NAVIGATION
185. Page
Perhatian rabbani nan lembut;
Tigapuluh tahun silam, Sa’id “lama” menuturkan dalam maksud kedua di antara maksud-maksud Al-Qur'an di bagian akhir kitab “muhakamah” yang ditulis sebagai mukadimah tafsir; “kami akan menafsirkan dan menjelaskan dua ayat yang mengisyaratkan perhimpunan.”
Sa’id “lama” menulis, “Bismillahirrahmanirrahim,” lalu berhenti dan tidak dapat meneruskannya. Puji dan syukur saya panjatkan kepada Pencipta saya Yang Maha Penyayang sebanyak bukti-bukti dan tanda-tanda perhimpunan karena Ia telah berbuat baik kepada saya dan memberi saya taufiq setelah tigapuluh tahun berikutnya (untuk meneruskan tulisan ini).
Ya, sembilan atau sepuluh tahun sebelumnya, Allah Jalla wa ‘Ala menganugerahkan “kalimat kesepuluh” dan “kalimat keduapuluh sembilan” kepada saya yang berisi hujah-hujah nyata dan kuat sekali untuk salah satu dari dua ayat firman ilahi berikut beserta penafsirannya;
فَانْظُرْ اِلٰٓى اٰثٰرِ رَحْمَتِ اللّٰهِ كَيْفَ يُحْيِ الْاَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَاۗ اِنَّ ذٰلِكَ لَمُحْيِ الْمَوْتٰىۚ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
“Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi setelah mati (kering). Sungguh, itu berarti Dia pasti (berkuasa) menghidupkan yang telah mati. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. Ar-Rum: 50) Hingga ia mendiamkan para pengingkar.
Sembilan atau sepuluh tahun setelah dua benteng kokoh akidah perhimpunan ini, Allah memuliakan saya dengan risalah ini sebagai penafsiran ayat-ayat besar yang tersebut di atas, yang merupakan ayat kedua.
Untuk itu, sinar kesembilan ini terdiri dari sembilan maqam tinggi dan sebuah mukadimah penting yang diisyaratkan oleh ayat-ayat tersebut.
Mukadimah
Bagian mukadimah terdiri dari dua poin yang menjelaskan manfaat-manfaat ruhani akidah perhimpunan yang sangat banyak sekali, hasil menyeluruh di antara seluruh hasil akidah ini bagi kehidupan secara singkat, penjelasan sejauh manakah nilai penting dan keharusan akidah ini bagi kehidupan manusia, khususnya dalam kehidupan sosial, menjelaskan hujah menyeluruh di antara hujah-hujah akidah keimanan secara garis besar terhadap perhimpunan yang sangat banyak sekali, dan menjelaskan betapa akidah perhimpunan ini sebagai suatu kepastian dan tidak diragukan.
Poin pertama;
Berikut akan kami sampaikan empat dalil –sebagai ukuran- di antara ratusan dalil yang menunjukkan bahwa akidah tentang akhirat merupakan asas mendasar kehidupan sosial dan kehidupan pribadi manusia, dan akidah ini merupakan asas-asas kebahagiaan dan kesempurnaan manusia.
Dalil pertama;
Anak-anak kecil yang bisa disebut separuh manusia, tidak mampu menghadapi peristiwa-peristiwa kematian dengan tegar yang terlihat menakutkan dan membuat menangis tanpa memikirkan surga. Dengan fikiran ini, mereka menemukan kekuatan
186. Page
spiritual dalam diri mereka nan lemah dan sangat lembut. Dengan fikiran ini pula, mereka mampu menemukan harapan dalam ruhani mereka nan lemah sekali dan yang cepat menangis karena pengaruh apapun, sehingga memungkinkan mereka untuk hidup bahagia dan senang.
Contoh; dengan fikiran surga, si anak kecil berkata, “Adik saya atau teman saya meninggal dunia, ia menjadi burung surga, berkelana di sana, hidup, dan bersenang-senang lebih baik dari kita.” Tanpa fikiran itu, tentu kematian anak-anak kecil seperti mereka atau orang-orang dewasa di sekitar mereka menghantam pandangan-pandangan resah orang-orang malang dan lemah, menghancurkan ketegaran dan kekuatan spiritual mereka, membuat seluruh organ-organ lembut mereka menangis -selain mata- seperti ruhani, hati, dan akal.
Untuk itu, mereka kemungkinan akan terlantar sia-sia, atau akan menjadi hewan-hewan menderita dan liar.
Dalil kedua;
Orang-orang tua yang dalam satu sisi merupakan separuh manusia, yang hanya memikirkan kehidupan akhirat semata, mereka mampu berdiri tegar di hadapan kuburan di dekat mereka, mereka mampu menemukan hiburan untuk menghadapi kehidupan yang terkait sangat erat dengan mereka yang tidak lama lagi akan padam, menghadapi tertutupnya dunia nan indah. Dengan harapan kehidupan abadi saja, mereka mampu menghadapi keputusasaan pedih dan menakutkan yang muncul dari kematian dan guncangan ruhani, serta watak mereka yang sangat sensitif dan peka, hingga membuat mereka seperti anak kecil, lekas terpengaruh.
