SINAR KELIMA

70. Page

Sinar Kelima[h1] 

 

Sinar kelima dari “kilauan ketigapuluh satu” dari “catatan ketigapuluh satu.”

Duapuluh permasalahan di antara sekian permasalahan tanda-tanda kiamat ini sudah ditulis tigabelas tahun silam,[1] seperti benteng Dzul Qarnain, Ya’juj Ma’juj, dan tanda-tanda lainnya dalam bentuk coretan sebagai pelengkap risalah yang kami bahas di peradilan-peradilan menawan yang kami karang tigapuluh tahun silam, selanjutnya coretan ini ditulis ulang karena sebuah lintasan fikiran seorang teman dekat saya, dan pada akhirnya menjadi “sinar kelima.”

Permasalahan-permasalahan di atas harus dibaca lebih dulu sebelum membaca mukadimah, agar maksud yang tertera dalam mukadimah bisa difahami. Permasalahan-permasalahan sinar kelima ini tidak boleh disampaikan kepada siapapun, karena semua permasalahan dalam sinar ini bersifat rahasia. Saya tidak mengizinkan untuk disebarluaskan, agar tidak difahami secara keliru.

بسم الله الرحمن الرحيم

فَقَدْ جَاۤءَ اَشْرَاطُهَا ۚ

 “Karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya.” (QS. Muhammad: 18)

Risalah ini merupakan noktah ayat di atas. Sengaja ditulis untuk menjaga akidah kalangan mukminin awam di zaman sekarang, juga untuk melindungi akidah dari berbagai syuhbat.

Sejumlah hadits terkait peristiwa-peristiwa akhir zaman memiliki makna-makna yang mendalam, laksana ayat-ayat mutasyabihat dalam Al-Qur'an, tidak bisa ditafsirkan layaknya ayat-ayat muhkamat. Tidak sembarang orang mengetahui ayat-ayat seperti ini, bahkan banyak yang menakwilkan saat memberikan penafsiran. Ayat-ayat seperti ini tidak bisa difahami takwilnya, maksudnya juga tidak bisa diketahui kecuali setelah terjadi sesuai petunjuk ayat;

مَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗٓ اِلَّا اللّٰهُ ۘوَالرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ

“Padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya.” (QS. Ali ‘Imran: 7) Orang-orang yang mendalam ilmunya mengetahui hakikat-hakikat tersembunyi tersebut seraya mengatakan;

ءَامَنَّا بِهِ كُلٌّ مِّنْ عِندِ رَبِّنَا

“Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” (QS. Ali Imran: 7)


[1] Terhitung sudah empatpuluh tahun hingga saat ini.

 [h1]





71. Page

Sinar kelima ini terdiri dari “mukadimah” dan “duapuluh tiga permasalahan”

Mukadimahnya terdiri dari “lima noktah”

Mukadimah

Noktah pertama;

Mengingat iman dan taklif merupakan ujian, percobaan dan perlombaan dalam lingkup kehendak sendiri (bukan paksaan), maka permasalahan-permasalahan teoritis nan rumit, mendalam, memerlukan kecermatan dan pengalaman tidak bersifat pasti ataupun penting, hingga memaksa siapapun, mau ataupun tidak, untuk percaya, hingga orang-orang seperti Abu Bakar naik ke tingkatan puncak ‘illiyyin, dan orang-orang seperti Abu Jahal runtuh hingga ke tingkatan paling bawah.

Andai tidak ada kehendak diri, tentu taklif tidak ada. Karena alasan dan hikmah ini, mukjizat-mukjizat hanya diberikan sedikit, dan jarang.

Tanda-tanda kiamat yang kelak akan disaksikan secara kasat mata, rumit dan sulit di negeri taklif ini, dan bisa ditakwilkan, sama seperti sebagian ayat-ayat mutasyabihat dalam Al-Qur'an, kecuali terbitnya matahari dari barat yang sudah pasti dan memaksa siapapun untuk percaya. Untuk itu, pintu taubat tertutup setelahnya. Tobat dan iman tidak lagi diterima, karena orang-orang seperti Abu Bakar akan sama seperti Abu Bakar dalam hal kepercayaan. Bahkan, turunnya Isa a.s. itu sendiri hanya diketahui melalui firasat cahaya iman, tidak sembarang orang mengetahui hal ini. Bahkan sosok-sosok mengerikan seperti Dajjal dan As-Sufyani tidak mengenali bahwa dialah yang dimaksud sebagai Dajjal dan As-Sufyani.

Noktah kedua;

Sebagian masalah-masalah gaib yang dijelaskan Rasulullah Saw. sepenuhnya Rasulullah Saw. sampaikan secara detail, karena dia tidak bisa ikut campur dalam bagian ini, layaknya ayat-ayat dan hadits-hadits muhkam.

Sebagian lainnya dijelaskan secara garis besar, untuk penjelasan rinci dan gambarannya diserahkan kepada Rasulullah Saw., seperti hadits-hadits terkait fenomena-fenomena alam dan peristiwa-peristiwa masa depan yang tidak termasuk masalah-masalah iman. Bagian ini dijelaskan sendiri oleh Rasulullah Saw. dengan bahasa beliau dengan menggunakan perumpamaan-perumpamaan, dan selaras dengan hikmah taklif.

Contoh; suatu ketika terdengar suara keras menggema di salah satu majlis Rasulullah Saw., lalu beliau bersabda, “Batu ini dilemparkan di neraka sejak tujuhpuluh tahun silam, ia melayang-layang di neraka saat ini dan baru sampai ke dasarnya.”[1]

Beberapa saat setelah beliau menyampaikan hadits menawan ini, seseorang datang lalu berkata, “Wahai Rasulullah, si fulan dari kalangan orang munafik yang berusia tujuhpuluh tahun, sudah mati dan masuk ke neraka Jahanam.” Pemberitahuan ini memperlihatkan penakwilan sabda Rasulullah Saw. nan fasih dan luhur.


[1] Baca; Shahih Muslim (II/2184), hadits nomor 2844, bab: panasnya neraka Jahanam, dasarnya yang sangat dalam, dan siksaan untuk para penghuninya.




72. Page

Perhatian;

Hadits-hadits terkait masa depan yang tidak termasuk hakikat-hakikat iman, tidak penting menurut pandangan nubuwah.

Noktah ketiga;

Noktah ini terdiri dari dua poin;

Pertama; sebagian hadits-hadits yang diriwayatkan dalam bentuk tasybih dan perumpamaan seiring perjalanan waktu berubah menjadi hakikat di mata kalangan awam, sehingga hadits-hadits tersebut tidak cocok dengan kenyataan yang terjadi. Meski hadits-hadits itu merupakan inti hakikat, namun nampak tidak sesuai dengan apa yang terjadi.

Contoh; dua malaikat dalam wujud kerbau dan ikan yang bernama Tsur dan Hut, dimana kedua malaikat ini termasuk di antara para malaikat yang memikul bumi, sama seperti para malaikat yang memikul Arsy, dibayangkan banyak orang dalam bentuk kerbau dan ikan sangat besar.

Kedua; meski sebagian hadits disampaikan berdasarkan mayoritas kaum muslimin di sana, berdasarkan pemerintah Islam atau pusat khilafah yang ada saat itu, namun diduga bersifat menyeluruh untuk seluruh dunia, dan dinilai bersifat umum meski dari salah satu sisi bersifat khusus.

Contoh; dalam sebagian riwayat disebutkan, akan muncul suatu masa dimana tak seorang pun mengucapkan, “Allah, Allah.”[1]

Artinya, tempat-tempat zikir akan ditutup, dan adzan akan dikumandangkan dengan bahasa Turki.

Noktah keempat;

Seperti halnya hal-hal gaib, seperti kematian dan ajal, tersembunyi berdasarkan serangkaian hikmah dan maslahat, maka kiamat yang merupakan sekarat dan kematian bagi dunia, serta ajal bagi umat manusia dan hewan, juga tidak diketahui karena banyak sekali hikmah dan maslahat.

Andai ajal diketahui, tentu semua orang menghabiskan separuh usia dalam kelalaian mutlak, separuh sisanya dihabiskan dalam ketakutan mutlak karena seiring perjalanan waktu usia membawa mereka selangkah demi selangkah menuju tiang gantungan, dan tentu neraca rasa takut dan harapan yang memiliki banyak maslahat, rusak belaka.

Demikian halnya jika waktu kiamat yang merupakan sekarat dan ajal dunia, sudah ditentukan waktunya, tentu generasi-generasi pertama dan pertengahan tidak ada yang terpengaruh oleh akhirat selain hanya sedikit saja, sementara generasi-generasi terakhir berada dalam ketakutan mutlak, sehingga saat itu tidak ada lagi kenikmatan ataupun nilai dunia, dan tentu ubudiyah –yang ditunaikan dalam rasa takut dan harapan dengan sepenuh ketaatan dan kerelaan- tidak lagi memiliki urgensi dan hikmah.

