memanfaatkan keberanian nasionalisme yang menjaga kemuliaan dan harga diri umat secara tidak baik. Mereka membuang keberanian ini di padang pasir yang merupakan tanah pertikaian lalu mereka sia-siakan begitu saja. Masing-masing menebas leher satu sama lain dengan kekuatan yang dimiliki, sampai-sampai kekuatan besar setara dengan kekuatan 1500 pemberani yang siap menjaga kemuliaan dan harga diri umat. Mereka gunakan itu untuk kepentingan mereka, dan mereka membuangnya di tanah pertikaian, sehingga mereka membuat diri mereka sendiri patut mendapatkan pelajaran dan cercaan.

Jika kalian bisa memanfaatkan undang-undang dan kebebasan syar’i, kalian tutup celah-celah dan semua lubang, atau kalian ubah menjadi sepon, kalian serahkan kekuatan yang mendominasi dan berharga itu ke tangan negara agar digunakan untuk ke luar, niscaya kalian akan mendapatkan rahmat, keadilan, dan peradaban. Kalau kalian berkenan, mari kita mengubah sikap kita. Saya akan bertanya kepada kalian dan kalian yang menjawab:

Jawab: Silahkan bertanya, dan Anda tidak akan menemukan siapa pun yang memberi jawaban (ا خبير به تجد ولا فاسأل).

 

Tanya:

Mungkinkah bangsa Armenia lebih berani dari kalian?

Jawab:

Tidak mungkin, tidak akan mungkin terjadi. Dunia menjadi saksinya.

 

Tanya:

Lalu mengapa orang yang berani berkorban di antara mereka tidak menyebarkan rahasia, mengapa pula tidak memfitnah teman-temannya meski ia dibakar api dikoyak sedikit demi sedikit? Padahal, jika ada seorang pemberani di antara kalian tertikam, tentu ia sebarkan seluruh rahasia diri bersamaan dengan darah yang mengucur. Ini merupakan perbedaan besar dalam keberanian. Apa sebabnya?


517. Page

Jawab:

Kami tidak bisa menentukan secara pasti apa sebab sebenarnya. Tapi kami tahu, ada sebuah titik yang membuat atom laksana gunung dan membuat singa kalah di hadapan musang. Kami tidak bisa memikul tugasmu, dan kami sudah mengetahui keberadaannya. Silahkan kau jelaskan sendiri apa esensinya.

Maka dengarkan! Idealisme Armenia bangkit melalui nasionalisme dan rasisme. Bangsa ini seakan kecil dan membentuk dirinya sendiri, atau tetap bertahan dan mengakar di dalam hati. Meski semahal apa pun nyawanya, namun ia tetap yakin bahwa bangsanya lebih bernilai dan lebih agung. Andai ia memiliki seribu nyawa, pasti dengan bangga ia korbankan demi bangsa, karena ia memiliki pemikiran luhur seperti pemikiran bangsa. Namun seorang pemberani di antara kalian pada masa lalu –bukan saat ini- dan orang yang tidak sadar, juga tidak mengetahui kemuliaan umat Islam, ia pasti menggunakan pandangannya untuk kepentingan pribadi, kedengkian, kemuliaan pribadi atau golongan saja. Pemikirannya pendek, sehingga siapa pun harus mengorbankan kehidupan yang tiada terkira hanya untuk masalah-masalah sepele seperti itu. Andai kalian menatap Islam dengan pemikiran nasionalisme, tentu dunia akan mempercayai keberanian kalian, dan pasti kalian naik ke tingkatan yang tinggi. Andai bangsa Armenia berfikir dangkal dan pendek seperti kalian, tentu mereka akan menjadi orang-orang pengecut dan hina dina.

Kalian memang memiliki keberanian luar biasa yang terpendam. Andai saja orang yang merendahkan kehidupannya untuk masalah-masalah sepele, misalkan hanya demi lima sen uang, atau kemuliaan kecil, harta diri yang hanya bersifat nominal saja tanpa makna, atau hanya untuk mendengar kata-kata orang bahwa dia seorang pemberani, dan mengorbankan diri demi mengagungkan kemuliaan pemimpin, andai orang seperti ini sadar dan tergugah, tentu ia akan mengorbankan hidup demi umat yang tak ternilai; umat Islam yang meraih ikatan ukhuwah tigaratus juta jiwa dan bantuan-bantuan maknawi mereka, andai saja ia memiliki seribu nyawa. Karena itu, orang yang menjual nyawa demi meraih sepuluh sen, tentu ia berikan nyawa itu seharga sepuluh lira dengan sepenuh keinginan.


518. Page

Sama halnya dengan kalangan nonmuslim yang memiliki segala kebaikan kita. Mereka juga mencuri akhlak-akhlak baik kita, seakan akhlak-akhlak mulia kita tidak laku di antara kita, lalu akhlak marah kepada kita dan beralih ke kalangan nonmuslim. Demikian pula dengan segala akhlak buruk yang tidak laku di kalangan mereka, lalu didatangkan ke pasar kebodohan kita.

Tidakkah kalian terkejut kala mereka mencuri kata-kata kita yang putih cemerlang, “Biar aku mati, asal bangsaku hidup.” Kata-kata inialah yang mendasariasas kemajuan saat ini. Bahkan itulah tuntutan agama yang benar. Seorang pemberani di antara mereka mengatakan, “Biar aku mati, asal bangsaku hidup, karena di sanalah kehidupan maknawi saya yang abadi.” Bandingkan dengan kata-kata dungu dan bodoh yang mengatakan, “Sepeninggalku nanti, ada topan” (الطوفان بعدي),“Jika aku mati kehausan, maka jangan sampai ada tetes air” ( القطر  نزل  فلا   عطشا  مت إن), atau apa pun yang menjadi asas kehinaan dan egoisme dengan berbagai jenis dan macamnya, justru memegang, menuntun, dan mengarahkan tangan idealisme kita.

Sifat baik yang merupakan tuntutan agama kita, mengharuskan kita untuk mengatakan dengan segenap ruh, jiwa, nurani, dan fikiran, juga dengan segenap kekuatan yang kita miliki:

“Biar kami mati, asalkan umat Islam yang merupakan umat kami, tetap hidup dan bertahan selamanya,”“Hidup umatku, pahala akhirat sudah cukup bagiku, kehidupan maknawiku ada di balik kehidupan umat yang membuatku kekal abadi, membuatku bergelimang nikmat di alam atas,”“Kematian adalah hari raya kami” (عيدنا يوم الموت),lalu kita jadikan para pembimbing cahaya dan kemuliaan yang terang bersinar (Risalah al-Nur) sebagai guru kita.

 

Tanya:

Bagaimana kita bisa menyatukan segenap kekuatan dan menjaga kemuliaan umat Islam?

 


519. Page

Jawab:[1]

Buatlah tempat penampungan air pengetahuan dan cinta di tengah-tengah umat dengan berfikir laksana telaga Kautsar. Tutup segala celah dan lubang tempat penampungan air ini dengan pengetahuan. Di bagian atasnya, buka tempat penampungan air ini dengan nilai-nilai Islam yang mengalirkan air. Di bagian ini ada mata air besar mengalir yang dipergunakan secara tidak baik. Air dialirkan ke padang pasir, hingga hanya menumbuhkan para pengemis dan orang-orang lemah sampai saat ini. Karena itu, buatkan aliran yang baik untuk mata air ini. Penuhi telaga ini dengan usaha syar’i, lalu alirkan ke ladang kemuliaan kalian, karena sumber air ini tidak pernah habis.

Tanya:

Apa gerangan sumber air yang dimaksud?

Jawab:

Zakat, sebab kalian adalah penganut madzhab Abu Hanifah dan al-Syafi’i.

Tanya:

Mari kita nikmati andai saja sumber air itu tidak lenyap begitu saja, tapi meluap menuju tempat penyimpanan itu?[2]

 Jawab:

إن لكم ذكاء، إنما يتزاهربالزكاة

Kalian cerdas, simpanan harta hanya akan berkembang dengan zakat.

 

Tanya:

Bagaimana caranya?