Jika tidak demikian, tentu orang-orang tua yang mulia dan terhormat yang patut mendapat belas kasih, para ayah dan ibu yang resah dan sedih, yang sangat memerlukan ketenangan dan ketentraman hati, akan merasakan jeritan-jeritan ruhani dan pukulan-pukulan hati yang menjadikan kehidupan dunia ini penjara bagi mereka dan kehidupan ini siksa nan kasar.
Dalil ketiga;
Para pemuda yang merupakan poros paling kuat di tengah kehidupan sosial manusia, yang menahan segala perasaan nan menggelora, jiwa dan hawa nafsu mereka nan berlebihan dari berbagai tindakan melampaui batas, kezaliman dan tindakan-tindakan merusak, yang menjadikan kehidupan sosial berjalan pada jalur normal, tidak lain karena ingatan pada neraka Jahanam. Tanpa ingatan ini, tentu merubah para pemuda yang mabuk dan terseret berbagai keinginan dan hawa nafsu dunia menuju neraka Jahanam bagi mereka yang lemah, malang dan tak berdaya sesuai kaidah; “Yang memang yang berkuasa,” dan tentu mereka merubah kemanusiaan luhur menjadi hewan yang sangat rendah.
Dalil keempat;
Pusat yang paling banyak memiliki anggota, titik tolak yang asasnya paling kuat, surga, tempat bernaung, dan tempat berlindung untuk kehidupan dunia dalam kehidupan dunia untuk golongan manusia adalah kehidupan keluarga.
Rumah setiap orang adalah dunia kecilnya. Kehidupan di dalam rumah, kehidupan keluarga, dan kebahagiaannya hanya didapatkan dengan penghormatan tulus
187. Page
dan serius dalam kesetiaan, dengan kasih sayang hakiki dalam pengorbanan. Penghormatan murni dan kasih sayang tulus hanya didapatkan dengan persahabatan dan kebersamaan abadi, juga dengan akidah dan fikiran –dalam rentang waktu dan kehidupan tanpa batas- dalam segala ikatan dan kesempatan di antara mereka yang dipenuhi oleh suasana keayahan, keanakan, persaudaraan dan persahabatan.
Misalnya dengan mengatakan, “Istri saya ini adalah pendamping hidup abadi saya di alam abadi dan dalam kehidupan abadi. Tidak masalah jika dia saat ini menjadi tua dan jelek, karena kecantikan abadinya akan muncul.”
Ia bisa memperlakukan istrinya yang sudah tua dengan cinta, kasih sayang, dan rahmat laksana seorang bidadari nan cantik jelita dengan mengatakan, “Saya akan mengorbankan segalanya dan akan mencurahkan segenap kasih sayang demi mempertahankan persahabatan abadi seperti ini.” Jika tidak, persahabatan yang rentan terpisah abadi setelah melalui kebersamaan formalitas nan singkat yang hanya berlangsung selama beberapa saat saja, jelas tidak menutup kemungkinan akan memunculkan kasih sayang palsu, penghormatan yang dibuat-buat yang mendorong makna kelembutan hubungan seksual hanya sebatas formalitas belaka, hanya sesaat, dan tidak memiliki asas, seperti yang terjadi pada hewan. Berbagai kepentingan lain dan perasaan-perasaan mendominasi –seperti yang ada pada hewan- penghormatan dan kasih sayang, serta merubah surga dunia menjadi neraka.
Intinya, satu di antara ratusan hasil keimanan terhadap perhimpunan berkenaan dengan kehidupan sosial manusia. Jika hasil ini dibandingkan dengan hasil-hasil lain dari berbagai sisi dan manfaat melalui empat dalil di atas, akan difahami bahwa hakikat perhimpunan akan benar-benar terjadi secara pasti, sepasti hakikat keluhuran dan kebutuhan menyeluruh manusia. Bahkan, hakikat perhimpunan lebih jelas dari kesaksian dan petunjuk adanya rasa lapar dalam perut manusia karena tidak adanya makanan, serta memberitahukan secara kuat bahwa perhimpunan akan terjadi.
Juga menegaskan, andai hasil-hasil hakikat perhimpunan ini terlepas dari manusia, tentu esensi manusia yang sangat penting dan luhur, runtuh ke tingkatan bangkai busuk yang menjadi makanan dan ladang bagi berbagai macam bakteri.