Demikian pula jika kiamat sudah ditentukan waktunya, tentu sebagian di antara hakikat-hakikat iman termasuk dalam hal-hal yang bisa diterima secara pasti, dan tentu semua orang, mau ataupun tidak, harus mempercayainya, sehingga rahasia taklif dan hikmah iman yang berkenaan dengan kerelaan dan kehendak, rusak sama sekali.

Karena hikmah dan maslahat-maslahat seperti inilah banyak hal-hal gaib yang tetap tersembunyi dan tertutupi, sehingga semua orang bisa berbuat untuk dunia dan

[1] Baca; Shahih Muslim (I/131), hadits nomor 148, bab; lenyapnya iman di akhir zaman.



73. Page

akhirat secara bersamaan, karena setiap saat mereka memikirkan ajal dan kehidupan, seperti halnya mereka bisa bekerja untuk akhirat di tengah kefanaan dunia, dan dalam saat yang bersamaan bekerja untuk memakmurkan dunia seakan mereka tidak akan mati, karena setiap saat mereka mampu memikirkan terjadinya kiamat sekaligus keberlangsungan dunia.

Andai waktu terjadinya berbagai macam musibah sudah diketahui dan ditentukan, tentu orang-orang yang akan tertimpa musibah mengalami beban-beban maknawi selama penantian, bahkan mungkin terasa lebih dari sepuluh kali lipat dari beban musibah yang akan menimpa itu sendiri. Untuk itu, hikmah dan rahmat ilahi tidak memberitahukan waktu terjadinya musibah, agar orang yang akan tertimpa tidak mengalami derita karena menantikan musibah menimpa.

Karena hikmah-hikmah seperti ini terkait sebagian besar masalah-masalah kauniyah-gaib, pemberitahuan hal gaib tidak disampaikan. Bahkan mereka yang diberitahu tentang hal-hal gaib yang tidak terkait dengan masalah-masalah taklif ataupun hakikat-hakikat iman atas izin rabbani, mereka hanya memberitahukan hal-hal tersebut dalam bentuk isyarat nan rumit, agar tidak bersikap tidak sopan ataupun melanggar aturan; “tidak ada yang mengetahui hal gaib selain Allah.”

Bahkan pemberitaan-pemberitaan tentang Rasulullah Saw. yang disebutkan dalam kitab Taurat, Injil dan Zabur pun terasa rumit dalam batasan tertentu.

Tidak heran jika sebagian di antara para pengikut kitab-kitab tersebut menakwilkan pemberitaan-pemberitaan tersebut dan tidak mempercayai Muhammad Saw.

Berbeda dengan pemberitahuan tentang permasalahan-permasalahan terkait akidah keimanan yang disampaikan secara tegas dan diulang-ulang, serta disampaikan secara jelas, karena hikmah taklif memang mengharuskan seperti itu. Untuk itu, Al-Qur'an dan penerjemahnya, Nabi Saw., memberitahukan masalah-masalah akhirat secara detail, sementara kejadian-kejadian masa depan dunia hanya disampaikan secara garis besar.

Noktah kelima;

Hal-hal luar biasa terkait masa Dajjal dan As-Sufyani diriwayatkan dalam pembahasan tentang kedua sosok ini, juga berbagai hal terkait lainnya. Untuk itu, ada yang mengira bahwa hal-hal luar biasa tersebut dilakukan oleh kedua sosok ini. Dengan demikian, riwayat-riwayat ini termasuk bagian riwayat mutasyabih dan maknanya tidak jelas, seperti Dajjal –misalnya- jalan-jalan menggunakan pesawat dan kereta api.

Ada kabar masyhur lain, ketika Dajjal dunia Islam mati, setan yang melayaninya menyampaikan berita ini di Dikili Thash,[1] Istanbul, agar seluruh dunia mendengar.

[1] Disebutkan dalam al-Mustadrak ‘alash Shahihain (IV/565); dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, “Rasulullah Saw. bersabda, ‘Seseorang bernama as-Sufyani muncul di tengah-tengah Damaskus, dan sebagian besar pengikutnya dari kabilah Kalb, ia melakukan pembunuhan hingga membelah perut kaum wanita dan membunuh anak-anak, lalu kabilah Qais bersatu untuk menghadapi mereka, lalu as-Sufyani membunuh mereka hingga tak ada yang menghalangi untuk menggapai tepi bukit. Lalu seorang dari ahlul bait-ku muncul di Hurrah (salah satu kawasan Madinah), as-Sufyani mendengarnya, lalu ia mengirim sekelompok pasukan miliknya, lalu (orang dari ahlul bait-ku) mengalahkan mereka, akhirnya as-Sufyani bergerak bersama pasukannya, hingga setelah tiba di suatu padang luas, mereka ditelan bumi, sehingga tidak ada yang selamat selain yang mengabarkan tentang mereka.” Hakim memberi ulasan hadits ini, “Sanad hadits ini shahih sesuai syarat al-Bukhari dan Muslim, hanya saja tidak mereka takhrij.”

Terkait al-Masih Dajjal, disebutkan dalam kitab Shahih al-Bukhari (II/665), hadits nomor 1783; Abu Sa’id al-Khudri r.a. berkata, “Rasulullah Saw. menyampaikan suatu kisah panjang kepada kami tentang Dajjal. Di antara yang beliau sampaikan; Dajjal datang –dan haram baginya memasuki jalanan-jalanan masuk Madinah- ia singgah di salah satu tanah Madinah, lalu saat itu ada seseorang keluar menghampirinya, ia adalah orang terbaik atau salah satu yang terbaik, lalu ia berkata, ‘Aku bersaksi bahwa kau adalah Dajjal seperti yang pernah Rasulullah Saw. sampaikan kepada kami tentangmu.’ Dajjal kemudian berkata, ‘Bagaimana menurutmu, jika aku membunuhmu lalu aku menghidupkanmu kembali, apa kau masih meragukan hal ini?’ ‘Tidak,’ jawabnya. Dajjal kemudian membunuhnya lalu menghidupkannya kembali, lalu setelah dihidupkan, orang itu berkata, ‘Demi Allah, kau tidak lebih mengerti melebihiku saat ini.’ Dajjal kemudian berkata, ‘Bunuhlah dia, aku tidak lagi berkuasa terhadapnya’.”




74. Page

Artinya, berita kematian Dajjal ini akan disebarkan melalui radio yang sangat luar biasa, yang membuang siapapun tercengang, bahkan setan sekalipun.

Kondisi-kondisi aneh Dajjal, juga kekuasaan-kekuasaan terkait aturan dan pemerintahan, serta kelompok yang ia bentuk, diriwayatkan terkait sosoknya ini, sehingga makna-maknanya kabur. Contoh; dalam salah satu riwayat disebutkan, Dajjal kuat sekali dan dominan, hingga siapapun tidak bisa membunuhnya selain Isa a.s., tidak bisa dengan cara lain.[1]

Artinya, di dunia kalangan Nasrani akan muncul agama samawi luhur dan murni, mampu membeberkan dan membunuh metode serta aturan Dajjal nan kasar. Agama yang dimaksud adalah agama Isa yang akan mengikuti hakikat Al-Qur'an, menyatu dengan hakikat ini dimana kekafiran dan atheisme akan mati dan lenyap saat Isa turun. Tanpa itu, tentu membunuh sosok Dajjal sangat mudah sekali dengan satu bakteri atau penyakit influenza saja sudah cukup.

Selain itu, pernyataan dan penafsiran sebagian perawi yang bisa saja keliru bercampur dengan redaksi hadits, lalu ada yang mengira kata-kata tersebut bagian dari matan hadits, sehingga makna hadits tidak jelas dan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, sehingga hadits tersebut termasuk hadits.

Mengingat pemikiran maknawi seseorang terhadap kelompok dan masyarakat saat itu belum mengakar ataupun berkembang seperti saat ini, dan pemikiran yang menyebar kala itu adalah pemikiran individual, sifat-sifat dan pekerjaan-pekerjaan besar yang dilakukan suatu kelompok dinisbatkan pada para pemimpin kelompok. Para pemimpin ini tidak layak menyandang sifat-sifat luar biasa seperti ini, juga tidak cocok. Untuk itu, harus ada sosok besar dan luar biasa, harus ada kerangka tulang, kekuatan, dan kemampuan luar biasa besar yang dimiliki para pemimpin-pemimpin tersebut, seratus kali lebih besar dari tubuh, kerangka tulang, kekuatan dan kemampuan asli yang mereka miliki. Karena itulah riwayat tersebut tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, sehingga riwayat ini termasuk riwayat mutasyabih.

Berikutnya, mengingat sifat dan kondisi-kondisi Dajjal dan as-Sufyani berbeda satu sama lain, maka riwayat-riwayat yang menyebutkan Dajjal secara mutlak, terasa kabur dan tidak jelas, sehingga Dajjal dikiranya as-Sufyani, dan juga sebaliknya.