 


[1] Kalbu memberi ilham bahwa pelajaran yang disampaikan keluarga-keluarga badui ini empatpuluh lima tahun silam memungkinkannya dijadikan pelajaran bagi para murid al-Nur di masa sulit. Maka, saya serahkan persoalan ini ke pokok-pokok Madsarah al-Zahra’; Silahkan buang kalimat-kalimat tambahan yang tidak cocok, dan biarkan bagian yang sesuai dengan zaman sekarang dan dengan para murid al-Nur sehingga Sa’id Lama menjadi murid al-Nur lainnya serti tidak tertinggal sendirian di masa itu. (Penulis)

[2] Jangan marah, ungkapan ini mengenakan baju zakat (Penulis).




520. Page

Jawab:

Andai orang-orang cerdas mengeluarkan zakat kecerdasan dan orang-orang kaya mengeluarkan zakat maal demi kepentingan dan maslahat umat, tentu umat kalian mampu untuk berteriak kencang di jalan yang dilalui umat-umat lain.

 

Tanya:

Setelah itu apa?

Jawab:

Nazar dan sedekah yang disebut sebagai bantuan-bantuan nasionalisme Islam adalah saudara sepupu zakat yang bisa menarik fanatisme dan membantu dalam memberikan berbagai pengabdian.

Tanya:[1]

Mengapa Anda sering merendahkan tradisi-tradisi kami?

Jawab:

Setiap zaman ada hukumnya, dan zaman ini memutuskan mati serta menghapus sejumlah tradisi yang sudah tua, karena aspek bahayanya lebih dominan dari sisi manfaatnya. Zaman ini memfatwakan agar tradisi-tradisi tersebut dilenyapkan.

Tanya:

Apa yang paling kita butuhkan sebelum yang lain?

Jawab:

Kejujuran (الصدق).

Tanya:

Setelah itu apa?

Jawab:

Tidak berdusta (الكذب عدم).

 


[1] Tampak bagian dari pertanyaanberdekatan satu sama lain, namun di antaranya terdapat lembah yang dalam, sehingga khayal tak mampu menemukan tempat pertanyaan kecuali setelah mengendarai zapelin dan menggunakan teropong. (Penulis)




521. Page

Tanya:

Lalu apa?

Jawab: [1]

Jujur, ikhlas, setia, teguh, dan saling bahu-membahu (والتساند والثبات والوفاء والإخلاص الصدق).

 

Tanya:

Hanya itu?

Jawab: Ya.

 

Tanya:

Mengapa hanya itu saja yang kita perlukan?

Jawab:

Kekafiran adalah kebohongan dan keimanan itu kejujuran. Tidakkah bukti ini sudah cukup menjadi petunjuk bahwa keberlangsungan kehidupan kita bergantung pada keberlangsungan iman, kejujuran, dan saling bahu-membahu.

 

Tanya:

Para pemimpin kita harus dibenahi terlebih dahulu.

Jawab:

Ya. Seperti halnya para pemimpin kalian menahan harta benda kalian di kantong-kantong mereka, mereka juga meletakkan otak kalian di kantong-kantong mereka. Karena itu, saya akan berbicara dengan akal kalian yang ada di kantong-kantong para penguasa kalian:

Wahai para pemimpin, jauhilah sikap tawakal malas(tawakkul takasuli). Janganlah kalian saling lempar tanggung jawab. Layani kami dengan harta benda kami dan akal kami ada di tangan kalian, karena kalian telah mendapat upah dengan menggunakan

[1] Para murid al-Nur kadang menjadi objek pembicaraan sehingga perlu ada tambahan kata-kata “ikhlas, setia, teguh, dan saling bantu” ke kata “jujur.” (Penulis)




522. Page

jasa orang-orang miskin, karena saat ini adalah waktunya mengabdi. Kalian harus membebani apa yang telah kalian sia-siakan di musim panas lalu (الصيف في ضيعتم لما بالتدارك فعليكم).

 

Tanya:

Dalam waktu satu-dua tahun, gairah agama dan kecenderungan pada kebenaran mulai bangkit di jiwa banyak orang, sampai-sampai para pencuri Kudan Mamah Khauran (nama salah satu kabilah Kurdi) berubah menjadi orang-orang sufi karena nasehat yang disampaikan Syaikh Ahmad. Kecenderungan ini telah memutus jalan di atas kesengsaraam (الميلان هذا الشقاوة على الطريق قطع وقد).

 

Jawab:

Ini berkat keutamaan maulana undang-undang dasar dan syeikh Risalah al-Nur.[1] Undang-undang syariat naik tahta ke singgasana pemikiran, mengguncang tali kokoh umat, hingga Islam yang merupakan ikatan kuat yang bercahaya terang, ikut terguncang, hingga setiap muslim merasa dirinya bukan bebas liar, tapi terkait dengan kepentingan bersama.

Karena itu, kaum muslimin saling terikat satu sama lain laksana sebuah kabilah. Ketika salah satu anggota kabilah melakukan hal terpuji, seluruh kabilah ikut membanggakan kemuliaan ini. Sebab, kemuliaan tersebut tidak bertahan sendirian, tapi ribuan laksana satu obor yang terlihat melalui ribuan cermin, memberikan cahaya dan kekuatan pada ikatan hidup kabilah tersebut.

Sebaliknya, ketika salah seorang di antara mereka melakukan suatu kejahatan, maka seluruh anggota kabilah pun ikut tertuduh atas kejahatan tersebut. Sebagai contoh:

Ada beberapa orang duduk di sebuah majelis. Mereka semua terikat satu sama lain, lalu salah seorang di antara mereka menjatuhkan diri ke dalam lumpur. Kemungkinan dia menjatuhkan seluruh temannya ke dalam lumpur tersebut secara bersama-sama, atau kemungkinan ia tidak bisa bergerak. Berdasarkan perumpamaan ini, satu

[1] Karena murid-murid Risalah al-Nur memasuki Mamah Khouran, maka perlu dikatakan “Syeikh Risalah al-Nur” sebagai ganti dari “Syeikh Undang-undang Dasar,” yang berada di bawah tirai kebebasan dan di dalam lingkup wilayah semangat Islam, nasionalisme, dan persatuan Muhammadi. (Penulis)




523. Page

keburukan untuk saat ini bukan hanya bernilai sebagai satu keburukan, tapi bernilai hingga seribu keburukan. Dan satu kebaikan menjadi:


كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ

Serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. (Qs. al-Baqarah [2]: 261)

Rahasia inilah yang mendorong siapa pun yang sadar dari sisi pemikiran atau spiritual untuk menangis. Mereka menangis dengan cara apa pun, dan mereka adalah orang-orang yang bertaubat. Hanya saja akal yang berada di puncak menara tidak bisa melihat sebab yang ada di dasar sumur hati dengan jelas.

Hasilnya[1], kaum muslimin telah dan sedang sadar, mereka sudah mengetahui keburukan sebagai keburukan, dan kebaikan sebagai kebaikan.

Ya, yang menjadikan sejumlah kabilah di lembah-lembah ini bertaubat adalah rahasia di atas.

Kaum muslimin secara umum, mulai menerima kesiapan ini sedikit demi sedikit. Sementara kalian lebih dekat pada kesukuan, karena sifat pedalaman kalian tidak merusak fitrah asli kalian hingga batas cukup besar.

 

Tanya:

Mengapa Anda tidak bersedia untuk bertamu ke kediaman seorang pun di antara kami, padahal Anda tahu bahwa memuliakan tamu[2] adalah kebiasaan baik kita? Mengapa Anda melarang murid-murid Anda untuk memakan makanan kami dan menerima hadiah-hadiah kami, sementara memuliakan dan memperlakukan kalian semua dengan baik adalah kewajiban kami, juga sebagai hak kalian? Mengapa Anda sering kali memalsukan tradisi kami yang telah berjalan sepanjang masa? Masa telah makan dan minum darinya (قدأَكلعليهاالدهُروشرب).


[1] Ya, bangsa Pakistan dan negara-negara Arab juga telah memiliki hukum sendiri dan memperoleh kemerdekaan setelah empatpuluh lima tahun, mereka membenarkan Sa’id Lama terkait pelajaran ini, dan mereka terus memberi pembenaran. (Penulis)

[2] Terkadang khayalan Anda biasa meloncat dan bergerak disebabkan persoalan yang saling berjauhan ini, maka hati-hatilah jangan sampai terjadi akibat yang jatuh ke kaki Anda sehingga menyebabkannya luka. Maksudnya, janganlah menafsirkan pembicaraan secara salah seperti anggota dewan wakil rakyat. (Penulis)




524. Page

Jawab:

Pertama, ilmu itu mulia, dan saya tidak ingin menghinakannya. Selain itu, saya ingin memberitahu kalian bahwa di antara ulama ada yang menjauhkan diri dari kenikmatan dunia, tidak menjadikan ilmu sebagai sarana untuk mencari penghidupan, dan para murid bukanlah pengemis atau peminta-minta.