Maka silahkan telinga para pakar sosial, politik, dan akhlak yang menaruh perhatian serius untuk menata manusia, akhlak dan sosial mereka, mengiang! Silahkan mereka menyampaikan dengan apa mereka mampu mengisi kekosongan ini, dengan apa mereka mampu mengobati luka-luka nan menganga lebar ini?!
Poin kedua;
Poin ini akan menjelaskan satu di antara sekian bukti hakikat perhimpunan yang tak terbatas, disarikan dari kesaksian-kesaksian yang muncul dari rukun-rukun iman lainnya.
Seluruh mukjizat sayyidina Muhammad Saw. menunjukkan kebenaran risalah beliau, seluruh tanda-tanda kenabian dan bukti-bukti yang menunjukkan kebenaran beliau, memperkuat terwujudnya hakikat perhimpunan, karena seluruh persoalan rasul ini sepanjang masa hidup beliau, bermuara pada perhimpunan setelah tauhid. Seluruh mukjizat dan hujah-hujah yang membenarkan seluruh nabi dan membuat umat manusia percaya kepada mereka, memperkuat hakikat yang sama (hakikat perhimpunan).
Kesaksian “dan (beriman) kepada kitab-kitab-Nya” yang disebutkan setelah kalimat “dan (beriman) kepada rasul-rasul-Nya,” yang mengangkat kesaksian ini hingga
188. Page
ke tingkatan pasti, memperkuat hakikat yang sama (hakikat perhimpunan), karena seluruh mukjizat Al-Qur'an al-mu’jizul bayan, hakikat-hakikat dan seluruh hujah yang menegaskan kebenarannya, memperkuat kebenaran hakikat perhimpunan dan hakikat ini benar-benar akan terjadi, karena hampir sepertiga Al-Qur'an membicarakan tentang perhimpunan.
Bagian-bagian awal sebagian besar surah-surah pendek menyebutkan ayat-ayat tentang perhimpunan. Melalui ribuan ayat-ayatnya, Al-Qur'an secara tegas juga dengan isyarat menunjukkan, menegaskan, dan menampakkan hakikat yang sama (hakikat perhimpunan).
Contoh; pada permulaan tigapuluh atau empatpuluh surah, Al-Qur'an mengisyaratkan hakikat perhimpunan yang dengan sepenuh kepastian, merupakan hakikat paling penting di antara hakikat-hakikat alam raya, dan hakikat ini adalah hakikat wajib. Seperti yang tertera dalam surah-surah berikut ini;
اِذَا الشَّمۡسُ كُوِّرَتۡ
“Apabila matahari digulung.” (QS. At-Takwir: 1)
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمْۚ اِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيْمٌ
“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu. Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).” (QS. Al-Hajj: 1)
اِذَا زُلْزِلَتِ الْاَرْضُ زِلْزَالَهَاۙ
“Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat).” (QS. Az-Zalzalah: 1)
اِذَا السَّمَاۤءُ انْفَطَرَتْۙ
“Apabila langit terbelah.” (QS. Al-Infithar: 1)
اِذَا السَّمَاۤءُ انْشَقَّتْۙ
“Apabila langit terbelah.” (QS. Al-Insyiqaq: 1)
عَمَّ يَتَسَاۤءَلُوْنَۚ
“Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya?” (QS. An-Naba`: 1)
هَلْ اَتٰىكَ حَدِيْثُ الْغَاشِيَةِۗ
“Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan?” (QS. Al-Ghasyiyah: 1)
Al-Qur'an menjelaskan dalil-dalil lain terkait hakikat perhimpunan melalui ayat-ayat lainnya.
Lantas adakah kiranya kemungkinan dari sisi manapun jika keimanan terhadap perhimpunan –yang nampak sangat jelas sejelas matahari dengan ribuan kesaksian dan pernyataan seperti yang telah disebutkan sebelumnya- dalam kitab yang satu isyarat dalam satu ayat saja menunjukkan hakikat-hakikat ilmiah dan alam raya yang sangat beragam dalam ilmu-ilmu humanisme yang terpampang di hadapan mata kita, batil adanya?!
189. Page
Bukankah ini sama seperti mengingkari adanya matahari, bahkan sama seperti pertanyaan tidak adanya alam raya?! Bukankah ini seratus kali mustahil dan batil?
Mungkinkah kiranya ribuan perkataan, janji dan ancaman Sang Penguasa yang sangat disegani dan mulia didustakan dari sisi manapun, padahal satu kelompok prajurit kadang bergerak dan menyerang hanya dengan satu isyarat penguasa palsu? Mungkinkah ribuan kata-kata, janji, dan ancaman-Nya tidak nyata?!
Jika satu isyarat Penguasa maknawi yang menguasai ruh, akal, hati, dan jiwa tanpa batas dalam lingkup kebenaran dan hakikat ini, merawat dan mengatur semua itu selama 13 abad tanpa henti, sudah cukup untuk menegaskan hakikat perhimpunan. Lantas, apakah hal ini tidak mengharuskan siksa Jahanam untuk orang dungu lagi bodoh yang tidak mengetahui hakikat ini setelah dijelaskan dan ditegaskan oleh Sang Penguasa melalui ribuan firman nan tegas?!