Berikutnyaa, kondisi-kondisi al-Mahdi tidak sesuai riwayat-riwayat masyhur yang mengisyaratkan para Mahdi masa lalu. Dengan demikian, hadits-hadits terkait Imam Mahdi termasuk hadits mutasyabih. Imam Ali misalnya, hanya membicarakan tentang Dajjal Islam saja.


[1] Sebuah tempat di Istanbul, dulu pernah ada stasiun radio di sana.




75. Page

Demikian mukadimah ini, selanjutnya kita akan beralih menuju permasalahan-permasalahan bagian ini.

Berkat pertolongan rabbani, berikut ini akan dijelaskan secara singkat “duapuluh tiga permasalahan” di antara ratusan contoh peristiwa gaib yang disebarkan oleh kaum munafik dengan tujuan untuk merusak akidah kalangan awam. Seraya memohon pertolongan rabbani, semoga permasalahan-permasalahan ini tidak berbahaya seperti yang dibayangkan oleh kaum munafik, dan semoga menjadi sebab penting untuk memperkuat akidah kalangan mukminin awam dengan menyebutkan dan menjelaskan takwil-takwil yang benar. Dengan memohon kepada Rabb Yang Maha Penyayang, semoga Ia berkenan memaafkan dan mengampuni segala kesalahan dan kekeliruan saya.

Maqam Kedua

Dari Sinar Kelima dan Permasalahan-permasalahannya

Permasalahan pertama berikut ini sudah pernah saya tulis sejak lama saat muncul sebuah peristiwa, lalu saya perlihatkan penakwilan peristiwa ini secara jelas. Dalam salah satu riwayat disebutkan, as-Sufyani kelak akan minum air dan tangannya akan dilubangi. Artinya, ia kelak akan meminum banyak sekali khamr yang juga berbahan dasar air, laksana minum air biasa, perutnya laksana geriba air. Karena penyakit ini, dari tangannya akan mengucur banyak sekali uang mencapai jutaan Lira yang ia kumpulkan secara semena-mena. Ia akan bersusah payah untuk menyembuhkan penyakit itu dengan mengeluarkan banyak dana seperti aliran air. Uang-uang ini akan dimakan dan masuk ke dalam tenggorokan para dokter kafir.

Di masa kita sekarang ini –seperti yang saya dengar- ada seseorang yang mengeluarkan dana hingga hampir mencapai tiga juta Lira untuk pengobatan, lalu dengan bahasa kondisi kehidupannya ia mengatakan, “Lihatlah penakwilan hadits ini pada kondisi saya!”

Seiring kematiannya, ia memberitahukan sejauh mana hikmah, kemukjizatan, keluhuran, dan cakupan menyeluruh kalam suci yang intinya; “Ia –as-Sufyani- akan meminum air, dan tangannya akan dilubangi,” setelah itu ia pergi tanpa kembali lagi.

بسم الله الرحمن الرحيم

Permasalahan pertama;

Disebutkan dalam sejumlah riwayat, tangan as-Sufyani yang termasuk orang berbahaya di akhir zaman, akan dilubangi.

Salah satu sisi penakwilan riwayat ini sebagai berikut –Wallâhu a’lam-;

Ia berlebihan dalam melakukan perbuatan-perbuatan tiada guna, tolol, dan boros harta, sehingga tidak ada lagi harta tersisa yang ia miliki, semuanya ia hambur-hamburkan begitu saja. Disebutkan dalam kata perumpamaan; si fulan tangannya bolong. Artinya, dia berlebihan dan boros harta.


76. Page

Hadits ini mengingatkan bahwa dengan menyebarluaskan sikap boros, ia justru memicu sifat tamak,[1] ambisi merebut harta milik orang, sehingga ia meletakkan tangannya di atas senar yang amat sensitif ini, selanjutnya ia tundukkan banyak orang demi kepentingan pribadi.

Permasalahan kedua;

Disebutkan dalam sejumlah riwayat, salah satu sosok berbahaya dan mencengangkan di antara sosok-sosok akhir zaman, di keningnya tertulis kata; K A F I R.[2]

Takwil riwayat ini –wallâhu a’lam- si as-Sufyani mengenakan topi orang kafir, lalu mewajibkan semua orang mengenakan topi tersebut secara paksa melalui undang-undang. Namun karena topi ini digunakan untuk sujud kepada Allah, insya Allah si topi mendapatkan hidayah, sehingga tak seorang pun menjadi kafir karena mengenakan topi ini karena dipaksa.

Permasalahan ketiga;

Disebutkan dalam sejumlah riwayat, di akhir zaman nanti akan ada surga dan neraka palsu milik para penguasa lalim, khususnya Dajjal.[3]

Salah satu sisi takwil riwayat ini –wallâhu a’lam- ada sekolah tingkat lanjutan atas negeri dan di depannya ada penjara pemerintah, salah satunya tradisi buruk untuk anak-anak, dan satunya lagi tempat penyiksaan dan penjara.

Permasalahan keempat;

Disebutkan dalam sejumlah riwayat, di akhir zaman nanti tidak ada lagi orang yang mengucapkan, “Allah, Allah.”

Salah satu sisi takwilnya –hanya Allah yang mengetahui hal gaib- tempat-tempat belajar, tempat-tempat zikir, sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan agama akan ditutup, dalam adzan dan iqamat akan disebut nama lain selain nama Allah.[4]

Namun ini bukan berarti bahwa seluruh manusia akan jatuh dalam kekafiran mutlak, karena mengingkari keberadaan Allah mustahil bagi akal, sama seperti mengingkari alam raya ini. Menurut sebagian besar orang, akal mereka tidak menerima

[1] Ia mengumpulkan harta selama limabelas tahun sebesar 17 juta Lira dari rakyat yang miskin yang berjumlah 15 juta jiwa, uang-uang ini ia telan dengan tamak dan rakus. Silahkan difahami, bagaimana ia membangkitkan sifat tamak dan rakus.

[2] Disebutkan dalam Shahih al-Bukhari (VI/2608), bab: tentang Dajjal, hadits nomor 6712; tidaklah seorang nabi pun diutus, melainkan ia pasti mengingatkan umatnya dari si buta sebelah mata yang amat pendusta. Ketahuilah, dia itu buta sebelah mata, sementara Rabb kalian tidak buta. Di antara kedua matanya tertulis k-a-f-i-r.”

[3] Disebutkan dalam Shahih al-Bukhari (III/1215), hadits nomor 3160, dari Abu Salamah, ia berkata, “Saya mendengar Abu Hurairah r.a. berkata, ‘Rasulullah Saw. bersabda, ‘Maukah kalian kuberitahu tentang Dajjal yang belum pernah disampaikan seorang nabi pun kepada kaumnya; dia buta sebelah mata, ia datang membawa sesuatu seperti surga dan neraka. Yang ia bilang surga, itulah neraka. Sungguh, aku peringatkan kalian seperti yang diperingatkan Nuh kepada kaumnya’.” Juga hadits nomor 6711 tentang Dajjal; “Bersamanya ada api dan air. Apinya adalah air dingin, dan airnya adalah api.” Abu Mas’ud berkata: “Aku mendengarnya dari Rasulullah Saw.”

[4] Antara tahun 1933 hingga 1950, adzan di Turki dikumandangkan dengan bahasa Turki, bukan bahasa Arab.




77. Page

hal ini, apalagi mereka semua. Orang-orang kafir tidak mengingkari Allah, mereka hanya salah terkait sifat-sifat-Nya.

Isi takwil lain; ruh orang-orang mukmin dicabut menjelang kiamat terjadi agar tidak merasakan huru-hara dan kedahsyatan kiamat, sehingga kiamat hanya menimpa orang-orang kafir.

Permasalahan kelima;

Dalam sejumlah riwayat disebutkan, beberapa sosok di akhir zaman, seperti Dajjal, mengaku Tuhan, dan mereka memaksa orang-orang bersujud pada mereka.[1]

Salah satu sisi penakwilannya –wallâhu a’lam-; seperti halnya seorang panglima bodoh mengingkari adanya raja, dalam dirinya dan juga para panglima lain memiliki semacam kekuasaan, dimana kekuasaan masing-masing sesuai tingkat kepemimpinannya, seperti itu juga orang-orang yang memimpin faham kalangan naturalis dan materialis, mereka membayangkan dalam diri mereka adanya semacam ketuhanan, dimana bayangan ini sesuai dengan tingkat masing-masing dari mereka. Dajjal menggiring para pengikutnya untuk mengabdi pada kekuatannya, menundukkan mereka agar menyembahnya dan juga menyembah gambar-gambarnya. Maksudnya, membuat mereka menundukkan kepala pada gambar-gambar itu.