Kedua, saya ingin memberikan nasehat-nasehat dalam aksi nyata untuk para pejabat yang memperlihatkan sifat qana’ah dengan mengabaikan tugas dan pekerjaan, tidak puas dengan upah dan gaji yang diterima. Dana-dana tunjangan tidak membuat mereka berubah hidup seperti tamu.

Ketiga, saya menuntun sejumlah tokoh yang sumber pendapatan zalim mereka terputus, untuk menghentikan anggaran-anggaran yang digunakan secara tidak semestinya lantaran penyimpangan mereka ke gelapnya kezaliman.

Keempat, saya akan memperlihatkan anggaran negara kepada kalian untuk menunjukkan seperti apa tipuan yang mereka gunakan, agar kalian tahu perihal sebenarnya para pejabat yang berkeliling di sekitar kalian. Benarkah mereka ini berkeliling demi kepentingan rakyat, ataukah demi kepentingan hawa nafsu dan kesenangan belaka?

 

Tanya:

Anda menghalangi orang untuk berbuat baik. Bukankah ini berarti Anda merendahkan kemurahan hati?

Jawab:

Kebaikan tetaplah kebaikan, dan kemurahan hati yang sempurna hanya untuk rakyat, untuk mereka yang memerlukan bantuan, atau untuk orang fakir. Kemurahan hati hanya untuk umat atau sekelompok orang yang mencakup kepentingan seluruh umat, ini baik. Namun kemurahan hati untuk selain yang memerlukan, ini membuat orang menjadi pemalas dan melatih orang untuk meminta-minta.


525. Page

Intinya, “Umat akan tetap bertahan dengan apa pun yang menyuplai keberlangsungan umat, dan pribadi akan lenyap dengan apa pun yang merepresentasikannya” (يتمثله وما فانٍ والفرد أمدها، وما الأمة باقية).


Tanya:

ما تقول في الاحسانات الشخصية في السلف، أمناء الأمة ورشدائها، وسيوف الدولة وصلاحها، تجلَّت العبوسية بمكارمها بإهداءعشرة دنانيرلشعرلايوازن شعيرة

Bagaimana menurut Anda tentang kebaikan para pendahulu kita, para pemimpin umat. Raut masam terlihat bersamanya dengan kemuliaan-kemuliaannya dengan menghadiahkan sepuluh dinar untuk sebuah bait syair yang tidak setara dengan satu biji gandum pun?[1]


Jawab:

فيه ما فيه، مع أنها بالنهاية قد انجرت إلى النوع والقومية; لأن اللسان الذي خدمة الشعرخيط الأمة، مع أن هذا الزمان هوالذي كشف عن الحاجة إلى فكرالأمة، وفتح الباب لهذا المقصد العالي

Syair memiliki muatan beragam, meski pada akhirnya menyeret pada nasionalisme, karena lisan yang dipergunakan untuk bersyair bisa menjadi penyambung umat, meski saat ini zaman mengungkap pemikiran umat dan membuka pintu untuk tujuan mulia tersebut.

 

Tanya:

Kepala-kepala penguasa jatuh secara otomatis tanpa sebab. Pintu kezaliman juga tertutup rapat di depan wajah mereka. Mereka juga tidak ditendang karena memang sudah jatuh. Karena itu, biarkan saja mereka mabuk, biar mereka sendiri yang membenahi diri.

Jawab:

Saya ingin membuat mereka menjaga tradisi kebebasan syar’i agar bisa mereka terapkan jika memang mereka belum mati.


[1] Ungkapan ini menggunakan pakaian gaya bahasa lokal yang dihasilkan oleh pabrik permasalahan, dan saya persembahkan kepadanya. (Penulis)




526. Page

Ya, kepala-kepala yang dididik dengan kekuatan kesewenang-wenangan jatuh, dan memang patut untuk jatuh. Hanya saja, sebagian di antara mereka ada yang mengusung kehormatan dalam batas cukup besar.


نعم، إن بينهم حماة لفكر الأمة فنشكرهم، و متكاسلين فنشكوهم، و متحيرين فنرشدهم، و أمواتا فنحافظ على ميراثهم لئلا يأخذه من لا حق له

Di antara mereka ada yang menjaga pemikiran umat, sehingga kami patut berterimakasih kepada mereka. Ada juga yang bermalas-malasan, sehingga kami patut mengeluhkan orang seperti ini. Ada juga yang bingung, sehingga kami harus membimbing mereka. Ada pula yang mati, sehingga kami harus menjaga warisan mereka agar tidak diambil orang yang tidak berhak.

Tanya:

Apa artinya?

Jawab:

Saya mengkhawatirkan orang-orang yang mengaku syaikh dan tokoh padahal mereka tidak punya kelayakan untuk itu. Mereka mengambil warisan-warisanpeninggalan para pemimpin berbagai kabilah dengan dalih sebagai saudara, sehingga mereka menjadi musibah berkepala dua, karena kebodohan dan kepatuhan buta yang ada pada kalian. Mereka menyebut kepemimpinan dan kekuasaan sebagai reinkarnasi, seakan seorang pemimpin yang meninggal dunia hidup kembali dengan menitis pada wujud seseorang, entah itu seorang pemimpin, syaikh gadungan, atau dalam bentuk anak dari keluarga ningrat. Saya bermaksud untuk membunuh ambisi kepemimpinan seperti ini, agar tidak lagi dipermainkan hingga hari pembalasan kelak.

Tanya:

Dulu, Anda simpatik terhadap para syaikh secara umum, bahkan Anda pun berbaik sangka pada syaikh-syaikh gadungan. Tapi mengapa sekarang Anda menyerang sekelompok syaikh gadungan yang jatuh dalam bid’ah?

Jawab:

Kadang permusuhan muncul dari cinta yang kuat. Ya, seperti halnya saya simpatik terhadap orang-orang seperti itu demi kepentingan diri, saya seribu kali lebih mencintai mereka demi kepentingan Islam.


527. Page

ولقد انتقش في سويداء قلوبهم الطاهرة الصبغة الربانية، وفي خلدهم ضياء الحقيقة

Format rabbani terukir di dalam relung hati mereka yang paling dalam, cahaya hakikat juga tertanam dalam batin mereka.

Orang yang menyesal meminum khamr cinta Allah

mereka meninggalkan tempat penyimpanan khamr (cinta dunia) sepi tanpa isi

Faham asli mereka adalah mencerahkan hati dan saling mengikat hati satu sama lain. Artinya, faham ini bertumpu pada nilai-nilai utama Islam, bercorak kemuliaan Islam, zuhud terhadap dunia, dan meninggalkan kenyamanan hidup demi Islam, meninggalkan segala kepentingan pribadi demi keikhlasan, mengarah untuk mendirikan cinta secara menyeluruh, berusaha dan mengabdi demi persatuan Islam, menuntun setiap muslim menuju ke sana.

فتأسفاً قد أساءوا متكئين وتكاسلوا في خدمتهم فحينئذ أريد تحويل هممهم إلى مجراها الحقيقي القديم

Namun disayangkan, mereka berlaku secara tidak baik, berpangku tangan dan bermalas-malasan dalam memberikan pengabdian. Saat itulah saya ingin mengalihkan idealisme mereka ke jalur yang hakiki seperti sedia kala.

 

Tanya:

Anda sering membicarakan tentang persatuan Islam. Bisakah Anda definisikan, apa itu persatuan Islam?

Jawab:

Saya sudah mendefinisikan apa itu persatuan Islam dalam buku saya yang berjudul, Syahadah Mardasatay al-Mushibah.

Berikut ini saya akan memperlihatkan satu di antara sekian banyak bebatuan istana menjulang tinggi yang berada di masa depan itu, juga sebuah ukirannya. Hajar Aswad persatuan Islam yang bercahaya terang adalah Ka’bah kebahagiaan kita, yaitu Ka’bah al-Musyarrafah. Mutiara putihnya adalah Raudhah, Makkah-nya adalah Jazirah Arab, 

528. Page

Madinah-nya adalah Daulah Utsmaniyah yang menerapkan kebebasan syar’i secara penuh.