Bukankah ini inti keadilan?
Selanjutnya, seluruh lembaran-lembaran samawi dan kitab-kitab suci yang berlaku pada suatu masa, peran lembaran dan kitab-kitab suci sesuai rentang waktu dan masanya yang menerima hakikat tersebut secara pasti, menjelaskan hakikat perhimpunan yang secara rinci dijelaskan dan ditegaskan Al-Qur'an secara berulang, Al-Qur'an yang berlaku di seluruh masa depan dan di semua zaman, untuk itu kami katakan bahwa penegasan hakikat-hakikat ini secara kuat dan penjelasan yang disampaikan tidak secara rinci, secara ringkas, dan dengan tirai penutup yang disampaikan dalam lembaran-lembaran dan kitab-kitab suci, semua ini membenarkan penyampaian Al-Qur'an dengan ribuan penegasan.
Terkait bahasan ini, perlu dicantumkan pula kesaksian rukun-rukun lain, khususnya kesaksian rukun “keimanan kepada para rasul dan kitab” yang memperkuat rukun “keimanan kepada hari akhir” yang disebutkan di bagian akhir “risalah munajat” yang merupakan satu di antara sekian banyak bukti perhimpunan yang disampaikan dalam bentuk munajat. Bukti-bukti tersebut sangat kuat dan ringkas, dan melenyapkan seluruh ilusi.
Berikut akan disertakan di sini seperti apa adanya;
(Imam Sa’id An-Nursi) menyebutkan dalam risalah munajat;
Ya Rabb Yang Maha Penyayang! Melalui pengajaran Rasul mulia dan pelajaran Al-Qur'an, kami mengerti bahwa seluruh kitab suci dan para nabi, khususnya Al-Qur'an dan Rasul mulia Saw., bersaksi, menunjukkan dan mengisyaratkan berdasarkan ijma dan kesepakatan bahwa pembiasan nama-nama luhur dan indah yang contoh-contohnya nampak di seluruh penjuru dunia ini, akan terus berlanjut hingga selama-lamanya dalam bentuk yang lebih jelas dan terang, menunjukkan bahwa seluruh kebaikan-Mu yang segala pembiasan dan contoh-contohnya nan penuh rahmat yang nampak di alam fana ini, akan abadi dan terus bertahan di negeri kebahagiaan dalam bentuk yang lebih indah, menunjukkan bahwa para perindu yang menyaksikan keindahan itu seraya menikmati, dan mendampinginya dengan cinta dalam kehidupan dunia nan pendek ini, juga akan mendampingi keindahan itu dalam alam abadi, dan mereka akan menyertainya.
Selanjutnya, seluruh nabi yang memiliki ruhani terang bercahaya, khususnya Rasul mulia Saw. yang ada di urutan paling depan, Al-Qur'an-Mu yang bertumpu pada ratusan mukjizat nyata mereka, para wali yang merupakan kutub para hati nan bersinar, seluruh shiddiqun yang merupakan sumber akal nan menembus dan memiliki pandangan mata hati nan menyala dan menembus, menyampaikan kabar gembira kebahagiaan abadi
190. Page
pada umat manusia dengan bersandar pada ribuan janji dan ancaman-Mu yang berulang kali Kau sebutkan dalam seluruh lembaran samawi dan kitab-kitab suci, yang bertumpu pada sifat-sifat dan kondisi-kondisi suci-Mu yang mengharuskan adanya akhirat, seperti kuasa, rahmat, perhatian, hikmah, keluhuran dan keindahan, yang bertumpu pada kemuliaan keluhuran dan kuasa rububiyah-Mu, mengacu pada mukasyafah dan musyahadah tanpa batas mereka yang mengisyaratkan jejak-jejak akhirat, mengacu pada keyakinan dan keimanan mereka yang mencapai tingkatan ‘ilmul yaqin dan ‘ainul yaqin, mereka mengabarkan dan menyampaikan bahwa neraka Jahanam ada untuk orang-orang sesat dan surga untuk mereka yang mengikuti petunjuk, mereka mengimani surga dan neraka secara teguh, dan mereka mempersaksikan hal itu secara kuat.
Wahai Yang Maha Kuasa, Maha Bijaksana, Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Benar janji-Nya, Maha Mulia, Maha Perkasa, wahai Pemilik keluhuran, kemuliaan, dan keagungan!