Permasalahan keenam;

Disebutkan dalam sejumlah riwayat, fitnah-fitnah akhir zaman amat berat dan mencengangkan, dimana tak seorang pun mampu bersikap tegar dengan mudah menghadapi semua fitnah tersebut.[2] Untuk itu, umat secara keseluruhan memohon perlindungan dari fitnah tersebut sejak 1300 tahun silam sesuai perintah nabawi. Doa agar dilindungi dari “fitnah ad-Dajjal” dan “fitnah akhir zaman” menjadi wirid umat setelah permohonan agar dilindungi dari siksa kubur.[3]

Salah satu sisi takwil riwayat ini –wallâhu a’lam- fitnah-fitnah ini menarik jiwa siapapun dan membuat jiwa mereka terpedaya olehnya. Mereka melakukan fitnah tersebut atas pilihan dan kehendak sendiri, bahkan mereka menikmati semua itu. Sebagai

[1] Al-Hakim meriwayatkan dalam al-Mustadrak (IV/554), kitab: fitnah dan peperangan, hadits nomor 8551; dari Hisyam bin Amir al-Anshari r.a., Rasulullah Saw. bersabda, “Sungguh, rambut kepala bagian belakang Dajjal ikan sekali, ia kelak akan mengatakan, ‘Aku tuhan kalian.’ Lalu siapa mengatakan, ‘Kau tuhan kami,’ ia terkena fitnah, dan siapa yang mengatakan, ‘Kau berdusta, Rabbku Allah, kepada-Nya jua aku berserah diri, dan kepada-Nya aku kembali,’ maka Dajjal tidak akan membahayakannya –atau beliau mengatakan, ‘Maka ia tidak terkena fitnah’.”

[2] Hakim meriwayatkan dalam al-Mustadrak (III/611), bab: tentang Nu’man bin Basyir r.a., hadits nomor 6263; diriwayatkan dari Nu’man bin Basyir r.a., ia menuturkan, “Kami bersama Rasulullah Saw., lalu kami mendengar beliau menyampaikan, ‘Sebelum kiamat terjadi, akan muncul fitnah-fitnah seperti potongan malam gelap. Pada pagi hari seseorang beriman, namun kafir pada sore hari. Pada sore hari seseorang beriman namun kafir pada pagi hari. Sejumlah kaum menjual bagian akhirat mereka dengan harta benda dunia tak seberapa.’ Hasan mengatakan, ‘Demi Allah, aku melihat mereka memiliki bentuk tanpa akal, tubuh tanpa akal, mereka adalah serangga-serangga api dan lalat-lalat ketamakan, pagi dan sore mereka mencari dua dirham, seseorang di antara mereka menjual agamanya dengan (sesuatu) seharga kambing betina’.”

[3] Disebutkan dalam Shahih al-Bukhari (I/463), bab: perlindungan dari siksa kubur, hadits nomor 1311; diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, “Rasulullah Saw. berdoa, ‘Ya Allah! Sungguh, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, siksa neraka, fitnah kehidupan dan kematian, dan fitnah al-Masih Dajjal’.”




78. Page

contoh; orang-orang Russia mandi bersama di tempat-tempat pemandian umum dengan telanjang, lelaki dan perempuan bercampur menjadi satu di sana.

Karena secara fitrah kaum wanita cenderung ingin memperlihatkan keindahan-keindahan tubuh, mereka jatuh dalam fitnah ini dengan senang hati dan suka rela, sehingga mereka tersesat. Tidak berbeda dengan kaum lelaki yang menggemari keindahan, mereka ini juga kalah oleh jiwa, sehingga dengan senang hati jatuh ke dalam neraka fitnah, mereka seakan mabuk hingga akhirnya terbakar.

Hiburan-hiburan yang ada saat ini, dosa-dosa besar dan berbagai macam bid’ah, seperti tarian dan opera sangat menarik para penyembah hawa nafsu di sekitarnya laksana serangga-serangga, dan membuat mereka mabuk. Tanpa itu, jika yang ada di dunia ini murni paksaan, tentu tidak ada hak pilih, dan tidak ada dosa.

Permasalahan ketujuh;

Disebutkan dalam sejumlah riwayat, as-Sufyani akan menjadi seorang ulama besar, ia akan jatuh dalam kesesatan padahal ia tahu, dan banyak sekali ulama yang mengikutinya.

Salah satu sisi penakwilannya –wallâhu a’lam- meski as-Sufyani tidak memiliki perangkat-perangkat kekuasaan seperti yang dimiliki para raja pada umumnya, seperti kekuatan, kemampuan, kabilah, keberanian, and kekayaan, namun ia mampu meraih kekuasaan dengan kecerdasan, ilmu, dan kecerdikan politik. Ia mampu menundukkan akal banyak ulama, menjadikan mereka sebagai mufti-mufti demi kepentingannya, ia mampu menjadikan banyak sekali kalangan tenaga pendidik dan guru bergabung dengannya, menjadikan pengetahuan-pengetahuan yang jauh dari agama sebagai pembimbing, dan berusaha keras untuk menyebarkan pengetahuan-pengetahuan seperti ini.

Permasalahan kedelapan;

Disebutkan dalam sejumlah riwayat, fitnah Dajjal nan mencengangkan dan berbahaya akan muncul di tengah-tengah kaum muslimin, mengingat umat secara keseluruhan memohon perlindungan dari fitnah ini.

Salah satu sisi penakwilan riwayat ini –hanya Allah yang mengetahui hal gaib- orang-orang muslim memiliki Dajjal yang berbeda dengan Dajjal-nya orang-orang kafir, bahkan ada sebagian kalangan ahli tahqiq menyatakan seperti yang dikatakan Imam Ali r.a., “Dajjal kaum muslimin adalah as-Sufyani. Ia akan muncul di dunia Islam, ia akan meraih banyak sekali capaian dengan makar dan tipuan.” Sementara Dajjal orang-orang kafir berbeda, karena orang yang tidak mau tunduk pada kelaliman Dajjal besar akan meraih mati syahid, dan yang taat padanya karena dipaksa, ia tidak kafir, hanya berdosa.

Permasalahan kesembilan;

Kejadian-kejadian tentang as-Sufyani dan peristiwa-peristiwa masa depan yang disebutkan dalam sejumlah riwayat, digambarkan akan terjadi di berbagai belahan bumi Syam dan di Jazirah Arab.

Salah satu sisi penakwilan riwayat ini –wallâhu a’lam- mengingat pusat dunia Islam saat itu ada di Irak, Syam, dan Madinah, para perawi riwayat-riwayat di atas menakwilkan, seakan pusat Islam tetap bertahan di tempat-tempat tersebut sesuai ijtihad mereka. Mereka lantas membayangkan kejadian-kejadian tersebut muncul di dekat pusat 

79. Page

pemerintahan Islam, mereka membicarakan tentang Aleppo dan Damaskus, karena mereka menjelaskan berita-berita hadits ini secara garis besar sesuai ijtihad.

Permasalahan kesepuluh;

Disebutkan dalam sejumlah riwayat bahwa sosok-sosok di akhir zaman memiliki kemampuan luar biasa.

Salah satu sisi penakwilan riwayat ini –wallâhu a’lam-, ini adalah kiasan tentang sosok maknawi yang diperankan oleh sosok-sosok tersebut, dimana keagungan besar yang dimiliki sosok maknawi terpampang dalam wujud yang memerankan sosok tersebut, juga terpampang dalam gambaran-gambaran besar yang mewakili sosoknya, seperti wujud panglima tertinggi Jepang yang mengalahkan Russia, sosok panglima ini dulu digambarkan salah satu kakinya berada di samudera sementara kaki yang satunya lagi berada di benteng Port Arthur.

Terkait kemampuan luar biasa sosok-sosok akhir zaman, disebabkan karena sebagian besar perilaku mereka merusak dan memperdaya. Mereka menampakkan seakan memiliki kemampuan luar biasa, karena merusak itu mudah. Satu batang korek api bisa membakar satu perkampungan secara keseluruhan. Terkait perilaku-perilaku mereka yang memperdaya, karena jiwa manusia tertarik padanya, mengingat perilaku-perilaku mereka menyebar luas dengan cepat.

Permasalahan kesebelas;

Disebutkan dalam sejumlah riwayat, bahwa di akhir zaman ada empatpuluh wanita diurus satu lelaki.[1]

Ada dua penakwilan untuk riwayat-riwayat ini –wallahu a’lam-;

Pertama; pernikahan syar’i jarang ada pada zaman itu, atau lenyap seperti yang terjadi di Russia. Kaum lelaki tidak mau terikat dengan seorang wanita saja, sehingga satu lelaki mengurus empatpuluh wanita liar dan sengsara.

Penakwilan kedua; kiasan untuk kematian sebagian besar kaum lelaki dalam berbagai peperangan di zaman fitnah tersebut, juga kiasan untuk sebagian besar bayi yang dilahirkan perempuan, karena ketika kaum wanita bertindak bebas secara penuh, syahwat kewanitaan mereka bergejolak, sehingga dengan fitrahnya, seorang wanita mengalahkan suaminya, sehingga si wanita merebut anaknya, dan pada akhirnya jumlah kaum wanita membludak karena perintah ilahi.