Kalau kau ingin mencari nasionalisme Islam, batu dan ukuran persatuan Islam, maka perhatikan. Rasa malu terhormat yang muncul dari rasa malu dan kemuliaan, senyum tak bersalah yang berasal dari penghormatan dan kasih sayang, kenikmatan spiritual yang muncul dari kefasihan dan canda, keceriaan langit yang muncul dari cinta musim semi, kenikmatan alam malaikat yang muncul dari rasa sedih keterasingan dan kesenangan di akhir malam, hiasan suci yang muncul dari keindahan murni dan memburat terang yang saling membaur satu sama lain hingga warna terang muncul dari sana, warna yang mirip warna lazuardi di antara tujuh warna pelangi membentang di barat dan timur di atas Ka’bah kebahagiaan kita, bahkan menatap warna itu, hingga mungkin keduanya terlihat dalam batasan tertentu.

Hanya saja, persatuan tidak mungkin terwujud dengan kebodohan, karena persatuan adalah perpaduan pemikiran, dan perpaduan pemikiran hanya akan terwujud dengan obor-obor listrik pemikiran makrifat.

Tanya:

Mengapa Anda diam saja saat itu?

 

Jawab:

لأن الاستبداد كان ما نعا للاتحاد فكنت سكتُّ على جمرالغضى

Karena kesewenang-wenangan saat itu menghalangi persatuan, sehingga saya diam dengan memendam bara api amarah.

Tanya:

Menyerang syaikh-syaikh yang jauh dalam bid’ah adalah perbuatan bahaya, karena di antara mereka ada wali.

ألا تخاف أن تصيبهم بجهالة فتصبح على ما فعلت من النادمين

Tidakkah Anda merasa khawatir mereka melakukan hal itu disebabkan karena kebodohan, sehingga Anda akan menyesali perbuatan Anda?

 


529. Page

Jawab:

Dengan kuasa-Nya, al-Maula Jalla Jalaluhu memberikan tanda ukiran hakikat di dahi mereka. Maksudnya, saya ingin menuntun siapa pun di antara mereka yang tidak bisa memahami ukiran tersebut.

Serangan saya bukan tertuju pada mereka. Bahkan serangan saya demi kebaikan mereka, agar kedudukan siapa pun yang berpenampilan seperti mereka, padahal bukan ahlinya, tidak runtuh. Mereka tidak bisa memuji saya dengan ancaman-ancaman yang mereka berikan. Dengan tekad kuat, saya akan mengarungi semua hal berbahaya demi mencapai tujuan.

Seorang Armenia tingkat rendahan saja rela mengorbankan kehidupan dunia demi kaumnya, lalu mengapa saya tidak mengorbankan hidup demi umat? Toh hubungan saya dengan kehidupan ini lemah sekali, dan nyaris kehidupan ini terlepas dari tangan saya sebanyak tujuh kali, namun tetap dipertahankan di tangan saya sebagai amanat. Karena itu, saya tidak punya hak untuk menikmati hidup ini tanpa mengorbankannya.

Meski begitu, nyawa ini selalu ingin terbang meninggalkan sangkar menuju pepohonan. Akal ini ingin berlari meninggalkan kepala menuju keputusasaan. Namun nyawa dan akal tetap saya pertahankan untuk saya korbankan di kemudian hari.

Karena itu, ancaman pembunuhan terhadap saya sama sekali tidak penting. Bahkan meski mereka mengancam untuk merampas kehidupan akhirat saya, saya tidak akan pernah mundur. Silahkan saja nyawa ini terbakar api penyesalan, silahkan saja terbakar di neraka karena doa mereka. Sebab, ketika api penyesalan menyala di dalam nurani, akan muncul surga. Dikarenakan tujuan yang ingin dicapai, khayalan pun akan membentuk surga harapan.

Perlu diketahui oleh siapa pun juga, saya menggenggam dua nyawa di tengah peperangan melawan dua musuh di dua medan duel pilih tanding. Orang yang hanya punya satu nyawa tidak akan berani di medan.

 


530. Page

Tanya:

Apa yang Anda inginkan dari para syaikh yang ada saat ini?

Jawab:

Saya ingin mereka ikhlas seperti yang selalu mereka katakan berulang-ulang. Saya ingin mereka melakukan jihad akbar yang mereka gantungkan di tenda militer maknawi yang disebut sebagai panti jompo, tangsi spiritual yang disebut sebagai tarekat, meninggalkan keinginan diri, meninggalkan segala kepentingan pribadi yang merupakan makna zuhud yang menjadi slogan mereka, makna cinta yang mereka dengung-dengungkan yang merupakan ragi bagi tabiat Islam. Sebab, mereka mendapatkan gaji dengan mempekerjakan kami, sehingga pengabdian mereka untuk kami adalah sebagai hutang yang harus mereka bayar.

 

Tanya:

Bagaimana mereka bisa mengabdi kepada kita?

Jawab:

Mereka harus meninggalkan kami, atau mereka harus membuang sikap semena-mena, ghibah dan aliansi di antara mereka, karena bisa saja syaikh-syaikh gadungan para ahli ibadah memicu terbentuknya sekte-sekte sesat dan bid’ah.

 

Tanya:

Bagaimana mereka bisa bersatu-padu sementara mereka saling mengkafirkan satu sama lain. Di samping itu, salah satu dogma mereka menyatakan, mencintai kemungkaran, atau bahkan merasa senang pada kemungkaran adalah perbuatan haram. Masalah pengingkaran terhadap kemungkaran itu penting?

Jawab:

Saya berhak menyampaikan hal berikut ini pada kalian:

Wahai orang-orang gila dan dungu! Tidakkah kalian mendengar dan memahami bahwa ayat berikut ini adalah aturan Ilahi:


531. Page

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. (Qs. al-Hujurat [49]: 10)

Apakah kalian buta sampai tidak melihat bahwa hadits berikut ini adalah aturan nabawi: “Tidaklah seseorang dari kalian beriman (dengan sempurna) hingga menyukai untuk saudaranya apa yang ia sukai untuk diri sendiri” (لنفسه مايحب لأخيه يحب  حتى أحدكم لايؤمن).[1]

Aduh-aduh, bagaimana bisa masalah pengkafiran yang mungkin benar dan mungkin dusta bisa menghapus dua asas agung yang kokoh di atas? Pengkafiran sama sekali bukan kalam Allah sehingga bisa dihapus (nasakh). Perjalanan waktulah yang menghapus kata-kata seperti itu. Bahayanya lebih mendominasi, manfaatnyalah yang menghapus kata-kata pengkafiran, karena mengamalkan dalil yang sudah dihapus (mansukh) tidak boleh.

 

Tanya:

Mungkin permusuhan di antara sesama mereka sebagai pemicu tindakan-tindakan tidak syar’i yang saling mereka lakukan?

 

Jawab:

Aduh-aduh, bagaimana bisa rasa cinta yang seberat dan sebesar gunung Subhan[2] itu bisa kalah, padahal cinta itulah iman, Islam, kemanusiaan, dan kebangsaan; bagaimana bisa cinta menjadi lemah dan kalah karena permusuhan akibat sejumlah tindakan tidak syar’i hanya karena alasan kekanak-kanakan.

Islam dan kemanusiaan yang mengharuskan rasa cinta sebesar gunung Uhud, dan sebab-sebab yang menimbulkan permusuhan laksana segelintir batu-batu kerikil kecil, yang mengalahkan cinta, bertindak bodoh di hadapan hakikat dengan meruntuhkan gunung Uhud hingga menjadi lebih kecil dari batu kerikil. Cinta dan permusuhan tak

[1] Dari hadits Anas bin Malik, dari Nabi S.a.w, dishahihkan al-Bukhari, ditakhrij dalam bab Iman itu adalah menyukai untuk saudara apa yang ia sukai untuk dirinya sendiri, hadits nomor 13.

[2] Terletak di timur Turki.




532. Page

pernah menyatu, layaknya cahaya dan kegelapan. Ketika permusuhan tidak mendominasi, cinta berubah menjadi keseimbangan dan kebajikan. Dan ketika cinta tidak mendominasi, permusuhan berubah menjadi kasih sayang dan sikap lembut.