Engkau Maha Suci ratusan ribu kali tingkat kesucian, Maha Suci, Maha Tinggi dengan ketinggian tanpa batas untuk membantah dan mendustakan para wali-Mu nan benar hingga sebanyak itu, mendustakan janji-janji-Mu sebanyak itu, mendustakan sifat-sifat dan kondisi-kondisi-Mu sebanyak itu, mendustakan keharusan-keharusan pasti kekuasaan rububiyah-Mu dan tidak menunaikan keharusan-keharusan itu, menolak dan tidak mendengarkan doa-doa yang mengarah ke akhirat dari hamba-hamba-Mu yang Kau terima di sisi-Mu yang jumlah mereka tiada batas, yang Kau cintai mereka, dan mereka berusaha agar Engkau cintai dengan beriman dan taat pada-Mu.
Engkau Maha Suci untuk membenarkan orang-orang sesat dan kafir yang mencederai keagungan kebesaran-Mu dengan kekafiran, kemaksiatan dan mendustakan janji-Mu, serta berlaku tidak baik terhadap kemuliaan keluhuran-Mu, menyakiti kasih sayang rububiyah-Mu, dan Engkau Maha Suci untuk mengakui pengingkaran mereka terhadap perhimpunan.
Kami memahasucikan keadilan mutlak-Mu, keindahan mutlak-Mu, rahmat mutlak-Mu dengan taqdis mutlak dari kezaliman dan keburukan mutlak seperti ini.
Kami beriman dengan sepenuh kekuatan kami bahwa kesaksian ratusan ribu rasul nan benar, para nabi nan terpilih, dan para wali sebagai para penyeru kekuasaan-Mu nan benar, yang memiliki kebenaran, hakikat, memiliki isyarat-isyarat nan benar dan sesuai, dan kabar-kabar gembira nan benar dan nyata secara haqqul yaqin, ‘ilmul yaqin, dan ‘ainul yaqin karena simpanan-simpanan rahmat akhirat-Mu, simpanan kebaikan-kebaikan-Mu di alam baqa, juga karena pembiasan-pembiasan keindahan nama-nama-Mu nan indah yang nampak di negeri kebahagiaan secara sempurna.
Mereka beriman bahwa sinar terbesar nama Al-Haq –sebagai rujukan, mentari dan pelindung seluruh hakikat- adalah hakikat perhimpunan terbesar ini, mereka mengajarkan hakikat ini kepada hamba-hamba-Mu sesuai perintah-Mu dalam lingkup kebenaran, dan mereka ajarkan hakikat itu kepada mereka sebagai inti hakikat.
Untuk itu, ya Rabb, berilah kami, berilah murid-murid Risalah-risalah An-Nur keimanan paling sempurna dan husnul khatimah dengan hak dan kehormatan pelajaran dan ajaran-ajaran mereka, dan berilah kami syafaat mereka. Amin.
Seperti halnya seluruh dalil dan hujah yang menegaskan kebenaran Al-Qur'an, bahkan kebenaran seluruh kitab-kitab samawi, seluruh mukjizat dan bukti nyata yang memperkuat nubuwah kekasih Allah, Muhammad Saw., bahkan nubuwah seluruh nabi,
191. Page
dalam saat yang bersamaan menunjukkan realisasi akhirat yang merupakan persoalan terbesar mereka.
Seperti itu pula sebagian besar dalil dan hujah yang memperkuat keberadaan dan keesaan Zat yang wajib ada, dalam saat yang bersamaan menunjukkan keberadaan dan keterbukaan negeri kebahagiaan dan alam baqa yang merupakan inti dan pembiasan rububiyah dan uluhiyah terbesar.
Karena keberadaan Zat yang wajib ada, seluruh sifat-sifat-Nya –seperti yang akan dijelaskan dan ditegaskan dalam beberapa maqam berikutnya- sebagian besar nama-nama-Nya, sifat-sifat dan segala kondisi-Nya, seperti rububiyah, uluhiyah, rahmat, perhatian, hikmah dan keadilan, mengharuskan adanya akhirat secara pasti, mengharuskan adanya alam baqa secara wajib, mengharuskan adanya perhimpunan dan kebangkitan untuk pemberian pahala dan siksa secara pasti.
Ya, karena Allah azali-abadi ada, maka tidak diragukan bahwa akhirat yang merupakan inti keabadian kekuasaan uluhiyah, ada.
Karena rububiyah mutlak dalam keagungan, hikmah dan kasih sayang puncak disaksikan di alam raya dan pada makhluk-makhluk hidup, maka tidak diragukan bahwa negeri kebahagiaan abadi yang menyelamatkan keagungan rububiyah dari keterpurukan pasti ada, menyelamatkan hikmahnya dari kesia-siaan, menyelamatkan kasih sayangnya dari pengkhianatan, dan negeri ini akan dimasuki.