Permasalahan keduabelas;

Disebutkan dalam sejumlah riwayat, bahwa hari pertama Dajjal selama satu tahun, hari keduanya selama satu bulan, hari ketiganya selama satu minggu, dan hari keempatnya selama satu hari.[2]


[1] Disebutkan dalam Shahih Muslim (VI/2056), hadits nomor 2671; diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata, “Maukah kalian aku ceritakan suatu hadits yang pernah aku dengar dari Rasulullah Saw., yang tidak akan diceritakan seorang pun kepada kalian sepeninggalku yang pernah ia dengar dari beliau; sungguh, di antara tanda-tanda kiamat adalah diangkatnya ilmu, kebodohan nampak, perzinaan menyebar, khamr diminum, (banyak) kaum lelaki lenyap sementara kaum wanita tetap bertahan, hingga liampuluh wanita diurus satu lelaki.”

[2] Disebutkan dalam Shahih Muslim (IV/2252), bab; tentang Dajjal dan sifatnya, juga hadits nomor 2937 dari hadits Nawas bin Sam’an; … kami (para sahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah, berapa lama ia (Dajjal) berada di bumi?’ Beliau menjawab, ‘Empatpuluh hari; satu hari seperti satu tahun, satu hari seperti satu bulan, satu hari seperti satu jum’at dan hari-hari lainnya sama seperti hari-hari kalian.”




80. Page

Ada dua penakwilan untuk riwayat-riwayat ini –wallahu a’lam-;

Pertama; kiasan dan isyarat kemunculan Dajjal terbesar di samudera kutub selatan, karena satu tahun di kutub selatan terjadi dalam durasi waktu satu hari satu malam. Andai Anda bepergian dari utara ke selatan bumi menggunakan kereta api, Anda akan melihat matahari tidak terbenam pada musim panas selama satu bulan penuh. Misalkan Anda mengendarai mobil ke arah selatan bumi, Anda akan melihat matahari selama satu pekan penuh. Dulu, saya berada di dekat kawasan ini saat saya ditawan di Russia.

Dengan demikian, riwayat-riwayat tersebut mengabarkan secara mukjizat bahwa Dajjal yang akan menyerang dari utara ke arah kita di selatan.

Penakwilan lain; ada tiga hari milik Dajjal besar dan Dajjal-nya kaum muslimin. Artinya, keduanya memiliki tiga fase masa untuk bertindak semena-mena. Rasul Mulia Saw. mengabarkan kepada umatnya dengan bahasa tingkat tinggi bahwa pada hari pertama Dajjal, maksudnya pada fase kekuasaan pertamanya, ia melakukan tindakan-tindakan besar yang tidak bisa dilakukan bahkan dalam waktu tigaratus tahun. Pada hari kedua, maksudnya pada fase kedua kekuasaannya, ia melakukan tindakan-tindakan selama satu tahun yang tidak mungkin dilakukan bahkan dalam tigapuluh tahun. Pada hari ketiga, maksudnya pada fase ketiga kekuasaannya, ia melakukan perubahan-perubahan dalam satu tahun yang tidak bisa dilakukan bahkan dalam sepuluh tahun. Sementara hari dan perannya yang keempat, Dajjal melakukan hal-hal biasa. Ia tidak mampu melakukan hal berarti untuk disebut. Bahkan hanya berusaha untuk mempertahankan kondisinya saja.

Permasalahan ketigabelas;

Disebutkan dalam riwayat shahih dan qath’i, bahwa Isa a.s. akan membunuh Dajjal besar.

Juga ada dua penakwilan untuk riwayat-riwayat ini –wallahu a’lam-;

Pertama; tidak ada yang mampu membunuh Dajjal yang mencengangkan dan luar biasa yang menjaga dirinya dengan istidraj-istidraj luar biasa, seperti sihir, hipnotis, memanggil ruh, dan menundukkan manusia, juga tidak ada yang mampu merubah aturan dan kekuasaannya selain orang yang memiliki hal-hal luar biasa, mukjizat, dan diterima semua orang. Dia adalah Isa a.s. yang memiliki hubungan dengan banyak orang, dan dia adalah nabi sebagian besar manusia.

Penakwilan lain; orang-orang yang akan membunuh struktur besar dan sosok maknawi materialisme, atheisme dan kekafiran mencengangkan yang dibangun dan dibentuk Dajjal yang dibunuh dengan pedang Isa a.s., dan mereka yang akan melenyapkan pemikiran kafir Dajjal (pengingkaran terhadap uluhiyah), tidak lain adalah kalangan spiritual pengikut Isa yang akan menyatukan hakikat agama Isa dengan hakikat Islam.

Kekuatan ini akan mereka hancurkan dan akan mereka bunuh secara maknawi. Bahkan riwayat yang menunjukkan bahwa Isa a.s. datang dan mengikuti shalat Imam Al-Mahdi, mengisyaratkan kesepakatan ini, juga mengisyaratkan bahwa Isa mengikuti hakikat dan hukum Al-Qur'an.


81. Page

Permasalahan keempatbelas;

Disebutkan dalam sejumlah riwayat bahwa kekuatan inti Dajjal adalah kaum Yahudi, karena Yahudi mengikutinya atas dasar cinta dan kerelaan hati.[1]

Bisa kami katakan –wallahu a’lam- bahwa penakwilan riwayat ini dalam batas tertentu sudah nampak di Russia. Jelasnya, Yahudi yang menghadapi kezaliman berbagai pemerintahan, berkumpul dan menyatu di Jerman. Mereka menjalankan peran penting dalam mendirikan pemerintahan komunis. Mereka mengusung seorang Yahudi berbahaya bernama Trojki, lalu mereka tempatkan di posisi pemimpin sayap militer Russia, untuk selanjutnya mereka tempatkan sebagai pemimpin pemerintahan Russia setelah pembimbing dan guru mereka, Lenin yang terkenal itu.

Saat itulah mereka mengharuskan Russia, membakar hasil-hasil pertanian yang telah mereka panen selama seribu tahun. Mereka menampakkan diri sebagai kelompok Dajjal besar, dan mereka telah melakukan sejumlah tindakan-tindakan luar biasa. Mereka memicu terjadinya guncangan dan instabilitas pemerintahan-pemerintahan lain, juga merusaknya.

Permasalahan kelimabelas;

Pembahasan Ya’ju dan Ma’juj disebutkan dalam Al-Qur'an secara garis besar, sementara dalam sejumlah riwayat disebutkan sedikit rinci.[2] Hanya saja penjelasan-penjelasan rinci ini tidak termasuk bagian muhkamah seperti penjelasan-penjelasan mujmal Al-Qur'an, bahkan dalam batasan tertentu tergolong sebagai nash mutasyabihat yang perlu ditakwilkan, bahkan perlu ditafsirkan karena perbedaan ijtihad para perawi terkait riwayat-riwayat ini.

Ya, salah satu sisi penakwilannya –tiada yang mengetahui hal gaib selain Allah- adalah kabilah-kabilah Mangor dan Mongol yang disebut lisan samawi Al-Qur'an sebagai Ya’juj dan Ma’juj, seperti halnya dulu mereka bersama China memimpin bangsa Tartar dan berulang kali menerobos masuk ke tengah-tengah Asia dan Eropah, merobohkan dan menghancurkan berbagai negeri, seperti itu juga mereka akan menghancurkan dunia pada masa-masa mendatang, karena riwayat di atas merupakan kiasan dan isyarat hal tersebut. Bahkan, sebagian di antara mereka adalah para pemimpin berbahaya dalam gerakan teror komunis saat ini.

Ya, faham sosialisme muncul dari benih kebebasan yang ditanam dalam revolusi Perancis dan simbolnya dimunculkan di sana. Mengingat sosialisme meruntuhkan sebagian kesucian-kesucian, pemikiran yang disebarkan faham ini merupakan cikal bakal Bolshevisme (palu arit = komunisme). Bolshevisme juga merusak banyak sekali kesucian-kesucian akhlak, kesukuan, dan kemanusiaan. Untuk itu, benih-benih yang mereka taburkan pasti akan membuahkan teror yang tidak mengenal batasan ataupun aturan, tidak mengenal apapun kesucian, karena ketika rahmat dan hormat meninggalkan hati manusia, akal dan kecerdasan menjadikan manusia seakan makhluk liar dan ganas yang tidak kenal belas kasih, dan tidak mungkin diatur dengan politik.


[1] Disebutkan dalam Shahih Muslim (IV/2266); bab hadits-hadits tentang Dajjal, hadits nomor 2944, dari Anas bin Malik, Rasulullah Saw. bersabda, “Dajjal diikuti tujuhpuluh ribu Yahudi Ashbahan, mereka mengenakan jimat.”

[2] Baca; Shahih Al-Bukhari (VI/2609), bab; Ya’juj dan Ma’juj, Shahih Muslim (IV/2207), bab; fitnah-fitnah kian dekat terjadi dan dibukanya benteng Ya’juj-Ma’juj.