Mazhab saya adalah mencintai cinta dan memusuhi permusuhan. Artinya, sesuatu yang paling saya cintai di dunia adalah cinta, dan yang paling saya musuhi adalah permusuhan.

Tanya:

Apa bedanya syaikh wali dan syaikh gadungan?

Jawab:

Seseorang bisa saja menjadi guru dan syaikh sejati ketika bertujuan untuk menyatu dengan cahaya yang diberikan Islam untuk hati dan fikiran. Ketika faham yang dianut adalah cinta, slogannya meninggalkan keinginan hawa nafsu, alirannya memungkiri diri sendiri, tarekatnya adalah gelora Islam.

Namun jika faham yang dimiliki hanya untuk memperlihatkan keistimewaan-keistimewaan diri dengan mencela orang lain, mendorong siapa pun untuk mencintainya dengan memusuhi orang lain, menampakkan perasaan-perasaan golongan yang bisa memecah belah persatuan, bertindak seakan kecintaan terhadap diri sendiri bergantung pada sikap memusuhi orang lain yang menimbulkan kecenderungan untuk menggunjing orang lain; maka orang seperti ini adalah syaikh gadungan, serigala berbulu domba, keluar dari perangkap dunia dengan mengorbankan agama, terpedaya oleh kenikmatan sial atau ijtihad keliru, sehingga menganggap dirinya orang shalih, mendorong diri untuk berburuk sangka pada syaikh-syaikh besar dan tokoh-tokoh yang diberkahi.

Tanya:

Kata-kata Anda memang baik, tapi siapa yang mau mendengar? Aliran memang luhur dan tinggi, sementara para pengikut berada di tingkatan paling bawah.

Jawab:

إنما الأعمال بالنيات، ما لا يدرك كله لا يترك كله، الملام على من اتبع الهوى، والسلام على من اتبع الهدى


533. Page

Amalan-amalan itu berdasarkan niat. Sesuatu yang tidak diketahui secara keseluruhan tidaklah ditinggalkan semuanya. Celaan diberikan bagi siapa pun yang mengikuti hawa nafsu, dan kesejahteraan diberikan bagi siapa pun yang mengikuti petunjuk.

 

Tanya:

Bagaimana pandangan Anda terkait pertikaian-pertikaian sengit di antara ulama di dunia Islam?

Jawab:

Saya memandang dunia Islam sebagai majelis perwakilan atau majelis permusyawaratan yang tidak terorganisir, atau rusak tatanannya. Kita, misalnya, mendengar pandangan jumhur ulama berbunyi begini terkait masalah syariat, sementara fatwa begini. Permasalahan seperti ini mirip pendapat mayoritas di dalam majelis permusyawaratan. Pendapat-pendapat lain yang tidak sejalur dengan pandangan jumhur, jika tidak memiliki muatan hakikat dan tidak berisi, diserahkan pada kemampuan orang-orang yang mengemukakan pendapat tersebut, agar ia memilih mana kemampuan yang sesuai dengan pendidikan yang dimilikinya. Ada dua poin penting terkait masalah ini:[1]

Pertama, pendapat yang dipilih berdasarkan kemampuan ini, juga pendapat yang berisi hakikat dalam batasan tertentu, tetap saja sebagai pendapat minoritas yang diabaikan oleh si penggagas sendiri, atau ditinggalkan secara mutlak, padahal dalam saat yang bersamaan pendapat tersebut terbatas oleh kemampuan yang dimiliki. Hanya saja, para pengikut menganut pendapat tersebut secara fanatik, berusaha meruntuhkan pendapat para penentang demi menjaga pendapat tersebut. Tidak heran jika muncul benturan, pertikaian, celaan, bantahan. Penolakan berubah menjadi awan yang disertai halilintar atau disertai hujan, sehingga debu-debu yang membumbung dari derapan kaki, dan uap yang keluar dari mulut, petir yang keluar dari kata-kata mereka, menjadi

[1] Perhatikan kedua poin ini. Jika engkau memperhatikannya dengan seksama, engkau akan memperoleh nikmat. (Penulis)




534. Page

awan yang disertai halilintar atau disertai hujan, hingga itu menjadi tirai penghalang bagi munculnya matahari Islam. Pendapat tersebut bukan sebagai awan yang disertai hujan sehingga bisa memberikan luapan rahmat bagi mereka yang bersumber dari cahaya matahari. Bukan hanya tidak memberikan cahaya, awan ini juga tidak menurunkan hujan.

Kedua, hakikat dan inti yang terselip dalam pendapat minoritas ketika tidak mengalahkan kemampuan hawa nafsu, kencenderungan, watak dan cermin warisan yang ia pilih. Pendapat ini akan tetap menjadi bahaya besar, karena kemampuan yang ada bukannya berubah menjadi yang seharusnya. Kemampuan ini justru merubah dan menundukkan kebenaran. Tidak heran jika petunjuk berubah menjadi hawa nafsu, dan faham bersumber dari watak serta kecenderungan. Ibarat:

النخلة تشرب الماء وتقطر العسل والحية هي الأخرى تشرب الماء ولكنها تقطر السم 

Lebah minum air dan menghasilkan madu, sementara ular minum air dan yang dikeluarkan adalah bisa beracun.[1]

Tanya:

Apakah majelis Islam tertinggi ini tidak bisa menemukan kembali sebuah aturan dan tatanan lagi di dunia?

Jawab;

Saya percaya bahwa dunia Islam secara keseluruhan akan menjadi seperti majelis perwakilan suci untuk seluruh umat manusia. Generasi terakhir dan pendahulu akan membentuk majelis permusyawaratan, agar satu sama lain bisa saling mengikuti sepanjang zaman. Hanya saja para orang tua lemah yang merupakan kelompok pertama, akan diam, mendengar, dan memuji mereka.


[1] Perumpamaan Turki.




535. Page

Tanya:[1]

Sebagian permasalahan syariat, seperti poligami, tawanan, dan perbudakan, menjadi sarana bagi kalangan asing untuk menghembuskan syubhat dalam syariat dilihat dari aspek peradaban modern.

Jawab:

Berikut akan saya sampaikan sebuah kaidah secara garis besar untuk saat ini, dan rinciannya akan saya sampaikan dalam sebuah risalah tersendiri.

Hukum-hukum Islam terbagi menjadi dua:

Pertama, hukum-hukum yang dibangun oleh syariat. Hukum-hukum ini adalah kebaikan hakiki dan murni.

Kedua, aturan-aturan yang diluruskan syariat. Yakni, syariat mengambil sesuatu dari ruang dan waktu, lalu meluruskan aturan-aturannya yang berbentuk liar dan lalim, menjadi aturan-aturan yang bisa diterapkan bagi umat manusia, menjadi yang paling ringan di antara dua keburukan, untuk selanjutnya beralih menuju kebaikan hakiki dan sempurna. Sebab, sesuatu yang sudah menguasai tabiat manusia secara umum harus segera dicabut.

Karena itu, syariat bukan sebagai pihak yang memberlakukan aturan tawanan, tapi mengubah dan meluruskan aturan tersebut dari bentuk yang amat liar menjadi bentuk yang menjurus pada kebebasan sempurna.

Sebagai contoh, jumlah istri tidak meningkat dari satu ke empat, meskipun poligami hingga empat istri adalah sesuai dengan watak, akal, dan hikmah. Dalam poligami juga terdapat sejumlah syarat yang tidak akan menimbulkan bahaya maupun kerugian jika diperhatikan dengan baik. Bahkan jika pun ada sebagian sisi yang membahayakan, tetap dianggap sebagai keburukan yang paling ringan, karena keburukan yang paling ringan adalah keadilan tambahan. Mustahil jika seluruh kondisi di dunia ini murni baik saja.

Namun disayangkan, saya melihat adanya sikap berlebihan maupun menyepelekan yang diperlihatkan oleh pihak-pihak anti pemerintah. Kalangan yang berlebihan

[1] Pertanyaan yang diajukan seseorang dari Albania.




536. Page

menuduh orang-orang Turki yang merupakan tonggak Islam setelah Arab, sebagai orang-orang sesat. Bahkan, ada juga yang mengkafirkan kalangan legislatif dengan dalih pengumuman pemberlakuan undang-undang dasar dan kebebasan tigapuluh tahun silam. Mereka berhujah pada ayat berikut:


وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ

Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. (Qs. al-Ma’idah [5]: 44)

Orang-orang malang itu tidak tahu bahwa yang dimaksud ayat di atas, “Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir,” adalah barangsiapa yang tidak mempercayai hukum Allah.