Karena beragam nikmat, kebaikan, kelembutan, kemuliaan, perhatian, dan rahmat tanpa batas yang disaksikan secara kasat mata, memperlihatkan keberadaan Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang dari balik tabir gaib kepada akal yang tidak padam dan hati yang belum mati, maka tidak diragukan adanya kehidupan abadi di alam baqa yang menyelamatkan kenikmatan dari hinaan, menyelamatkan kebaikan dari tipuan, menyelamatkan perhatian dari permusuhan, menyelamatkan rahmat dari siksa, menyelamatkan kelembutan dan kemuliaan dari penghinaan, menjadikan kebaikan sebagai kebaikan, dan nikmat sebagai nikmat.
Karena pena kuasa menulis seratus ribu kitab yang saling merasuk satu sama lain tanpa adanya kesalahan pada musim semi dalam lembaran sempit bumi, bekerja di hadapan mata kita tanpa lelah.
Karena pemilik pena tersebut berjanji seratus ribu kali dan berfirman, “Aku akan menulis untuk kalian sebuah kitab indah nan abadi di tempat yang luas dengan cara lebih mudah dari kitab musim semi yang tertulis secara membaur dan merasuk di tempat yang sempit ini, Aku akan membacakan kitab itu pada kalian,” dan di setiap firman-Nya, Ia akan membahas tentang kitab ini, maka tidak diragukan bahwa kitab tersebut telah ditulis, dan catatan-catatan kakinya akan ditulis dengan perhimpunan dan kebangkitan, dan amal perbuatan seluruh manusia akan dicatat di sana.
Karena bumi ini dari sisi banyaknya makhluk yang ada di dalamnya dan dari sisi sebagai tempat tinggal ratusan ribu berbagai jenis makhluk hidup dan makhluk yang memiliki ruhani, sebagai tempat asal, tempat pembuatan, pameran dan tempat perhimpunan, di samping sebagai jantung alam raya, pusat, inti, hasil, dan sebab penciptaan manusia, maka bumi memiliki nilai penting yang amat besar, karena meski kecil, bumi dibuat sebagai perbandingan bagi langit yang begitu besar, sehingga dalam firman-firman samawi selalu disampaikan;
رَبُّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ
“Tuhan langit dan bumi.” (QS. Shad: 66)
192. Page
Karena di luar sana ada golongan anak-anak Adam yang menguasai seluruh belahan bumi dengan esensi seperti ini, memanfaatkan sebagian besar makhluk-makhluk bumi, menundukkan sebagian besar wujud hidup yang ada, menjadikan semua itu berkeliling di sekitarnya, menata, memamerkan dan menghiasi sebagian besar ciptaan-ciptaan bumi dengan sangat indah dan menawan, sesuai arsitektur keinginan dan aturan segala keperluan, menyatukan berbagai jenis ciptaan yang merupakan hadiah mahal yang jarang ada di berbagai tempat, ia seakan menata semua itu dalam sebuah daftar dan ia hiasi, karena ia mendapatkan nilai yang sangat penting sekali yang bukan hanya menarik perhatian pada manusia dan jin saja, tapi juga menarik perhatian dan hormat para penghuni langit dan seluruh alam raya, menarik perhatian Pencipta alam raya.
Dengan cara seperti ini, nampak melalui ilmu dan seni manusia bahwa ia adalah hikmah penciptaan alam raya, hasil alam terbesar, buah alam nan sangat bernilai, khalifah bumi, tetap ditempatkan di bumi dan siksanya ditunda meski durhaka dan ingkar, karena dari sisi dunia, manusia memperlihatkan dan menata berbagai ciptaan Sang Pencipta alam secara menawan yang memiliki banyak sekali mukjizat. Manusia diberi waktu demi tugas-tugas ini, sehingga ia diberi taufiq.
Karena di luar sana ada Pengatur yang memiliki kuasa, hikmah, dan kasih sayang mutlak, Ia menjadikan bumi nan besar ini untuk golongan anak-anak Adam berada di atas kemampuan dan pilihan mereka secara total. Inilah esensi mereka. Meski manusia lemah dan benar-benar tidak berdaya dari sisi fitrah dan bentuk tubuh, memiliki banyak sekali kebutuhan dan derita tanpa batas padahal ia sangat lemah dan miskin, maka saya katakan, “(Allah) menjadikan bumi nan besar ini sebagai alat penyimpanan berbagai jenis bahan-bahan utama untuk golongan manusia, tempat penyimpanan berbagai jenis makanan, kedai-kedai yang berisi berbagai macam barang yang cocok untuk golongan manusia. (Allah) merawat golongan manusia sedemikian rupa, memberi mereka makan, dan memberi apa yang mereka inginkan.”