82. Page

Terkait tempat-tempat munculnya pemikiran teror akan berada di kabilah-kabilah primitif, barbar, dan penindas yang memiliki tingkat tinggi kepadatan penduduk dan terbelakang dari peradaban dan kekuasaan pemerintahan. Dan orang-orang yang memiliki syarat-syarat ini adalah kabilah Mangor, Mongol, sebagian kabilah Kisgur dan Tartar yang karena mereka inilah tembok China yang merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia, dibangun. Rasulullah Saw. yang menafsirkan kemujmalan Al-Qur'an, mengabarkan tentang mereka ini dalam bentuk mukjizat dan keniscayaan.

Permasalahan keenambelas;

Disebutkan dalam sejumlah riwayat, bahwa ketika Isa a.s. membunuh Dajjal, tinggi postur Dajjal di atas ukuran normal, besar sekali, lebih tinggi dari menara azan, sementara tinggi Isa a.s. pendek sekali.

Salah satu sisi penakwilannya –tidak ada yang mengetahui hal gaib selain Allah- ini merupakan isyarat dan kiasan bahwa kelompok mujahidin spiritual yang mengenal Isa a.s. melalui cahaya iman dan mengikutinya, jumlahnya sedikit sekali jika dibandingkan dengan pasukan Dajjal baik dalam bentuk lembaga pendidikan, militer, maupun materi.

Permasalahan ketujuhbelas;

Disebutkan dalam sejumlah riwayat, bahwa saat Dajjal muncul, seluruh dunia mendengar berita itu, Dajjal berkeliling dunia dalam empatpuluh hari, ia memiliki keledai luar biasa.[1]

Penakwilan riwayat-riwayat ini dengan syarat riwayat-riwayat tersebut shahih;

Riwayat-riwayat tersebut mengabarkan secara mukjizat bahwa alat-alat komunikasi dan transportasi akan berkembang di saat Dajjal muncul, hingga satu kejadian tertentu didengar seluruh dunia dalam satu hari.

Sebagai contoh, berita disampaikan melalui radio, lalu didengar di bagian timur dan barat bumi, dan dibaca di berbagai surat kabar.

Riwayat-riwayat di atas mengabarkan, ada seseorang yang berputar mengelilingi dunia dalam empatpuluh hari, melihat dan berkunjung ke tujuh benua dan tujuhpuluh pemerintahan. Ini mengabarkan adanya telegram, telepon, kereta api, dan pesawat terbang dalam bentuk luar biasa, sepuluh abad sebelum semua alat-alat ini ada.

Selanjutnya, Dajjal tidak didengar (baca; dikenal) dalam kapasitasnya sebagai Dajjal, tapi yang didengar adalah sifatnya sebagai raja lalim dan semena-mena. Perjalanan Dajjal maksudnya bukan menguasai seluruh wilayah, tapi maksudnya adalah menyebar fitnah dan menyesatkan manusia.

Terkait hewan dan keledai yang ditunggangi Dajjal, mungkin kereta api yang salah satu dari kedua telinga dan kepalanya menyalakan api seperti neraka Jahanam, sementara telinga yang lain diisi peralatan dan perabotan mewah layaknya surga palsu. Dajjal menempatkan musuh-musuhnya ke bagian yang berapi, sementara teman-temannya ia tempatkan di bagian yang berhampar permadani. Atau mungkin yang

[1] Disebutkan dalam Shahih Ibnu Hibban (XV/223); “Sungguh, si buta sebelah mata, Dajjal, si pengelana sesat, muncul dari arah timur di masa kala manusia berselisih dan terpecah belah, ia lalu mencapai bumi dalam empatpuluh hari seperti yang dikehendaki Allah. Allah lebih tahu ukurannya, Allah lebih tahu ukurannya –Nabi Saw. mengulang sebanyak dua kali- lalu Allah menurunkan Isa putra Maryam lalu mengimami mereka. Saat Isa bangun dari rukuk, ia mengucapkan, ‘Sami’allahu liman hamidah,’ Allah membunuh Dajjal dan memenangkan kaum mukminin’.”




83. Page

dimaksud adalah mobil canggih, pesawat terbang, atau kita harus diam (tidak memberikan penakwilan apapun)!

Permasalahan kedelapanbelas;

Disebutkan dalam sejumlah riwayat; “Apabila umatku istiqamah, mereka memiliki hari,” maksudnya mereka akan terus bertahan selama seribu tahun dengan kekuatan dan kekuasaan penuh, sesuai rahasia ayat;

فِيْ يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهٗٓ اَلْفَ سَنَةٍ مِّمَّا تَعُدُّوْنَ

Dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. As-Sajdah: 5)

“Dan jika mereka tidak istiqamah, mereka memiliki separuh hari,”[1] maksudnya umat ini menjaga kekuasaan dan dominasinya selama limapuluh tahun.

Riwayat ini –wallahu a’lam- tidak mengabarkan tentang hari kiamat, tapi tentang kekuasaan Islam dari sisi kekuatan dan dominasi, juga kekuasaan khilafah. Berita ini terwujud –seperti yang disampaikan Nabi Saw.- sebagai sebuah hakikat murni dan mukjizat gaib, karena para politikus penguasa di akhir-akhir masa khilafah Abbasiyah kehilangan keistiqamahan, karena itu mereka hanya berkuasa selama kurang lebih limapuluh tahun saja.

Namun karena umat ini secara umum menjaga keistiqamahan, mereka memperpanjang masa khilafah Utsmaniyah. Khilafah ini terus memimpin umat hingga sekitar tahun 1300. Selanjutnya, karena para penguasa Utsmaniyah tidak mampu menjaga keistiqamahan, mereka hanya bertahan selama limapuluh tahun dalam khilafah. Kematian khilafah Utsmaniyah membenarkan pemberitaan mukjizat hadits ini. Karena masalah ini sudah kami bahas dalam risalah-risalah lain, maka cukup sampai di sini saja pembahasan ini.

Permasalahan kesembilanbelas;

Sejumlah riwayat menyebut berita-berita berbeda terkait Sayyid Al-Mahdi yang berasal dari ahlul bait, sekaligus sebagai salah satu pertanda akhir zaman. Sejumlah wali terdahulu menyatakan Al-Mahdi sudah muncul.

Salah satu sisi penakwilan riwayat-riwayat yang berbeda ini –wallahu a’lam bish shawab-, sebagaimana Al-Mahdi terbesar dan banyak sekali kelompok melakukan berbagai tindakan dalam banyak lingkup; politik, keagamaan, kekuasaan, dan lingkup jihad, demikian halnya setiap masa memerlukan semacam Al-Mahdi yang memperkuat kekuatan maknawi saat itu kala rasa putus asa mendera, atau hingga adanya kemungkinan kedatangan Al-Mahdi untuk memberikan bantuan kepada umat manusia pada saat itu, karena sosok semacam Al-Mahdi berasal dari ahlul bait muncul setiap masa dengan membawa rahmat ilahi, menjaga syariat dan sunnah kakeknya, Nabi Saw.

Contoh; beberapa orang melakukan beberapa tugas Al-Mahdi terbesar, seperti Al-Mahdi dari keturunan Abbas di dunia politik, Syaikh Al-Jailani, Syah An-Naqsyabandi, empat wali quthub, dan duabelas imam di dunia keagamaan. Mereka ini juga menjadi

[1] Disebutkan dalam Sunan Abu Dawud (IV/125), hadits nomor 4350, dari Sa’ad bin Abi Waqqash, Nabi Saw. bersabda, “Sungguh, aku berharap umatku tidak lemah untuk memohon kepada Rabb mereka untuk memperpanjang mereka hingga separuh hari.’ Sa’ad ditanya, ‘Berapa lama separuh hari itu?’ Ia menjawab, ‘Limapuluh tahun’.”




84. Page

pusat perhatian Nabi Saw. dalam riwayat-riwayat tersebut. Untuk itu, riwayat-riwayatnya berbeda, dimana sebagian ahli hakikat menyatakan bahwa Al-Mahdi terbesar sudah muncul.

Bagaimanapun juga, permasalahan ini sudah dibahas dalam Risalah-risalah An-Nur. Untuk itu, kami alihkan pembahasannya ke sana. Namun pada bagian ini kami sampaikan;

Di dunia ini, tidak ada keluarga yang saling bahu membahu, tidak ada kabilah yang seia-sekata, tidak ada organisasi ataupun jamaah bersinar yang mencapai tingkatan ahlul bait, kabilah, organisasi ataupun jamaah mereka dari sisi kebersamaan, keselarasan, dan pencerahan.

Ya, ahlul bait yang mendidik ratusan pahlawan suci, melahirkan ribuan para pemimpin maknawi untuk memimpin umat, mendapat asupan spirit hakikat Al-Qur'an, cahaya iman, dan kemuliaan Islam, mereka ini harus memperlihatkan kepada dunia kesempurnaan keadilan Imam Al-Mahdi terbesar yang menjadi pemimpin tertinggi bagi mereka untuk menghidupkan syariat Muhammad, hakikat Al-Qur'an, dan sunnah Muhammad. Selain itu, mereka juga harus menerapkan syariat di akhir zaman. Ini masuk akal, bahkan sebagai suatu keharusan. Dan ini merupakan tuntutan aturan dalam kehidupan sosial umat manusia.