Aduh-aduh, bagaimana saya tidak menentang orang yang mengira kesewenang-wenangan masa lalu sebagai kebebasan sementara mereka sendiri menentang undang-undang dasar? Padahal sebenarnya mereka menentang pemerintahan, hanya saja mereka ingin berbuat semena-mena secara lebih. Karena itulah saya menolak orang-orang seperti ini. Siapa pun yang saat ini menuduh para pengusung kebebasan sebagai orang-orang sesat, berarti ia termasuk golongan ini.

Setelah itu saya melihat golongan berlebih-lebihan (ahl al-tafrith) yang merupakan golongan kedua. Ternyata mereka ini tidak tahu agama, menyerang kaum muslimin secara tidak adil dengan dalih fanatisme. Mereka yang mengusung pemikiran untuk memisahkan diri dari Daulah Utsmaniyah dan ingin meniru Eropa secara penuh, termasuk dalam golongan ini.

Wahai orang-orang awam! Saya seru kalian, namun perhatikan, saya punya persoalan dengan kalangan khusus yang akan kami bicarakan. Saya punya persoalan dengan pemerintahan, orang-orang terhormat, dan Organisasi Persatuan Turki, khususnya mereka yang tidak bergabung dengan organisasi Freemason.

Wahai kalangan khusus! Kami ini orang-orang awam dan anak-anak sekolahan, kami menuntut hak kami.

 


537. Page

Tanya:

Apa yang Anda tuntut?

Jawab

Sesuaikan tindakan dengan ucapan kalian, jangan kalian jadikan kekurangan orang lain sebagai alasan, jangan saling lempar tanggung jawab, jangan bermalas-malasan untuk memberikan pengabdian kalian untuk kami. Kalian harus mengganti apa pun yang terlewatkan dan terabaikan karena ulah kalian. Dengarkan kami, mintalah pendapat kami untuk menentukan kebijakan terkait apa yang kami perlukan. Tinggalkan sebagian kenyamanan kalian, dan tanyakan kabar serta kondisi kami.

Intinya, kami ingin menjamin masa depan kawasan-kawasan timur dan ulama-ulama setempat. Kami menuntut bagian kami dari Partai Persatuan dan Kemajuan. Kami menginginkan hal kecil dari kalian yang terasa besar sekali bagi kami.

Tanya:

Katakan saja apa maksud Anda secara terus terang, tidak perlu berbicara tidak jelas?

Jawab

Kami menginginkan Bitlis yang merupakan pusat Kurdistan, Van dan Diyar Bakir yang merupakan dua sayap sekaligus pendamping Bitlis. Kami ingin mendirikan sebuah perguruan tinggi al-Zahra yang akan menjadi saudara kandung Universitas al-Azhar dan mencakup Universitas Darul Ulum. Tenang saja, kami ini orang-orang Kurdi, tidak suka meniru orang lain. Kami tahu, kehidupan sosial kami bergantung pada kehidupan dan kebahagiaan orang-orang Turki.

Tanya:

Bagaimana bisa seperti itu, apa contohnya, dan mengapa?

Jawab:

Ada sejumlah syarat dan manfaat.

Tanya:

Apa saja syarat-syaratnya?

Jawab:

Ada delapan:


538. Page

Pertama, memberi nama universitas tersebut dengan nama yang menghidupkan dan membangkitkan segala harapan dan cita-cita, karena “madrasah” adalah kata yang sudah familiar, menarik, mengobarkan kerinduan dan semangat, juga memuat hakikat agung, meski hanya nominal semata.

Kedua, memadukan ilmu-ilmu modern dengan ilmu-ilmu perguruan swasta-diniyah, menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa wajib, bahasa Kurdi sebagai bahasa yang bisa dipergunakan, dan bahasa Turki sebagai kelaziman.

 

Tanya:

Apa hikmah perpaduan kedua ilmu tersebut, hingga sering kali Anda serukan dan Anda dengung-dengungkan?

Jawab:

Untuk menyelamatkan pemikiran dari kezaliman filsafat melalui empat analogi tidak benar,[1] melenyapkan kekeliruan filsafat taqlid kekanak-kanakan.

 

Tanya:

Lalu apa?

Jawab:

Cahaya nurani ilmu-ilmu agama, dan sinar akal ilmu-ilmu modern. Ketika dua ilmu ini dipadukan, hakikat akan muncul. Dengan kedua sayap ini, idealisme pelajar akan terbang tinggi. Namun ketika keduanya terpisah, ilmu-ilmu agama menimbulkan fanatisme, dan ilmu-ilmu modern menimbulkan tipu daya dan syubhat.

Ketiga, memilih ulama-ulama Kurdi yang memiliki basis ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu modern yang dijadikan acuan oleh orang-orang Kurdi dan Turki secara bersamaan, atau mereka yang menguasai bahasa lokal agar terasa lebih akrab.


[1] Analogi-analogi tidak benar yang dimaksud adalah menganalogikan hal-hal materi dengan hal-hal maknawi, berpegangan pada pernyataan-pernyataan orang-orang Eropa, bahkan untuk hal-hal maknawi, menolak pernyataan-pernyataan ulama yang tidak tahu-menahu tentang ilmu-ilmu modern, bahkan menolak ilmu-ilmu agama yang mereka sampaikan, terpedaya oleh keahlian yang dimiliki dalam ilmu-ilmu hadits dan hanya bertumpu pada diri sendiri, bahkan dalam masalah agama, menganalogikan khalaf dengan salaf, saat ini dengan masa lalu layaknya penolakan secara tidak benar.




539. Page

Keempat, memperhatikan segala kesiapan, kemampuan dan kesederhanaan orang-orang Kurdi, karena tentu saja ada banyak sekali pakaian dengan ukuran yang berbeda. Ukuran untuk tinggi badan tertentu tidak cocok untuk ukuran tinggi badan yang berbeda. Mengajari anak-anak hanya bisa dilakukan secara paksa, atau memanjakan dan memenuhi keinginan-keinginan mereka.

Kelima, menerapkan sistem pembagian jurusan secara sempurna, agar setiap jurusan mampu meluluskan para spesialis, meski dengan memadukan beberapa jurusan.

Keenam, mendirikan sumber materi dengan keuntungan maknawi untuk pihak pengelola, menyamakan perguruan-perguruan tersebut dengan pendidikan-pendidikan tinggi formal, dan membuat ujian-ujian yang membuahkan, seperti ujian-ujian di sekolah-sekolah formal, bukan ujian-ujian mandul.

Ketujuh, menjadikan Darul Mu’allimin sebagai pusat universitas untuk sementara waktu dan disatukan dengan universitas, hingga aturan dan manfaat, keutamaan dan agama berpindah dari sini ke sana, bisa beralih dari Darul Mu’allimin ke lingkungan universitas. Masing-masing diberi sayap untuk saling bertukar, sehingga keduanya memiliki dua sayap.

 

Tanya:

Apa saja sumber pendapatannya?

Jawab: Semangat dan kerja keras.

 

Tanya:

Lalu apa?

Jawab:

Perguruan ini berisi sesuatu seperti bibit pohon Thuba di kemudian hari. Ketika pohon ini menghijau dengan kerja keras, semangat, dan keinginan tinggi, tentu akan menarik kehidupan materinya sendiri, sehingga tidak memerlukan kantong-kantong kalian yang kering itu.


540. Page

Tanya:

Dari mana?

Jawab:

Dari mana saja.

Pertama, ketika wakaf-wakaf ditata dengan baik, pasti telaga ini akan mengeluarkan mata air penting melalui penyatuan berbagai sekolah.

Kedua, zakat. Kita adalah para penganut madzhab Hanafi dan Syafi’i. Perguruan al-Zahra ini tentu akan menarik sebagian dari zakat untuk kepentingan Islam dan kemanusiaan. Andai yang ada hanya zakatnya zakat, tentu sudah cukup.

Ketiga, seperti halnya perguruan ini akan menjadi perguruan tertinggi bagi akal karena akan menyebarkan banyak manfaat dan cahaya, juga pengabdian-pengabdian Islam yang akan diberikan, perguruan ini juga akan menjadi perguruan paling agung bagi hati dan sisi paling suci dalam pandangan nurani. Karena perguruan ini adalah perguruan diniyah dan modern, tentu nazar dan sedekah-sedekah yang merupakan kekuatan nasionalisme Islam, akan mengarah ke sana.