Karena Rabb dengan hakikat seperti ini mencintai manusia, mendorong manusia untuk mencintai-Nya, Ia Maha Abadi, memiliki alam-alam baqa, melakukan segala sesuatu dengan adil, melakukan segala tindakan dengan hikmah, mengingat kehidupan dunia ini singkat, umur manusia juga sangat pendek sekali, bumi ini hanya sesaat dan fana, tidak memuat keagungan kekuasaan Sang Penguasa azali-abadi, mengingat kezaliman dan berbagai kemaksiatan besar yang dilakukan golongan manusia, yang menafikan dan melanggar aturan, keadilan, keseimbangan, dan keindahan alam raya, mengingat manusia menghina, mengingkari, dan kufur terhadap Sang Pemberi nikmat dan yang memberi rizki dengan penuh kasih sayang, itu semua terjadi tanpa hukuman di dunia ini, sehingga orang zalim dan lalim menghabiskan kehidupan dengan nyaman, orang teraniaya nan malang menghabiskan usia dalam kesulitan dan beban berat.
Namun esensi keadilan mutlak yang memperlihatkan jejak-jejaknya di seluruh alam raya ini, secara total menafikan untuk menyamakan orang-orang zalim nan semena-mena dengan orang-orang yang teraniaya nan putus asa dalam lingkup kematian tanpa adanya kebangkitan. Keadilan tidak menerima ataupun membiarkan hal itu.
Karena Pemilik alam raya ini memilih bumi di antara seluruh alam raya, memilih golongan manusia di antara seluruh makhluk bumi, memberikan posisi dan perhatian besar padanya, seperti itu juga Ia memilih para nabi, wali, dan orang-orang suci, yang mana mereka ini adalah manusia hakiki di antara seluruh golongan manusia, yang selaras dengan tujuan-tujuan rububiyah, membuat diri mereka dicintai-Nya melalui iman dan
193. Page
berserah diri, sehingga Ia menjadikan mereka sebagai wali dan lawan bicara-Nya, memuliakan mereka dengan mukjizat-mukjizat dan taufiq, menyiksa musuh-musuh mereka dengan tamparan-tamparan langit.
Di antara para wali-wali nan mulia dan tercinta, Ia memilih Muhammad Saw. sebagai imam dan kebanggaan mereka, dengan nur Muhammad, Ia menerangi separuh bumi yang memiliki nilai penting dalam rentang waktu yang sangat panjang, Ia menerangi seperlima golongan manusia yang juga memiliki nilai penting, karena melalui sosok beliau, agama dan Al-Qur'an beliau, seluruh tujuan rabbani nampak terlihat, seakan alam raya ini telah diciptakan untuk beliau.
Beliau diberi usia singkat untuk mengarungi segala beban berat dan mujahadah sulit, Ia tentukan usia beliau selama 63 tahun, meski beliau patut mendapatkan upah pengabdian-pengabdian beliau nan berharga dan tanpa batas selama jutaan tahun dalam rentang zaman tanpa batas.
Lantas, adakah kiranya celah atau kemungkinan dari sisi manapun agar Rasul Saw. ini tidak dibangkitkan bersama orang-orang seperti beliau dan orang-orang yang beliau cintai? Agar beliau saat ini tidak hidup secara ruhani? Agar mereka semua ditiadakan secara abadi?
Seratus ribu kali tidak mungkin, sama sekali tidak mungkin.
Ya, seluruh jagad raya dan hakikat alam menginginkan beliau dibangkitkan, meminta kepada Sang Pemilik alam raya ini agar beliau hidup kembali.
Karena tigapuluh tiga ijma besar dimana masing-masing di antaranya sekuat gunung, telah disebutkan dalam risalah “ayat besar,” yaitu “sinar ketujuh,” dan mengingat alam raya ini berasal dari satu tangan, alam raya ini milik Zat Yang Esa, dan mengingat alam raya ini secara pasti menunjukkan kesatuan dan keesaan Allah yang menjadi inti segala kesempurnaan-Nya, seakan dengan kesatuan dan keesaan seluruh alam raya menjadi sekuat dan sekuasa Yang Maha Esa, seluruh makhluk menjadi prajurit-prajurit yang taat menjalankan segala perintah-Nya, petugas-petugas yang mendapat perintah dan dipergunakan oleh Yang Maha Esa.
Dengan datangnya akhirat, segala kesempurnaan-Nya terhindar dari kejatuhan, keadilan mutlak-Nya terhindar dari kezaliman mutlak dalam cemoohan, hikmah menyeluruh-Nya terhindar kesia-siaan dalam kebodohan, rahmat luas-Nya terhindar penyiksaan dalam mainan, kuasa-Nya nan mulia terhindar dari kelemahan dalam kehinaan, semuanya terhindar dan suci, maka tidak diragukan dan dipastikan kiamat pasti akan terjadi sesuai keharusan hakikat-hakikat yang tertera dalam delapan “karena” di antara ratusan noktah keimanan kepada Allah.
Perhimpunan dan kebangkitan akan terjadi, negeri siksa dan pembalasan akan dibuka, hingga nilai penting dan sentral bumi seperti yang disebutkan sebelumnya, juga nilai penting manusia, terwujud.