Permasalahan keduapuluh;

Terbitnya matahari dari barat dan munculnya hewan bumi dari bumi.[1]

Terkait munculnya matahari dari barat, ini merupakan tanda kiamat yang pasti. Karena sebagai sebuah kepastian, terbitnya matahari dari barat menjadi peristiwa samawi yang menutup pintu taubat yang terkait dengan pilihan akal. Dengan demikian, makna kejadian ini jelas dan nyata, dan tidak memerlukan penakwilan. Namun kami akan menyampaikan penjelasan berikut –wallahu a’lam-;

Sebab nyata terbitnya matahari dari barat ini adalah –wallahu a’lam-;

Bumi saat itu hilang kesadaran dan tidak lurus karena hilangkan Al-Qur'an –yang menjadi akalnya- sehingga bumi berbenturan dengan bintang lain atas izin Allah, lalu gerakannya berbalik, arah perjalanannya berubah dari timur ke barat atas kehendak rabbani, bukannya dari barat ke timur. Saat itulah matahari terbit dari barat.

Ya, ketika kekuatan gravitasi Al-Qur'an yang merupakan tali Allah yang kuat, yang mengikat bumi dengan matahari, mengikat makhluk paling kecil (serangga) dengan makhluk paling besar (Arsy) terputus, terputus pula ikatan-ikatan bumi, sehingga bumi berputar tak tentu arah, lalu matahari terbit dari barat karena gerakannya tidak teratur dan terbalik.

Ada penakwilan lain untuk hadits ini;

Kiamat terjadi karena benturan bintang-bintang yang berotasi atas perintah ilahi yang sudah ditentukan.

Terkait binatang bumi, ada isyarat dalam Al-Qur'an yang sangat mujmal, dalam bahasa kondisionalnya muncul kata-kata yang sangat singkat.


[1] Disebutkan dalam Shahih Muslim (IV/2260), hadits nomor 2941; dari Abdullah bin Amr, ia berkata, “Saya menghafal sebuah hadits dari Rasulullah Saw. yang tidak aku lupakan, saya mendengar Rasulullah Saw. bersabda, ‘Sungguh, tanda-tanda pertama (kiamat) adalah terbitnya matahari dari barat, munculnya hewan kepada manusia di pagi hari. Mana di antara keduanya ini muncul lebih dulu, yang berikutnya menyusul tidak lama setelahnya.”




85. Page

Terkait seperti apa rincinya, sampai saat ini saya belum mengetahui hal tersebut secara pasti, tidak seperti masalah-masalah lain yang saya ketahui. Namun saya ingin menyampaikan sesuatu di sini –tiada yang mengetahui hal gaib selain Allah;

Sebagaimana Allah menimpakan petaka belalang dan kutu kepada kaum Fir’aun, menimpakan burung-burung Ababil kepada kaum Abraha yang berusaha menghancurkan Ka’bah, seperti itu juga akan muncul hewan dari bumi dan akan menguasai umat manusia yang melakukan kemaksiatan dan kesewenang-wenangan atas dasar suka dan kerelaan hati karena fitnah As-Sufyani dan para Dajjal, juga mereka yang digiring menuju kerusakan liar dan jatuh dalam atheisme, kekafiran, dan pengingkaran karena teror Ya’juj dan Ma’juj. Hewan-hewan ini akan menghancurkan mereka karena sebuah hikmah agar mereka sadar kembali.

Hewan ini –wallahu a’lam- adalah jenis binatang, karena jika hanya ada satu saja dalam wujud yang besar, tentu tidak mampu menjangkau ke seluruh tempat dan semua umat manusia. Dengan demikian, hewan ini adalah sekelompok binatang yang mencengangkan dan menakutkan.

Mungkin hewan ini adalah rayap yang disebut sebagai dabbatul ardh (hewan merayap di bumi) sesuai isyarat ayat;

اِلَّا دَاۤبَّةُ الْاَرْضِ تَأْكُلُ مِنْسَاَتَهٗ ۚ

“Kecuali rayap yang memakan tongkatnya.” (QS. Saba`: 14)

Hewan ini akan meremukkan tulang manusia seperti pohon, dan akan bersarang di dalam tubuh manusia, mulai dari gigi hingga kuku.

Ayat yang membahas hewan ini secara khusus menyebut tentang iman seraya mengisyaratkan; bahwa orang-orang mukmin selamat dari hewan ini karena mereka menjauhi kebodohan, sikap berlebihan, dan akhlak buruk karena berkah iman.

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ


“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah..” (QS. Al-Baqarah: 286)

سُبْحٰنَكَ لَا عِلْمَ لَنَآ اِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۗاِنَّكَ اَنْتَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ


“Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Baqarah: 32)


86. Page

Tiga Masalah Kecil

 

Pelengkap Duapuluh Permasalahan Sebelumnya

Permasalahan pertama;

Disebutkan dalam sejumlah riwayat, bahwa pada Dajjal disebut Al-Masih, seperti halnya Isa a.s. juga disebut Al-Masih.

Seperti disebutkan dalam riwayat tentang isti’adzah; “… dari fitnah Al-Masih Dajjal.”

Apa hikmah sebutan nama ini dan apa penakwilannya?

Jawab;

Hikmahnya –wallahu a’lam- seperti halnya Isa a.s. menghilangkan sejumlah taklif berat yang ada di dalam syariat Musa a.s., dan menghalalkan sebagian hal-hal yang disukai, seperti khamr sesuai perintah ilahi, demikian halnya Dajjal juga menghilangkan hukum-hukum syariat Isa karena penyesatan setan, merusak ikatan-ikatan sosial kaum Nasrani yang menata kehidupan mereka secara bermasyarakat.

Dengan demikian, Dajjal membuka jalan yang cocok untuk menebar teror, juga untuk Ya’juj dan Ma’juj.

Seperti itu juga As-Sufyani yang merupakan Dajjal kaum muslimin. Ia berusaha menghapus sebagian hukum-hukum syariat Muhammad nan abadi karena bisikan-bisikan jiwa dan setan, merusak hubungan-hubungan materi dan maknawi kehidupan sosial, mengumbar jiwa-jiwa bodoh, dungu, pembangkang dan pemberontak.

Untuk itu, rangkaian cahaya seperti kasih sayang dan penghormatan, terburai. Mengumbar kebebasan, padahal sejatinya adalah pemaksaan. Memberikan berbagai macam kebebasan yang justru merupakan inti kesewenang-wenangan demi serangan dalam kubangan lumpur keinginan menjijikkan. Dengan demikian, ia membuka ruang untuk teror yang menakutkan. Saat itu, umat manusia tidak lagi bisa diatur selain dengan kekuasaan semena-mena nan menakutkan.

Permasalahan kedua;

Sejumlah riwayat menyebutkan tindakan-tindakan luar biasa kedua Dajjal tersebut, juga dibahas tentang kemampuan dan wibawa keduanya yang besar dan luar biasa, bahkan dalam batasan tertentu, sejumlah orang-orang sengsara menisbatkan ketuhanan kepada keduanya. Apa sebabnya?

Jawab; wallahu a’lam, terkait kedua Dajjal ini melakukan hal-hal luar biasa, karena sebagian besar di antaranya berupa pengrusakan, dorongan untuk mengikuti hawa nafsu dan segala keinginan, karena keduanya melakukan hal-hal luar biasa dengan mudah, seperti di sebutkan dalam salah satu riwayat bahwa satu hari bagi keduanya berlaku selama satu tahun penuh. Artinya, keduanya melakukan tindakan-tindakan dalam satu tahun yang tidak mungkin dilakukan bahkan dalam tigaratus tahun.

Terkait kemampuan mereka berdua yang terlihat luar biasa besar, ada empat sebab dan sisi;

Pertama; segala kemajuan, perkembangan, dan kebaikan yang dicapai oleh hasil kerja keras para prajurit pemberani, bangsa-bangsa yang rajin dan giat dalam pemerintahan-pemerintahan tiran dan semena-mena sebagai jejak istidraj, disandarkan 

87. Page

kepada keduanya –kedua Dajjal. Inilah yang membuat orang mengira bahwa kekuatan ribuan orang berada dalam diri orang-orang seperti Dajjal.

Namun ada sebuah hakikat dan kaidah bahwa setiap kemajuan, perkembangan positif, kebaikan, kemuliaan, dan keuntungan yang dicapai oleh kerja keras dan pekerjaan sekelompok orang, dibagi rata, diberikan, dan dikaitkan dengan para kelompok tersebut. Sementara keburukan, pengrusakan, kerugian, dan kesia-siaan dikaitkan dengan perilaku buruk, kesalahan dan kelalaian pemimpin.

Contoh; ketika satu batalion pasukan menaklukan sebuah benteng, saat itu rampasan perang dan kemuliaan dikaitkan dengan seluruh pasukan. Namun jika terjadi salah langkah, kerugian nyawa dan harta benda, semua ini dikaitkan dengan sang komandan.