Keempat, mengingat perguruan ini menyatu dengan Darul Mu’allimin untuk timbal-balik seperti yang disebut sebelumnya, bisa saja sumber-sumber pendapat Darul Mu’allimin dipinjamkan untuk perguruan untuk sementara waktu dengan sejumlah kelonggaran. Setelah jangka waktu tertentu, perguruan tidak akan lagi memerlukan pinjaman, lalu pinjaman dikembalikan.

 

Tanya:

Memang apa saja manfaat perguruan ini sampai-sampai sejak sepuluh tahun silam selalu Anda serukan, bahkan sejak limapuluh tahun silam?

Jawab:

Secara garis besar: Perguruan ini merupakan jaminan masa depan ulama Kurdi dan Turki, memasukkan berbagai pengetahuan ke Kurdistan melalui pintu perguruan ini, 

541. Page

menunjukkan sisi-sisi baik undang-undang dasar dan kebebasan, dan berbagi manfaat melalui aturan tersebut. [1]

 

Tanya:

Tolong dijelaskan lebih rinci lagi.

Jawab:

Pertama, menyatukan dan membenahi perguruan-perguruan yang ada.

Kedua, menyelamatkan Islam dari karatan-karatan berbagai macam cerita, israiliyat, dan fanatisme-fanatisme kasar.

Islam itu kuat, kokoh, teguh, berpegang teguh pada kebenaran, bukan fanatisme yang muncul karena kebodohan dan tidak berfikir secara berimbang.

Jenis fanatisme yang paling berbahaya menurut saya adalah fanatisme para pengekor Eropa dan orang-orang atheis. Sebab, mereka ini tetap bersikeras memegang teguh syubhat-syubhat dangkal, yang sama sekali bukan ciri ulama yang berpegang teguh pada dalil.

Ketiga, membuka pintu untuk menyebarkan sisi-sisi baik undang-undang dasar.

Memang benar, kabilah-kabilah tidak punya niatan untuk menentang undang-undang dasar. Namun ketika undang-undang ini tidak dimanfaatkan dengan baik, tentu akan menjadi bahaya besar. Ketika orang sakit mengira obat dicampur dengan racun, ia tidak akan pernah mengonsumsi obat itu.

Keempat, membuka jalan untuk memasukkan ilmu-ilmu agama di seluruh perguruan, dan membuka sumber jernih untuk berbagai disiplin ilmu yang tidak dibenci para pengelolah perguruan.

Seperti yang sering saya sampaikan, pemahaman tidak benar dan dugaan sial hingga saat ini masih menjadi penghalang langkah tersebut.

Kelima, sudah saya sampaikan sebanyak seratus kali, dan sekali lagi saya katakan:


[1] Saya telah menyampaikan pembahasan mengenai Madrasah al-Zahra’ ini pada tahun ketiga dari masa kebebasan sebagai pidato di hadapan warga di Betliz, Van, Diyabakir, dan di banyak tempat lainnya. Mereka semua mengatakan bahwa itu benar dan dimungkinkan. Jadi, boleh saya katakana bahwa saya adalah penerjemah dari mereka dalam masalah ini. (Penulis)




542. Page

Pihak-pihak perguruan diniyah, ilmu-ilmu modern, tempat-tempat pendidikan al-Qur’an, dan pojok-pojok zikir, harus berdamai, agar minimal menyatu dalam tujuan utama dan saling bertukar fikiran. Namun disayangkan, perbedaan pemikiran di antara mereka di samping memecah belah persatuan, perbedaan metodologi juga menghentikan kemajuan, karena masing-masing berpegang teguh pada faham yang dianut, entah berlebihan atau lalai, disebabkan karena pandangan dangkal dalam menilai faham orang lain, menisbahkan ini itu sesat, dan menisbahkan ini itu bodoh.

Kesimpulan:

Jika Islam mewujud dalam bentuk lahiriah, maka ia akan tampak dalam bentuk istana kokoh, tinggi, dan bersinar, di mana salah satu rumahnya adalah perguruan modern, salah satu kamarnya adalah perguruan diniyah, aulanya adalah tempat perkumpulan untuk siapa pun laksana majelis permusyawaratan untuk melengkapi kekurangan satu sama lain. Perguruan al-Zahra mewujudkan istana Ilahi tersebut, seperti halnya cermin memantulkan matahari sesuai kemampuan yang dimiliki.

Wahai para penguasa! Layanilah kami seperti kami melayani kalian. Tanpa itu, wahai orang-orang pemerintahan yang melihat kami layaknya anak kecil yang memerlukan pengawasan, wujudkan kebahagiaan kami seperti kami telah mematuhi kalian. Tanpa itu, wahai mantan Organisasi Persatuan dan Kemajuan yang memikul tanggung jawab nasionalisme orang-orang Kurdi dan Turki, langkah kalian sudah bagus saat bersatu. Jika kalian berbuat baik, kalian akan mendapatkan manfaat kebaikan yang kalian lakukan. Jika tidak, maka kembalikan amanat-amanat itu kepada yang berhak.[1]


[1] Wahai para politisi dan pejabat pemerintahan, wahai orang yang mengira dirinya termasuk kalangan khas, janganlah kalian menjadikan buku yang merupakan pelajaran dan ceramah bagi kaum awam ini sebagai alat untuk menimpakan sikap putus asa dengan bersandar pada kalian; sebab, buruknya pelayanan kalian jauh lebih banyak berpengaruh jelek ketimbang buruknya pemahaman mereka. Zaman telah menjadi wakil untuk menyampaikan pelajaran itu pada kalian, namun kalian tidak mendengarkan pelajarannya sehingga kalian mengalami tamparan saying yang kuat darinya. (Penulis)




543. Page

Tanya:

Ulama sering kali dicela, sampai-sampai…?

Jawab:

Mencela ulama adalah kezaliman besar sekali!

Tanya:

Mengapa?

Jawab:

Karena perbuatan tersebut adalah tindakan bodoh, seperti kebodohan mengaitkan dosa ketiadaan kepada wujud.

Tanya:

Apa artinya?

Jawab:

Seperti halnya menuduh ilmu sebagai kebodohan karena kesalahan akibat tiadanya toleransi orang yang punya ilmu, seperti itu juga menuduh ulama yang senantiasa menyampaikan kesucian Islam dan menyampaikan hukum-hukum agama sebatas kemampuan yang dimiliki, yang patut mendapatkan penghormatan, cinta dan kasih sayang lebih dari yang lain, berbuat salah dan dosa karena tidak adanya orang-orang yang patut disebut ulama saat ini, juga memikulkan kesalahan dan dosa tersebut kepada para ulama, jika itu semua bukan tindakan bodoh, lalu apa lagi?

Bukan keberadaan ulama seperti ini yang membahayakan, tapi tidak adanya ulama yang kita harapkan, itulah yang berbahaya. Sebab, umumnya orang-orang cerdas menimba ilmu di sekolah-sekolah modern, orang-orang kaya juga risih dengan sekolah-seolah diniyah. Mengingat aturan dan sumber materi tidak ada di sekolah-sekolah diniyah, tidak heran jika tidak ada ulama mumpuni sesuai kebutuhan zaman yang muncul. Namun demikian harus diwaspadai: membenci ulama adalah tindakan berbahaya.[1]


[1] Wahai para guru agama, jangan putus asa. Hal yang berkuasa sekarang adalah ilmu dan pengetahuan, kita akan tumbuh berkembang dengan segala jenisnya, dan kemajuannya yang tertinggi akan berkembang ke tingkatan lebih tinggi lagi. (Penulis)




544. Page

Tanya:

Hanya segelintir orang saja yang punya niat baik. Jika memang niat Anda tulus, pasti Anda akan mendapatkan taufiq. Silahkan periksa niat Anda.