Sehingga keadilan, hikmah, rahmat, dan kekuasaan milik Sang Pengatur Yang Maha Bijaksana, Pencipta dan Rabb bumi serta manusia, terbukti. Sehingga para wali Rabb Yang Maha Kekal Abadi dan para pecinta hakiki-Nya seperti yang telah disebutkan sebelumnya, terhindar dari ketiadaan abadi. Sehingga para wali agung mendapatkan balasan atas pengabdian-pengabdian suci yang menyenangkan seluruh jagad raya, dan membuatnya bersyukur seraya menyebut-nyebut nikmat-ya.
194. Page
Maha Suci segala kesempurnaan Sang Penguasa abadi dari kekurangan dan kelalaian, Maha Suci kuasa-Nya dari kelemahan, Maha Suci hikmah-Nya dari perilaku jahil, dan Maha Suci keadilan-Nya dari kezaliman.
Kesimpulan;
Karena Allah ada, maka tidak diragukan akhirat ada.
Seperti halnya tiga rukun iman tersebut di atas memperkuat dan menunjukkan adanya perhimpunan dengan dalil-dalil yang menegaskan hal itu, seperti itu pula dua rukun iman lainnya; “(beriman) kepada para malaikat-Nya dan takdir; baik maupun buruknya dari Allah,” mengharuskan dan memperkuat adanya perhimpunan, juga menunjukkan secara kuat adanya alam baqa. Jelasnya demikian;
Seluruh dalil, kesaksian dan pembicaraan tanpa batas yang mempertegas adanya para malaikat, tugas dan ubudiyah mereka, juga menunjukkan adanya alam arwah, alam gaib, alam baqa, alam akhirat, dan negeri kebahagiaan yang kelak akan dipenuhi manusia dan jin, serta menunjukkan adanya surga dan neraka, karena para malaikat dimungkinkan menyaksikan alam-alam ini atasi izin ilahi, dan memasuki alam-alam tersebut.
Seluruh malaikat terdekat yang menemui manusia, seperti Jibril, secara sepakat mengabarkan adanya alam-alam tersebut, dan mereka berkelana di sana. Seperti halnya kita secara pasti mengetahui adanya benua Amerika yang kita ketahui melalui pemberitaan orang-orang yang pernah ke sana, demikian halnya kita juga wajib mengimani –berdasarkan kepastian yang sama- keberadaan alam baqa, negeri akhirat, surga dan neraka melalui pemberitaan para malaikat yang sekuat seratus riwayat mutawatir. Seperti itulah kita mengimani.
Selanjutnya, seluruh dalil yang menegaskan rukun iman kepada takdir dalam “risalah takdir” yang merupakan “kalimat keduapuluh enam” juga menunjukkan adanya perhimpunan, kebangkitan, penimbangan amal perbuatan dalam mizan terbesar, karena penulisan ketentuan segala sesuatu yang terpampang di hadapan mata kita dalam papan aturan dan keseimbangan, pencatatan apapun yang terjadi dalam kehidupan setiap makhluk hidup di dalam memori dan biji-bijian, juga di seluruh papan-papan perumpamaan, pencatatan buku catatan amal perbuatan setiap makhluk hidup yang memiliki ruhani –khususnya manusia- dalam Lauhul Mahfuzh, tentu tidak diragukan bahwa adanya takdir menyeluruh seperti ini, ketentuan bijak, batasan jeli dan tulisan yang menyimpan seperti ini, ini semua mustahil dilakukan selain untuk memberikan balasan setelah melalui peradilan umum di depan mahkamah terbesar. Jika tidak, tulisan yang menyeluruh dan detail serta penyimpanan itu tiada makna dan manfaat, di samping secara total menafikan hikmah dan hakikat. Jika perhimpunan tidak ada, tentu seluruh makna kitab alam raya yang ditulis dengan pena takdir ini rusak belaka, karena hal itu tidak mungkin sama sekali.
Kemungkinan ini mustahil, bahkan ngelantur, laksana mengingkari adanya alam raya ini.
Kesimpulan;
Lima rukun iman secara keseluruhan beserta seluruh dalil-dalilnya menunjukkan adanya perhimpunan dan kebangkitan, dan keduanya ini pasti akan terjadi, juga menunjukkan, menuntut, menegaskan dan mengharuskan adanya negeri akhirat, serta terbukanya negeri ini.
195. Page
Mengingat hakikat perhimpunan memiliki tiang dan dalil-dalil agung yang tak tergoyahkan, sama persis seperti keagungan perhimpunan, untuk itu kurang lebih sepertiga Al-Qur'an mengandung perhimpunan dan akhirat, menjadikan keduanya ini sebagai batu pertama pondasi seluruh hakikat Al-Qur'an serta asas utamanya, selanjutnya membangun segala sesuatu di atas kedua pondasi tersebut.
Demikian mukadimah sinar kesembilan.