Namun para penguasa berbahaya dan menakutkan yang patut dibenci, justru meraih simpati masyarakat dari kalangan orang-orang lalai dari sisi istidraj, dengan mengaitkan segala kemajuan, perkembangan positif, dan kebaikan kepada mereka, sementara perilaku negatif dan buruk dikaitkan dengan rakyat mereka yang malang. Berbeda dengan aturan kebenaran dan haq secara menyeluruh.

Sebab dan sisi kedua; karena kedua Dajjal ini akan melakukan kesewenang-wenangan berat dan kezaliman besar, kasar, mencengangkan dan keras, mereka akan terlihat memiliki kemampuan yang sangat besar.

Ya, mereka memiliki kesewenang-wenangan aneh karena mampu merasuk ke dalam nurani dan kesucian banyak orang di bawah tirai undang-undang, bahkan dalam hal pakaian. Saya kira para penyanjung dan penyeru kebebasan dari kalangan orang-orang Turki dan kaum muslimin, telah merasakan kesewenang-wenangan mencekam dengan perasaan yang sudah diduga sebelumnya pada masa-masa terakhir ini, mereka lantas melemparkan tombak ke arahnya dan menyerangnya. Hanya saja mereka ini benar-benar tertipu dan membidik sasaran yang salah. Mereka menyerang front pasukan yang salah.

Mereka berlaku zalim dan semena-mena karena mereka merusak dan menghancurkan seratus perkampungan, menghukum dan mengusir ratusan orang-orang tak bersalah, melemparkan mereka ke dalam kesulitan dan kesengsaraan hanya karena ulah satu orang.

Sebab dan sisi ketiga; kedua Dajjal ini mendapat dukungan Yahudi yang memendam kedengkian hebat terhadap Islam dan Nasrani secara terorganisir dan rahasia. Juga mendapat bantuan besar lain yang bergerak di bawah tirai kebebasan wanita, bahkan Dajjal Islam mampu menipu organisasi-organisasi Masoni dan meraih dukungan dari mereka. Untuk itulah kedua Dajjal ini mengira memiliki kemampuan besar.

Selanjutnya, difahami melalui kesimpulan sebagian wali bahwa Dajjal As-Sufyani yang akan memimpin daulah Islam, memiliki seorang menteri yang memiliki kemampuan, kecerdasan, rajin, tidak suka pamer dan pamrih, tidak memperdulikan nama dan ketenaran pribadi, juga memiliki seorang komandan tertinggi yang berani, memiliki kemampuan efektif, kecerdasan, tidak suka pamer dan pamrih. Ia gunakan keduanya ini dan ia kaitkan segala tindakan lur biasa dan tiada duanya kepadanya karena memanfaatkan sikap menteri dan komandan tertinggi tersebut yang tidak suka pamer.

Dengan langkah ini, ia mengaitkan segala perkembangan yang dicapai kepada dirinya karena kebutuhan kuat akibat perubahan pasukan dan pemerintahan besar lantaran 

88. Page

perang dunia. Melalui pujian, ia menyampaikan secara luas bahwa dirinya. memiliki kemampuan luar biasa dan sangat menakjubkan.

Sebab dan sisi keempat; Dajjal besar memiliki sejumlah keistimewaan menundukkan orang lain semacam hipnotis. Di salah satu mata Dajjal Islam juga memiliki pengaruh hipnotis semacam ini. Bahkan riwayat-riwayat yang menyebut Dajjal buta sebelah mata, mengisyaratkan pada salah satu matanya. Sebuah hadits mengisyaratkan bahwa Dajjal besar buta sebelah mata, sementara Dajjal yang satunya lagi, As-Sufyani, tidak bisa melihat, maksudnya buta jika dibandingkan dengan mata yang satunya.

Dengan demikian, riwayat-riwayat tersebut mengisyaratkan bahwa keduanya sama-sama kafir secara mutlak. Keduanya hanya memiliki satu mata yang tidak bisa melihat apapun selain dunia semata, dan tidak memiliki mata untuk melihat akhirat.

Di alam maknawi, saya melihat Dajjal Islam. Dengan mata kepala, saya melihat kekuatan hipnotis di salah satu matanya. Saya mendapati Dajjal ini sebagai sosok ingkar secara total. Dengan keberanian yang muncul dari pengingkaran mutlak ini, ia menyerang segala hal-hal suci. Karena tidak mengetahui hakikat persoalan ini, kalangan awam mengiranya memiliki kemampuan luar biasa dan keberanian di atas normal.

Umat pemberani dan mulia ini, karena dorongan rasa kagum pada keberanian, di samping karena mereka menenggak segala kekalahan, memuji keberanian sang pemimpin penipu yang meraih ketenaran, reputasi, dan kemenangan. Mereka mengalihkan perhatian dari esensi si pemimpin penipu ini dengan sebenarnya, dan berusaha menutupi segala keburukannya. Betapa binasanya mereka ini.

Namun –seperti yang kita fahami dari riwayat-riwayat ini- cahaya iman dan sinar Al-Qur'an yang ada dalam ruh pasukan pemberani, mujahid, dan umat yang berpegang teguh kepada agamanya, mendorong mereka untuk melihat hakikat kondisi sebenarnya, lalu mereka berusaha membangun kembali apa yang telah dihancurkan si pemimpin tersebut.

Permasalahan kecil ketiga;

Permasalahan ini terdiri dari tiga peristiwa bermakna;

Peristiwa pertama;

Suatu ketika, Rasul mulia Saw. memperlihatkan salah satu anak Yahudi yang tengah bermain kepada Umar, beliau bersabda, “Wujudnya (Dajjal) seperti ini.” Umar berkata, “Biarkan saya menebas kepalanya.” Beliau kemudian bersabda, “Jika benar dia ini Dajjal Islam –As-Sufyani- tentu kau tidak bisa membunuhnya. Dan jika dia bukan As-Sufyani, kau tidak patut membunuhnya hanya karena dia mirip wujud Dajjal.”[1]

Riwayat ini mengisyaratkan bahwa wujud Dajjal akan muncul dalam banyak hal di masa kekuasaannya. Juga mengisyaratkan, Dajjal akan dilahirkan dari kalangan Yahudi.

Anehnya, Umar r.a. yang memendam kedengkian dan permusuhan kepada Dajjal hingga bermaksud membunuh seorang anak yang wujudnya mirip Dajjal, si As-Sufyani ini kagum, menghormati, dan sering memuji Umar.

Peristiwa kedua;

Banyak yang meriwayatkan, bahwa Dajjal Islam ini ingin mengetahui makna ayat berikut dan sering menanyakannya;


[1] Baca; Shahih Al-Bukhari (I/454), Shahih Muslim (IV/2244).



89. Page

وَالتِّيْنِ وَالزَّيْتُوْنِۙ

 “Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun.” (QS. At-Tin: 1)

Padahal rangkaian kata pada ayat;

كَلَّآ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَيَطْغٰىٓ ۙ

 “Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas.” (QS. Al-‘Alaq: 6) Dalam surah Al-‘Alaq setelah surah At-Tin, secara makna dan menurut ilmu tulisan rahasia, secara pasti mengisyaratkan zaman dan kepribadiannya. Juga mengisyaratkan bahwa ia akan berlaku semena-mena terhadap masjid-masjid dan orang-orang yang shalat di dalamnya.

Orang yang memiliki istidraj ini merasa bahwa surah pendek tersebut punya hubungan dengan dirinya. Hanya saja ia salah dan justru mengalih perhatiannya pada surah yang lain.

Peristiwa ketiga;

Disebutkan dalam salah satu riwayat bahwa Dajjal Islam akan muncul di sekitar Khurasan.

Salah satu sisi penakwilan riwayat ini –wallahu a’lam- kaum Turki yang merupakan orang-orang paling pemberani, kaum dari timur yang paling kuat, paling banyak jumlahnya, dan pasukan Islam paling pemberani, mereka berada di sekitar Khurasan pada saat riwayat ini disampaikan, mereka sama sekali belum menempati Anatholia. Untuk itu, riwayat yang menyebut tempat Dajjal di kawasan tersebut, mengisyaratkan bahwa Dajjal As-Sufyani akan muncul di tengah-tengah mereka.

Meski kaum Turki merupakan pedang intan, berkilau, dan mulai di tangan Islam dan Al-Qur'an selama 700 tahun, tentu aneh, bahkan aneh sekali jika As-Sufyani berusaha memanfaatkan kaum Turki dan pemikiran nasionalisme Turki melawan syiar-syiar Islam dalam rentang waktu tertentu. Hanya saja –seperti yang difahami dari riwayat-riwayat yang ada- ia tidak berhasil dan mengalami kemunduran. Bahkan, pasukan akan melepaskan diri dari kendali As-Sufyani.

Hanya Allah yang tahu mana yang benar

Tiada yang mengetahui hal gaib selain Allah