Jawab:

Alhamdulillah, namun bukan untuk dibanggakan[1]: unsur-unsur kedengkian dan apa pun yang bisa merusak niat tulus, seperti nasab, keturunan, ambisi, dan rasa takut, semuanya tidak saya kenal. Saya pun tidak kenal semua unsur ini. Saya tidak ingin mengenalnya. Karena saya tidak punya nasab ternama, untuk apa saya menjaga masa leluhur saya. Saya ini bukan apa-apa. Saya juga tidak punya keturunan, untuk apa saya harus bersusah payah untuk merealisasikan masa depan mereka. Saya juga punya kegilaan, sehingga peradilan militer tidak mampu menakut-nakuti dan mengancam saya untuk mereka obati. Saya juga punya kebodohan yang membuat saya tidak bisa baca-tulis. Saya tidak bisa membaca tempaan uang dinar atau dirham, yang ada hanya perdagangan akhirat.

Saya berjanji untuk tidak meninggalkan manhaj dan faham saya, bahkan meski saya harus kehilangan modal. Sejak saat ini, saya mulai tertimpa kerugian, saya jatuh dalam banyak dosa, dan masih tersisa satu lagi: ketenaran palsu. Saya sendiri sudah bosan dengan ketenaran, saya lari menjauhi ketenaran, karena ketenaran justru membebankan banyak pekerjaan yang tidak mampu saya tunaikan.

 

Tanya:

Mengapa Anda begitu berbaik sangka kepada pemerintahan berdasarkan undang-undang dasar, juga terhadap Organisasi Pemuda Turki yang bukan munafik?

Jawab:

Saya berbaik sangka karena kalian begitu berburuk sangka. Jika memang organisasi yang dimaksud memang baik, itulah yang diharapkan. Jika pun tidak, saya membimbing mereka agar layak untuk kami sangka dengan baik.


[1] Karamah syeikh dinukilkan dari syeikh yang lainnya, namun membicarakan nikmat juga termasuk tanda syukur terima kasih. (Penulis)




545. Page

Tanya:

Bagaimana pandangan Anda tentang Organisasi Persatuan dan Kemajuan?

Jawab:

Meski menghormati mereka, saya tetap menyampaikan kritikan keras terhadap langkah politik mereka.[1] Namun dalam batasan tertentu, saya perlu menyampaikan penghargaan dan ucapan selamat untuk cabang-cabang perekonomian dan keilmuan yang berhasil mereka raih, khususnya di wilayah-wilayah timur.

Tanya:

Mengapa banyak di antara kita yang menganggur?

Jawab:

Kehidupan adalah persaingan, dan semangat adalah kendaraan hidup. Saat Anda mengendarai cita-cita dan semangat, lalu keluar dan berduel, terlebih dahulu yang akan Anda hadapi adalah rasa putus asa yang merupakan musuh bebuyutan bagi Anda. Kekuatan maknawi rasa putus asa harus dipatahkan, setelah itu gunakan pedang “Janganlah kamu berputus asa” (لاتقنطوا) untuk menghadapi musuh yang satu ini.

Setelah itu, kecenderungan untuk meraih keunggulan secara semena-mena yang menggantikan posisi pelayanan untuk kebenaran yang seharusnya tak tergantikan, mulai menyerang cita-cita, menebas kepala harapan, dan membuatnya jatuh dari atas kuda. Karena itu, kalian harus mengirimkan hakikat “Jadilah untuk Allah” (كونوالله) demi menghadapi musuh tersebut.

Setelah itu, muncul sikap tergesa-gesa yang mengusik cita-cita dengan meninggalkan aturan tata tertib dalam rangkaian sebab-akibat, hingga menggelincirkan kaki harapan. Karena itu, jadikan ayat berikut sebagai perisai kalian:

 


[1] Jika dalam pelaksanaan keadilan tidak terdapat keadilan, maka yang muncul adalah kezaliman. Seribu resiko jangan robek demi satu resiko. Kekerasan dan semangat itu dua hal yang berbeda. Jika seseorang jahat yang sombong memaksanakan kebenaran, maka banyak orang akan tergiring ke kezaliman. (Penulis)




546. Page

 


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung. (Qs. Ali ‘Imran [3]: 200)


Setelah itu, muncul pemikiran dan pandangan pribadi di lapangan yang melenyapkan cita-cita manusia yang dibebankan untuk menjaga hak-hak sesamanya dan mencari hak tersebut di antara banyak sekali hak yang bercorak peradaban. Karena itu, doronglah seorang mujahid yang memiliki idealisme tinggi untuk memerangi kedua musuh tersebut, sebagai bukti kebenaran, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk sesamanya” (للناس أنفعهم خيرالناس).[1]

Selanjutnya, meniru kemalasan orang lain memanfaatkan kesempatan yang ada, lantas menyerang dan mematikan idealisme. Karena itu, jadikan “Hanya kepada Allah semata, bukan kepada yang lain, hendaklah orang-orang yang bertawakal berserah diri kepada-Nya” (المتوكلون فليتوكل غيره لاعلى الله على) sebagai benteng kokoh dan perlindungan bagi idealisme dan harapan.

Setelah itu muncul musuh bebuyutan, yaitu tidak mau bekerja untuk orang lain yang muncul karena kelemahan dan tidak percaya diri, hingga musuh ini meraih dan melumpuhkan idealisme. Untuk itu, kalahkan musuh ini dengan hakikat tinggi ayat berikut agar tangan musuh tak mampu menggapai ekor idealisme itu:


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَيْكُمْ أَنفُسَكُمْ ۖ لَا يَضُرُّكُم مَّن ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.(Qs. al-Ma’idah [5]: 105)


[1] Baca, Musnad al-Syihab (II/223), hadits nomor 1234, hadits ini dikuatkan riwayat lain, seperti “Para manusia adalah tanggungan Allah, dan yang paling dicintai Allah di antara mereka adalah yang paling bermanfaat bagi orang-orang yang menjadi tanggungannya.” Baca pula, Kasyf al-Khafa` (I/472, hadits nomor 1254)




547. Page

Setelah itu muncul musuh munafik yang menyusup, lalu menampar wajah idealisme dan cita-cita, dan membutakan pandangannya. Untuk itu, kirimkan hakikat yang beruntung yang mampu bekerja dengan baik berikut untuk menghadapi musuh tersebut, “Istiqamah-lah sebagaimana yang diperintahkan padamu” ( أمرت  استقم كما), dan “Jangan memerintah tuanmu”( سيدك  تتأمر على ولا), agar musuh itu berhenti pada batasannya.

Berikutnya muncul kecenderungan untuk hidup enak yang merupakan pangkal seluruh kesulitan dan kerusakan, sehingga mengekang idealisme dan melemparkannya ke penjara keputusasaan dan kesengsaraan. Untuk itu, kalian harus mengirim seorang mujahid gagah berani untuk menghadapi eksekutor yang menyihir itu:


وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ

Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. (Qs. An-Najm: 39)


إن لكم في المشقة الراحة، إن الانسان فطرطه راحطه في السعي والجدال

Di balik kesulitan ada kenyamanan. Kenyamanan orang ada pada usaha dan kerja keras.[1]

Mereka yang tidak mengenali saya selama perjalanan saya, menatap pakaian saya dan mengira saya seorang pedagang, mereka bilang:

Tanya:

Apa Anda pedagang?

Jawab:

Bukan hanya pedagang, tapi seorang ahli kimia juga.

Tanya:

Bagaimana bisa seperti itu?

 


[1] Sekarang saya menyadari bahwa kalian tidak memahami apa yang saya katakan; sebab saya membayangkan diri saya berada di posisi kalian sehingga saya tidak paham. Sebuah risalah dan sifat ulama yang merupakan saudara dari risalah ini berbicara dengan gaya bahasa yang lebih rumit. Karena itu, saya harus berjalan-jalan bersama kalian. Inilah saya sekarang menjadikan khayalan saya sebagai teman. (Penulis)




548. Page

Jawab:

Ada dua unsur yang saya padukan; salah satunya memunculkan obat manjur, satunya lagi memunculkan lampu terang.

Tanya:

Di mana kedua komoditi tersebut bisa ditemukan?

Jawab:

Di kaleng hitam atau emas dengan tulisan “hati,” di dalam sebuah kardus yang berjalan dengan dua kaki yang di dahinya tertulis “manusia,” di pasar peradaban dan nilai keutamaan.

 

Tanya:

Apa saja namanya?

Jawab:

Iman, cinta, kesetiaan, dan kemuliaan.

 

 

Sang Koran Berjalan, Ayah Bukan Apa-apa

Anak Zaman, Saudara Keajaiban

Keponakan Keanehan

      

Sa’id Nursi Si Kurdi